Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FARMASI KLINIK

STUDI KASUS
PNEUMONIA

DISUSUN OLEH:
ASWAR HASAN (O1B1 20 003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER ANGKATAN IV


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
RAHA
2021
1. DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan parenkim paru
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur, virus, parasit), bahan kimia, radiasi,
obat dan lain-lain(Loscalzo, J. 2010).

Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru


distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat(Sudoyo, 2005)

Pnemunonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia kominiti dan pneumonia


nosokomial. Pneumonia komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di
luar rumah sakit, sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi
lebih dari 48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit (PDPI. 2003)

2. MANIFESTASI KLINIS
Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak
darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.

Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit
dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau
penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi
atau terdapat cairan pleura, Bronki, suara pernafasan bronkial, pleural (Dahlan Z.
2009).
1. KLASIFIKASI
Berdasarkan cirri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :

A. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan


opasitas lobus atau loburis.
B. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan repirasi yang meningkat lambat
dengan gambaran infiltrast paru bilateral yang difus.

b. Berdasarkan factor lingkungan :

1. Pneumonia komunitas

2. Pneumonia nosokomial

3. Pneumonia rekurens

4. Pneumonia aspirasi

5. Pneumonia pada gangguan imun

6) Pneumonia hipostatik

C. Berdasarkan Sindrom Klinis :

1. Pneumonia bakterial berupa: pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama


mengenal parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia
lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan
penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.

2. Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan


Mycoplasma, Chlamydia pneumonia atau Legionella. (Zul Dahlan 2001
dalam Padila 2013)

2. ETIOLOGI
Penyebab pneumonia adalah (streptococcus pneumonia, sthapilococcus
aureus,dan streptococcus beta hemolitikus grupp A) virus vinsitasial pernafasan
(respiratory sincitial virus RSV) Parainfluenza, influenza, dan adenovirus)
mukoplasma pneumonia, haemmophylus influenza type B, mikoplasma pneumonia
menjadi penyebab pneumonia pada anak sekolah dengan anak yang lebih tua, sedang
virus sintisial pernapasan merupakan penyebab tersering dalam usia beberapa tahun
pertama
3. DIAGNOSIS
Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada riwayat penyakit yang
lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti
pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini:
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak/purulen
c. Suhu tubuh > 38C (aksila) /riwayat demam
d. Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan
ronki
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500 Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia
komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian
Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT). (PDPI. 2003) (Luttfiya MN
2010) (Task Force on CAP 2010)
4. PENATALAKSANAN PNEUMONIA

Studi kasus

Ny. WD Basia yang berusia 75 tahun, Masuk RSUD Raha pada tanggal 13 Februari
2021 dengan keluhan lemas, demam dialami sejak 2 hari terakhir, sesak nafas, nafsu
makan menurun, mual muntah badan terasa sakit Pasien dirawat di Ruang Mawar
kelas 3. Diagnosis Utama pasien yaitu pneumonia, Diagnosa Sekunder : CHF, HHD, .

• Hasil pemeriksaan fisik : TD 120/70 mmHg, Napas 24 kali/menit, nadi 68


kali/menit, suhu 36,5⁰C,

Hasil pemeriksaan lab menunjukkan :


• GDS 224 mg/dL

• Kreatini 1,7 mg/dL

• Eritrosit 3,95 juta/µL

• Hb 11,4 g/dL

• Hematokrit 34,6 %

• MCHC 32,9 %

• Leukosit 40.800/µL

• Trombosit 293.000/µL

• Net segmen 50-70

• Limfosit 20-40

Monosit,2,8
1. PEMANTAUAN (SOAP) :

Tanggal Kondisi klinik (S/O) Masalah Rekomendasi


Terkait Obat
(Assesment) (Plan)

