• Berlangsung selama < 3 minggu • Berlangsung selama 3-8 minggu • Berlangsung selama > 8 minggu
• Kebanyakan kasus batuk akut • Merupakan fase peralihan akut • Batuk yang berlangsung secara
disebabkan oleh infeksi virus akan menjadi kronis berterusan akan menyebabkan
respiratori yang merupakan • Batuk terjadi karena gangguan kualitas hidup menurun yang
self-limiting dan bisa sembuh epitel, seperti sinusitis dan akan membawa kepada
selama seminggu asma pengasingan sosial dan depresi
• Merupakan simptom yang klinikal
sementara dan merupakan • Penyebab sering dari batuk
kelebihan yang penting dalam kronis adalah penyakit refluks
proteksi saluran pernafasan dan gastro-esofagus, rinosinusitis
pembersihan mukus dan asma
Mekanisme Batuk
• Iritasi dari salah satu saraf sensorik nervus fagus di laring, trakea, bronkus besar,
Fase atau serat aferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk.
Iritasi Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan
saluran telinga luar dirangsang.
• Glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea
Fase dimana udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.
Inspirasi
• Tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adductor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2
Fase detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meningkat hingga 300 cm H2O agar terjadi batuk yang
Kompresi efektif
• Glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah
Fase pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi
Ekspirasi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain
Terapi Non Farmakologi Terapi Farmakologi
Anak-Anak
Penggunaan antitusif yang mengandung kodein atau analgesik opioid sejenis
tidak dianjurkan pada anak dan harus dihindari pada anak usia < 1 tahun.
Terapi Paliatif
Diamorfin dan metadon telah digunakan untuk mengontrol batuk pada pasien dengan kanker paru
stadium akhir, meskipun sekarang morfin lebih disukai. Pada keadaan yang lain, obat-obat ini merupakan
kontraindikasi karena dapat menginduksi retensi sputum dan gagal nafas, selain menyebabkan
ketergantungan opiod.
2. Mukolitik
Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran pernafasan dengan jalan memecah benang-benang
mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum
Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein
Mukolitik diresepkan untuk membantu ekspektorasi dengan mengurangi viskositas sputum. Mukolitik mengurangi eksaserbasi pada beberapa
pasien penyakit paru obstruktif kronis dan batuk produktif kronis.
Pengobatan harus dihentikan jika tidak ada manfaat setelah 4 minggu pemberian. Inhalasi uap dengan drainase postural efektif pada
bronkiektasis dan beberapa kasus bronkritis kronik. Mukolitik harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat ulserasi peptik
karena dapat merusak sawar mukosa lambung.
Agen mukolitik yang terdapat di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein
3. Ekspektoran
Mekanisme kerja:
Merancang reseptor-reseptor di mukosa
lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan
kelenjar sekresi dari saluran lambung-usus dan
sebagai refleks memperbanyak sekresi dari
kelenjaar yang berada di saluran nafas.
TIPS SWAMEDIKASI OBAT BATUK
Menjelaskan kepada pasien
mengenai obat obat apa saja
yg digunakan, bagaimana cara
penggunaan yg tepat (nama
obat, besarnya dosis,
frekuensi & cara penggunaan)
Menginformasikan Efek
samping yang disebabkan
obat batuk tertentu, terutama
yg mengandung turunan opiat
(kodein), rasa kantuk, dan
ketergantungan obat
HAL-HAL APA SAJA YANG PERLU DIPERHATIKAN
dalam SWAMEDIKASI OBAT BATUK?
1. Mengenali kondisi pasien ketika akan melakukan swamedikasi
Kehamilan/menyusui,
umur (balita atau lansia),
diet khusus (diet gula)
sedang/ baru berhenti konsumsi obat lain/
suplemen
penyakit yang selama ini diderita (penyakit kronis) &
riwayat pengobatan dari dokter.
obat berbentuk sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat
berpengaruh pada pasien yang sedang diet gula.
beberapa jenis obat dapat menimbulkan pengaruh yang tidak diinginkan pada janin.
