REGISTRASI OBAT
Registrasi obat adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk
mendapat izin edar.Tata laksana registrasi obat diatur oleh Badan POM dalam
Keputusan Ka BPOM No.HK.00.05.3.1950 Tahun 2003 Tentang Kriteria dan Tata
Laksana Registrasi Obat.Proses registrasi ini dilakukan oleh Industri Farmasi yang
akan memproduksi obat tersebut ke Badan POM, dengan tembusan kepada
Menteri Kesehatan. Badan POM kemudian akan melakukan penilaian dan
evaluasi apakah obat tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Secara umum, registrasi obat dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan
pra-registrasi yang bertujuan untuk menilai kelengkapan administrasi dari Industri
Farmasi yang akan meregistrasi obat dan sekaligus menentukan kriteria registrasi
dan jalur evaluasi, serta tahapan registrasi untuk menilai apakah obat tersebut
layak mendapatkan ijin edar.
Jika obat tersebut dianggap telah memenuhi syarat registrasi yang
dinyatakan dengan diberikannya no. registrasi, maka Menteri Kesehatan akan
mengeluarkan ijin edar, yang pada pelaksanannya dilimpahkan kepada Badan
POM. Ijin edar ini berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang (MHWL,
2009).Tujuan dilakukannya registrasi obat adalah untuk melindungi masyarakat
dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan efikasi, keamanan, mutu
dan kemanfaatannya.
Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di ASEAN.Pasar
farmasi Indonesia pada tahun 1998 sekitar 350 juta dolar amerika.Seperti
kebanyakan negara ASEAN lainnya industri farmasi di Indonesia memproduksi
obat dibawah lisensi dari perusahaan farmasi asing atau secara umumnya
memproduksi produk generik. Pabrik-pabrik tersebut kebanyakan kekurangan
dana finanssial dan tenaga ahli untuk menghasilkan senyawa obat yang baru
melalui penelitian yang original (Ratanawijitrasin, 2005).
b. Obat Import
Yaitu obat produksi Industri Farmasi luar negeri.Diutamakan untuk obat
program kesehatan, obat penemuan baru dan obat yang dibutuhkan tapi belum
dapat diproduksi di dalam negeri. Registrasi obat import dilakukan oleh Industri
Farmasi dalam negeri yang sudah memiliki ijin dari Industri Farmasi luar negeri,
dan ada kesepakatan alih teknologi selambat-lambatnya 5 tahun harus sudah dapat
diproduksi di dalam negeri, kecuali untuk obat yang masih dilindungi paten.
Industri Farmasi luar negeri yang memproduksi obat tersebut harus memenuhi
syarat CPOByang dibuktikan denganSertifikat CPOB yang masih berlaku atau
dokumen lain yang setara dan data inspeksi terakhir yang dikeluarkkan oleh
otoritas pengawas obat setempat dan/atau otoritas pengawas obat negara lain.
