Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

“EPIDEMIOLOGI”

Dosen : Dismo Katiandagho, SST, M.Kes

PENYAKIT YANG MASUK DALAM TUBUH MANUSIA

MELALUI PERMUKAAN KULIT

OLEH :

Kelompok 3

1. Annisa Ananda Putri Abdul


2. Sissy Firanti Tampilang
3. Finny Cleopatra Suraby
4. Natanya Ester Mamarimbing
5. Christabella Adelweis Sangian
6. Eva Marchanda Mokodompit
7. Ivana Belinda Tak
8. Yudhistira Timothy Rompas
9. Jovan Migel Grifin Toar
10. Timothy Kawi

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


Penyakit kulit adalah salah satu penyakit yang paling banyak menyerang orang-orang. terbagi
menjadi penyakit menular dan tidak menular, penyakit kulit yang menular lebih sering muncul
pada masyarakat Indonesia.

Penyebab penyakit ini biasanya adalah infeksi jamur, virus, dan bakteri yang bisa menyebar
melalui kontak langsung dengan kulit, udara, atau penggunaan barang bersama. Penyakit –
penyakit tersebut diantaranya yaitu :

1. Kurap
 Identifikasi Kasus
Kurap merupakan salah satu jenis infeksi jamur pada kulit yang menyebabkan
munculnya ruam berbentuk melingkar dan berwarna kemerahan.Gangguan kesehatan kulit
ini bisa terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti pada wajah, kepala, atau area
selangkangan. Bentuknya yang menyerupai cincin atau cacing yang sedang melingkar
membuat kurap juga disebut dengan ringworm.
Kurap akan sangat mudah menular melalui kontak langsung dengan pengidap atau
hewan yang telah terinfeksi. Tidak hanya itu, kontak yang terjadi secara tidak langsung
dengan benda-benda yang telah terkontaminasi jamur pun dapat memicu penularan.
 Penyebab Penyakit
Kurap disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit. Jamur ini dapat menular melalui kontak
langsung dengan penderita atau kontak tidak langsung dengan benda atau tanah yang
terkontaminasi. Udara panas dan lembap, berbagi pemakaian barang pribadi, dan memakai
pakaian yang ketat bisa membuat seseorang lebih rentan terkena kurap.
 Distribusi Penyakit
Semua orang dari kalangan usia berapa pun bisa terkena kurap. yang menyebabkan Anda
terinfeksi kurap dapat meningkat, jika:
1. Tinggal di daerah tropis
2. Sering berkegiatan dalam cuaca yang panas dan lembap
3. Memiliki luka terbuka di kulit
4. Sering berenang di kolam umum
5. Sering menggunakan barang pribadi bekas pakai secara bersamaan
6. Tidak memakai alas kaki di ruang ganti pusat kebugaran atau kolam renang
7. Obesitas
8. Memiliki penyakit diabetes
 Reservoir Penyakit
Kadas atau kurap sangat sering menyerang kulit. Umumnya berupa bercak dan
berbentuk bulat atau lonjong. Warnanya kemerahan, bersisik, dan berbintil-bintil. Kalau
digaruk bisa menimbulkan lecet. Adhi Djuanda (2007) Kurap digolongkan berdasarkan
lokasi yang diserang jamur penyebabnya, antara lain:
1. Kurap yang menyerang kulit kepala atau di sekitar alis (Tinea kapitis).
Waspadai jika kulit kepala terasa gatal sehingga menimbulkan kerontokan pada rambut.
Kemungkinan di situ ada penyakit yang disebabkan jamur. Untuk memastikannya, perlu
dilakukan pemeriksaan. Biasanya dokter memberikan salep atau krim anti jamur.
2. Kurap yang menyerang lipatan paha, daerah bawah perut, sekitar anus atau daerah
kelamin luar (Tinea kruris).
Bercak yang timbul akan berbentuk seperti lingkaran yang pada tepi lingkarannya akan
tampak garis merah dan bersisik. Timbul rasa gatal, terutama jika tubuh berkeringat.
Untuk mengatasinya, sebaiknya konsultasikan pada dokter spesialis kulit untuk
mendapatkan pengobatan yang sesuai.
3. Kurap yang menyerang sela-sela jari dan telapak kaki (Tinea pedis).
