OLEH
Stambuk : 15120200001
STEP 5 : LO
Salah satu factor yang sangat berpengaruh dalam persediaan obat di rumah
sakit adalah pengontrolan jumlah stok obat untuk memenuhi kebutuhan. Jika stok
obat terlalu kecil maka permintaan untuk penggunaan sering kali tidak terpenuhi
sehingga pasien atau konsumen tidak puas, sehingga kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dapat hilang dan diperlukan tambahan biaya untuk
mendapatkan bahan obat dengan waktu cepat guna memuaskan pasien atau
konsumen. Jika stok terlalu besar maka menyebabkan biaya penyimpanan yang
terlalu tinggi, kemungkinan obat akan menjadi rusak atau kadaluarsa dan ada
resiko jika harga bahan atau obat turun. (Santrianegara, F, et.al, 2018)
Untuk pengadaan obat pihak rumah sakit telah membuat perencanaan
kebutuhan obat (RKO) tetapi kekurangan obat tetap terjadi. Untuk jenis obat
psikotropik pengadaannya diatur secara khusus untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan, seperti surat pemesanan harus terpisah dengan obat yang lain
(PMK No 03 tahun 2015). Sedangkan untuk pemesanan dilakukan hanya pada
Pedagang Besar Farmasi (PBF) tertentu saja. Dari 35 item obat jiwa yang
Fakultas Farmasi UMI Makassar
PSPA Angkatan IX
KESIMPULAN :
Peran Apoteker memiliki kewajiban atas ketersediaan obat dan alat
Kesehatan serta melalukan pengendalian pada bahas medis yang telah terpakai
untuk segera dimusnahkan guna mencegah pemakaian berganda pada bahan
medis. Apoteker juga sebaiknya memiliki intergritas tinggi dalam pengendalian
kekosongan obat agar selalu tersedia setiap dibutuhkan agar mutu pelayanan
pada rumah sakit tetap prima dengan demikian citra rumah sakit pada
masyarakat tetap baik sehingga masyarakat akan tetap Kembali berobat ke
rumah sakit jika memiliki Kesehatan yang terganggu yang memiliki dampak atas
peningkatan pendapatan pada rumah sakit yang kesejahteraan pegawai
meningkat