13/02/2 S : mual muntah, sakit kepala, sesak nafas, Tidak ada - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
1 lemas masalah - Omeprazol 40 mg/12 jam/IV
- Ondansetron 4 mg/8 jam/IV
O : KU lemah, TD 120/80 mmHg, RR 24 - Curcuma tab 20 mg/8 jam
x/menit, N 68 x/menit, suhu 36,5 ⁰C, - IV FD RL 8 Tpm
- Paracetamol 1 gram/8 jam /drips
S : Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas, Tidak ada - IVFD NaCl 18 tpm
lemas masalah - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
- lefovloxacin 500 mg/8jam /IV
O : KU lemah, TD 90/70 mmHg, RR 24 - Omeprazol 40 mg/12 jam/IV
14/02/21 x/menit, N 80 x/menit, suhu 37,7 ⁰C - Ondansetron 4 mg/8 jam/IV
- Curcuma tab 20 mg/8 jam
- IV FD RL 0,9%
- Paracetamol 1 gram/8 jam /drips
Tanggal Kondisi klinik (S/O) Masalah Terkait Rekomendasi (Plan)
Obat (Assesment)

15/02/21 S : Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas, Tidak ada masalah - IVFD NaCl 18 tpm
lemas - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
- lefovloxacin 500 mg/8jam /IV
O : KU : lemah, TD 100/60 mmHg, RR 32 - Omeprazol 40 mg/12 jam/IV
x/menit,N 78 x/menit, suhu 37,7 ⁰C, GDP - Ondansetron 4 mg/8 jam/IV
225 mg/dL ,GDP 130 mg/dl - Curcuma tab 20 mg/8 jam
- Paracetamol 1 gram/8 jam /drips
16/02/21 S : Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas, Tidak ada masalah - IVFD NaCl 18 tpm
lemas - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
- lefovloxacin 500 mg/8jam /IV
O : KU : lemah, TD 100/60 mmHg, RR 32 - Omeprazol 40 mg/12 jam/IV
x/menit,N 78 x/menit, suhu 37,7 ⁰C, GDP - Ondansetron 4 mg/8 jam/IV
225 mg/dL ,GDP 130 mg/dl - Curcuma tab 20 mg/8 jam
- Paracetamol 1 gram/8 jam /drips
- N-Acetyl 200 mg/8 jam oral tab
Tanggal Kondisi klinik (S/O) Masalah Terkait Rekomendasi (Plan)
Obat (Assesment)
17/02/21 S : Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas, Tidak ada masalah - IVFD NaCl 18 tpm
lemas - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
- lefovloxacin 500 mg/8jam /IV
O : KU : lemah, TD 100/60 mmHg, RR 32 - Omeprazol 40 mg/12 jam/IV
x/menit,N 78 x/menit, suhu 37,7 ⁰C, GDP - Ondansetron 4 mg/8 jam/IV
225 mg/dL ,GDP 130 mg/dl - Curcuma tab 20 mg/8 jam
- Paracetamol 1 gram/8 jam /drips
- N-Acetyl 200 mg/8 jam oral
18/02/21 S : masi lemas, demam hilang, sesak hilang, Tidak ada masalah - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
batuk hilang , keadaan agak membaik - lefovloxacin 500 mg/8jam /IV
O : KU lemas, TD 150/80 mmHg, RR 36 - Omeprazol 40 mg/12 jam/IV
x/menit, N 122 x/menit, 40⁰C, SPo2 89% - Ondansetron 4 mg/8 jam/IV
- Curcuma tab 20 mg/8 jam
- Paracetamol 1 gram/8 jam /drips

Tanggal Kondisi klinik (S/O) DRP Rekomendasi (Plan)

19/02/21 Dirasakan agak baik, mulai enak makan, masi Tidak ada - IVFD NaCl 28 tpm
agak lemas,, masalah - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
O : KU lemas, TD 150/90 mmHg, RR 24 - Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV
x/menit, N 100 x/menit, suhu 36,8⁰C spo2 96% - Omeprazol 40 mg/24 jam/oral
- Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
- Levofloxacin 500 mg/2g/IV