Dalam bahasa awam disebut kutu air. Seringkali kutu air ini meluas sampai ke bawah
jari dan sela jari-jari lain. Karena lembap, kulit menjadi terlihat putih dan rapuh.
Awalnya tak ada gejala atau keluhan yang mengkhawatirkan. Namun begitu muncul bau
tak sedap dari kulit kaki, maka berarti terjadi infeksi jamur. Kemungkinan juga muncul
infeksi bakteri dengan gejala bintil merah yang perih, bahkan bisa menimbulkan
demam.
4. Kurap yang menyerang kuku (Tinea unguinum).
Kurap yang satu ini jarang dikeluhkan karena tidak menimbulkan nyeri. Namun begitu,
kurap pada kuku paling sukar dan lama disembuhkan. Kuku lantas jadi rusak dan rapuh,
bentuknya tak lagi normal. Di bagian bawah kuku akan menumpuk sisa jaringan yang
rapuh sehingga bisa menjadi sumber penularan ke kulit.
 Cara Penularan Penyakit
Kurap adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh parasit yang ada di lapisan terluar kulit.
Penyakit ini dapat menular dengan beberapa cara yaitu:
- Manusia ke manusia. Kurap bisa menyebar dengan kontak langsung dengan seseorang
yang terinfeksi.
- Hewan ke manusia. Kalian bisa terkena kurap dengan menyentuh hewan yang terinfeksi
kurap, biasanya penyakit ini ditemukan di kucing, anjing dan sapi.
- Benda ke manusia. Seseorang bisa terkena kurap jika menyentuh benda atau permukaan
yang disentuh oleh penderita, seperti pakaian, handuk, sprei, dan sisir.
- Tanah ke manusia. Walau jarang, tanah yang terinfeksi kurap juga bisa menularkan
penyakit ini ke manusia.
Selain itu, ada juga beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena kurap,
seperti orang yang hidup di daerah dengan iklim hangat, memakai pakaian yang ketat,
memiliki ketahanan tubuh dan rendah, dan berolahraga yang melibatkan kontak kulit
seperti gulat.
 Masa Inkubasi Penyakit
Kurap jarang menimbulkan masalah yang serius dan biasanya hilang dalam waktu 2-4
minggu setelah pengobatan. Komplikasi yang dapat muncul justru akibat perilaku penderita
sendiri. Infeksi bakteri dapat menyertai kurap apabila area kulit yang terkena kurap terus
digaruk.
 Masa Penularan
Saat kulit manusia terpapar jamur penyebab tinea corporis, biasanya ada jeda waktu
sebelum muncul gejala. Umumnya, gejala baru akan muncul pada hari keempat hingga
kesepuluh setelah terinfeksi jamur. Ada beberapa gejala umum yang muncul sebagai tanda
penyakit tinea corporis, di antaranya muncul ruam yang berwarna merah atau perak yang
memiliki bentuk melingkar. Pada bagian tepinya, ruam terasa lebih timbul dibandingkan
bagian lainnya.
 Kerentanan Dan Kekebalan
Kurap dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia, namun anak-anak merupakan
kelompok yang paling rentan terkena penyakit ini. Penyakit ini biasanya muncul pada iklim
yang hangat dan lembap. Penyakit ini merupakan penyakit menular dan dapat disebarkan
melalui kontak langsung serta tidak langsung.
 Cara Penanggulangan Dan Pemberantasan Penyakit
Kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat mencegah terjadinya kurap.
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
- Tidak berbagi pemakaian barang pribadi, seperti baju, celana, atau handuk, dengan
orang lain
- Tidak tidur satu ranjang dengan penderita kurap
- Memakai alas kaki jika berada di tempat umum, misalnya kamar mandi umum.
- Tidak menggunakan pakaian yang sempit atau yang bahannya tidak menyerap keringat
- Mencuci tangan setelah melakukan kontak kulit dengan orang lain atau hewan
peliharaan yang terinfeksi jamur kulit
- Membersihkan kandang hewan dan area sekitarnya dengan disinfektan
- Mandi, mencuci rambut, dan mengganti pakaian setiap hari, serta setiap kali berkeringat
- Menjaga kaki tetap bersih dan kering

