Pelayanan Kefarmasian
Pharmaceutical Care
CHRISTICA ILSANNA SURBAKTI S.Farm., Apt
Asuhan Kefarmasian
Apa itu?
Definisi?
Paradigma baru?
Yang dilakukan?
Mengapa harus?
Components of Professional Practice
Cipole, Strand, Morley, 1998
• Pharmaceutical
Care
PRACTICE
PHILOSPHY
PRACTICE
MANAGEMENT
SYSTEM
PRACTICE
MANAGEMENT
SYSTEM
Konseling
Standar Praktik
KIE Farmasi Klinis & Per-uu-an
Farmakokinetik Farmakodinami
Pharmaceutical Care
Pharmaceutical Care
ASUHAN KEFARMASIAN:
•is the direct, responsible provision of
medication-related care for the purpose of
achieving definite outcomes that improve a
patient’s quality of life
•Adalah tanggung-jawab penyediaan
asuhan terkait terapi obat dengan tujuan
mencapai manfaat optimal bagi
peningkatan kualitas hidup pasien
(ASHP, 1993 )
The American Society of Health-System Pharmacist
The principal elements of
pharmaceutical care
• that it is medication-related;
• it is care that is directly provided to
the patient;
• it is provided to produce definite
outcomes; these outcomes are
intended to improve the patient’s
quality of life;
• and the provider accepts personal
responsibility for the outcomes
medication-related
Rangkaian proses asuhan kefarmasian
meliputi seleksi obat, dosis, route dan
cara minum obat, medication therapy
monitoring, serta penyediaan layanan
KIE dan konseling kepada individual
pasien terkait masalah obat dan
pengobatan
(ASHP, 1993)
Care ≈Asuhan
• konsep asuhan adalah mengasuh, yaitu
memberikan perhatian kepada seseorang
(individu/pasien)
• Intinya adalah terjadinya hubungan
individual antara pemberi dengan
penerima asuhan (pasien)
• dalam asuhan kefarmasian komponen
yang tidak dapat dikurangi adalah
seorang profesional apoteker harus
menyediakan asuhan langsung untuk
keuntungan/kemanfaatan bagi pasien
(ASHP, 1993)
definite outcomes ≈ manfaat optimal
1. Cure of a patient’s disease.
2. Elimination or reduction of a
patient’s symptomatology.
3. Arresting or slowing of a disease
process.
4. Prevention of a disease or
symptomatology.
(ASHP, 1993)
• Asuhan kefarmasian adalah tanggung-jawab
apoteker menyediakan asuhan terkait terapi
obat dengan tujuan mencapai manfaat pasti
bagi peningkatan kualitas hidup pasien
Perencanaan
Pengendalian Pengadaan
ORIENTASI PRODUK
Dimensi:
Jenis
Jumlah
Harga
Penerimaan
Distribusi
Penyimpanan
Produk
menetapkan
hubungan kumpulkan
profesional info
ORIENTASI PASIEN
Dimensi :
Sesuai indikasi
hasil terapi optimal
review Aman evaluasi info
monitor Terpenuhi rencanakan aksi
modifikasi
pastikan Produk
terlaksana
(Rover, JP., et al., 2003)
PRODUK MENDUKUNG PELAYANAN
• Indonesia telah menetapkan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek pada
tahun 2004 dan diperbaiki pada tahun 2014,
dengan maksud mengawali perubahan
orientasi pelayanan dari produk ke pasien.
Namun hingga kini implementasi standar
tersebut tidak kunjung terwujud
TERPENUHI
•Kebutuhan pasien
•Masalah terapi 7. Tidak terpenuhi
• Yang dilakukan dalam pharmaceutical care
adalah mencegah terjadinya drug related
problems (DRPs) terkait dengan indikasi,
efektivitas, keamanan, dan pemenuhan
kebutuhan pengobatan
FILOSOFI
PRACTICE
• Attitude
• Behaviour
Pencapaian
• Commitments
hasil terapi
• Concern
optimal demi
• Ethics Pemberian Terapi Obat
terwujudnya
• Function
peningkatan
• Knowledge aktivitas yang kualitas hidup
• Responsibility didasari atas
• Skill kebutuhan individu
atau masyarakat
nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku
yang dikembangkan dalam
praktek profesional farmasis di Indonesia
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
STANDAR PROFESI
Standar Profesi adalah pedoman
untuk menjalankan praktik
profesi kefarmasian secara baik
(PP No.51/2009)
PRACTICE PHILOSPHY . . . . . .
