OLEH:
ARNIATI AGUS
RISNAWATI .N
SISKARIYAWARI SUBHANUDDIN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
menyelesaikan makalah Farmasi Rumah Sakit ini dengan dengan tepat waktu
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
obat tapi juga keputusan tentang penggunaan obat pada pasien. Termasuk
dosis, rute dan metoda pemberian, pemantauan terapi obat dan pemberian
Pharmacists, 1993).
pasien yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam promosi
hidup pasien dan nilai positif hasil klinik yang ingin dicapai dengan cara
pertama kali sekitar pada tahun 1970 dengan asumsi bahwa konsentrasi obat
dalam cairan tubuh (darah atau plasma) merupakan prediktor yang lebih baik
untuk memperkirakan efek obat daripada dosis obat. Dengan mengukur kadar
obat dalam cairan tubuh ini, maka dapat dilakukan titrasi dosis pada pasien
paling optimal dengan tolerabilitas dan risiko toksisitas yang paling rendah
(Miladiyah, 2012).
B. Rumusan Masalah
berikut :
(TDM) ?
C. Tujuan
Monitoring (TDM)
Monitoring (TDM)
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Monitoring (TDM)
Monitoring (TDM)
obat untuk tujuan yang mencapai hasil tertentu dan dapat meningkatkan
pasien yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam promosi
efektif. Tujuan dari PC adalah mengoptimalkan kualitas hidup pasien dan nilai
positif hasil klinik yang ingin dicapai dengan cara mengatasi masalah yang
pertama kali sekitar pada tahun 1970 dengan asumsi bahwa konsentrasi obat
dalam cairan tubuh (darah atau plasma) merupakan prediktor yang lebih baik
untuk memperkirakan efek obat daripada dosis obat. Dengan mengukur kadar
obat dalam cairan tubuh ini, maka dapat dilakukan titrasi dosis pada pasien
paling optimal dengan tolerabilitas dan risiko toksisitas yang paling rendah
(Miladiyah, 2012).
Tim dari TDM antara lain ahli farmakologi klinik, farmasi klinik, ahli
analisis dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pasien
komponen utama yang dimulai dan diakhiri dengan pelayanan pasien (patient
care). Komponen tersebut meliputi pre analisis, analisis, post analisis dan
pasien. Tahap kedua, klinisi menentukan tes yang mungkin dapat menjawab
pertanyaan tersebut, Tahap ketiga yaitu klinisi meminta hasil tes dari pasien,
dan tahap yang terakhir klinisi mengambil sampel dan dikirim ke laboratorium
pemisahan serum atau plasma dari sel darah untuk dianalisis. Tahap kedua,
empat tahap. Tahap pertama, melaporkan hasil berupa hardcopy atau softcopy
terhadap hasil untuk memberikan solusi dari pertanyaan awal yang muncul
pada komponen pertama. Tahap ketiga yaitu klinisi mengambil tindakan dalam
sesuai untuk pasien. Hasil dari TDM ini dimanfaatkan untuk mengevaluasi
TDM juga memiliki beberapa fungsi antara lain dalam hal pemilihan
kesalahan dosis, dosis terlewat, profil darah tidak sesuai dengan pemberian
dosis, waktu pemberian infus tidak tepat, profil pemberian infus menjadi
prioritas karena adanya pemberian obat lain, dan profil darah yang
tergambar didapat dari pengambilan darah pada vena yang sama dengan
pemberian infus.
dalam darah yang diinginkan bukan steady state, level obat dalam darah
yang diinginkan tidak sesuai dengan waktu pemberian dosis, metabolit aktif
tidak ikut terhitung, absorbsi yang rendah karena beberapa alasan, gambaran
level obat dalam darah sempurna sebelum distribusi ke tempat aksi, status
liver atau ginjal, adanya perubahan signifikan pada persentase obat dalam
bentuk bebas dan terikat, perubahan jumlah enzim untuk metabolisme obat,
uji yang tidak terjamin, adanya permintaan data masukan atau penafsiran
data, metabolit aktif tidak terukur, gangguan saat uji, dan pengumpulan atau
1. Jika penderita tidak memberikan reaksi terhadap terapi obat seperti yang
diharapkan, maka obat dan aturan dosis hendaknya ditinjau kembali dari
menentukan perlu atau tidak konsentrasi obat dalam serum penderita diukur,
menjadi sangat penting, karena perbedaan dosis yang kecil saja sudah dapat
dalam darah.
