Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOKIMIA LANJUTAN

“Metabolisme Asam Amino Non


Esensial ”

Kelompok 7
1. Musrifah Tahar H311 13 035
2. Riska Mardiyanti H311 13 036
3. Hariyati Rafsen H311 13 037

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi


komponen selular, seperti protein, karbohidrat, asam lemak, minyak, dan
biomolekul lainnya.
Sekitar 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam
amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi
protein di dalam tubuh kita. Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalam
lambung dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan di bawa oleh
darah ke hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan
asam amino akan di ubah menjadi asam ketogkutarat yang dapat masuk kedalam
siklus asam sitrat. Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi Anabolisme dan
Katabolisme. Proses Metabolik dan katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu
absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam
amino dalam darah.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini
terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Pada asam amino, gugus
amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C-α)
atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil dalam asam
amino terikat pada atom karbon yang sama.

1.2. RumusanMasalah
1. Apakah pengelomokan dari Asam Amino ?
2. Bagaimana struktur kimia asam amino noonesensial ?
3. Bagaimana reaksi metabolisme asam amino ?
4. Bagaimana proses metabolisme asam amino nonesensial ?
5. Apa peranan asam amino nonesensial ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengelomokan dari Asam Amino
2. Mengetahui struktur kimia asam amino noonesensial
3. Mengetahui reaksi metabolisme asam amino
4. Mengetahui proses metabolisme asam amino nonesensial
5. Mengetahui peranan asam amino nonesensial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengelompokan Asam Amino


Asam amino merupakan unsur pembentuk protein. terdapat 20 asam amino
yang terbagi menjadi dua kelompok, asam amino non-enensial dan asam amino
esensial.
a. Asam amino esensial, merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
jaringan tubuh makhluk hidup dan diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
organisme heterotrof (tidak mampu memproduksi makanan sendiri) disebabkan
untuk mensintesisnya diperluhan senyawa nitrat anorganik. Contoh : Histidin,
Isoleusin, Fenilalanin, Leusin, Treonin, Lisin, Triptofan, Metionin, Valin.
b. Asam amino non esensial, merupakan asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh dengan bahan baku asam amino lain serta memiliki prioritas yang rendah
untuk dikonsumsi. Contoh : Alanin, Asparagin, Aspartat, Sistein, Glutamat,
Glisin, Prolin, Serin dan Tirosin.
 Fungsi Asam Amino antra lain :
 Penyusun protein, termasuk enzim.
 kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama
vitamin, hormon, dan asam nukleat)
 pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
2.2 Jenis-jenis dan Struktur Kimia Asam Amino Nonesensial

NO NAMA STRUKTUR KIMIA


1 Asam Glutamat
2 Glutamin

3 Prolin

4 Aspartat

5 Asparagin

6 Alanin

7 Glisin

8 Serin
9 Sistein

10 Tirosin

2.3 Reaksi Metabolisme Asam Amino


Tahap awal reaksi metabolisme asam amino, ,melibatkan pelepasan gugus
amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino.
Dua proses utama pelepasan gugus asam amino, yaitu transaminasi dan
deaminasi.
1. Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan
pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam
reaksi transaminasi ini gugus asam amino dari suatu asam amino dipindahkan
kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, α ketoglutarat atau
oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan
asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam
reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang
bekerja sebagai katalis
Reaksi transaminasi bersifat reversible. Pada reaksi ini tidak ada gugus
amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino
diterima oleh asam keto.Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria
maupun dalam cairan sitoplasma.
2. Reaksi Deaminasi Oksidatif
Deaminasi adalah suatu reaksi kimia pada metabolism yang meleaskan
gugus amina dari molekul senyawa asam amino. Deaminasi oksidatif yaitu proses
deaminasi yang menghasilkan asam okso. Asam Glutamat merupakan asam amino
yang mengalami deaminasi oksidatif. Pada reaksi ini glutamate dikonversi
menjadi bentuk asam ketonya dengan pergantian gugus amina menjadi gugus
keton.

2.4 Metabolisme Asam Amino Non Esensial


1. Glutamat, Glutamin dan Prolin
 Glutamat, dibentuk dari ammonia dan α-ketoglutarat, suatu senyawa antara
siklus asam sitrat, melalui kerja L-glutamat dehidrogenase. Tenaga pereduksi
yang diberikan oleh NADPH.

Reaksi ini adalah dasar yang penting didalam biosintesis semua asam
amino, karena glutamate adalah donor gugus amino dalam biosintesis asam amino
yang lain melalui reaksi transaminasi.
 Glutamin, dibentuk dari glutamate melalui kerja glutamine sintetase.

Reaksi diatas juga merupakan reaksi sentral yang penting dalam


metabolism asam amino, karena merupakan lintas utama untuk mengubah asam
amino bebas yang beracun menjadi glutamine tidak beracun untuk diangkut
didalam darah.
 Prolin, suatu senyawa turunan siklik glutamate. Glutamat mula mula direduksi
menjadi senyawa γ-semialdehidanya yang kemudian mengalami penutupan dan
reduksi lebih lanjut menjadi prolin.
2. Alanin
Alanin adalah asam amino non esensial yang dapat dibuat oleh tubuh
melalui reaksi transaminasi piruvat dengan glutamate.

α-ketoglutarat
3. Aspartat dan Asparagin
Dalam metabolsmenya, asparagin diubah menjadi asam aspartat dengan
bantuan enzim asparaginase. Kemudian asam aspartat diubah menjadi asam asam
oksaloasetat oleh enzim transaminase.

Sebaliknya asam aspartat dapat dibentuk dari asam oksaloasetat dengan


reaksi transaminasi. Dari asam aspartat dapat dibentuk asparagin dengan enzim
asparagin sintetase

4.Glisin
Glisin dapat mengalami reaksi deaminasi oksidatif oleh glisin oksidase,
yaitu enzim yang terdapat dalam jaringan hati dan ginjal. Dalam reaksi ini glisin
akan diubah menjadi asam glioksilat dan amonia.
6. Serin
Metabolisme serin berlangsung melalui reaksi deaminasi dan
menghasilkan asam piruvat. Metabolisme ini terjadi dengan menggunakan treonin
aldolase selaku katalis. Biosintesis serin dimulai dari asam fosfogliserat yang
terbentuk pada proses glikolisis dan berlangsung melalui beberapa tahap reaksi
sehingga terbentuk serin.

7. Sistin dan Sistein


Sistin dan Sistein adalah dua senyawa yang saling dapat diubah dari yang
satu kepada yang lain dan mengalami metabolisme yang sama dalam tubuh.
Dalam metabolisme sistein dapat diubah menjadi asam piruvat melalui tiga cara :

 Reaksi pengubahan sistein dengan enzim sistein desulfhidrase.

 Melalui pembentukan asam sisteinsulfinat, kemudian diubah menjadi asam ᵦ


sulfinilpiruvat sehingga membentuk asam piruvat.

 Melalui reaksi transaminasi membentuk asam tiolpiruvat, kemudian diubah


menjadi asam piruvat.
Sistin dan Sistein adalah asam amino nonesensial yang dibuat dari asam
amino esensial metionin. Metionin terlebih dahulu diubah menjadi homosistein,
kemudian homosistein bereaksi dengan serin membentuk sistationin dan sistein.
8. Tirosin
Tirosin dapat diubah menjadi asam p-hidroksifenilpiruvat dengan cara
transaminasi. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim tirosin ketoglutarat
transaminase dan piridoksal fosfat sebagai koenzim. Selanjutnya melalui beberapa
tahap reaksi asam p- hidroksifenilpiruvat diubah menjadi asam fumarat dan asam
asetoasetat. Asam asetoasetat pada akhirnya diubah menjadi asetil KoA dan asam
asetat.
Tirosin
Transaminase
L-Tirosin Asam p-hidroksifenil
α-KG piruvat
glu

Asam fumarat
Asam asetoasetat +
KoASH
β-Ketotialase

Asetil KoA + Asetat


2.5. Peran Asam Amino nonesensial
Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh tubuh manusia, dan
disebut asam amino non esensial atau asam amino dispensable. Karena bisa
dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus memperoleh asupan dari makanan.
a. Prolin (Pro)
Fungsi terpenting prolina tentunya adalah sebagai komponen
protein. Sel tumbuh-tumbuhan tertentu yang terpapar kondisi lingkungan yang
kurang cocok (misalnya kekeringan) akan menghasilkan prolina untuk menjaga
keseimbangan osmotik sel. Memperkuat persendian, tendon, tulang rawan dan
otot jantung.
b. Serin (Ser)
Fungsi biologi dan kesehatan yaitu Serina penting
bagi metabolisme karena terlibat dalam biosintesis senyawa purin dan pirimidin,
sistein, triptofan (pada bakteria), dan sejumlah besar metabolit lain. Sebagai
penyusun enzim, serina memainkan peran penting dalam fungsi katalisator enzim.
Ia diketahui berada pada bagian aktifkimotripsin, tripsin, dan banyak enzim
lainnya.
c. Alanin (Ala)
Alanina dapat berperan dalam pengenalan substrat atau spesifisitas,
khususnya dalam interaksi dengan atom nonreaktif seperti karbon. Dalam proses
pembentukan glukosa dari protein, alanina berperan dalam daur alanina.
d. Arginin (Arg)
Pangan yang menjadi sumber utama arginin adalah produk-produk
peternakan (dairy products) seperti daging, susu (dan olahannya), dan telur. Dari
produk tumbuhan dapat disebutkan cokelat dan biji kacang tanah.
e. Asparagin (Asn)
Fungsi biologi: Asparagina diperlukan oleh sistem saraf untuk menjaga
kesetimbangan dan dalam transformasi asam amino. Ia berperan pula dalam
sintesisamonia. Sumber: Daging (segala macam sumber), telur, dan susu(serta
produk turunannya) kaya akan asparagina
f. Asam aspartat (Asp)
Fungsinya diketahui sebagai pembangkit neurotransmisi
di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap
kepenatan. Senyawa ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat
dalam glukoneogenesis.
g. Sistein (Cys)
Membantu kesehatan pankreas. Menstabilkan gula darah dan metabolisme
karbohidrat. Mengurangi gejala alergi makanan dan intoleransi. Penting untuk
pembentukan kulit, terutama penyembuhan luka bakar dan luka operasi.
Membantu penyembuhan kelainan pernafasan seperti bronchitis.
h. Glutamine (Gln)
Glutamina dijadikan suplemen atlet binaraga untuk mengganti kerusakan
otot dengan segera akibat latihan beban yang berat.
i. Asam glutamate (Glu)
Ion glutamat merangsang beberapa tipe sarafyang ada di lidah manusia.
Sifat ini dimanfaatkan dalam industri penyedap. Garam turunan dari asam
glutamat, yang dikenal sebagaimononatrium glutamat ( dikenal juga sebagai
monosodium glutamat, MSG, vetsin atau micin), sangat dikenal sebagai penyedap
masakan.
j. Glisin (Gly)
Glisina berperan dalam sistem saraf sebagai inhibitor neurotransmiter pada
sistem saraf pusat (CNS).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Asam amino merupakan unsur pembentuk protein. terdapat 20 asam amino


yang terbagi menjadi dua kelompok, asam amino non-enensial dan asam amino
esensial. Asam amino non esensial, merupakan asam amino yang dapat disintesis
oleh tubuh dengan bahan baku asam amino lain serta memiliki prioritas yang
rendah untuk dikonsumsi. Contoh : Alanin, Asparagin, Aspartat, Sistein,
Glutamat, Glisin, Prolin, Serin dan Tirosin.
Tahap awal reaksi metabolisme asam amino, ,melibatkan pelepasan gugus
amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino.
Dua proses utama pelepasan gugus asam amino, yaitu transaminasi dan
deaminasi. Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh tubuh manusia, dan
disebut asam amino non esensial atau asam amino dispensable. Karena bisa
dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus memperoleh asupan dari makanan.
Serta memiliki peranannya masing-masing.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui

lebih banyak lagi tentang Metabolisme Asam Amino Non Esensial guna

menambah wawasan untuk pembelajaran.


Daftar Pustaka

Lehninger, Albert L., 1991, Dasar-dasar Biokimia Jilid II , Erlangga, Jakarta.

Natsir, H., 2013, Kimia Organik, UPT MKU UNHAS, Makassar.

Ngili, Y., 2009, Biokimia Metabolisme & Bioenergetika, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Niniasmara, 2014, ASAM AMINO ESENSIAL DAN NON ESENSIAL. (Online).


https://niniasmara16.wordpress.com/2014/03/05/asam-amino-esensial-
dan-non-esensial, (Diakses pada tanggal 22 Februari 2015, pukul 13.00
WITA).

Poedjadi, A., dan Supriyanti, F.M. Titin., 2005, Dasar-dasar Biokimia, UIP,
Jakarta.

Qodar, N., 2013, JENIS-JENIS ASAM AMINO. (Online). http:// c-31120312.


blogspot. com/ 2013/ 06/ jenis-jenis- asam- amino- non- esensial. html
(Diakses pada tanggal 22 Februari 2015, pukul 13.00 WITA).

Anda mungkin juga menyukai