Etika hanya berlaku untuk pergaulan. Moral selalu berlaku walaupun tidak
ada orang lain.
— Pelanggaran UU dan Etika.
— Permenkes 918/Menkes/Per/X/1993
— Permenkes 922/Menkes/Per/X/1993
— Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya
sesuai kompetensi Apoteker Indonesia.
— Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus
menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata
bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
kefarmasian (Kode Etik pasal 5).
CONTOH PELANGGARAN ETIKA PROFESI
APOTEKER
DI PUSKESMAS ATAU KLINIK :
Yang menyerahkan obat kepada pasien bukan
apoteker, melainkan bidan, mantri, perawat,
karena puskesmas tidak memiliki apoteker.
DI RUMAH SAKIT :
Apoteker membuat suatu obat yang isinya
campuran dari beberapa obat (oplosan).
DI INDUSTRI :
Klaim, saling mengklaim suatu produk →
melanggar etika.
Kebohongan publik → menginfokan tentang
khasiat suatu obat yang tidak benar
CONTOH PELANGGARAN ETIKA PROFESI
APOTEKER
Contoh kasus:
Bernice Bond, seorang pasien berusia 90 tahun di salah
satu rumah sakit, diresepkan hanya satu tablet
methotrexate setiap minggu. Namun, seorang apoteker,
Alexander Wilson memberikannya satu blister sehingga
Bond mengonsumsi tujuh tablet dalam satu minggu.
Wilson kemudian menemukan ada kesalahan ketika
asisten apoteker meletakkan 1,5 tablet methotrexate di
tempat penyimpanan obat untuk dosis harian. Meskipun
ia telah meminta asisten apoteker untuk mengeluarkan
tablet kelebihannya, ia tidak memeriksa kembali obat
yang diberikan. Tiga minggu kemudian, pasien
mengeluhkan infeksi parah dan meninggal pada bulan
Juni tahun lalu.
Permasalahan:
Apoteker salah memberikan resep methotrexate yang
seharusnya di konsumsi satu tablet dalam seminggu dan
tidak memeriksa kembali apakah resep tersebut sesuai
atau tidak
Lanjutan…
Pelanggaran Etika:
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 922/Menkes/Per/X/1993
Pelanggaran undang-undang:
Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
Kode Etik Apoteker
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya
PP 51 TAHUN 2009 TTG PEKERJAAN KEFARMASIAN
Pasal 3
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah,
keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta
keselamatan pasien atau masyarakat yang berkaitandengan
Sediaan Farmasi yang memenuhi standar dan persyaratan
keamanan, mutu, dan kemanfaatan
Pasal 21
(2) Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter
dilaksanakan oleh Apoteker
SANKSI PELANGGARAN ETIKA PROFESI
APOTEKER
Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang
berlaku dapat dikenakan sanksi, baik sanksi
administratif maupun sanksi pidana. Sanksi
administratif yang diberikan menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.1332/MENKES/SK/X/2002
dan Permenkes No.922/MENKES/PER/X/1993 adalah :
1. Peringatan secara tertulis kepada APA secara 3 kali
berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2
bulan.
2. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-
lamanya 6 bulan sejak dikeluarkannya penetapan
pembekuan izin apotek. Keputusan pencabutan SIA
disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Menteri
Kesehatan dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
setempat.
Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan
kembali apabila apotek tersebut dapat membuktikan bahwa
seluruh persyaratan yang ditentukan dalam keputusan
Menteri Kesehatan RI dan Permenkes tersebut telah
SANKSI PELANGGARAN ETIKA PROFESI
APOTEKER
3. Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman
penjara diberikan bila terdapat pelanggaran
terhadap:
a. Undang-Undang Obat Keras (St.1937 No.541).
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
c. Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika.
d. Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
Kesimpulan
Etika, moral dan hukum
Mempunyai tujuan sosial yang sama yakni
menghendaki agar manusia melakukan
perbuatan yang baik dan benar.
Oleh karena itu, mempelajari etika akan
menyiapkan mahasiswa farmasi untuk
mengenali situasi-situasi yang sulit dan
melaluinya dengan cara yang benar sesuai
prinsip dan rasional. Etika juga penting
dalam hubungan apoteker dengan
masyarakat dan kolega mereka dan dalam
melakukan penelitian maupun pelayanan
kesehatan.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH