Anda di halaman 1dari 8

NAMA : PINTATA SEMBIRING

NPM : 19.15.084
PEMINATAN : ARS NON REGULER
DOSEN : Prof. Sorimuda Sarumpaet, MPH

1. Rencana Judul Tesis Kamu Secara Jelas, Singkat Dan Padat Sesuai
Dengan Pedoman Penelisan Di Inkes Deli Husada

JAWAB : rencana judul tesis saya adalah sebagai berikut Hubungan Perilaku

Keselamatan Kerja Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat Diruang

Rawat Inap Rsu Sembiring Delitua Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

Tahun 2021.

TEORI TENTANG KETERTARIKAN SAYA MENGAMBIL JUDUL

TERSEBUT

Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menjelaskan

bahwa rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukukan dalam mendukung

penyelengaraan upaya kesehatan, tempat berkumpulnya orang sehat dan sakit

sehingga resiko kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan dan penularaan

penyakit sangat tinggi ( Silviasari, 2011).

Undang-undang No.I tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Menjelaskan

tentang upaya K3 yang telah dipertegas lagi dalam undang-undang n0.36 tahun

2009 tentang kesehatan pasal 164 bahwa setiap tempat kerja wajib

menyelenggarakan upaya K3 dengan tujuan untuk melindungi pekerja agar yang

diakibatkan oleh pekerjanya dan upaya kesehatan harus diselenggarakan baik

sector informal maupun formal.

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi

dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi akibat berhubungan

dengan hubungan kerja, termaksud penyakit yang timbul karena hubungan kerja

(Djatmiko, 2016). Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terjadi secara

kebetulan, melainkan, ada sebabnya. Oleh karena itu ada penyebabnya, sebab

kecelakaan kerja, harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya, dengan

tidakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif

lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang

kembali . tenaga kesehatan sebagai sumber daya manusia dalam menjalankan

pelayanan kesehatan dirumah sakit merupakan sumber daya yang penting dan

sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal.

ILO (2013) dalam Silaban (2017) menyatakan bahwa kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja yang digambarkan secara global merupakan epidemic

terselubung. Diperkirakan sebanyak 2,34 juta orang meninggal setiap tahun

akibat, kecelakaan kerja dan penyakit kerja. Dari jumlah tersebut sebagian besar

diperkirakan sebanyak 2. 02 juta meninggal karena menderita berbagai penyakit

akibat kerja. Sekitar 6300 orang tenaga kerja meninggal setiap hari terkait dengan

pekerjaan dan 5500 orang tenaga kerja diantaranya meninggal karena menderita

berbagai jenis penyakit akibat kerja. Ilo juga memperkirakan banhwa sebanyak

160 juta kasus penyakit akibat kerja yang tidak fatal terkait dengan pekerjaan

setiap tahunnya.
Hasil penelitian dbeberapa negara membuktikan bahwa rumah sakit adalah

salah satu tempat kerja yang berbahaya dan perawat merupakan petugas kesehatan

dengan presentasi terbesae dan memegang peranan penting dalam pemberian

pelayanan kesehatan. WHO (2013) mencatat dari 39,47 juta petugas kesehatan

diseluruh dunia 66,7%nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan

bagian tersebar dari tenaga kesehatan yang bertugas dirumah sakit yaitu sekitar

47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien (Depkes RI, 2014).

Bio statistik ketenagakerjaan dan Konsil Nasional Asuransi Amerika

(2013) menyimpulkan pada rumah sakit di Amerika setiap 100 jam terjadi 6,8

kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja ( PAK). Angka ini

mendapatkan kecelakaan kerja dan PAK dirumah sakit sedikit lebih tingga

disbanding dengan kecelakaan kerja dan PAK dirumah sakit sedikit lebih tinggi

disbanding dengan kecelakaan kerja dan PAK disektor lainnya. Sebanyak 48%

kecelakaan kerja disebabkan karena penggunaan tenaga/otot yang berlebihan oleh

perawat ketika menangani pasien, seperti mengangkat, memindahkan atau

menjangkau pasien dan perlatatan medis lainnya. Selian itu 54% jenis kecelakaan

yang dialami berhubungan dengan gangguan musculetal, seperti aspirin dan strain

otot, dan hal ini menempatkan gangguan muskuletal sebagai penerima klaim

kompensasi terbesar dari biaya rumah sakit kerugian material yang harus

dikeluarkan dari kecelakaan kerja dan PAK setiap tahunnya sekitar 2 Milyar.