Obat penemuan baru dapat berupa obat yang masih dalam perlindungan
paten atau obat originator. Obat originator merupakan obat yang pertama kali
diberi izin edar di indonesia berdasarkan data lengkap khasiat, keamanan, dan
mutu dan obat inovasi baru.Obat yang dibutuhkan tapi tidak dapat diproduksi di
dalam negeri dapat berupa obat yang memerlukan teknologi dan fasilitas produksi
khusus yang belum dimiliki industri farmasi di Indonesia atau obat yang
memerlukan teknologi dan fasilitas produksi khusus yang telah tersedia di
Indonesia, tetapi kapasitasnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri; atau obat yang secara ekonomis tidak memungkinkan diproduksi di dalam
negeri karena kebutuhannya sedikit, termasuk tetapi tidak terbadatas pada obat
untuk penyakit langka (orphan drug) di Indonesia; atau obat yang diproduksi
secara sentralistik di luar negeri oleh industri farmasi multinasional yang memiliki
industri farmasi di Indonesia dengan menunjukkan pertimbangan kegiatan ekspor
dan impor. Pendaftar juga harus menyerahkan dokumen SMF terbaru jika:
Industri farmasi di luar negeri belum mempunyai produk dengan jenis dan
bentuk sediaan yang sama dengan yang disetujui beredar di indonesia; atau
Industri farmasi di luar negeri mempunyai produk yang beredar di indonesia
dengan jenis dan bentuk sediaan yang sama, namun terjadi perubahan pada
fasilitas produksi
Obat impor :
Izin industri farmasi produsen dan pendaftar
Surat penunjukkan dari industri farmasi atau pemilik produk di luar
negeri
Certificate of pharmaceutical product (CPP) atau dokumen lain
yang setara dari negara produsen dan/atau negara diterbitkan
sertifikat pelulusan bets
Sertifikat CPOB yang masih berlaku dari produsen utuk bentuk
sediaan yang didaftarkan atau dokumen lain yang setara (termasuk
sertifikat CPOB produsen zat aktif untuk prosuk biologi)
Data inspeksi CPOB terakhir dan perubahan terkait paling lama 2
tahun yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas obat setempat
dan/atau otoritas pengawas obat negara lain
Justifikasi impor
Bukti perimbangan kegiatan ekspor dan impor
5. Hasil pra registrasi
6. Kuitansi/bukti pembayaran
c. Sub Bagian C : Informasi Produk Dan Penandaan: Informasi Produk Dan
Penandaan Pada Kemasan.
Informasi minimal yang harus dicantumkan pada informasi obat
1. Ringkasan karakteristik produk (nama obat, bentuk sediaan, pemerian
obat, komposisi obat, cara kerja obat, data keamanan nonklinik, indikasi,
pososlogi dan cara pemberian, kontraindikasi, peringatan-perhatian,
interaksi obat, kehamilan dan menyusui, efek pada pengendara dan
menjalankan mesin, efek samping, over dosisi dan pengobatan, daftar rzat
tambahan, ketidak tercampuran, cara penyimpanan, stabilitas/masa edar
obat, stabilitas/batas penggunaan obat setelah direkonstruksi atau setelah
wadah dibuka, jenis dan besar kemasan, bentuk sediaan dan kemasan lain
yang terdaftar, nomor izin edar, nama pendaftar dan/atau pemilik obat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, alamat pendaftar dan/atau pemilik
obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, nama produsen, alamat
produsen, nama industri pemberi lisensi, alamat industri pemberi lisensi,
petunjuk penggunaan, cara rekonstitusi, tanggal disetujui pertama
kali/registrasi ulang, tanggal perubahan, golongan obat, peringatan khusus)
2. Informasi produk untuk pasien (nama obat, bentuk sediaan, pemberian
obat, komposisi zat aktif, kekuatan obat, indikasi, posologi dan cara
pemberian, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, interaksi obat,
kehamilan dan menyusui, efek pada pengendara dan menjalankan mesin,
efek samping, overdosis, batas penggunaan setelah direkonstitusi setelah
wadah dibuka, cara penyimpanan, petunjuk penggunaan, cara rekonstitusi,
nomor izin edar, nama pendaftar dan/atau pemilik obat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, alamt pendaftar dan/atau pemilik obat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, tanggal perubahan, peringatan khusus).
2.2. Pendaftaran
a. Pendaftaran diajukan oleh pendaftar kepada kepala BPOM
b. Pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilakukan
dalam 2 tahap, yaitu pra penilaian dan penilaian.
c. Pra penilaian merupakan tahap pemeriksaan kelengkapan, keabsahan
dokumen dan dilakukan penentuan kategori.
d. Penilaian merupakan proses evaluasi terhadap dokumen dan data pendukung.