5. Jika pasien menggunakan obat tertentu.
(TDM), meliputi :
1. Absorpsi
umumnya obat yang tidak diabsorpsi maka tidak akan menimbulkan efek.
alat cerna, otot rangka, kulit dan sebagainya. Absorpsi juga dapat
a) Kelarutan obat
c) Konsentrasi obat
2. Distribusi
melalui sirkulasi darah ke seluruh badan dan harus melalui membran sel
agar tercapai tepat pada efek aksi. Molekul obat yang mudah melintasi
membran sel akan mencapai semua cairan tubuh baik inta maupun ekstra
sel. sedangkan obat yang sulit menembus membran sel maka penyebarannya
dengan zat tertentu atau daya larut yang lebih besar dalam lemak. Kumulasi
albumin, jaringan ikat dan jaringan lemak). selain itu ada beberapa tempat
lain misalnya tulang, organ tertentu, dan cairan transel yang dapat berfungsi
saraf pusat dan janin harus menembus sawar khusus yaitu sawar darah otak
dan sawar uri. Obat yang mudah larut dalam lemak pada umumnya mudah
menembusnya.
3. Metabolisme (Biotransformasi)
sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk yang mudah dieksresi oleh ginjal,
dapat berubah sifat antara lain menjadi lebih polar, Metabolit yang lebih
polar ini menjadi mudah dieksresi melalui ginjal. Metabolit obat dapat lebih
aktif dari obat asal (bioaktivasi), tidak atau berkurang aktif (detoksifikasi
lambat, sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang
kita harapkan.
c) Faktor genetik (turunan), ada orang yang memiliki faktor genetik tertentu
4. Eksresi
dilakukan oleh ginjal melalui air seni dan dikeluarkan dalam bentuk
metabolit maupun bentuk asalnya. disamping itu ada pula cara lain yaitu :
empedu.
d) Air susu ibu, Misalnya alkohol, obat tidur, nikotin dari rokok dan
dan Eksresi (ADME) pencapaian efek - efek obat didalam tubuh juga
dipengaruhi oleh Mekanisme Kerja dari obat tersebut, adapun Mekanisme
kerja obat itu sendiri terbagi dalam beberapa golongan sebagai berikut :
osmotis.
b. Secara Kimia, misalnya antasida lambung dan zat - zat khelasi ( zat - zat
d. Secara kompetisi atau saingan, dalam hal ini dapat dibedakan menjadi
1. Seleksi Pasien
dengan jumlah pasien, maka perlu ditentukan prioritas pasien yang akan
gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal. Keempat; Pasien geriatri
1) Jenis Obat
AINS)
2) Kompleksitas regimen
a. Polifarmasi
adanya masalah terkait obat. Masalah terkait obat menurut Hepler dan
tidak diperlukan.
g. Interaksi obat
h. Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab, misalnya; Beberapa
diprioritaskan.
4. Rekomendasi Terapi
antara lain: derajat keparahan penyakit dan sifat penyakit (akut atau
5. Rencana Pemantauan
pasien yang menerima obat kanker harus dipantau lebih sering dan
a. S : Subjective
b. O : Objective
c. A : Assessment
d. P : Plans
2) Mengedukasi pasien.
3) Pemeriksaan laboratorium.
6. Tindak Lanjut
yang optimal. Komunikasi yang efektif dengan tenaga kesehatan lain harus
tepat sebaiknya:
7. Dokumentasi
penelitian.
Sistimatika pendokumentasian harus dibuat sedemikian rupa sehingga
berdasarkan nomor rekam medik, nama, penyakit, ruangan dan usia. Data
b. Informasi sebaiknya ditulis singkat dan jelas (bentuk frase bukan kalimat
lengkap)
plans
awal yang harus dilakukan adalah kita harus terlebih dahulu menentukan efek
apakah yang ingin kita capai dari pemberian suatu obat, sehingga kita dapat
memilih dengan tepat obat yang sesuai untuk dapat diberikan kedalam tubuh
agar mencapai efek maksimal dan sesuai dengan yang kita kehendaki, karena
mempengaruhi penyebab penyakit itu sendiri. Oleh karena itu sebelumnya kita
juga harus mengetahui macam - macam efek terapi yang mungkin akan dicapai
oleh obat - obat didalam tubuh, efek terapi obat itu sendiri dibedakan lagi
sebagainya.
kepala.
3. Terapi subtitusi, yaitu pengobatan dengan cara menggantikan zat - zat yang
seharusnya dibuat oleh organ tubuh yang sakit, misalnya insulin pada
resiko pemakaian suatu obat agar tidak digunakan terlalu sering saat ini
dengan efek jangka panjang melalui prinsip delayed action atau sustained
release, sehingga dosis yang diperlukan cukup satu atau maksimal dua kali
sehari. Sedangkan untuk injeksi efek obat dapat diperpanjang dengan prinsip
lipofil.
diperlambat.
dicapai didalam tubuh kita juga harus mengetahui faktor - faktor penting
Plasebo yang dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan, dan arti
yang sebenarnya adalah suatu sediaan yang tidak mengandung zat aktif. Tujuan
b. Uji klinis, digunakan pada tahap akhir dalam rangkaian penelitian suatu obat
pencapaian apa yang akan di lakukan oleh suatu obat didalam tubuh, sebab
setiap obat mengandung unsur kimiawi yang berbeda - beda maka selain
khasiat atau efek penyembuhan yang akan dicapai suatu obat dalam tubuh
maka ada kemungkinan suatu obat juga akan memberikan efek samping yang
akan berakibat kurang baik bagi tubuh dan dapat membahayakan kesehatan
pasien itu sendiri, adapun efek-efek obat yang tidak diinginkan dalam tubuh
a) Efek samping, adalah segala pengaruh obat yang tidak diinginkan pada
tubuh atau terjadinya reaksi khusus antara antigen - antibodi. Gejala - gejala
alergi yang terpenting dan sering terjadi adalah pada kulit yaitu urtikaria
(gatal dan bentol - bentol), kemerah - merahan dan sebagainya. Pada alergi
yang lebih hebat dapat berupa demam, serangan asma, anafilaksis shock dan
lain-lain.
d) Fotosensitasi, adalah kepekaan berlebihan terhadap cahaya akibat
cocok.
Setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat menunjukkan efek
tingginya dosis.dengan mengurangi dosis, efek dapat dikurangi pula. Salah satu
efek toksis yang terkenal yaitu efek teratogen yaitu obat yang pada dosis
terapeutik untuk ibu, mengakibatkan cacat pada janin. Yang terkenal adalah
kasus Thalidomide.
Selain efek toksis dan efek samping yang telah disebut diatas, dikenal
terjadi didalam tubuh sebagai respon dari pemberian obat - obatan kedalam
1. Toleransi
toleransi yaitu :
d) Tachyphylaxis, adalah toleransi yang timbul dengan pesat sekali bila obat
menjadi kurang peka terhadap suatu otertentu yang disebkan karna terlalu
resorpsi.
pula. Habituasi dapat diatasi dengan menghentikan pemberian obat dan pada
Adiksi atau ketagihan berbeda dengan habituasi dalam dua hal yakni
dihentikan maka dapat menimbulkan efek hebat secara fisik dan mental.
4. Resistensi Bakteri
kebal terhadap obat karena memiliki daya tahan yang lebih kuat. Resistensi
dapat dihindari dengan menggunakan dosis obat yang lebih tinggi dibanding
5. Dosis
diinginkan tergantung dari banyak faktor antara lain : usia, dan berat badan.
Sebenarnya yang umum dipakai sekarang adalah dosis lazim (usual dosis).
kepekaan yang lebih besar terhadap obat, karena fungsi hati, ginjal serta
sebelum atau sesudah makan. Tetapi ada pula obat dengan sifat atau maksud
memiliki hubungan lansung antara konsentrasi obat dalam serum dan respon
farmakologi dan yang diukur adalah matriks biologi dari xenobiotik, maupun
dalam darah. TDM dilakukan untuk mengukur kadar obat dalam darah,
sehingga dosis obat yang paling efektif dapat ditentukan dan dosis toksik dapat
dihindari.
Fungsi pelayanan TDM adalah memilih obat, merancang aturan dosis,
dan menetapkan kadar obat dalam serum tersebut. TDM dilakukan pada kasus
yaitu pada pemberian obat yang paten pada penderita dimana kadar obat dalam
dan eleminasi obat maka perlu dilakukan TDM untuk menilai respon penderita
memiliki efek terapi sempit dan pada pasien yang tidak merespon obat dengan
baik. TDM dapat membantu paramedis untuk menyediakan obat yang efektif
dan bagi pasien yang membutuhkan terapi pengobatan. TDM penting untuk
pasien yang memiliki penyakit lain yang dapat mempengaruhi kadar obat, atau
bagi pasien yang mengkonsumsi obat lain yang mungkin mempengaruhi kadar
Sakit dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
1. Menjamin agar pasien menerima obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan;
tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga
menyertai.
c) Ruangan khusus;
A. Kesimpulan
efektif dan aman pada pasien yang memerlukan obat - obatan sehingga
4. TDM mempermudah untuk mengukur kadar atau level obat yang ada di
dalam darah. Dengan begitu, maka dosis obat yang efektif dalam darah
samping obat atau bahkan keadaan toksik atau keracunan obat di dalam
tubuh.
5. TDM sangat penting bagi pasien yang memiliki penyakit lain yang mungkin
B. Saran