FAKULTAS FARMASI
HASIL PEMBELAJARAN
BLOK 3
KELOMPOK : 2 (DUA)
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2019
Skenario 2
Jawaban
menggunakan metode FIFO (First in First out) dan FEFO (First expired First out),
obat disimpan dalam gudang/ruangan khusus obat yang tidak tercampur dengan
peralatan lain, obat diletakkan di atas rak/lemari dan tidak diletakkan langsung di
namun belum di simpan berdasarkan kelas terapi atau khasiat, tujuannya untuk
berdasarkan abjad dan jenis obat, agar mudah untuk mencari obat. Obat rusak
dan kadarluwasa diletakkan terpisah dengan obat yang masih baik, untuk
selalu terkunci dan diletakkan di lemari terpisah. Diberikan pelabelan nama obat
pad arak, namun seperti sediaan sirup dan cairan infus di berikan pelabelan.
dengan pemberiaan kode dan penempatan obat bukan LASA ditengah diantara
obat LASA , hal ini untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan obat.
Prosedur Pendistribusian (Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan., 2007)
pelayanan kesehatan.
membawahinya.
Tata cara distribusi obat ke UPK dapat dilakukan dengan cara dikirim oleh
Obat yang akan dikirim ke Puskesmas harus disertai dengan LPLPO atau
- No. Batch
- Tgl Kadaluwarsa
- Nama Pabrik
Tiap pengeluaran obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota harus segera
dicatat pada kartu stok obat dan kartu stok induk obat serta Buku Harian
Pengeluaran Obat.
Untuk pasien rawat inap, alur distribusi obat berawal dari pemesanan
yang dilakukan oleh perawat yang disertakan dengan resep dokter kepada
Instalasi Farmasi Rumah Sakit setelah resep diterima kemudian tenaga farmasi
menyediakan obat yang diperlukan. Obat yang sudah tersedia lalu diantarkan
kepada perawat di unit rawat inap, terkadang saat tenaga farmasi di IFRS hanya
sedikit, perawat yang mengambil obat di IFRS, setelah itu perawat akan
menyimpan obat dari masing- masing pasien di setiap kubik yang sudah
disediakan, perawat akan memberikan obat kepada pasien sekali minum dari
setiap dosis dan saat bersamaan pasien akan menandatangani kartu yang
antara pihak pasien dan Rumah Sakit di kemudian hari. Sistem distribusi yang
dilakukan disini adalah ODD atau one daily dose dimana petugas farmasi
kepada pasien rawat inap. Sistem Distribusi One daily dose bisa mengurangi
biaya obat dari Rumah Sakit karena mudah untuk terkontrol sudah berapa
jumlah obat yang digunakan, jika pasien rawat inap sudah pulang tetapi obat
masih tersisa maka resep dari pasien rawat inap akan diganti dengan resep
Jawaban :
Kesehatan., 2007)
hasil yang telah dicapai dari sistem pengelolaan obat diperlukan suatu indikator.
Kesehatan., 2007)
terjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh obat
dan penggunaan obat tepat sampai kepada pihak yang membutuhkan secara
sah untuk melindungi masyarakat dari kesalahan penggunaan atau
penyalahgunaan, terjamin keabsahan dan mutu obat agar obat yang sampai ke
tangan konsumen adalah obat yang efektif, aman dan dapat digunakan sesuai
tujuan penggunaannya.
Jawaban :
sediaan, dan jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan disusun
secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO), First
In First Out (FIFO) atau Last In First Out (LIFO) disertai sistem informasi
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike/NORUM
(Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
Metode Penyimpanan
1. First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang kemudian diletakkan di
2. Last in First Out (LIFO) yaitu obat yang datang kemudian/terakhir diletakkan di
3. First Expired First Out (FEFO) yaitu obat yang mempunyai tanggal
Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi
Farmasi.
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
Instalasi Farmasi.
tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit
Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
atau b + c atau a + c.
Sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien
rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian Obat
stock atau resep individu yang mencapai 18%. Sistem distribusi dirancang
mempertimbangkan:
c. Metode sentralisasi.
langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Resep orisinil oleh perawat
dikirim ke IFRS, kemudian resep itu diproses sesuai dengan kaidah cara
penderita tertentu.
yang ada di depo farmasi. Tanggung jawab tenaga farmasis dalam kaitan
a. Dispensing dosis awal pada permintaan baru dan larutan intravena tanpa
record (MAR).
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock
IFRS
perbekalan farmasi
Pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
berdasarkan resep yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk
penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien
rawat inap.
dalam bentuk siap konsumsi; dan untuk kebanyakan perbekalan farmasi tidak
lebih dari 24 jam persediaan dosis, diantarkan ke atau tersedia pada ruang
Sistem distribusi dosis unit dapat dioperasikan dengan salah satu daru 3 metode
di bawah ini, yang pilihannya tergantung pada kebijakan dan kondisi rumah sakit
:
Sistem distribusi dosis unit sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh IFRS
Artinya, di rumah sakit itu mungkin hanya satu IFRS tanpa adanya
IFRS sentral
d. Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi unit dose
Jawaban :
terbakar.
2. Pergunakan tenaga manusia seefektif mungkin, jangan berlebih jumlah
3. Pergunakan ruangan yang tersedia seefisien mungkin, baik dari segi besarnya
- Permasalahan dari kualitas dan kuantitas obat yang diberikan oleh dinas
kesehtan/ gudang farmasi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan
manajemen obat
secara berdekatan
tidak tepat, aturan pakai dan dosis obat yang tidak sesuai, penulisan resep tanpa
mencantumkan bentuk sediaan obatnya, faktor tulisan dokter yang tidak dapat
dibaca, faktor pengetahuan dokter mengenai dosis obat, dan gangguan dari
sound alike (LASA), kesalahan bentuk sediaan, jumlah obat kurang dan biasanya
kosong.
yang menyebabkan waktu pemberian obat tidak tepat, sikap pasien yang tidak
kooperatif, teknik pemberian obat tidak tepat, dan obat tertukar pada pasien yang
namanya sama.
penyimpanan obat berdasarkan abjad. Jadi ketika terdapat obat lasa tidak
pengambilan obat.
Sulistyani, 2018):
dengan cara :
lebih menekankan untuk membaca label dengan hati-hati setiap kali obat
indikasi pengobatan.
menyertakan nama generik dan nama merek obat pada pesanan obat dan
label, dengan ukuran font nama generik yang lebih besar dari nama merek.
kesalahpahaman yang disebabkan oleh resep atau pesanan obat yang tidak
jelas, diantaranya :
d. Menyimpan obat yang beresiko di lokasi terpisah, atau menyimpan di rak tidak
pengeluaran otomatis.
terkait dengan penggunaan nama LASA pada label, tempat penyimpanan dan
obat.
generik dan nama merek, dan efek samping obat yang potensial.
Mengembangkan strategi untuk mengakomodasi pasien dengan gangguan
kesehatan.
Sakit
perbekalan farmasi
Penyimpanan ( Permenkes., 2014)
- Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
- Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
DAFTAR PUSATAKA
Handayani, TW., 2017, Faktor penyebab medication errors di RSU Anutapura kota
Palu, PERSPEKTIF: Jurnal Pengembangan Sumber Daya Insani, vol. 02
nomor 02
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.059/Menkes /SK/IX/2011 Tentang Standar
Pedoman Pengelolaan obat dan Perbekalan Kesehatan Penanggulangan
Bencana
Kelompok 2
1. Jika pada suatu rumah sakit menggunakan UDD tetapi di tengah perjalanan
metode tersebut tidak efektif, apakah bisa mengganti dengan metode yang
lain?
Jawaban :
Jika metode yang digunakan tidak efektif maka bisa mengganti dengan metode
lain. Tetapi terlebih dahulu harus melakukan evaluasi terkait metode yang telah
diterapkan, jika terjadi kesalahan atatu masalaah terkait metode tersebut maka
kepala IFRS.
Jawaban :
masing obat tersebut diberi warna yang berbeda dengan menggunakan stiker,
misalnya pemberian warna seperti obat LASA kekuatan besar diberi stiker
berwarna biru, obat LASA kekuatan besar diberi stiker berwarna kuning, dan
dengan cermat dan jika tidak jelas harus di konfirmasi kembali kepada penulis
e. Tenaga farmasi harus menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis pada
resep.
mengecek ulang atau membaca kembali kebenaran resep dengan obat yang
akan disarankan.
pasien.