2. Kudis
 Identifikasi Kasus
Kudis adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya rasa sangat gatal di kulit,
terutama pada malam hari, disertai dengan timbulnya ruam bintik-bintik menyerupai
jerawat atau lepuhan kecil bersisik. Kondisi ini merupakan dampak dari adanya tungau
yang hidup dan bersarang di kulit.
Jumlah tungau yang terdapat di kulit penderita kudis berkisar 10-15 ekor, dan dapat
berkembang biak hingga berjumlah jutaan, dan menyebar ke bagian tubuh lain, jika tidak
mendapatkan penanganan tepat, tungau. Kudis merupakan penyakit yang mudah menular,
baik secara kontak langsung atau tidak. Maka dari itu, jika telah merasakan gejala-gejala
kudis, dianjurkan untuk segera menemui dokter.
 Penyebab Penyakit
Kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut membuat lubang
menyerupai terowongan pada kulit untuk dijadikan sarang. Mereka bertahan hidup dengan
menjadi benalu di kulit manusia, dan akan mati dalam beberapa hari tanpa manusia.
Penularan tungau Sarcoptes scabiei terjadi melalui 2 cara, yaitu:
- Kontak langsung, seperti melalui pelukan atau berhubungan seksual. Berjabat tangan
hanya memiliki potensi kecil menularkan tungau.
- Tidak langsung, misalnya berbagi peggunaan pakaian atau tempat tidur dengan orang
yang menderita kudis
 Distribusi Penyakit
- Anak-anak, terutama yang tinggal di asrama
- Orang dewasa yang aktif secara seksual
- Seseorang yang tinggal di panti jompo
- Seseorang yang tengah dirawat di rumah sakit
- Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV atau
kanker.
 Reservoir Penyakit
Kudis adalah salah satu dari tiga gangguan kulit yang paling umum pada anak-
anak, bersama dengan tinea dan pioderma . Pada 2010, itu mempengaruhi sekitar
100 juta orang (1,5% dari populasi) dan frekuensinya tidak terkait dengan gender.
Tungau tersebar di seluruh dunia dan sama-sama menginfeksi semua usia, ras, dan
kelas sosial ekonomi di iklim yang berbeda. Skabies lebih sering terlihat di daerah
ramai dengan kondisi tempat tinggal yang tidak higienis. Secara global pada tahun
2009, diperkirakan 300 juta kasus skabies terjadi setiap tahun, meskipun berbagai
pihak mengklaim angka tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. 1-10% dari
sekitar populasi global diperkirakan terinfeksi skabies, tetapi pada populasi
tertentu, tingkat infeksi mungkin 50-80%.
 Cara Penularan Penyakit
Sebenarnya, ada dua cara penularan penyakit kudis, yaitu:
- Penularan Secara Tidak Langsung
Penukaran kudis secara tidak langsung terjadi melalui pemakaian barang atau
benda dari pengidap penyakit kudis secara bergantian. Ini termasuk tempat tidur
dan selimut.
- Penularan Secara Langsung
Kontak fisik dengan pengidap penyakit kudis akan meningkatkan risiko terjadinya
penularan. Kontak langsung ini juga termasuk berjabat tangan, berpelukan, dan
berhubungan intim dengan orang yang mengidap penyakit kudis.
Risiko penularan penyakit kudis yang terjadi karena kontak langsung memang
lebih tinggi. Akan tetapi, kamu juga perlu mengetahui bahwa penularan penyakit
kulit ini terjadi jika terus dilakukan kontak langsung dalam waktu lama. Ketika ada
seseorang yang mengidap penyakit ini, bukan tidak mungkin lingkungan tempat
tinggalnya juga memiliki risiko tinggi mengalami kondisi serupa.
 Masa Inkubasi Penyakit
Infeksi kudis dimulai saat seekor tungau betina menggali lapisan luar kulit
(epidermis) menggunakan kaki depan, hingga terbentuk liang seperti terowongan.
Tungau jantan kemudian berjalan di antara liang - liang tersebut untuk mencari
betina. Setelah menemukan betinanya, terjadi perkawinan tungau jantan dan betina.
Setelah kawin, tungau jantan mati dan betina mulai bertelur dan menetas sekitar 3 -
4 hari kemudian. Setelah menetas, tungau muda bergerak ke permukaan kulit, di
mana mereka tumbuh dewasa setelah 10 - 15 hari. Tungau jantan tetap berada di
permukaan kulit, sedangkan tungau betina menggali kembali ke dalam kulit untuk
membuat lubang baru. Siklus tersebut akan terus menerus berulang. Tanpa
pengobatan yang efektif, siklus hidup tungau dapat berlanjut tanpa batas waktu
Tungau kudis bisa tahan terhadap sabun dan air panas, serta tidak dapat digosok
keluar dari kulit.
 Masa Penularan
Biasanya dibutuhkan waktu hingga 4 minggu setelah terapi agar gejala skabies
(terutama rasa gatal) menghilang. Jika setelah 4 minggu masih muncul bentol
skabies yang baru, artinya belum sembuh dan disarankan berobat kembali. Seluruh
anggota keluarga / yang tinggal serumah harus berobat juga.
 Kerentanan dan Kekebalan
Kudis rentan terjadi di tempat hangat, seperti lipatan kulit, sela jari, di bawah
kuku, di sekitar bokong, atau lipatan payudara. Kudis juga bisa muncul di area kulit
yang sering terpasang jam tangan, gelang, atau cincin. Gejala kudis yang biasa
muncul adalah rasa gatal hebat dan menjadi lebih buruk pada malam hari. Rasa
gatal muncul akibat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap air liur, telur, dan
tinja tungau.
Kudis umumnya menyebar lewat kontak kulit yang lama dengan pengidap atau
melalui hubungan intim. Penularan juga bisa terjadi saat menggunakan pakaian atau
handuk yang sama dengan pengidap kudis. Biasanya, gejala kudis muncul pada
minggu kedelapan setelah infeksi awal (masa inkubasi). Di negara maju, wabah
kudis rentan terjadi di lingkungan padat seperti sekolah dan rumah perawatan. Hal
ini terjadi karena orang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dalam
ruangan dan lebih dekat satu sama lain.
Risiko kudis atau skabies akan meningkat pada:
- anak-anak,
- dewasa muda yang akif secara seksual,
- tinggal bersama di panti jompo, penjara, asrama, dan bermain di tempat penitipan
anak yang memiliki scabies, serta
- Pasien yang sedang rawat inap
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga meningkatkan risiko terkena
scabies.
 Cara Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit
Menjaga diri agar tidak terpapar tungau merupakan cara menghindari kudis yang
paling simpel. Caranya bisa melalui beberapa hal di bawah ini:
1. Cuci Semua Pakaian.
Bila kamu menduga banyak tungau di dalam kamar, cobalah untuk mencuci semua
pakaian dan sprei tempat tidur. Gunakan air panas dan sabun. Bila perlu direbus
untuk membunuh tungau yang masih tertinggal.
2. Bersihkan Seluruh Ruangan di Rumah.
Bersihkan dengan menggunakan mesin penyedot debu. Selain itu, bersihkan pula
semua karpet dan furnitur yang ada di dalam rumah.
3. Hindari Kontak.
Karena bisa menular lewat kontak fisik, maka cara menghindari kudis bisa dengan
menyingkir dari kontak erat dengan pengidap kudis. Jangan lupa untuk
menghindari kebiasaan menggunakan barang-barang pribadi seperti handuk.
4. Buang Barang-Barang.
Bungkus dengan plastik benda yang dicurigai terkontaminasi tungau, namun tak
bisa dicuci. Kemudian, letakkan barang tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan.
Tungau tersebut akan mati dalam beberapa hari.

