Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

STUDI KASUS
FARMASI KLINIK
PNEUMONIA

DISUSUN OLEH :

ASWAR HASAN
O1B120003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan parenkim paru
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur, virus, parasit), bahan kimia, radiasi,
obat dan lain-lain(Loscalzo, J. 2010).

Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru


distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat(Sudoyo, 2005)
Pnemunonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia kominiti dan pneumonia
nosokomial. Pneumonia komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di
luar rumah sakit, sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi
lebih dari 48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit (PDPI. 2003)

2. Manifestasi klinis
Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak
darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.
Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit
dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau
penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi
atau terdapat cairan pleura, Bronki, suara pernafasan bronkial, pleural (Dahlan Z.
2009).

1. KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut Zul Dahlan 2001 dalam Padila (2013) :
a. Berdasarkan cirri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
1) Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas
lobus atau loburis.
2) Pneumonia atipikal, ditandai gangguan repirasi yang meningkat lambat dengan
gambaran infiltrast paru bilateral yang difus.
b. Berdasarkan factor lingkungan :
1) Pneumonia komunitas
2) Pneumonia nosokomial
3) Pneumonia rekurens
4) Pneumonia aspirasi
5) Pneumonia pada gangguan imun
6) Pneumonia hipostatik
c. Berdasarkan sindrom klinis :
1) Pneumonia bakterial berupa: pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama
mengenal parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta
pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan
jarang disertai konsolidasi paru.
2) Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan
Mycoplasma, Chlamydia pneumonia atau Legionella.
2. PATOFISIOLOGI
3. DIAGNOSIS
Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada riwayat penyakit
yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis pasti pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto toraks
terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih
gejala di bawah ini:
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak/purulen
c. Suhu tubuh > 38C (aksila) /riwayat demam
d. Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial
dan ronki
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500 Penilaian derajat keparahan penyakit
pneumonia komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor
menurut hasil penelitian Pneumonia Patient Outcome Research Team
(PORT). (PDPI. 2003) (Luttfiya MN 2010) (Task Force on CAP 2010)

4. PENATALAKSANAN PNEUMONIA

Studi kasus
Ny. WD Basia yang berusia 75 tahun, Masuk RSUD Raha pada tanggal 13 Februari
2021 dengan keluhan lemas, demam dialami sejak 2 hari terakhir, sesak nafas, nafsu
makan menurun, mual muntah badan terasa sakit Pasien dirawat di Ruang Mawar
kelas 3. Diagnosis Utama pasien yaitu pneumonia, Diagnosa Sekunder : CHF, HHD, .
• Hasil pemeriksaan fisik : TD 120/70 mmHg, Napas 24 kali/menit, nadi 68
kali/menit, suhu 36,5⁰C,

Hasil pemeriksaan lab menunjukkan :


• GDS 224 mg/dL

• Kreatini 1,7 mg/dL

• Eritrosit 3,95 juta/µL

• Hb 11,4 g/dL

• Hematokrit 34,6 %

• MCHC 32,9 %

• Leukosit 40.800/µL

• Trombosit 293.000/µL

• Net segmen 50-70

• Limfosit 20-40

Monosit,2,8

PEM ANTAUAN (SOAP) :

TGL Kondisi Klinik (so) Masalah Terkait Rekomendasi (Plan)


Obat
(Assesment)

13/02/21 S: Lemah, lemas, demam Tidak ada masalah Lanjutkan intervensi


O:

14/02/21 :Cepat Lemah, lemas disertai Tidak ada masalah Lnjutkn intervensi
muntah demam,

15/02/21 Cepat lelah, lemas, demam Tidak ada masalah Lanjut intervensi

16/02/21 Masi lemah lemas, batuk Tidak ada maslah Lanjutkan intervensi,
kering, dan kombinasi obat-
obat lain

17/02/21 Masi lemah lemas batuk Tidak ada masalah Lanjutkan intervensi
kering, sesak nafas

18/02/21 Masi lemah, sesak nafas, Tidak ada masalah Lanjutkan intervensi
demam dan batuk
hilang(-)masalah masi belum
teratasi

19/02/21 Masi lemah kondisi makin Tidak ada masalah Lanjutkan intervensi
membaik,

20/02/21 Pasien lebih baik Tidak ada masalah Lanjutkan intervensi


sesak(-)demam (-)batuk(-)

21/02/21 Agaak lemah, tetapi kondisi Tidak ada masalah Lanjutkan intervensi
makin membaik

22/02/21 Kondisi makin membaik Tidak ada masalah Sebaiknya dilanjutkan


uji kuman untuk lebih
lanjut

Pembahasan :
Efek samping dari cefriaxon yang menyebabkab pasien ny. Wd basia yaitu reaksi kulit (uritkaria, edema dermatitis
alergi, eritema multiforme, pruritus, eksantema)
rekomendasi pengobatan pneumonia sebaiknya di lakukan pengujian kuman untuk lebih lanjut agar
dapat mengetahui mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Kesimpulan :

DAFTAR PUSTAKA
Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis,
Empiric Management, and Prevention of Community-acquired Pneumonia (CAP) in
Immunocompetent Adults. 2010

Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired


pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-50.

Sudoyo, 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit FK UI

PDPI. 2003. Pneumonia komuniti-pedoman diagnosis dan penatalaksaan di Indonesia.


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Dahlan Z. 2009. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai