Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Peran Saccharomyces
cereviceae dalam
Pembuatan Vaksin Hepatitis
B

Kelompok 2
Musrifah Tahar ( H311 13 035 )

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang lebih indah selain ucapan syukur ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia, taufik, hidayah, serta inayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula senantiasa kita
panjatkan salawat serta salam kepada junjungan dan panutan kita Muhammad
SAW. Dalam

penyusunan

makalah

ini,

disadari

bahwa

dalam

tahap

penyusunannya, tidak terlepas dari berbagai kendala yang menghambat


penyusunan. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga
kendala dan halangan tersebut dapat teratasi.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah, temanteman, serta pihak pihak lainnya yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini yang tidak sempat disebutkan.
Dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Walau demikian, saya
tetap berharap makalah ini dapat memberikan manfaat.
Amin.

Makassar, 15 Mei 2016

PENYUSUN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTAR.ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........1
1.2 Rumusan Masalah...........3
1.3 Tujuan.....................3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Hepatitis B............................... ...4
2.2 Bahaya Penyakit Hepatitis B.......................................................................5
2.3 Upaya Pencegahan Penyakit Hepatitis B ........................................6
2.4 Cara pembuatan Vaksin hepatitis B ...............................................................7
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan...9
3.2 Saran.....9
DAFTAR PUSTAKA.....iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) sampai saat
ini masih merupakan masalah kesehatan dunia, karena dapat mengakibat-kan
penyakit hati serius mulai dari hepatitis fulminan sampai karsinoma hepatoselular.
Diperkirakan sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus hepatitis B,
dan 360 juta orang sebagai pengidap (carier) HBsAg dan 220 juta (78%)
diantaranya terdapat di Asia. Lima ratus ribu hingga 750 ribu orang diduga akan
meninggal karena sirosis hepatis atau berkembang menjadi kanker hati. Angka
kejadian (prevalensi) hepatitis B kronik di Indonesia mencapai hingga 5-10 % dari
total penduduk, atau setara dengan 13,5 juta penderita. Jumlah ini membuat
Indonesia termasuk daerah endemis sedang sampai tinggi (3-17%), dan menjadi
negara ke 3 Asia yang penderita hepatitis B kroniknya paling banyak.
Vaksinasi

merupakan

strategi

paling

efektif

dan

aman

untuk

mengendalikan serta eradikasi infeksi VHB. Indonesia telah melaksanakan


pemberian vaksinasi hepatitis B secara rutin dalam Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) sejak tahun 1992. Vaksin Hepatitis B yang digunakan saat ini
berasal dari antigen permukaan virus hepatitis B (surface antigen/HBsAg), dibuat
dengan teknik rekombinan DNA yaitu dengan menginsersi gen S virus hepatitis B.
Vaksin HB mengandung protein HBsAg yang mampu menginduski respon imun

sel inang sehinggga terbentuk anti-HBs, yaitu sebagai komponen antibodi secara
khusus yang mampu menghambat penempelan virus dan masuknya VHB kedalam
sel inang.8 Seroproteksi didapatkan bila kadar antibodi HBs (hepatitis B surface)
> 10 mIU/mL. Namun hasil penelitian di beberapa negara didapatkan sekitar 510% orang sehat gagal menghasilkan jumlah antibodi protektif pascavaksinasi
hepatitis B sesuai program. Keadaan tersebut dikatakan nonrespons artinya kadar
anti-HBs yang terbentuk di bawah ambang protektif yaitu < 10 mIU/mL. 6,8-10
Penelitian Yuwono di Bandung, melaporkan setelah mendapat vaksinasi hepatitis
B 3 kali pemberian, serokonversi terhadap anti-HBs pada bayi yang lahir dari ibu
nonkarier sekitar 60,6%, dan serokonversinya meningkat sekitar 63,2% pada bayi
yang lahir dari ibu karier dan nonkarier.
Penyebab terjadinya kegagalan terbentuknya respon imun atau nonrespons
pascavaksinasi hepatitis B, dapat berasal dari faktor kualitas/kuantitas vaksin atau
dari faktor penjamunya sendiri. Faktor yang berhubungan dengan vaksin seperti
cara penyimpan-an, dosis, jadwal dan cara/lokasi pemberian serta adjuvan yang
dipakai. Faktor penjamu seperti penyakit imunodefisiensi, malnutrisi, sedang
mengkonsumsi obat kortikosteroid, mutasi dari virus, bahkan ditemukan adanya
kelainan faktor genetik atau kegagalan respon imun penjamu. Antigen (vaksin HB
atau VHB) yang masuk tubuh akan dipresentasikan oleh antigen precenting cells
(APC) kepada sel T helper (CD4) spesifik yang mengenali kompleks molekul
HLA II dan peptida HbsAg pada permukaan APC.
Rekayasa genetik merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetik disebut juga encangkokan gen atau rekombinasi DNA. Salah satu Produk

rekayasa genetik adalah vaksin hepatitis B yang dihasilkan oleh Saccharomyces


cereviceae melalui tekhnik rekobinan DNA menggunakan HBsAg. Oleh karena
itu perlu dibuat makalah ini untuk membahasnya lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
A. Apa itu hepatitis B?
B. Bahaya penyakit hepatitis B?
C. Upaya pencegahan penyakit hepatitis B?
D. Cara pembuatan Vaksin hepatitis B?
C.
1.
2.
3.
4.

Tujuan
Untuk mengetahui apa itu hepatitis B.
Untuk mengetahui bahaya penyakit hepatitis B.
Untuk mengetahui Upaya pencegahan penyakit hepatitis B
Untuk mengetahui cara pembuatan Vaksin hepatitis B

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hepatitis B
Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati. Peradangan
ini ditandai dengan meningakatan kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan
adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya
yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain
virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus Hepatitis A, B, C, D, E dan G
masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya
adenoviruses , CMV , Herpes simplex , HIV , rubella ,varicella dan lain-lain.
Sedangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri
Salmonella typhi, Salmonella paratyphi , tuberkulosis , leptosvera. Faktor noninfeksi misalnya karena obat. Obet tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan
menyebabkan hepatitis (Dalimartha,2008).
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati. Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan
sedangkan Hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara
klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan
(Mustofa & Kurniawaty, 2013).
Secara umum Ada dua macam vaksin Hepatitis B, yaitu :
1. Vaksin Hepatitis yang terbuat dari darah manusia yang telah kebal Hepatitis B,
disuntikkan

kepada

orang

(Immunoglobulin Hepatitis B)

sehat

sekali

sebulan

sebanyak

kali

2. Vaksin Hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi (Recombivax, HB dan
Engerix-B), diberikan kepada penderita sebulan sekali sebanyak 2 kali, lalu
suntikan yang ketiga diberi 5 bulan kemudian.
B. Bahaya Penyakit Hepatitis B
Virus hepatitis B menyebabkan hepatitis akut dengan pemulihan dan
hilangnya virus, hepatitis kronis nonprogresif, penyakit kronis progresif yang
berakhir dengan sirosis, hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif, keadaan
pembawa asimtomatik, dengan atau tanpa penyakit subklinis progresif. Virus ini
juga berperan penting dalam terjadinya karsinoma hepatoselular (Kumat et al,
2012). Setiap tahun, lebih dari 600.000 orang meninggal diakibatkan penyakit hati
kronik oleh VHB belanjut ke sirosis, Kegagalan hati dan hepatocellular
carcinoma (Chevaliez et al, 2014).
Hepatitis B ditularkan kepada orang lain apabila darah atau cairan tubuh
(misalnya air liur, air mani dan lelehan vagina) yang berisi virus hepatitis B
memasuki tubuh seseorang melalui:
Kulit pecah
Selaput lendir
Aliran darah

dengan

bersama-sama

menggunakan

alat

suntik,

atau

menggunakan jarum setelah seorang yang terinfeksi, luka jarum, atau alat
tercemar.
Berhubungan kelamin dengan seorang yang terinfeksi tanpa menggunakan
kondom.
Hepatitis B juga dapat ditularkan kepada bayi pada saat lahir dari ibu yang
terinfeksi.
Orang yang menghadapi risiko infeksi termasuk:
Pasangan seks orang yang terinfeksi
Pengguna narkoba suntik