Menurut Honda dkk (2014) dalam penelitian di Thailand, terdapat

hubungan yang signifikan antara sikap perawat terhadap pencegahan

cidera/kecelakaan akibat benda tajam dan terjadinya cidera akibat benda tajam.

Perawat yang memiliki sikap negatif terhadap pencegahan cidera benda tajam
hampr dua kali cendrung terkena cidera benda tajam dibandingkan dengan yang

bersifat positif. Rumah sakit dapat mengurangi jumlah kejadian benda tajam

dengan meningkatkan sikap perawat sikap sangat berhubungan dengan prilaku.

Di Indonesia angka kecelakaan kerja dan korban meninggal dunia dari

tahun 2000-2016 masih tinggi, fruktualif dan cendrung meningkat. Pada tahun

2016 sebanyak 101-367 kasus dan korban meninggal sebanyak 2.382 orang

(Silaban, 2017).

Penelitian juga dilakukan di provinsi jawa barat, diantaranya penelitian

yang dilakukan oleh kusman Ibrahim dalam junaidi (2015) dirumah sakit

menytakan bahwa kejadian akibat terjadi tusuk jarum (32,8%) teriris pisau (3.3%)

terluka (24.5%) terpercik darah dan cairan tubuh lainnya (39,4%) rata-rata 23%

terjadi pada waktu kerja pagi hari.

Penelitian hermana (2009) dalam Nurkhasanah dan Sujianto (2014) di

RSUD kabupaten cianjur menyatakan bahwa jumlah perawat yang mengalami

luka tusuk jarum dan benda tajam lainnya cukup tinggi yaitu sebanyak 61,34%

esti (2014) menyatakan angka kejadian perawattertusuk jarum yang tercatat dalam

laporan tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) RSUP Dr. Kariadi

Semarang pada tahun 2013 adalah 7 kejadian dengan rincian yaitu 3 kasus infeksi

dan 4 kasus non infeksi pada tahun 2012 adala 8 kejadian tertusuk jarm dengan

yaitu perawat sebanyak 8 orang tenaga non medis 1 orang mahasiswa perawat 1

orang cleaning service 1 orang. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya kejadian

seperti ini tidak tercatat dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku

perawat dalam menerapkan prosedur tindakan universal khususnya dalam

pemakaian alat pelindung diri selama melakukan tindakan invansif masih belum
sesuai dengan pedoman pengendalian infeksi dan kesadaran perawat mengenai

pentingnya penerapan prosedur tindakan pencegahan universal khususnya dalam

pemakaian alat pelindung diri masih kurang.

Hasil surve pendahuluan yang dilakuakan di RSU Sembiring peneliti

mewawancarai 4 perawat diruang rawat inap 3 diantaranya mengaku pernah

mengalami kecelakaan kerja saat melakukan tindakan pada pasien terhitung sejak

januari 2018. Kecelkaan kerja yang sering terjadi tertusuk jarum suntuk, jarum

infud maupun terkena pecahan ampul ditangan saat melalukan tindakan pada

pasien. Pemakaian alat pelindung (APD) yang dipakai oleh perawat saat

melakukan tindakan pada pasien tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP)

yang ditetapkan seperti tidak memakai sarung tangan ketika pemasangan infuse

untuk pasien yang dirawat. Kepatuhan perawat terhadap SOP masih belum

terlaksana dengan baik, perawat enggan menjalankan secara baik dan benar

dengan repot dan tidak sempat.

Perawat diruang rawat inap RSU Sembring Deli Tua sebagian besar telah

memahami dan mengetahui apa yang disebut dengan keselamatan dan kesehatan

kerja dirumah sakit tetapi masih banyak yang belum paham mengenai mekanisme

secara umum tentang keselamatan dan kesehatan memalui buku, artikel, dan

media lainnya serta sosialisasi yang telah dilakukan tim K3RS RSU Sembiring.

Tim K3RS RSU Sembiring sudah dibentuk namun belum berjalan secara

maksimal.