Beberapa jenis obat juga di sekresikan juga ke dalam air susu ibu dan dapat berpengaruh pada bayi
Anjuran untuk Pasien:
Bila batuk lebih dari 3 hari tidak semakin membaik
(Depkes RI, 2007)
Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat
atau sesak harus segera dibawa ke dokter (Depkes RI,
2007)
Mengkonsultasikan ke dokter perlu atau tidaknya
mengganti obat apabila obat yang sedang dikonsumsi
menimbulkan efek samping batuk kering (ex: ACE Anjurkan pasien untuk
Inhibitor, captopril; Beta blocker, aspirin (Mims,2018) pemeriksaan lebih lanjut
Penggunaan antitusif yang mengandung kodein atau
analgesik opioid sejenis tidak dianjurkan pada anak
dan harus dihindari pada anak usia < 1 tahun()
anak 6 tahun dan pasien hipertensi, tidak dianjurkan
menggunakan dekongestan, ex phenylephrine untuk
hidung tersumbat yg disertai batuk (mims, 2018)
Pasien dengan gangguan jantung, asma, hipertensi
(mims, 2018)
SWAMEDIKASI OBAT BATUK
2. Memahami BAHWA ADA kemungkinan interaksi obat
3.Mengetahui obat-obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi
Pada batuk berdahak tidak dianjurkan untuk menggunakan antitusif/ antihistamin karena
penekanan dapat menyebabkan tertutupnya jalan udara sehingga mukus yang harusnya
dikeluarkan tertahan di saluran bronchial (Nathan, 2010).
4. Meneliti obat yang akan dibeli
KONTRAINDIK Jangan digunakan pada pasien yang sedang mendapat obat penghambat
ASI monoamin oksidase (MAOI)
EFEK
menyebabkan sedikit kantuk, pusing dan gangguan saluran pencernaan
SAMPING
Zat aktif berupa serbuk berwana putih biasanya dalam sediaan farmasi
berbentuk sirup, tablet, spray dan lozenges
Bentuk dan banyak digunakan pada obat batuk tunggal juga digunakan pada obat flu
kombinasi kombinasi dengan zat aktif lain seperti fenilefrin, paracetamol dan
kloreniramin maleat
Dapat disertai pelepasan histamin dan harus hati-hati pada anak-anak yang
mempunyai kelainan atopik, pasien yang mengalami sedasi, agitasi, dan pasien yang
harus tidur berbaring. Pada pasien dengan penyakit hati, karena metabolismenya
Perhatian : sangat luas dalam hati.
Pada ibu menyusui belum diketahui apakah obat ini diekskresi dalam air susu karena
metabolismenya sangat luas dalam hati
KLASIFIKASI
OBAT BEBAS TERBATAS
OBAT
Ambroxol
Mukolitik Karbosistein
Acetylcystein Cylidrol
• INDIKASI : Mukolitik untuk meredakan
batuk berdahak
• KI : Hipersensitivitas
• PERINGATAN :Tukak lambung, kehamilan,
menyusui, penghentian pengobatan jika terjadi lesi
kulit atau mukosa
• EFEK SAMPING : Hipersensitivitas, syok dan
reaksi anafilaktik, mual, muntah, diare, nyeri perut
bagian atas, ruam, angioedema, urtikaria, pruritus
• INTERAKSI OBAT : Pemberian bersama antibotik
dapat meningkatkan kadar antibiotik dalam jaringan
paru
• DOSIS
Dewasa dan anak-anak >10 tahun : 1 tablet atau 30ml
sirup 3 kali sehari
Anak 5-10 tahun : ½ tablet atau 5ml sirup 3 kali sehari
Anak 2-5tahun : ½ tblet atau 5 m sirup 2 kali sehari
Bromhexin • PRODUSEN : Erlimpex
• SEDIAAN : Tablet 8 mg: Bisovon, mucohexin,
bronkris
Sirup 4mg/5ml : bisovon, mucohexin, bronkriks
Lar 2mg/ml : bisolvon
Lar 2mg/ml : bisolvon
Ambroxol INDIKASI : sekretoliktik pada gangguan saluran napas akut dan
kronis
PRODUSEN : INDOFARMA
Perhatian: hati-
Actifed hati pada dosis: 3x sehari
Ekspektoran ( Indikasi: penderita dengan dewasa dan
triprolidin HCL Ekspektoran dan kelainan anak-anak >12
1,25 mg; dekongestan kardiovaskuler tahun: 2 sdtk Kemasan: botol
pseudoefedrin termasuk 60 ml/120 ml
Kontra indikasi: Anak-anak 6-12
HCL 30 mg; hipertensi
Hipersensitif tahun: 1 sdtk
Guaimfenesin
100 mg/ml. Efek samping: 2-5 tahun: ½ sdtk
insomnia
Afidryl Exspektorant ( Difenhidramin HCl 12,5 mg.
Amonium klorida 125mg, natrium sitrat 5 mg. Menthol 1
mg/ 5 ml syrup