GASTRITIS*
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada penugasan PPK Blok Kesehatan Anak kali ini, kami ditempatkan di
puskesmas Ngeluwar, Kabupaten Magelang untuk mencari kasus mengenai masalah
kesehatan anak dan melakukan penilaian tumbuh kembang anak dengan
menggunakan Test Denver II.
1.2.Tujuan
Pada program pengenalan klinik dalam blok kesehatan anak ini, ada beberapa
tujuan PPK yang harus kami dapatkan, diantaranya :
*Disampaikan pada Presentasi Kasus Program Pengenalan Klinik Blok Kes. Anak FK UII TA
2010/2011
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
2.2. Etiologi
1. Bakteri H. pylory
2. Konsumsi NSAID
Penggunaan dosis tinggi atau menggunakan dua jenis NSAID dapat
menyebabkan terjadinya gastritis.( Birnkrant et al,2006; Lawrence et all,2004;
Hirlan,2007)
3. Ketidakteraturan makan (Sherwood, 2001)
4. Infeksi sitomegalovirus (Hirlan,2007).
5. Infeksi candida (Hirlan,2007).
6. Konsumsi alcohol (Lawrence, 2004; Desmond, 2000; Hadi, 1999)
7. Merokok
2.3. Epidemiologi
Insidensi H. pylori mendekati 90% pada orang dewasa dan anak-anak lebih
tinggi (Lawrence, 2004). Insidensi gastritis meningkat seiring dengan pertambahan
umur (Hirlan,2007). Insidensi gastritis yang disebabkan infeksi H. Pylori meningkat
pada usia 8-16 tahun. Sosioekonomi yang rendah dan riwayat keluarga yang memiliki
ulkus gaster juga berhubungan dengan kejadian gastritis (Mahony et al, 1992).
2.4. Klasifikasi
2
gastritis karena H. Pylori dan Gastritis NSAID, gastritis karena alkohol, gastritis
erosiva (Birnkrant et al 2006; Desmond et al, 2000; Gartner, 1979).
2.5. Patofisiologi
2.5.2.Gastritis NSAID
3
2.6.Manifestasi Klinis
1. ELISA
Test ini memiliki sensitifitas dan spesitifitas 90% dan jika test ini positif
mengindikasi kan terjadi infeksi aktif. Namun kelemahan dari test ini adalah
mahal (Lawrence et al, 2004).
3. Upper Endoscopy
Endoscopy tidak diindikasikan untuk mendiagnosis H. Pilory. Endoscopy
dapat memberikan gambaran erosi superficial hingga hemorrage yang
disebabkan oleh ulserasi akut (Hirlan, 2007 ; Lawrence, 2004).
4. Biopsi
Penilaian histologis dari biopsi dari antrum dan corpus gaster lebih definitif
tetapi lebih mahal dibandingkan rapid urea test. Ini digunakan bila pasien
4
dengan suspek H. Pylory memiliki rapid urea test nya negatif (Lawrence et
al, 2004).
2.6. Terapi
Regimen II
Regimen III
5
KASUS
3.1. Anamnesis
Identitas pasien
o Nama : An. EC
o Umur : 14 tahun
o Tanggal Lahir : 4 Februari 1996
o Pekerjaan : Pelajar 1 SMP
o Alamat : ds. Kalipeh plosokgede kec. Ngeluwar
o Ibu
Nama : Sopiah
Umur : 33 tahun
Alamat : ds. Kaligalu plosokgede kec. Ngeluwar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Keluhan utama
o Sakit perut
Pasien mengeluh sakit perut sejak 3 hari yang lalu di bagian kiri atas
dan bawah perut. Nyeri tidak menjalar. Terasa melilit dan hilang timbul serta
muncul tiba – tiba. Biasanya nyeri terasa sekitar 10 menit kemudian
menghilang. Pasien merasa membaik jika berbaring namun memburuk ketika
berdiri. Nyeri di perut bisa terjadi 2 – 3 kali sehari, muncul pada saat pagi dan
sore hari. Setelah makan nyeri masih terasa dan tidak membaik. Sejak
maghrib kemarin (3/5) pasien mengeluh demam. Pasien juga mengeluh pusing
yang dirasakan di seluruh kepala dan terasa berputar – putar. Pasien sudah
6
berobat ke puskesmas hari ini (4/5) dan diberi obat antasida. Nyeri membaik
setelah minum obat.
Anmnesis Sistem
o Cerebrospinal : pusing (+), demam (+), mengigau (-), kejang (-),
menggigil(-)
o Cardiovaskuler: jantung berdebar (-), pucat (-), nyeri dada (-)
o Respirasi : sesak napas (-), batuk (-), pilek (-),nyeri tenggorokan
(-)
o Gastrointestinal: penurunan nafsu makan (+),BAB normal, melena (-),
nyeri perut bagian kiri (+), mual (- ), muntah (- )
o Urogenital : BAK normal
o Integumentum : kelainan pigmentasi (-), sianosis (-), ikterus (-),
ruam di kulit (-)
o Muskoloskeletal: ruam (-),tidak ada kelemahan anggota gerak,
nyeri sendi (-), nyeri otot (-)
EC adalah anak pertama dari dua bersaudara. EC lahir saat ibu berusia
20 tahun.
Riwayat Kehamilan :
Ibu mengakui sering kontrol setiap bulan ke bidan dan hasilnya selalu
baik. Saat mendekati persalinan ibu kontrol tiap 2 minggu ke bidan. Ibu tidak
mengalami kelainan saat hamil.
Riwayat Kelahiran :
7
o kelahiran dibantu oleh dukun
o BB lahir 2,9 gr
o PB lahir lupa
o Anak langsung menangis ketika lahir
Riwayat Makanan
ASI selama 2 tahun, ASI eksklusif selama 3 bulan kemudian diberi
MPASI bubur. Makanan sehari-hari EC saat ini adalah nasi, tahu, dan tempe.
Status Imunisasi
Menurut ibu, EC mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang
pernah didapatkan oleh EC adalah sebagai berikut, BCG sebanyak 1x,
Hepatitis sebanyak 3x, Polio sebanyak 6x, sebanyak DPT 6x, dan campak
sebanyak 2x.
Kepribadian/Kebiasaan
Dalam pergaulan sehari-hari EC banyak memiliki teman. Pasien sering
main diluar rumah sehingga makan tidak teratur biasanya frekuensi makan
hanya 1-2 kali sehari. Pasien juga jarang sarapan pagi. Pola tidur pasien
normal, tidur jam 9 dan bangun jam 5 pagi.
Sosial/Lingkungan
8
Ringkasan Anamnesis
Pasien anak laki – laki, 13 tahun mengeluh sakit perut sejak 3 hari
yang lalu di bagian kiri atas dan bawah perut. Terasa melilit dan hilang timbul
serta muncul tiba – tiba. Biasanya nyeri terasa sekitar 10 menit kemudian
menghilang. Pasien merasa membaik jika berbaring namun memburuk ketika
berdiri kemudian nyeri di perut bisa terjadi 2 – 3 kali sehari. Saat setelah
makan nyeri masih terasa. Sejak kemarin sore (maghrib) pasien juga
mengeluh demam dan pusing yang dirasakan di seluruh kepala dan terasa
berputar – putar. Pasien sudah berobat ke puskesmas hari ini dan diberi obat.
Nyeri perut membaik setelah minum obat. Kebiasaan makan tidak teratur
hanya 1 atau 2 kali sehari. Lingkungan rumah kurang bersih, binatang piaraan
(ayam) dapat masuk ke dalam rumah.