e. Hasil pra penilaian diberitahukan secara tertulis kepada pendaftar dan bersifat
mengikat. Hasil pra penilaian diberitahukan selambat-lambatnya 10 hari kerja
untuk pendaftaran variasi dan 20 hari kerja untuk pendaftaran baru terhitung
sejak tanggal diterimanya berkas pendaftaran.
f. Pengajuan pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan berkas pendaftaran
yang terdiri dari formulir atau disket pendaftaran yang telah diisi, dilengkapi
dengan dokumen administrasi dan dokumen pendukung.
g. Dokumen pendukung obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
terdiri dari: dokumen mutu dan teknologi, dan domuken yang mendukung
klaim indikasi sesuai jenis dan tingkat pembuktian.
h. Berkas pendaftaran harus dilengkapi dengan :
Rancangan kemasan yang meliputi etiket, dus, pembungkus, strip, blister,
catch cover, dan kemasan lain sesuai dengan ketentuan tentang
pembungkus dan penandaan yang berlaku, yang merupakan rancangan
kemasan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang akan
diedarkan dan harus dilengkapi dengan rancangan warna.
Brosur yang mencantumkan informasi mengenai obat tradisional, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka.
i. Untuk pendaftaran baru, berkas yang diserahkan terdiri dari:
Formulir TA berisi keterangan mengenai dokumen administrasi.
Formulir TB berisi dokumen yang mencakup formula dan cara pembuatan.
Formulir TB berisi dokumen yang mencakup cara pemeriksaan mutu
bahan baku dan produk jadi.
Formulir TB berisi dokumen yang mencakup klaim indikasi, dosis, cara
pemakaian dan bets,
j. Untuk pendaftaran variasi, berkas yang diserahkan terdiri dari formulir
pendaftaran variasi dan kelengkapan pendaftaran variasi untuk masing-masing
kategori.
(BPOM,2005)
Catatan :
Jika pendaftar merasa keberatan terhadap hasil evaluasi KomNas Penilai
Obat Jadi, dapat mengajukan permohonan dengar pendapat secara tertulis kepada
Badan POM selambat-lambatnya 15 hari setelah pemberitahuan hasil evaluasi.Jika
pendaftar merasa keberatan terhadap penolakan pemberian ijin edar, maka boleh
mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada kepala Badan POM
selambat-lambatnya 6 bulan setelah penolakan, dengan disertai data-data baru
atau data yang pernah diajukan dilengkapi dengan justifikasi. Permohonan
peninjauan kembali ini dapat dilakukan sampai 2 kali.
Kepala Badan POM dapat melakukan evaluasi kembali terhadap obat yang
telah diberikan ijin edar untuk:
Obat dengan risiko efek samping lebih besar dibandingkan dengan
efektifitasnya yang terungkap sesudah obat dipasarkan;
Obat dengan efektifitas tidak lebih baik dari plasebo;
Obat yang tidak memenuhi persyaratan ketersediaan hayati/bioekivalensi
Kepala Badan POM dapat membatalkan ijin edar jika dikemudian hari
terjadi salah satu dari hal-hal di bawah ini:
Berdasarkan penelitian atau pemantauan dalam penggunaannya setelah
beredar tidak memenuhi kriteria.
Penandaan dan promosi menyimpang dari persetujuan izin edar.
Selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut obat yang bersangkutan tidak
diproduksi, diimpor atau diedarkan.
Izin Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi yang mendaftarkan,
memproduksi atau mengedarkan dicabut.
Pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang produksi dan/atau
peredaran obat.
2.3.Prosedur Registrasi Obat Tradisional, Food Suplement & Kosmetik
EVALUASI
Nomor Registrasi
Berkas yang harus dilengkapi:
a. Berkas registrasi :
Mengisi formulis dan disket registrasi.
Bukti pembayaran.
Contoh produk.
Rancangan penandaan.
b. Data teknis :
Formulasi (komposisi &cara pemakaian).
Mutu dan teknologi (cara oembuatan, spesifikasi bahan penyusun,
wadah&tutup, penilaian mutu produk jadi, metode&hasil pengujian
stabilitas).
