OLEH
Stambuk : 15120200001
Kelompok : 1
Thinni Nurul Rochmah, dkk 2015: faktor bab terjadinya kekosongan obat disebabkan oleh
perencanaan belum menerapkan konsep obat esensial dan belum mencerminkan kebutuhan
obat riil 100% menyebabkan tingkat ketersediaan obat terganggu dan terjadi kekosongan
(stock out) , masalah kekosongan obat tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di Dinas
Kesehatan kabupaten yang menyediakan dana pengadaan dan pengelolaan instalasi farmasi
kabupaten / kota sendiri yang menyediakan informasi pengelolaan obat yang dilakukannya .
PMK no 58 : ketidaktepatan dalam perencanaan, belum terigstrasi, kesalahan dalam
pemesana obat, kesalahan dalam pendistribusian
PMK no 72 : faktor penyimpanan, ketidaktepat pengalokasian dana,
PMK no.72 : Cara mengatasi kekosongan obat adalah dengan melihat pedoman perencanaan
yang harus dipertimbangkan yaitu anggaran dana yang tersedia, waktu tunggu pemesanan,
data pemakaian periode sebelumnya, rencana pengembangan, penetapan prioritas dan sisa
persediaan.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang peran apoteker dalam mengatasi
Kekosongan dan stok pengaman
PMK no. 72 tahun 2016
Peran apoteker dalam mengatasi kekosongan obat yaitu seorang apoteker harus dapat
mengkoordinir semua anggota dalam instalasi farmasi rumah sakit agar tidak tterjadi
kekurangan ataupun kekosongan sediaan farmasi dalam hal ini adalah sediaan obat, alat
Kesehatan, dan BMHP. Telah ada aturan dan juga pedoman yang jelas mengenai hal
tersebut mulai dari tahap perencanaan, pengadaan yang tepat, cara mempersiapkan stok
pengaman ataupun mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini apoteker
tinggal mengaplikasikan segala tata cara dan petunjuk agar tidak terjadi kekurangan
ataupun kekosongan sediaan farmasi.
KESIMPULAN :
Maha
DAFTAR PUSTAKA