PERTEMUAN KE 4 Pengertian Evidence based medicine (EBM)
Proses yang digunakan secara sistematik untuk
melakukan evaluasi, menemukan, menelaah/ me- review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Menurut Sackett et al. (2000), Evidence-based
medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek, EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya Salah satu syarat utama untuk memfasilitasi pengambilan keputusan klinik yang evidence- based adalah dengan menyediakan bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi, serta diutamakan yang berupa hasil meta- analisis, review sistematik, dan randomized double blind controlled clinical trial (RCT). Secara lebih rinci, EBM merupakan keterpaduan antara: 1. Best research evidence. 2. Clinical expertise. 3. Patient values LANGKAH LANGKAH EVIDENCE BASED MEDICINE
Evidence based medicine dapat dipraktekkan pada berbagai situasi,
khususnya jika timbul keraguan dalam hal diagnosis, terapi, dan penatalaksanaan pasien.
Adapun langkah-langkah dalam EBM adalah:
Memformulasikan pertanyaan ilmiah yang berkaitan dengan masalah penyakit yang diderita oleh pasien. Penelusuran informasi ilmiah (evidence) yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Penelaahan terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada. Menerapkan hasil penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek pengambilan keputusan. Melakukan evaluasi terhadap efikasi dan efektivitas intervensi. Jenis-jenis pertanyaan klinik
Secara umum terdapat 2 jenis pertanyaan klinik yang
biasa diajukan oleh seorang praktisi medik atau klinisi pada saat menghadapi pasien.
Pertama, yang disebut dengan “background question”
merupakan pertanyaan-pertanyaan umum yang berkaitan dengan penyakit.
Kedua, “foreground question” merupakan pertanyaan-
pertanyaan spesifik yang berkaitan dengan upaya penatalaksanaan. Sambungan dari jurnal penelitian :
Penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat
bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, hal ini disebabkan oleh beban kerja perawat yang tinggi, jumlah perawat yang tidak sesuai standar, perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kompetensi yang dimiliki oleh perawat, sehingga layanan keperawatan terkadang masih mendapat komplen dari penerima layanan kesehatan, seperti terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien ataudisebut juga medication error. TERIMA KASIH