Penandaan (etiket&brosur).
2.4.Nomor Registrasi
a. Obat Jadi
Terdiri dari dari 15 digit ( 3 huruf dan 12 angka)
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Contoh : D B L 0 1 1 0 8 0 3 7 1 6 A 1
Digit 1 (A) : Kode huruf menunjukan nama Dagang (D) atau Generik (G)
Digit 2 (B) : Kode huruf golongan obat
K : Golongan obat keras
T : Golongan obat bebas terbatas
B : Golongan obat bebas
N : Golongan obat narkotika
P : Golongan obat psikotropika
Digit 3 (C) : Kode huruf menunjukkan asal obat; I (obat jadi impor), L
(lokal)
Digit 4 – 5 (1,2) : Menunjukan Tahun daftar; 01 = 2001
Digit 6 – 8 (3,4,5) : Menunjukan nomor urut pabrik; 108 = PT. Berlico
M.F.
Digit 9 – 11 (6,7,8) : Menunjukan nomor urut obat jadi yg disetujui; 037 =
obat ke 37 yg disetujui dari pabrik tersebut
Digit 12 – 13 (9,10): Menunjukan macam bentuk sediaan yg ada ; 16 =
sediaan tablet salut non antibiotik
Digit 14 (11) : Kekuatan sediaan obat; A = pertama
Digit 15 (12) : Kemasan; 1 = kemasan utama, 2 = beda kemasan yg
pertama, dst
b. Obat Tradisional
Terdiri dari dari 12 digit ( 3 huruf dan 9 angka)
A B 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Contoh :T R 0 0 1 7 0 0 0 3 2
Arti kode huruf:
TR : Obat tradisional lokal
TI : Obat tradisional impor
TL : Obat tradisional lisensi
Kode angka :
Ke-1,2 : tahun didaftarkan; 00 = tahun 2000
Ke-3 : status produsen; 1 = pabrik farmasi, 2 = pabrik jamu, 3 =
perusahaan jamu
Ke-4 : menunjukan sediaan; 1 = rajangan, 2 = serbuk, 3 = kapsul, 4 =
pil,granul, boli, pastiles, tablet/kaplet, 5 = dodol, majun, 6 = cairan,7 =
salep/krim, 8 = plester/koyok, 9 = bentuk lain : dupa, ratus, mangir
Ke-5,6,7,8 : menunjukan nomor urut jenis produk yg terdaftar
Ke-9 : menunjukan jenis atau macam yang ke berapa; 1 = 15 ml, 2 =
30 ml, dst
a. IOT (Industri Obat Tradisional) yaitu industri obat tradisional yang memiliki
nilai aset di luar harga tanah dan bangunan lebih dari Rp 600 juta.
b. IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) yaitu industri obat tradisional yang
memiliki nilai aset di luar harga dan tanah bangunan kurang dari Rp 600 juta.
Selain itu, terdapat pula usaha jamu racikan dan usaha jamu gendongan yang
tidak memerlukan perizinan saat mendirikan usahanya. Usaha jamu racikan
adalah usaha peracikan, pencampuran, dan atau pengolahan obat tradisional dalam
bentuk rajangan, serbuk, cairan, pilis, lapel atau parem dalam skala kecil, dijual di
satu tempat tanpa penandaan dan atau merk dagang (Berdasarkan Permenkes No.
246/1990). Sedangkan usaha jamu gendong adalah usaha peracikan,
pencampuran, pengolahan, dan pengedaran obat tradisional dalam bentuk cairan,
pitis, tapel atau parem, tanpa penandaan dan atau merk dagang serta dijajakan
untuk langsung digunakan (Berdasarkan Permenkes No. 246/1990).
3.2.Industri Kosmetik
Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan No. 1175 tahun 2010 mengenai
izin produksi kosmetika, izin produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan
jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat. Izin produksi dibedakan atas 2
golongan sebagai berikut:
a. golongan A yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat
semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika;
b. golongan B yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat
bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu dengan menggunakan teknologi
sederhana.