1. Pengadaan
Dalam pengadaan obat lasa sebaiknya seorang tenaga farmasi melakukan hal-
yang ada.
3. Bila melakukan penyimpanan terhada obat jenis ini sebaiknya menggunakan
huruf pada penulisan obat Kategori LASA yang berbeda. Jika memungkinkan di
beri warna agar supaya terlihat berbeda dengan obat yang jenis lain. Hal ini
digunakan untuk membedakan huruf yang tampak sama dengan obat yang
Kelompok 1
IFRS?
Jawaban :
Obat atau alkes yang diresepkan sudah tidak digunakan atau tidak cocok
sumbernya dan dalam keadaan masih utuh. Ketika terjadi kesalahan dalam
Jawaban :
Pasien atau keluarga pasien yang datang ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit
skrining berupa skrining farmasetik dan klinis untuk memastikan obat yang
disediakan telah sesuai jumlahnya, bentuk sediaannya dan juga aturan pakai
Jawaban :
Depo bisa disebut juga sebagai cabang dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit
yang biasanya terdapat pada kamar perawatan atau poli-poli yang ada di
Rumah Sakit. Sistem ini juga dapat digunakan pada pendistribusian UDD.
Kelompok 3
Jawaban :
LIFO (Last In First Out) adalah obat yang datang paling akhir namun pertama
dikeluarkan, hal yang mendasari karena jika obat yang datang adalah obat
sudah datang terlebih dahulu maka obat yang baru datanglah yang
Jawaban :
Jarak dinding ke lemari maksimal 30 cm, untuk jarak lantai ke lemari yaitu 10
cm, dan untuk jarak penyimpanan obat LASA yaitu dalam penyimpanannya
tidak disimpan berdekatan dimana pada saat oenyimpanan harus ada obat 1
obat?
Jawaban :
sanksi administrasi atau sanksi berupa denda sebesar 200 juta rupiah.
Kelompok 4
Jawaban :
dapat digunakan metode desentralisasi namun jika rumah sakit yang tersebut
hanya memiliki satu instansi Farmasi pusat maka metode distribusi yang
kelebihannya?
Jawaban :
fixed Location ialah tidak fleksibel jika ada perubahan jumlah order. Jika
ada tambahan item baru maka tidak ada tempat yang tersedia.
Dapat menyebabkan tingkat pencurian meningkatkan, dan kemungkinan
beberapa lokasi (diberi tanda ), keuntungan nya ialah ruang lebih efisien,
stock yang sempurna dan catatan tempat stock harus selalu up to date .
Kelompok 5
Jawaban :
dan jenis obat yang sesuai dengan daftar obat emergancy yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit dan tidak boleh bercampur dengan obat-obatan
lain. Jika dalam penyimpanan obatnya telah digunakan maka dengan segera
kondisi obat.
Jawaban :
Memastikan obat-obatan emergancy tersimpan dengan baik dapat diletakkan
ditempat-tempat yang aman dan mudah untuk dijangkau melihat bahwa obat-
Kelompok 6
Jawaban :
Jumlah ruangan dalam sistem serta cakupan geografis dan tata raung Rumah
Sakit serta populasi pasien, kualitas dan kuantitas yang dimiliki. Kemudian
Jawaban :
Obat high alert disimpan terpisah dari obat-obatan lain sesuai dengan daftar
obat high alert yang dikeluarkan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Pada
setiap obat high alert yang dipergunakan untuk kebutuhan klinis harus diberi
sticker berwarna merah dituliskan high alert. Tempat penyimpanan obat high
alert harus di tempat khusus yang bertanda selotip merah disekeliling tempat
sitostatik dan narkotik tersimpan terpisah dari obat high alert, didalam lemari
khusus dan pintu terkunci. Kunci lemari narkotik diberi tali berwarna merah
dan dikalungkan kepada pemegang kunci yang ditunjuk/Apoteker
penanggung jawab.