Bayi yang dilahirkan wanita yang terinfeksi


Orang yang mempunyai banyak pasangan seks
Pria yang berhubungan kelamin dengan pria
Pasien hemodialisis
Petugas kesehatan
Anak orang yang lahir di negara dengan angka tinggi infeksi hepatitis B
Kontak di rumah dengan orang yang terinfeksi hepatitis B
C. Upaya Pencegahan Penyakit Hepatitis B
Vaksin hepatitis B sangat efektif dalam mencegah infeksi. Vaksin ini
dianjurkan untuk:
Semua anak saat lahir dan pada usia dua, empat dan enam bulan.
Vaksin diberikan di rumah sakit tempat lahir dan juga oleh dokter atau klinik
setempat Anda sebagai bagian dari vaksinasi rutin anak-anak
Semua anak berusia 12 tahun yang tidak diimunisasi saat masih bayi.
Vaksin diberikan di sekolah
Orang yang mempunyai kontak di rumah atau kontak seksual dengan penderita
infeksi kronis
Pria yang berhubungan kelamin dengan pria
Orang yang menderita infeksi kelamin
Pengguna narkoba suntik
Pasien hemodialisis
Orang yang menerima produk darah untuk kelainan penggumpalan darah
Penderita penyakit hati kronis atau infeksi hepatitis C
Penghuni dan staf di fasilitas untuk penyandang cacat intelektual
Untuk mencegah menularnya infeksi hepatitis B:

Dapatkan vaksinasi
Jika Anda hamil, Anda harus menjalani tes darah untuk hepatitis B; bayi yang
dilahirkan ibu yang terinfeksi hepatitis B harus diberikan
imunoglobulin hepatitis B (HBIG) dan vaksin dalam waktu 12 jam setelah lahir
Jangan bersama-sama menggunakan alat suntik
Jika mendapatkan tatu atau menindik tubuh, pastikan bahwa digunakan peralatan
steril yang dapat dibuang
Jangan sumbangkan darah, organ atau jaringan jika Anda menderita hepatitis B
Tutup luka Anda dengan pembalut yang tahan air
D. Cara pembuatan Vaksin hepatitis B
Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup
banyak jenis ragi. Saccharomyces berasal dari bahasa latin yang berarti gula
jamur. Seiring dengan berkembangnya genetika molekuler Saccharomyces
cereviceae juga digunakan untuk menciptakan revolusi terbaru manusia dibidang
rekayasa genetik.
Cara pembuatan vaksin yaitu, Diisolasi plasmid pada sel ragi
(Saccharomyces cereviceae) yang akan direkayasa. Plasmid di potong
dengan menggunakan enzim ditempat tertentu sebagai calon tempat gen baru
yang nantinya dapat membuat vaksin. Gen yang dapat mengatur pembuatan
vaksin diambil dari kromosom yang berasal dari virus penimbul hepatitis. Gen
yang telah dipotong dari kromosom ini direkatkan di plasmid. Plasmid yang telah
disisipi gen pembawa penyakit kemudian dimasukkan kembali kedalam sel ragi.
Sel ragi yang telah mengandung gen tersebut, selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan vaksin

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Teknologi rekayasa genetik
dan DNA rekombinan dapat menghasilkan vaksin hepatitis B dari hepatitis B
surface antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel Saccharomyces
cereviceae.
B. Saran

Dengan

adanya

makalah

ini

diharapkan

para

pembaca

dapat

mengetahui lebih banyak lagi tentang Peran Saccharomyces cereviceae dalam


Pembuatan Vaksin Hepatitis B
wawasan untuk pembelajaran

serta manfaat-manfaatnya guna menambah

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Mei-Hwei, 2000, Hepatitis vaccination and Control of Hepatitis B Related


Liver Disease, Journal Of Pediatric.
Gunawan, S., 1991, Hepatitis B dan Pencegahannya melalui Imunisasi di
Indonesia, Jakarta.
Heriansyah, 2010, Vaksin Hepatitis B, Makassar, Universitas Hasanuddin.
Http://Wijablog.wordpress.com/Bioteknologi
Rosalina, I., 2012, HUBUNGAN POLIMORFISME GEN TLR 9 (RS5743836)
DAN TLR 2(RS3804099 DAN RS3804100) DENGAN PEMBENTUKAN
ANTI-HBS PADA ANAK PASCAVAKSINASI HEPATITIS B, IJAS,
2 (3): 123-127.

Anda mungkin juga menyukai