20/02/21 S : dirasakan pasien agak baik, batuk dirasakan Tidak ada - IVFD NaCl 28 tpm
jika bergerak kiri kanan, masalah - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
O : TD 90/80 mmHg, RR 10 x/menit, N 80 - Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV
x/menit, suhu 36,⁰C - Omeprazol 40 mg/24 jam/oral
- Dexamethasone 1g/8 jam/IV
- Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
- Levofloxacin 500 mg/2g/IV
Tanggal Kondisi klinik (S/O) DRP Rekomendasi (Plan)

21/02/21 S : keadaan pasien semakin membaik, sudah Tidak ada


tidak lemas, masalah - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
O : KU baik, TD 90/p mmHg, RR 20 x/menit, - Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV
HR 80 x/menit, suhu 36,2⁰C - Omeprazol 40 mg/24 jam/oral
- Dexamethasone 1g/8 jam/IV
- Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
- Levofloxacin 500 mg/2g/drops
- Curcuma 20 mg/8 jam oral
22/02/21 S : keadaan pasien semakin membaik, sudah - IVFD NaCl 28 tpm
tidak lemas, - Ceftriaxone 1g/12jam/IV
O : KU baik, TD 90/p mmHg, RR 20 x/menit, - Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV
HR 94 x/menit, suhu 36,⁰C - Omeprazol 40 mg/12g//IV
- Dexamethasone 1g/8 jam/IV
- Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
- Levofloxacin 500 mg/2g/drops
- Curcuma tab 20 mg/8 jam oral
Nama Obat Indikasi Dosis Obat yang Dosis Literatur
Diberikan

IFD Nacl 0.9 % Kebutuhan Cairan 18 tpm

Cefrioxone Infeksi pernapasan, terutama 1 g/12 g/IV 1g/hari (DIH)


pneumonia
Omeprazole Tukak lambung 40 mg/ 12 jam 40 mg/12 jam/IV

Ondansetron Mual, muntah 4mg/8j/IV 4 mg/12 jam IV (medscape)

Lefovloxacin Infeksi (antibiotik) 500 mg/2g/IV 500mg/24 jam IV 7-14 Hari atau 750
mg/24 jam untuk 5 hari

Curcuma tab Meningkatkan daya tahan tubu 20 mg/8 jam

IV FD RL Kebutuhan cairan tubuh yang 0,9%


hilang
Paracetamol Analgetik antipiretik 1 gram/8 jam/drops 500-1000 mg per kali diberikan tiap 4-
6 jam (Basic Pharmacology,2019

N-Acetyl sistein Batuk 200 mg/8 jam oral tab 200 mg/8 jam

Dexamethason Inflamasi, alergi, O,15 mg/IV


Cefixime Infeksi saluran napas atas 200 mg/12 jam

Asta plus Memelihara daya tahan tubuh 4 mg


Pembahasan :

Menegakkan diagnosis pneumonia pada pasien usia lanjut masih merupakan


tantangan bagi para klinisi mengingat tampilan klinis yang tidak lengkap dan tidak
spesifik. Gejala dan tanda pneumonia yang khas sering tidak didapatkan pada pasien
usia lanjut Pasien dirawat dirumah sakit selama 10 hari diagnosis awal sesak nafas,
pneumonia

Pneumonia adalah suatu peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus


terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pneumonia
dibedakan menjadi dua berdasarkan tempat didapatkannya kuman, yaitu pneumonia
komuniti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Pneumonia merupakan
penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus, staphylococcus, streptococcus dan
virus (Cilloniz, 2016).

Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,


mengeluarkan dahak dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari lima tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan
orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi) (Sri
Sundari, 2015)

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, didapatkan Prevalensi


pneumonia meningkat dari 1,6% menjadi 2% untuk di Indonesia. Sedangkan untuk
Provinsi Bali, prevalensi penyakit pneumonia yaitu sebesar 1,0% (Kemenkes RI,
2018). ,0% (Kemenkes RI, 2018).

Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada riwayat penyakit yang


lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti
pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala.

Pada prinsipnya penatalaksaan utama pneumonia adalah memberikan


antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia. Pemberian antibitotik
bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap kuman penyebab infeksi, akan
tetapi sebelum antibiotika definitif diberikan antibiotik empiris dan terapi suportif
perlu diberikan untuk menjaga kondisi pasien.