Jawaban :
sediaan farmasi dan lokasinya aman dari kerusakan dan kehilangan. Ada set
Kelompok 7
Jawaban :
Prinsip penyimpanan yang terdiri dari FIFO (First In First Out), FEFO (First
Expired First Out) dan LIFO (Last In First Out) dimana jika salah satu dari
ketiga metode ini memiliki kekurangan atau dalam prosesnya tidak berjalan
kurang baik maka perlu dilakukan evaluasi yang kemudian akan dilakukan
perbaikan dengan perencanaan untuk ditahun yang akan datang agar yang
terjadi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu sistem
distribusi obat yang efisien dan efektif harus dapat memenuhi hal-hal berikut
Jawaban :
Pada obat-obatan yang memiliki jenis atau bentuk sediaan yang berbeda
namun dengan kelas terapi yang sama dapat disimpan sesuai dengan
Kelompok 8
1. Apakah perlu metode floor stok jika sudah ada metode desentralisasi?
Jawaban :
disesuaikan dengan kondisi jika jarak antara ruang perawatan atau poli cukup
jauh maka untuk pasien seperi termasuk dalam resep perseorangan dapat
alfabetis.
Jawaban :
Sediaan farmasi yang telah tiba terlebih dahulu kemungkinan memiliki masa
masuk sehingga metode yang digunakan pada kasus ini adalah FIFO.
alfabetis namun sistem ini tidak cocok digunakan untuk obat-obatan LASA
Tanggal kadaluarsa, No. Batch, sertifikat yang diperlukan untuk bahan kimia
maupun alat kesehatan, tanggal jatuh tempo, fisik barang, setelah melakukan
2. Design gudang
4. Prosedur pengeluaran
Struktur fisik
1. Jalur distribusi obat (penetapan jalur distribusi obat, jumlah dan penyebaran
2. Seleksi lokasi dan letak (Gudang berada diantara daerah distribusi, fasilitas listrik,
- Obat disimpan dalam kondisi yang mampu menjamin mutu obat, kemasan tidak
a. FEFO. First Expire First Out adalah penggunaan obat berdasarkan prioritas
b. FIFO. First in First Out adalah penggunaan obat yang tidak mempunyai masa
c. LIFO. Last in First Out adalah metode yang mengeluarkan barang yang
terakhir masuk
Kelebihannya:
Kekurangannya:
sudah lama
penulisan resep atau pesanan obat secara individu sebagai sarana utama untuk
penulisan resep atau pesanan obat secara individu sebagai sarana utama untuk
Stock Dose
Prescription
pengadaannya Rendah
farmasi
perawat Rendah
kebocoran
obat Rendah
Hati-hati obat dengan nama yang sama, dengan bentuk kemasan yang sama,
- Konsultasi Dokter
Doses
Duplikasi
Jawaban :
Dalam hal ini untuk melakukan retur terkait alat kesehatan tergantung dari
kesepakatan atau MOU dari pihak RS dalam hal ini komite medik dengan pihak
2. Untuk obat – obat sitotastika ( obat – obat kanker ) biasanya pasien setelah
Untuk obat- obat sitotastika (obat kanker) dapat diganti dengan menggunakan
indicator tertentu agar tidak mencemari lingkungan sekitar pada saat dibuang.
sebanyak 4 kali penyaringan, dalam hal ini ada bak yang disediakan pihak RS
kolam yang berisi ikan. Apabila setelah di uji namun ikannya tidak mati , maka
obatnya 14 tablet?
Jawaban :
pemberian jumlah obat sebanyak 15 tablet yaitu diberikan setiap 24 jam kepada
bencana?
Jawaban :
tempat sekitar terjadi bencana. Obat yang ada di gudang adalah obat yang
dianggarkan untuk satu tahun. Jika terjadi bencana, maka ada kemungkinan
ketidak merataan sistem distribusi obat sisa diatasi dengan adanya hibah untuk
tempat penyimpanan bisa di bawa ke wilayah atau tempat yang aman seperti
dinas kesehatan.
5. Bagaimana penyerahan dengan metode LIFO?
Jawaban :
Last in First Out adalah barang yang terakhir masuk dikeluarkan duluan, tetapi
LIFO sudah tidak digunakan di RS karena tingkat kerugiannya besar karena tidak
bawa ke tempat penyimpanan lain atau diterima dulu lalu dibawa ke tempat
penyimpanan lain?
Jawaban :
Lebih baik obatnya diterima untuk mencegah terjadinya kekosongan, dapat juga
Laporkan ke dinas total pengeluaran obat sisa obat sekian kemudian dinyatakan
Jawaban :
- Ketika ada kelebihan atau sisa obat, harus dilaporkan sisa ke dinas
Jawaban :