Bangunan dan Fasilitas harus dipilih pada lokasi yang sesuai, dirancang,
dibangun dan dipelihara sesuai kaidah. Hendaknya setiap area yang
digunakan di Industri tersebut terpisah dengan jelas, terdapat drainase
yang memadai, penerangan yang cukup, dan dapat mencegah kontaminasi
lingkungan sekitar dan hama.
Peralatan
Audit Internal
Audit Internal terdiri dari kegiatan penilaian dan pengujian seluruh atau
sebagian dari aspekproduksi dan pengendalian mutu dengan tujuan untuk
meningkatkan sistem mutu. AuditInternal dapat dilakukan oleh pihak luar,
atau auditor profesional atau tim internal yangdirancang oleh manajem
untuk keperluan ini. Pelaksanaan Audit Internal dapat diperluassampai ke
tingkat pemasok dan kontraktor, bila perlu.Laporan harus dibuat pada
saatselesainya tiap kegiatan Audit Internal dan didokumentasikan dengan
baik.
Penyimpanan
Notifikasi kosmetika
Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan No. 1176 tahun 2010 mengenai
notifikasi kosmetika setiap kosmetika hanya dapat diedarkan setelah mendapat
izin edar dari Menteri Kesehatan. Izin edar kosmetika berupa notifikasi kecuali
kosmetika yang digunakan untuk penelitian dan sebagai sampel kosmetika untuk
pameran.Notifikasi dilakukan sebelum kosmetika beredar oleh pemohon kepada
Kepala Badan.Wajib notifikasi ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2011. Untuk
kosmetika yang telah memiliki izin edar, masih tetap berlaku dalam jangka waktu
paling lama 3 tahun sejak dikeluarkannya Permenkes 1176.
Pengawasan
Pengawasan dilakukan terhadap industri kosmetika, importir kosmetika,usaha
perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak produksi denganindustri
kosmetika yang telah memiliki izin produksi, sarana distribusi, dansarana
penjualan melalui media elektronik.Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh
petugas meliputipengawasan rutin dan khusus.
Pengawasan terhadap sarana dilakukan melalui:
a. Pemeriksaan legalitas sarana:
Industri kosmetika;
Importir kosmetika;
Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak produksi dengan
industri kosmetika yang telah memiliki izin produksi;
b. Distribusi, meliputi namun tidak terbatas pada distributor, agen, klinik
kecantikan, salon, spa, swalayan, apotek, toko obat, dan toko
kosmetika.Pengawasan penerapan aspek CPKB:
Industri kosmetika dengan izin produksi golongan A, harus menerapkan
seluruh aspek CPKB;
Industri kosmetika dengan izin produksi golongan B, sekurangkurangnya
menerapkan aspek higiene sanitasi dan dokumentasi
c. Pengawasan kosmetika meliputi:
Pemeriksaan legalitas kosmetika;
Pemenuhan terhadap persyaratan penandaan, komposisi, klaim, kesesuaian
antara komposisi dengan klaim yang tercantum dalam penandaan
kosmetika;
Pemeriksaan dokumen;
Sampling dan pengujian berdasarkan analisis risiko;
Pengawasan promosi dan periklanan kosmetika pada media antara lain
meliputi media cetak, media elektronik dan media luar ruang; dan
Pemantauan hasil penarikan dan pemusnahan kosmetika yang
tidakmemenuhi persyaratan.
Pertanggungjawaban Produk
Industri kosmetika, importir kosmetika, atau usaha perorangan/badan
usaha yang melakukan kontrak produksi bertanggung jawab terhadap
kosmetika yang diedarkan.
Apabila terjadi kerugian atau kejadian yang tidak diinginkan akibat
penggunaan kosmetika, maka Industri kosmetika, importir kosmetika, atau
usaha perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak produksi
mempunyai tanggungjawab untuk menangani keluhandan/atau menarik
kosmetika yang bersangkutan dari peredaran atas inisiatif sendiri atau atas
perintah Kepala Badan POM.
Industri kosmetika, importir kosmetika, atau usaha perorangan/badan
usaha yang melakukan kontrak produksi harus melaporkan kepada Kepala
Badan POM apabila kosmetika yang sudah dinotifikasi tidak lagi
diproduksi atau diimpor.
Industri kosmetika, importir kosmetika, atau usaha perorangan/badan
usaha yang melakukan kontrak produksi bertanggungjawab terhadap
kosmetika yang tidak lagi diproduksi atau diimpor yang masih ada di
peredaran.
Industri kosmetika, importir kosmetika, atau usaha perorangan/badan
usaha yang melakukan kontrak produksi wajib melakukan monitoring
terhadap kosmetik yang telah diedarkan, dan wajib untuk menanggapi dan
menangani keluhan atau kasus efek yang tidak diinginkan dari kosmetika
yang diedarkan. Terhadap kasus efek yang tidak diinginkan, harus
dilaporkan kepada Kepala Badan POM melalui mekanisme Monitoring
Efek Samping Kosmetik (Meskos)
Industri kosmetika, importir kosmetika, atau usaha perorangan/badan
usaha yang melakukan kontrak produksi wajib melakukan penarikan
terhadap kosmetik yang tidak memenuhi standar standar dan/ persyaratan,
berdasarkan inisiatif sendiri atau atas perintah Kepala Badan POM.
Terhadap kosmetik yang tidak memenuhi standar dan/persyaratan serta
membahayakan kesehatan dilakukan pemusnahan.
Kategori Pendaftaran
(1) Pendaftaran suplemen makanan dikategorikan menjadi pendaftaran baru
dan pendaftaran variasi.
(2) Pendaftaran baru terdiri dari:
a. kategori 1 : pendaftaran suplemen makanan yang mengandung satu atau
lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, karbohidrat, protein,
lemak atau bahan lain berupa isolat;
b. kategori 2 : pendaftaran suplemen makanan yang mengandung satu atau
lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, karbohidrat, protein,
lemak, isolat lain, dan bahan lain berupa bahan alam;
c. kategori 3 : pendaftaran suplemen makanan dari kategori 1 dan 2
dengan klaim penggunaan baru, bentuk sediaan baru, posologi dan dosis
baru.
(3) Pendaftaran variasi terdiri dari:
a. kategori 4 : pendaftaran suplemen makanan yang telah mendapat izin
edar dengan :
4.1. perubahan nama produk tanpa perubahan komposisi;
4.2. perubahan atau penambahan ukuran kemasan;
4.3. perubahan klaim pada penandaan yang tidak mengubah manfaat;
4.4. perubahan desain kemasan;
4.5. perubahan nama pabrik atau nama pemberi lisensi tanpa perubahan
status kepemilikan;
4.6. perubahan nama importir, tanpa perubahan status kepemilikan.
b. kategori 5 : pendaftaran suplemen makanan yang telah mendapat izin
edar dengan :
5.1. perubahan spesifikasi dan atau metoda analisis bahan baku;
5.2. perubahan spesifikasi dan atau metoda analisis produk jadi;
5.3. perubahan stabilitas;
5.4. perubahan teknologi produksi;
5.5. perubahan tempat produksi;
5.6. perubahan atau penambahan jenis kemasan.
c. kategori 6 : pendaftaran suplemen makanan yang telah mendapat izin
edar dengan :
6.1. perubahan formula atau komposisi yang bahan utamanya tergolong
dalam satu kelompok;
6.2. perubahan bahan tambahan yang tidak mengubah manfaat.
Pendaftaran
(1) Pendaftaran diajukan oleh pendaftar kepada Kepala Badan.
(2) Pendaftaran suplemen makanan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu pra
penilaian dan penilaian.
(3) Pra penilaian merupakan tahap pemeriksaan kelengkapan, keabsahan
dokumen dan dilakukan penentuan kategori.
(4) Penilaian merupakan proses evaluasi terhadap dokumen dan data
pendukung.
(5) Hasil pra penilaian diberitahukan secara tertulis kepada pendaftar dan
bersifat mengikat.
(6) Hasil pra penilaian diberitahukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari
kerja untuk pendaftaran variasi dan 20 (dua puluh) hari kerja untuk
pendaftaran baru terhitung sejak tanggal diterimanya berkas pendaftaran.
(7) Data dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penilaian dalam rangka
pendaftaran dijaga kerahasiaannya oleh Kepala Badan.
(8) Terhadap pendaftaran dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
(9) Pengajuan pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan berkas pendaftaran
yang terdiri dari formulir atau disket pendaftaran yang telah diisi,
dilengkapi dengan dokumen administrasi dan dokumen pendukung.
(10) Dokumen administrasi seperti tercantum dalam Lampiran 1.
(11) Formulir pendaftaran atau disket disediakan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
(12) Dokumen pendukung suplemen makanan terdiri dari:
a. dokumen mutu dan teknologi sesuai ketentuan;
b. dokumen yang mendukung klaim kegunaan sesuai jenis dan tingkat
pembuktian.
(13) Pedoman klaim kegunaan ditetapkan tersendiri.
(14) Berkas pendaftaran harus dilengkapi dengan:
a. rancangan kemasan yang meliputi etiket, dus, pembungkus, strip, blister,
catch cover, dan kemasan lain sesuai ketentuan tentang pembungkus dan
penandaan yang berlaku, yang merupakan rancangan kemasan suplemen
makanan yang akan diedarkan dan harus dilengkapi dengan rancangan
warna;
b. brosur yang mencantumkan informasi mengenai suplemen makanan.
(15) Informasi minimal yang harus dicantumkan pada rancangan kemasan dan
brosur sesuai ketentuan
(16) Pendaftaran suplemen makanan kontrak, suplemen makanan lisensi dan
suplemen makanan impor selain harus memenuhi ketentuan peraturan
pendaftaran suplemen makanan, juga harus memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum dalam ketentuan.
(17) Untuk pendaftaran baru, berkas yang diserahkan sesuai ketentuan terdiri
dari:
a. formulir SA berisi keterangan mengenai dokumen administrasi;
b. formulir SB berisi dokumen yang mencakup formula dan cara
pembuatan;
c. formulir SC berisi dokumen yang mencakup cara pemeriksaan mutu
bahan baku dan produk jadi;
d. formulir SD berisi dokumen yang mencakup klaim penggunaan, cara
pemakaian dan bets.
(18) Untuk pendaftaran variasi, berkas yang diserahkan terdiri dari formulir
pendaftaran variasi sesuai ketentuan dan kelengkapan pendaftaran variasi
untuk masing-masing kategori sesuai ketentuan.
Pengisian Formulir
(1) Pengisian formulir pendaftaran, dokumen administrasi dan dokumen
pendukung mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. pengisian formulir pendaftaran harus menggunakan bahasa Indonesia
dan atau bahasa Inggris;
b. dokumen pendaftaran dapat menggunakan bahasa Indonesia dan atau
bahasa Inggris;
c. penandaan suplemen makanan dalam negeri harus menggunakan bahasa
Indonesia;
d. penandaan suplemen makanan impor harus menggunakan bahasa
Indonesia disamping bahasa aslinya.
(2) Petunjuk pengisian formulir pendaftaran baru sesuai ketentuan.
Penilaian
(1) Terhadap dokumen pendaftaran suplemen makanan yang telah memenuhi
ketentuan ini, dilakukan penilaian sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam pada Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan.