Masalah/DD
Kepala/Leher
o Kepala
9
Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), rimorea (-),
discharge hidung mukopurulen (-), konka hiperemis (-),
discharge telinga (-)
o Leher
Tidak perbesaran limfonodi
Tidak ada nyeri tekan
o Faring dan Tonsil
Tonsil hipertrofi (-) T1/T1, post nasal drip (-), detritus (-),
faring hiperemis (-)
Thorax
o Cor
Inspeksi : dinding dada simetris, ketinggalan gerak (-),
ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba dan kuat angkat
Perkusi : redup, batas jantung normal
Auskultasi : S1 dan S2 terdengar, tidak ada bising
o Pulmo
Inspeksi : dinding dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada
Palpasi : fremitus normal, ketinggalan gerak (-), nyeri
tekan (-)
Perkusi : apeks sonor, parenkim sonor, batas paru
normal
Auskultasi : Normal, vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-),
stridor
inspirasi (-) Apeks vesikuler,parenkim vesikuler
Abdomen
o Inspeksi : dinding perut flat, tidak terlihat massa, pulsasi aorta
abdominalis (-)
o Auskultasi : Bunyi peristaltik 24x / menit
o Perkusi
Kuadran I : timpani
Kuadran II : timpani
Kuadran III : timpani
Kuadran IV : timpani
o Palpasi
Nyeri tekan kuadran II dan kuadran IV
10
Nyeri lepas (-)
Hepatosplenomegali (-)
Ginjal tidak teraba
Nyeri Ketok ginjal (-)
Nyeri tekan dan lepas di Mac Burney (-)
Ekstremitas
o Kelemahan anggota gerak (-)
o Akral tidak dingin
o Tidak ada oedem
o Refleks Patologis (-)
o Refleks Fisiologis (+)
o Klonus (-)
Kulit
o Bercak kemerahan (-), ruam-ruam di kulit (-)
Kesimpulan Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU, vital sign, kepala, leher dan thorax
dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan nyeri tekan pada
kuadran II dan IV.
Sedangkan untuk pemeriksaan antropometri, didapatkan hasil sebagai
berikut :
o Berat badan (kg) menurut umur pada anak laki-laki umur 14 tahun
SD -2 SD-1 Median SD +1 SD +2
36.2 44.2 52.3 64.3 76.4
SD -2 SD -1 Median SD +1 SD +2
147.7 156.2 164.7 173.2 181.7
11
o IMT
IMT = Berat badan = 42 ____ = 42 =16.6
Tinggi badan 2 1.59x1.59 2.5281
( kurus = kekurangan berat badan tingkat berat)
Identitas :
Nama : An. I
Umur : 3 tahun
1. Personal sosial
a. Gosok gigi dengan bantuan : Lulus
b. Cuci dan mengeringkan tangan: Lulus
c. Menyebut nama teman : Lulus
d. Memakai T shirt : Lulus
e. Berpakaian tanpa dibantu : Lulus
f. Bermain ular tangga atau kartu: Gagal
g. Gosok Gigi tanpa bantuan : Lulus
h. Mengambil makanan : Lulus
12
2. Adaftif – Motorik halus
a. Menara dari 6 kubus : Lulus
b. Meniru garis vertikal : Lulus
c. Menara dari 8 kubus : Lulus
d. Menggoyangkan ibu jari : Lulus
e. Menconto ⃝h O : Lulus
f. Menggambar orang 3 bag : Gagal
g. Mencontoh + : Gagal
h. Memilih garis yang lebih panjang : Lulus
3. Bahasa
a. Bagian badan 6 : Lulus
b. Menunjuk 4 gambar : Lulus
c. Bagian sebagian dimengerti : Lulus
d. Menyebut 4 gambar : Lulus
e. Mengetahui 2 kegiatan : Lulus
f. Mengerti 2 kata sifat : Gagal
g. Menyebut 1 warna : Lulus
h. Kegunaan 2 benda : Lulus
i. Menghitung 1 kubus : Lulus
j. Kegunaan 3 benda : Lulus
k. Mengetahui 4 kegiatan : Lulus
l. Bicara semua dimengerti : Lulus
m. Mengerti 4 kata depan : Gagal
n. Menyebut 4 warna : Lulus
o. Mengartikan 5 kata : Lulus
p. Mengetahui 3 kata sifat : Gagal
4. Motorik Kasar
a. Menendang bola kedepan : Lulus
b. Melompat : Lulus
c. Melempar bola tangan ke atas : Lulus
d. Loncat Jauh : Lulus
e. Berdiri 1 kaki 1 detik : Lulus
f. Berdiri 1 kaki 2 detik : Lulus
13
g. Melompat dengan 1 kaki : Gagal
h. Berdiri 1 kaki 3 detik : Gagal
Interpretasi
Penilaian Individual
Personal sosial
o Advance (lulus pada item di kanan garis umur) : 1 item
Adaftif – Motorik halus
o Advance : 4 item
Bahasa
o Advance : 1 item
Motorik Kasar
o Advance : 0 item
Masalah Aktif : -
Masalah Pasif : -
Gastritis Akut
Ulkus peptikum
Gastritis Akut
14
o Farmakologi
o Antasida
Tab. Anti Maag ( Magnesium oksida 300 mg, Magnesium
karbonat 50 mg, Natrium bikarbonat 100 mg, Kalsium
karbonat 150 mg, Bismut subkarbonat 100 mg.)
