Anda di halaman 1dari 6

INFEKSI VIRUS, BAKTERI, JAMUR DAN PARASIT PADA

KULIT MANUSIA

Kelas : Senin 18.30

Disusun Oleh :

1. Imelda Novanty Sari 201951103


2. Rizka Ramda awalia 201951014
3. Rizki Ardiansyah 201951176
4. Santika Bahari 201951186
5. Santonius Gautama 201951187
6. Selpia Handayani 201951190
7. Sindy Elma Rahmawati 201951197
8. Sri Tika Rahayu 201951203
9. Syifa Adya Khaerunnisa 201951011
10. Tison Silaen 201951212
11. Toto Iswanto 201951215
12. Tri Wahyudi 201951217

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL

JL. Raya Al Kamal No.2 Rt.09 Rw.04 Kedoya Selatan, Kebun Jeruk Jakarta Barat, DKI
Jakarta 11520
A. Rumusan Masalah

KULIT
1. Apa yang saudara ketahui tentang kulit manusia
2. Pilih masing masing satu penyakit kulit yang sering terjadi di Indonesia yang di sebabkan kan
infeksi virus, bakteri, jamur, parasite
3. Jelaskan tentang penyakit tersebut

B. Pembahasan

Kulit merupakan organ yang tersusun dari 4 jaringan dasar:


1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk. Penbuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh endotel. Kelenjar-
kelenjar kulit merupakan kelenjar epitelial.
2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan elastin, dan sel-
sel lemak pada dermis.
3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh, jaringan otot polos, yaitu otot
penegak rambut (m. arrector pili) dan pada dinding pembuluh darah, sedangkan
jaringan otot bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi wajah.
4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit berupa ujung
saraf bebas dan berbagai badan akhir saraf. Contoh, badan Meissner dan badan
Pacini.
a) Epidermis
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.
b) Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua lapisan
tidak tegas, serat antaranya saling menjalin. Stratum papilaris Lapisan ini tersusun lebih
longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang jumlahnya bervariasi antara 50 –
250/mm2 Sebagian besar papila mengandung pembuluh- pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel di atasnya.
c) Hipodermis Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia
berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama
sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan
yang dari dermis.
2. Infeksi Virus : Cacar Air
Bakteri : Kusta atau Lepra
Jamur : Kandiasis Oral
Parasite : Scabies

3. A. Infeksi Virus (Cacar Air)


Cacar air atau dalam istilah medis disebut varicella adalah infeksi yang disebabkan virus
Varicella zoster. Cacar air dapat dicegah dengan vaksin.
Cara Penyebaran
a. Melalui uap air udara pernapasan (batuk atau bersin).
b. Melalui air liur (berciuman atau minuman bersama).
c. Melalui kontak kulit (jabat tangan atau pelukan).
d. Melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi (selimut atau pegangan
pintu).
e. Dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui

Gejala Cacar Air


a. Kulit : lepuh, kudis, ulkus atau bintik merah
b. Seluruh tubuh : demam, kehilangan selera makan atau kelelahan
c. Gejala umum : Gatal, Pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala atau sakit
tenggorokan
Pengobatan Cacar Air

Obat : Analgesik, Antivirus, dan Antihistamin , Perawatan diri : Mandi oatmeal dan
Pelembab

B. Bakteri (Kusta atau Lepra)

Kusta adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit saraf tepi serta
saluran pernapasan kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus
Hansen.

Penyebab Kusta :
Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri micobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari
satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet) yaitu
ludah atau dahak
Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan resiko seseorang terkena kusta antara lain :
a. Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti armadillo atau
simpanse.
b. Menetap atau berkunjung ke kawasan endemic kusta. c.
Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.

Gejala kusta :

Pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan pada beberapa kasus gejala kusta baru bisa terlihat
setalah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20-30 tahun. Beberapa
gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya adalah-
- Mati rasa dikulit
- Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal dikulit.
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
- Pembesaran syaraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
- Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan.
- Mimisan, hidung tersumbat dan kehilangan tulang hidung

Pengobatan kusta:

Metode pengobatan utama penyakit kusta atau lepra adalah dengan obat antibiotik.
Penderita kusta akan diberi konsumsi beberapa jenis antibiotik selama 6 bulan hingga
2 tahun. Jenis, dosis,dan durasi penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan jenis kusta
yang di derita.
Contoh antibiotik yang digunakan untuk pengobatan kusta adalah rifampicin, dapsone,
clofazimine, minocycline, dan ofloxacin. Di indonesia pengobatan kusta dilakukan
dengan metode MDT (multi drak terapi).

C. Jamur ( Tinea Corporis)

Penyebab utama tinea corporis adalah infeksi


jamur golongan dermatophytes, yaitu trichophyton. Jamur ini dapat berkembang biak pada
jaringan keratin, yaitu jaringan keras dan tahan air yang terdapat di kulit, rambut, atau
kuku.
Jamur dermatophytes dapat menular dengan beberapa cara, yaitu:

• Bersentuhan atau berkontak langsung dengan kulit penderita tinea corporis


• Bersentuhan atau berkontak langsung dengan kulit hewan yang terinfeksi
• Bersentuhan atau berkontak langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi jamur
ini, seperti pakaian, seprai, dan handuk

Selain kondisi-kondisi di atas, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang terkena tinea corporis, di antaranya:

• Tinggal di daerah dengan iklim yang hangat atau lembap


• Memiliki keringat yang berlebihan
• Mengenakan pakaian yang terlalu sempit atau ketat
• Menggunakan pakaian, seprai, atau handuk penderita tinea corporis
• Melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik dan kulit secara langsung,
contohnya gulat
• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
• Menderita diabetes

Gejala Tinea Corporis


Gejala tinea corporis biasanya mulai muncul 4-10 hari setelah tubuh terpapar jamur.
Gejalanya terdiri dari:

• Muncul ruam berbentuk cincin atau melingkar


• Muncul ruam di leher, batang tubuh, lengan, tangan, dan tungkai
• Muncul rasa gatal dan kulit yang lebih bersisik

Pengobatan Tinea Corporis


Pengobatan tinea corporis bertujuan untuk mengatasi infeksi dan mencegah terjadinya
komplikasi. Dokter akan memberikan antijamur krim atau salep. Ada beberapa jenis
antijamur yang bisa diberikan untuk mengatasi, yaitu:

• Clotrimazol
• Mikonazol
• Econazole
• Ketoconazole
• Terbinafine

Pencegahan Tinea Corporis

• Mencuci tangan, pakaian, handuk, serta seprai secara rutin


• Mengonsumsi makanan yang bergizi dan rutin berolahraga
• Mengenakan pakaian berukuran longgar
• Mengganti pakaian dalam dan kaus kaki setiap hari
• Memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan secara rutin
• Tidak berbagi penggunaan barang pribadi, seperti handuk dan baju, dengan orang lain
• Melakukan kontrol rutin ke dokter jika menderita penyakit diabetes
D. Parasit (Scabies)

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit, Ektoparasit adalah organisme
parasit yang hidup pada permukaan tubuh inang, menghisap darah atau mencari makan pada
rambut, bulu, kulit dan menghisap cairan tubuh inang. Di beberapa daerah skabies disebut juga
penyakit kudis, the itch, sky-bees, gudik, budukan, gatal agago.
Beberapa faktor yang berperan dalam penyebaran scabies adalah :

1. Kondisi pemukiman yang padat


2. Hygiene perorangan yang jelek
3. Social ekonomi yang rendah
4. Kebersihan lingkungan yang kurang baik
5. Serta perilaku yang tidak mendukung kesehatan
6. Pada daerah yang berhawa dingin dan higiene sanitasi yang kurang bagus banyak
ditemukan kasus scabies.

Penularan Penyakit Skabies

Skabies ditularkan dari seseorang penderita pada orang lain melalui kontak langsung yang
erat, misalnya antara anggota keluarga, antara anak-anak penghuni panti asuhan yang tidur
bersama-sama di satu tempat tidur. Penularan biasanya melalui Sarcoptes scabiei betina yang
sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh larva.

Tata Laksana atau Pengobatan

Parasit dapat diberantas dengan emulsi benzoat bensiklus 25%, gamma bensen heksakloria
1% atau monosulfiram 25%. Antibiotika diberikan jika terjadi infeksi sekunder oleh kuman, dan
antihistamin diberikan untuk mengatasi gatal-gatal hebat yang dikeluhkan penderita.

Pencegahan dan Penanganan Skabies

Pencegahan skabies dengan cara mengobati penderita dengan sempurna sebagai sumber
infeksi. Selain itu selalu menjaga kebersihan badan dengan mandi dua kali sehari dengan sabun
secara teratur serta menjaga kebersihan, mencuci dan merendam dalam air mendidih alas tidur
dan alas bantal yang digunakan penderita.

Anda mungkin juga menyukai