Penelitian hermana (2009) dalam Nurkhasanah dan Sujianto (2014) di

RSUD kabupaten cianjur menyatakan bahwa jumlah perawat yang mengalami

luka tusuk jarum dan benda tajam lainnya cukup tinggi yaitu sebanyak 61,34%
esti (2014) menyatakan angka kejadian perawattertusuk jarum yang tercatat dalam

laporan tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) RSUP Dr. Kariadi

Semarang pada tahun 2013 adalah 7 kejadian dengan rincian yaitu 3 kasus infeksi

dan 4 kasus non infeksi pada tahun 2012 adala 8 kejadian tertusuk jarm dengan

yaitu perawat sebanyak 8 orang tenaga non medis 1 orang mahasiswa perawat 1

orang cleaning service 1 orang. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya kejadian

seperti ini tidak tercatat dengan baik.

Berdasarkan tersebut peneliti ingin melakuakan penelitian tentang

hubungan perilaku keselamatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada

perawat diruang rawat inap RSU Sembirng Deli Tua.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan prilaku keselamatan kerja

dengan kejadian kerja pada perawat di ruang rawat inap RSU Sembiring

Deli Tua.

1.3 Tujuan Penelitian

1. untuk menganalisis hubungan pengetahuan keselamatan kerja dengan

kejadian kecelakaan kerja pada perawat diruang rawat inap RSU sembiring

Kabupaten Deli Serdang tahun 2021

2. untuk menganalisis hubungan sikap keselamatan kerja dengan kejadian

kecelakaan kerja pada perawat diruang rawat inap RSU Sembiring

kabupaten deli serdang tahun 2021.


3. Untuk menganalisis hubungan tindakann keselamatan kerja dengan

kejadian kecelakaan kerja pada perawat ruang rawat inap RSU sembiring

kabupaten deli serdang tahun 2021

4. Untuk menganalisis variable yang paling berhubungan dengan kejadiaan

kecelakaan kerja perawat dirawat inap RSU Sembiring kabupaten deli

serdang tahun 2021

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai komtribusi bagi rumah sakit tentang pentingnya perilaku perawat

tentang keselamatan dalam kerja pada tenaga keperawatan umumnya dan

di ruang rawat inap RSU Sembiring

2. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi perawar dalam upaya

perlindungan terhadap keselamatan kerja dengan kejadian kecelkaan kerja

di rumah sakit

3. Member informasi dan masukan yang bermanfaat bagi akademisi peneliti

lain dibidang keselamatan kerja diruang rwat inap RSU Sembiring.

2. Desain apa yang saudara pilih untuk melakukan penelitian sesuai

dengan judul tesis kamu tersebut dan jelaskan alasannya

Jawab : Jenis penelitian ini kuantitatif desain servei analitik dengan

menggunakan pendekatan desain cross sectional yaitu suatu penelitian dengan

cara pengukuran variable bebas dan variable terikat dalam waktu yang bersamaan,

yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan

perawat terhadap kejadian kecelakaan kerja diruang rawat inap RSU Sembiring

Deli Tua.
3. Tuliskan rencana kerangka konsep kamu tersebut dan apa yang

menjadi variable independent dan dependent

Jawab : Kerangka Konsep


Kerangka Konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konseptual atau
variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian. Variable
adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek kesubjek lain.
Dimana identitas variable sangat penting karena berkaitan dengan pengumpulan
data dan analisis data ( Notoadmodjo, 2012).

Variabel Independent Variabel Dependent

Prilaku Keselamatan Kerja


1. Pengetahuan
2. Sikap Kejadian Kecelakaan Kerja
3. Tindakan

4. Tuliskan definisi operasional dari masing-masing variable tersebut

Jawab : yang menjadi variable indefendent adalah pengetahun, sikap dan

tindakan

Sejauh mana pengetahuan yang sudah diketahui oleh mahasiswa dalam

mengetahui keselamat kerja saat berdinas

Bagaimana sikap yang seharusnya dilakuakan oleh mahasiswa jika terjadi

kecelakaan kerja

Tindakan apa yang harus dilakuakn oleh mahasiswa jika terjadi kecelakaan

kerja

Anda mungkin juga menyukai