1 Tablet diminum bersamaan dengan makanan
o Parasetamol 500 mg (kalau panas)
Obat diminum kalau panas
3x sehari 1 tablet setelah makan
o Nonfarmakologi
o Makan teratur
o Istirahat cukup
15
PEMBAHASAN
4.1. Anamnesis
Selain itu, faktor kebiaaan jarang makan juga berpengaruh terjadinya gastritis,
karena terjadi peningkatan asam lambung. HCL dan pepsinogen dapat dihasilkan
walaupun hanya dengan membayangkan atau mencium makanan. Produksi
pepsinogen tanpa diimbangi dengan asupan makanan akan mengakibatkan rusaknya
pertahanan mukosa lambung, karena fungsi dari pepsinogen itu sendiri untuk
mencerna protein. Sehingga jika tidak ada makanan yang berada di lambung,
pepsinogen akan merusak gastric mucosal barrier (sawar mukosa lambung). Dengan
demikian mukosa lambung tidak terlindungi dari HCL (Sherwood, 2001).
4.2.Pemeriksaan Fisik
Pada palpasi didapatkan nyeri tekan pada kuadran II dan IV, ini menunjukkan
adanya nyeri tekan epigastrium. Nyeri tekan epigastrium dapat ditemukan pada
gastritis (Suraatmaja, 2007; Lawrence, 2004).
16
4.5.Pemeriksaan Denver (Kasus Berbeda)
Berdasarkan hasil interpretasi pada tes denver pada an.I, didapatkan hasil normal.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa An.I pertumbuhan dan perkembangannya normal.
4.7.1.Antasida
Alasan kami memilih antasida adalah untuk menetralkan asam lambung pada
pasien. Antasida yang dipilih adalah anti maag dengan sediaan tablet. Obat ini
merupakan kombinasi dari Magnesium oksida 300 mg, Magnesium karbonat 50 mg,
Natrium bikarbonat 100 mg, Kalsium karbonat 150 mg, Bismut subkarbonat 100 mg.
Obat ini dikonsumsi bersamaan dengan makanan (Anonim, 2010).
Mekanisme kerja nya adalah menetralkan asam lambung tanpa mengurangi
produksi asam lambung tersebut (Gunawan, 2007).
17
Hastings (1978) dalam penelitiannya menyatakan bahwa antasida dapat
mengurangi angka kejadian perdarahan gastrointestinal, namun Pinilla et al (1985)
tidak menemukan adanya korelasi antara perdarahan gastrointestinal dengan
pemakaian antasida.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2.Saran
18
masyarakat dan edukatif, mengingat kondisi sosial ekonomi masyarakat di
kecamatan Ngeluwar berada dalam sosial ekonomi rendah.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Pinilla et al. 1985. Does antacid prophylaxis prevent upper gastrointestinal bleeding
in critically ill patients? Crit Care Med. 13(8):646-
50.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3874752?ordinalpos=1&itool=PP
MCLayout.PPMCAppController.PPMCArticlePage.PPMCPubmedRA&lin
kpos=2 diakses pada tanggal 10 Mei 2010
Samuel K. 1998. Disorder and Diseases of The Gastrointestine Tract and Liver
dalam Pediatrics Critical Care 3rd dition. Mosby Elseveier. Philadelphia
Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (Ed 2). EGC. Jakarta
Supariasa ND. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta
Suraatmaja S. 2007. Gastroenterologi Anak. Sagung Seto. Jakarta
21