(2) Pelaksanaan penilaian dilakukan melalui:
a. jalur 1 : 1.1.untuk suplemen makanan kategori 1 yang menggunakan
nama generik;
1.2.untuk suplemen makanan kategori 4;
b. jalur 2 : 2.1 untuk suplemen makanan kategori 1 yang
menggunakan nama dagang;
2.2.untuk suplemen makanan kategori 5;
c. jalur 3 : 3.1. untuk suplemen makanan kategori 2 yang profil
keamanannya telah diketahui dengan pasti;
3.2. untuk suplemen makanan kategori 6;
d. jalur 4 : untuk suplemen makanan kategori 2 dengan profil
keamanan belum diketahui dengan pasti dan kategori 3.
(3) Untuk melakukan penilaian, dibentuk Panitia Penilai Suplemen Makanan
(PPSM) dan Komite Nasional Penilai Suplemen Makanan (KOMNAS
PSM).
(4) Pembentukan, tugas dan fungsi PPSM ditetapkan oleh Deputi.
(5) Pembentukan, tugas dan fungsi KOMNAS PSM ditetapkan oleh Kepala
Badan.
(6) Hasil penilaian mutu, keamanan dan kemanfaatan dapat berupa memenuhi
syarat, belum memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat.
Pemberian Keputusan
(1) Dalam hal memenuhi, Kepala Badan memberikan surat keputusan
persetujuan pendaftaran dengan menggunakan format sesuai ketentuan.
(2) Dalam hal belum memenuhi syarat, diperlukan penambahan data yang
akan diberitahukan secara tertulis dengan menggunakan format sesuai
ketentuan.
(3) Pendaftar yang telah menerima permintaan tambahan data, wajib:
a. menyerahkan tambahan data selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
terhitung mulai tanggal pemberitahuan;
b. bila batas waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud pada huruf a
telah dilampaui, berkas pendaftaran dikembalikan dengan surat sesuai
ketentuan;
c. berkas yang dikembalikan sebagaimana dimaksud pada huruf b dapat
diajukan kembali sebagai pendaftaran baru dan dilengkapi dengan
tambahan data.
(4) Dalam hal tidak memenuhi syarat, Kepala Badan memberikan surat
keputusan dengan menggunakan format sesuai ketentuan.
(5) Keputusan hasil penilaian diberikan terhitung sejak diterimanya berkas
pendaftaran yang lengkap disertai bukti pembayaran selambat-lambatnya:
a. pendaftaran jalur 1 (satu) : 7 hari kerja;
b. pendaftaran jalur 2 (dua) : 15 hari kerja;
c. pendaftaran jalur 3 (tiga) : 30 hari kerja;
d. pendaftaran jalur 4 (empat) : 60 hari kerja.
Dengar Pendapat
(1) Terhadap keputusan belum memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat,
pendaftar dapat mengajukan keberatan secara tertulis dengan mekanisme
dengar pendapat kepada Kepala Badan.
(2) Pengajuan keberatan diajukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
tanggal surat keputusan.
Peninjauan Kembali
(1) Berdasarkan hasil dengar pendapat dapat dilakukan peninjauan kembali
terhadap hasil penilaian.
(2) Dalam hal peninjauan kembali, pendaftar harus melengkapi dengan data
baru dan atau data yang sudah pernah diajukan disertai justifikasi.
(3) Hasil peninjauan kembali dapat berupa persetujuan atau penolakan
terhadap pengajuan keberatan.
Persetujuan Pendaftaran
(1) Persetujuan pendaftaran suplemen makanan berlaku 5 (lima) tahun selama
masih memenuhi ketentuan yang berlaku dan dapat diperpanjang melalui
pendaftaran ulang (Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pom.go.id/nonpublic/kosmetik/default.asp.
Ratanawijitrasin, S., 2005, Drug Regulation and Incentives for Innovation : The
Case of ASEAN, Faculty of Pharmaceutical Science, Chulangkoron
University Thailand.