Pada hari pertama pasien mengeluh mual muntah, sakit kepala, sesak nafas,
lemas berkeringat, hasil lab pasien yaitu O : KU lemah, TD 120/80 mmHg, RR 24
x/menit, N 68 x/menit, suhu 36,5 ⁰C,

pasien diberikan obat Ceftriaxone 1g/12jam/IV Omeprazol 40 mg/12 jam/IV,


Ondansetron 4 mg/8 jam/IV, Curcuma tab 20 mg/8 jam , IV FD RL 8 Tpm,
Paracetamol 1 gram/8 jam /drips

Pada hari kedua pasien mengeluh : Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas,
lemas, berdasarkan hasil lab KU lemah, TD 90/70 mmHg, RR 24 x/menit, N 80
x/menit, suhu 37,7 ⁰C.

pasien diberikan obat IVFD NaCl 18 tpm, Ceftriaxone 1g/12jam/IV,


lefovloxacin 500 mg/8jam /IV, Omeprazol 40 mg/12 jam/IV, Ondansetron 4 mg/8
jam/IV, Curcuma tab 20 mg/8 jam. IV FD RL 0,9%, Paracetamol 1 gram/8 jam
/drips.

Pada hari ketiga pasien mengeluh : Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas,
lemas , KU : lemah, TD 100/60 mmHg, RR 32 x/menit,N 78 x/menit, suhu 37,7 ⁰C,
GDP 225 mg/dL ,GDP 130 mg/dl

pasien diberikan obat IVFD NaCl 18 tpm , Ceftriaxone 1g/12jam/IV, lefovloxacin


500 mg/8jam /IV, Omeprazol 40 mg/12 jam/IV, Ondansetron 4 mg/8 jam/IV,
Curcuma tab 20 mg/8 jam, Paracetamol 1 gram/8 jam /drips
Pada hari ke empat pasien mengeluh Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas,
batuk kering, demam, berkeringat keadaan lemah lemas, KU : lemah, TD 100/60
mmHg, RR 32 x/menit,N 78 x/menit, suhu 37,7 ⁰C, GDP 225 mg/dL ,GDP 130
mg/dl

Pasien diberikan obat yaitu IVFD NaCl 18 tpm, Ceftriaxone 1g/12jam/IV,


lefovloxacin 500 mg/8jam /IV, Omeprazol 40 mg/12 jam/IV, Curcuma tab 20 mg/8
jam, Paracetamol 1 gram/8 jam /drips, N-Acetyl 200 mg/8 jam oral tab

Pada hari kelima pasien mengeluh Mual, muntah, sakit kepala,seak nafas, batuk
kering, demam, berkeringat keadaan lemah lemas
KU : lemah, TD 100/60 mmHg, RR 32 x/menit,N 78 x/menit, suhu 37,7 ⁰C, GDP
225 mg/dL ,GDP 130 mg/dl

pasien diberikan obat IVFD NaCl 18 tpm , Ceftriaxone 1g/12jam/IV,


lefovloxacin 500 mg/8jam /IV, Omeprazol 40 mg/12 jam/IV, Ondansetron 4 mg/8
jam/IV, Curcuma tab 20 mg/8 jam, Paracetamol 1 gram/8 jam /drips, N-Acetyl 200
mg/8 jam oral

pada hari ke enam yaitu S : masi lemas, demam hilang, sesak hilang, batuk
hilang , keadaan agak KU lemas, tekanan darah masi tinggi, dhasil lab menunjukan
TD 150/80 mmHg, RR 36 x/menit, N 122 x/menit, 40⁰C, SPo2 89%,

pasien diberikan obat yaitu : Ceftriaxone 1g/12jam/IV, lefovloxacin 500


mg/8jam /IV, Omeprazol 40 mg/12 jam/IV, Ondansetron 4 mg/8 jam/IV, Curcuma
tab 20 mg/8 jam, Paracetamol 1 gram/8 jam /drips

paada hari ketujuh yaitu : keadaan mulai membaik tidak lagi batuk tapi masi
lemas, KU lemas, TD 150/90 mmHg, RR 24 x/menit, N 100 x/menit, suhu 36,8⁰C
spo2 96%, Pasien diberikan obat IVFD NaCl 28 tpm , Ceftriaxone 1g/12jam/IV,
Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV , Omeprazol 40 mg/24 jam/oral, Paracetamol 500 mg/8
jam/oral, Levofloxacin 500 mg/2g/IV

pada hari kedelapan S : dirasakan pasien agak baik, batuk dirasakan jika
bergerak kiri kanan,, TD 90/80 mmHg, RR 10 x/menit, N 80 x/menit, suhu 36,⁰C

obat diberikan IVFD NaCl 28 tpm , Ceftriaxone 1g/12jam/IV, Ondansetron 4


mg/8 jam/ IV , Omeprazol 40 mg/24 jam/oral, Dexamethasone 1g/8 jam/IV,
Paracetamol 500 mg/8 jam/oral, Levofloxacin 500 mg/2g/IV
pada hari ke Sembilan pasien disarankan S : keadaan pasien semakin
membaik, sudah tidak lemas, KU baik, TD 90/p mmHg, RR 20 x/menit, HR 80
x/menit, suhu 36,2⁰C

obat diberikan yaitu Ceftriaxone 1g/12jam/IV, Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV ,


Omeprazol 40 mg/24 jam/oral, Dexamethasone 1g/8 jam/IV, Paracetamol 500 mg/8
jam/drips, Levofloxacin 500 mg/2g/IV, Curcuma tab

pada hari kesepuluh yaitu : keadaan pasien semakin membaik, sudah tidak
lemas,

hasil lab pemeriksaan pasien yaitu KU baik, TD 90/p mmHg, RR 20 x/menit,


HR 94 x/menit, suhu 36,⁰C

obat yang diberikan yaitu IVFD NaCl 28 tpm , Ceftriaxone 1g/12jam/IV,


Ondansetron 4 mg/8 jam/ IV , Omeprazol 40 mg/12g//IV, Dexamethasone 1g/8
jam/IV, Paracetamol 500 mg/8 jam/drips, Levofloxacin 500 mg/2g/IV, Curcuma 20
mg/8 jam

pada hari ke 10 pasien sudah mulai membaik dokter sudah memperbolehkan


pasien pulang. pasien di berikan obat pulang obat injeksi diganti obat oral yaitu
lefovloxacin 500 mg, curcuma tab , omeprazole 20 mg, cefixime 2 mg, asta plus

Kesimpulan :

Berdasarkan kasus diatas obat yang diberikan sesuai dengan indikasi keluhan
dari pasien, dan dapat memberikan efek penyembuhan pada pasien, pada har ke 8
setelah pemberian antibiotic cefrioxon dan levofloxacin keadaan pasien mulai
membaik.

Pada hari ke empat dan kelima pasien mengalami keadaan paling tidak baik
yaitu mengalami sesak nafas berkeringat, dan batuk kering. TD tinggi

Saran :

a. sebaiknya dilakukan pengujian kuman untuk lebih lanjut agar dapat mengetahui
mendapatkan pengobatan yang sesuai terhadap pasien tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis,


Empiric Management, and Prevention of Community-acquired Pneumonia
(CAP) in Immunocompetent Adults. 2010

Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired


pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-50.

Sudoyo, 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit FK UI

PDPI. 2003. Pneumonia komuniti-pedoman diagnosis dan penatalaksaan di


Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Dahlan Z. 2009. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Universitas

DIH, 2009, Drug Information Handbook, 17th Edition, American Pharmacist


Association.

Cilloniz, C. (2016). Microbial Etiology of Pneumonia: Epidemiology, International


Journal of Molecular Sciences. 17(12) : 1-18.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar (2018). Profil Kesehatan Dinas Kabupaten


Gianyar 2017. Gianyar.

Sri Sundari, F. T. (2015). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pneumonia Pada Balita
Usia 1-5 Tahun. Bantul: Akademi Kebidanan Ummi Khasanah.

Anda mungkin juga menyukai