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
Antara lain . . .
1. Hanya melakukan pekerjaan atas dasar
kemampuan/keahlian/kompetensi yang
dimiliki
........
9. Untuk dapat menjamin relevansi keilmuan
serta ketrampilan, seorang apoteker harus
mengikuti pendidikan berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi
(Situmorang, CH., 2000)
PRACTICE PHILOSPHY . . . . . .
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
KODE TANGGUNG
KOMITMEN SIKAP PERILAKU ETIK JAWAB
Pasal 2
Setiap Apoteker harus berusaha
dengan sungguh-sungguh menghayati
dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia.
Keputusan Kongres Nasional XVII ISFI,
Nomor : 007/KONGRES XVII/ISFI/2005
tentang Kode Etik Apoteker Indonesia
PRACTICE PHILOSPHY . . . . . .
Kompetensi:
TALENTA kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang
relevan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
(PP No.23/2004)
PRACTICE MANAGEMENT SYSTEM
Sebuah sistem manajemen yang menjadi
dasar kerangka kerja organisasi untuk
mendukung praktek profesi. Sistem
manajemen meliputi:
pelaksanaan misi organisasi pelayanan,
penyediaan finansial, sarana fisik dan
SDM,
adanya sistem evaluasi,
adanya mekanisme imbalan jasa
Cipole, Strand, Morley, 1998
Dokumen WHO/FIP:
GOOD PHARMACY PRACTICE
Cara Pelayanan Farmasi yang Baik
•Cara Pelayanan Yang Baik adalah jalan
untuk melaksanakan Pharmaceutical
Care
•Suatu pedoman yang dipakai untuk
menjamin bahwa layanan yang diberikan
apoteker kepada setiap pasien telah
memenuhi kualitas yang tepat.
setiap orang mempunyai hak
dalam memperoleh pelayanan
kesehatan (termasuk pelayanan
kefarmasian)yang aman, bermutu,
dan terjangkau
[UU No.36/2009 pasal 5(2)]
≠ over dosis
≠ efek samping Secara ekonomi
Sesuai standar
≠ ADR
≠ keluar dari aturan
Penggolongan obat
(Permenkes No.917/1993)
meningkatkan keamanan dan ketepatan
penggunaan, serta untuk pengamanan distribusi
1. Obat bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Wajib Apotik →No.1, 2, dan 3
4. Obat Keras
5. Psikotropika
6. Narkotika
PELAKSANAAN GPP MENSYARATKAN
(World Health Organization (WHO), 1996)
terdiri dari:
penetapan problem terapi,
menyusun langkah-langkah,
dan evaluasi hasil
Cipole, Strand, Morley, 1998
PHARMACEUTICAL CARE PROCESS
DATA
ASSESSMENT
Pharmaceutical Care
PROCESS
DRP
KONSELING
DOKTER
pasien
5 langkah Pharmaceutical Care
menetapkan
hubungan kumpulkan
profesional info
Orientasi Pasien
Dimensi :
Sesuai indikasi
Efektif/hasil terapi optimal
review Aman evaluasi info
monitor Terpenuhi rencanakan aksi
modifikasi
pastikan Produk
terlaksana
(Rover, JP., et al., 2003)
PRODUK MENDUKUNG PELAYANAN
Medication error
Medication error
• Kejadian yang merugikan pasien akibat
pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan, yang
sebetulnya dapat dicegah (Kepmenkes
No.1027/2004)
100000
Equal to three jumbo jet crashes every 2 days
80000
60000
40000
20000
0
Medical Auto Workplace Air
Kejadian Medication Error
PRESCRIBING 39%
TRANSCRIPTION 12%
DISPENSING 11%
38%
JAMA 1995 Jul 5,274(1):29-34
ADMINISTERING
Kejadian Medication Error
PRESCRIBING 39%
TRANSCRIPTION 12%
DISPENSING 11%
38%
JAMA 1995 Jul 5,274(1):29-34
ADMINISTERING
Three Prime Questions
• Wrong Dose Error • Dosis lebih besar atau lebih kecil dari
yang diresepkan dokter