FARMASI ISTA 31-05-22 Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat tajam beberapa dekade terakhir, dan kecenderungan ini tampaknya akan terus berlanjut. • Hal ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat, adanya obat-obat baru yang lebih mahal, dan perubahan pola pengobatan, penggunaan alat kesehatan canggih. • Di sisi lain, sumber daya yang dapat digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
• Perkembangan farmakoepidemiologi saat ini tidak hanya meneliti penggunaan
dan efek obat dalam hal khasiat (efficacy) dan keamanan (safety) saja, tetapi juga menganalisis dari segi ekonominya. • Studi khusus yang mempelajari hal ini dikenal dengan nama farmakoekonomi FARMAKOEKONOMI • Farmakoekonomi adalah studi yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan hasil/konsekuensi dari suatu pengobatan. • • Tujuan farmakoekonomi adalah untuk memberikan informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatif- alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efektif dan efisien. • • Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat yang akan digunakan. • Jika kita dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan; – Apa kelebihan suatu obat dilihat dari segi cost-effectiveness-nya dibandingkan obat lain? – Apakah diperoleh hasil terapi yang baik dengan biaya yang wajar? – Apakah suatu obat dapat dimasukkan ke dalam formularium atau ke dalam daftar obat yang disubsidi? Maka farmakoekonomi dapat berperan untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut. • Farmakoekonomi dapat diaplikasikan: – dalam skala mikro, misalnya dalam menentukan pilihan terapi untuk seorang pasien untuk suatu penyakit, – dalam skala makro -misalnya dalam menentukan obat yang akan disubsidi atau yang akan dimasukkan ke dalam formularium. Hubungan farmasi klinik dengan Farmakoekonomi
• • Seiring dengan berkembangnya pelayanan farmasi klinik
yang dilakukan oleh apoteker di berbagai belahan dunia, maka ruang lingkup farmakoekonomi juga meliputi studi tentang manfaat pelayanan farmasi klinik secara ekonomi. • • Hasil studi semacam ini bisa dimanfaatkan untuk menjustifikasi apakah suatu bentuk pelayanan farmasi klinik dapat disetujui untuk dilaksanakan di suatu unit pelayanan, ataukah suatu pelayanan farmasi klinik yang sudah berjalan dapat terus dilanjutkan. • • Pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya menjadikan pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisien ditantang untuk mampu melakukan penilaian menyeluruh terhadap suatu obat baik dari segi efektifitas obat maupun dari segi nilai ekonomisnya (efisiensi). Untuk itu diperlukan bekal pengetahuan tentang prinsip-prinsip farmakoekonomi dan keterampilan yang memadai dalam melakukan evaluasi hasil studi farmakoekonomi. PENELITI • Para peneliti di bidang farmasi menggambarkan farmakoekonomi memaksimalkan jasa dalam kaitannya dengan “ECHO” (singkatan dari: Economic Outcome,Clinical Outcome, and Humanistic Outcome). • • Apa yang mereka maksudkan dengan ini adalah bahwa mengobati pasien dengan obat-obatan harus mempertimbangkan antara hasil klinik yang baik, ekonomi yang efektif terjadi efisiensi, dan kemanfaatan bagi pasien. • Dalam Studi Farmako ekonomi, sebelum melakukan analisis, tentukan dulu pengukuran nya sampai dimana? • Harus tahu lebih dlu outcome yang akan diukur sampai dimana? • Apakah ketiga outcome diukur? • Apakah hanya dua outcome yang diukur? • Atau hanya clinical outcome saja yang diukur? • Ini tergantung dari rencana awal studi. • Selain outcome yang harus ditentukan lebih dulu Dalam studi ini juga harus ditentukan perspektifnya, selanjutnya baru ditetukam metodenya. Aplikasi hasil studi farmakoekonomi • • Lisa Sanchez -seorang pakar farmakoekonomi dari Amerika Serikat- mengemukakan suatu istilah yang disebut “applied pharmacoeconomics” mendefinisikannya sebagai: Putting Pharmacoeconomic principles, methods and theories into practice, to quantify the "value" of pharmacy products and pharmaceutical care services utilized in "real-world" environments". PENGERTIAN • Jika kita mengacu pada definisi di atas, maka farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk menilai biaya-manfaat baik dari produk obat maupun pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). • • Farmakoekonomi tidak hanya penting bagi para pembuat kebijakan di bidang kesehatan saja, tetapi juga bagi tenaga kesehatan (dokter, apoteker), industri farmasi, perusahaan asuransi dan bahkan pasien, yang masing-masing mempunyai kebutuhan dan cara pandang yang berbeda. • • Bagi pembuat kebijakan, farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk: memutuskan apakah suatu obat layak dimasukkan ke dalam daftar obat yang disubsidi, memilih program pelayanan kesehatan dan membuat kebijakankebijakan strategis lain yang terkait dengan pelayanan kesehatan. • • Di tingkat rumah sakit, data farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah suatu obat bisa dimasukkan ke dalam formularium rumah sakit, atau sebaliknya, suatu obat harus dihapus dari formularium rumah sakit karena tidak cost-effective dibandingkan obat lain. • • Selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun pedoman terapi, obat mana yang akan digunakan sebagai obat lini pertama dan lini berikutnya. • • Bagi tenaga kesehatan, farmakoekonomi berperan untuk membantu pengambilan keputusan klinik dalam penggunaan obat yang rasional, karena penggunaan obat yang rasional tidak hanya mempertimbangkan dimensi aman-berkhasiatbermutu saja, tetapi juga harus mempertimbangkan nilai ekonominya. • • Sedangkan industri farmasi berkepentingan dengan hasil studi farmakoekonomi untuk berbagai hal, antara lain: penelitian dan pengembangan obat, penetapan harga, promosi dan strategi pemasaran. • • Di Australia dan Kanada, hasil studi farmakoekonomi menjadi bahan pertimbangan utama dalam mengevaluasi suatu obat baru yang akan dimasukkan ke dalam daftar obat yang disubsidi pemerintah. Kebijakan ini juga sudah mulai diikuti oleh negara-negara di Eropa. • • Di Amerika Serikat, beberapa perusahaan asuransi melakukan studi farmakoekonomi sendiri dan tidak tergantung dari hasil studi yang dilakukan industri farmasi. • • Apoteker dengan pengetahuannya yang mendalam tentang obat, selayaknya memiliki pengetahuan pula tentang prinsip-prinsip farmakoekonomi, dan akan lebih baik lagi jika mempunyai keterampilan yang memadai dalam mengevaluasi hasil studi farmakoekonomi TERIMA KASIH