3. Cacar Air
 Identifikasi Kasus
Cacar air merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
Itulah sebabnya penyakit ini juga dikenal dengan istilah varisela. Seperti penyakit
lain yang juga disebabkan oleh virus, cacar air dapat sembuh dengan sendirinya
(self limiting disease).
Cacar air umumnya diderita anak-anak di bawah usia 10 tahun. Namun, pada
beberapa kasus, penyakit ini juga dapat diderita orang dewasa. Bahkan pada orang
dewasa, gejalanya cenderung lebih berat dibandingkan penderita anak-anak.
Biasanya, seorang hanya akan menderita cacar air satu kali seumur hidupnya. Meski
demikian, tidak menutup kemungkinan Anda dapat terkena lebih dari satu kali.
Namun sebenarnya saat hal itu terjadi, yang menyerang bukan lagi cacar air tetapi
shingles atau cacar api.
Ciri khas cacar air adalah munculnya bintil kemerahan berisi cairan dan terasa
gatal. Setelah beberapa hari, bintil akan mengering dan terkelupas. Bintil cacar air
biasanya muncul pada wajah, punggung, kulit kepala, dada, perut, lengan, dan kaki.
 Penyebab Penyakit
Penyebab cacar air atau varicella simplex adalah virus varisela zoster. Virus ini
dapat menular dengan mudah dan cepat. Penyakit ini disebarkan secara aeorogen
atau melalui udara. Penularan cacar air bisa terjadi melalui:
- Kontak langsung dengan penderita
- Terkena cairan tubuh penderita melalui bersin atau batuk,Memegang barang yang
sebelumnya kontak dengan penderita, seperti seprai atau baju kotor.
 Distribusi Penyakit
Berdasarkan distribusi dan frekuensi cacar air dibagi tiga yakni menurut orang,
menurut tempat, dan menurut waktu.
1) Menurut Orang
Virus varicella zoster ditemukan pada tahun 1995 dengan manusia sebagai
satu-satunya reservoir. Tidak terdapat perbedaan jenis kelamin maupun ras.
Sekitar 50% kasus terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun, banyak pula
ditemukan pada usia 1-4 tahun dan 10-14 tahun. Perinatal varicella dengan
kematian dapat terjadi apabila hamil terjangkit varicella pada 5 hari sebelum
melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan, kematian berkaitan dengan
rendahnya system imunitas pada neonates. Secara keseluruhan, insedensi dari
herpes zoster adalah 215 per 100.000 orang per tahun. Sekitar 75% kasus
terjadi pada umur di atas 45 tahun, insiden akan meningkat pada penderita
dengan system imun yang rendah. Namun, pada umumnya penyakit ini lebih
banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun.
2) Menurut Tempat
Berdasarkan tempat penyakit cacar air dapat terjadi dimana saja baik di daerah
perkotaan maupun di pedesaan serta baik Negara berkembang maupun Negara
maju. Cacar air menurut tempat tergambar jelas di dalam peta berikut :
3) Menurut Waktu
Berdasarkan waktu cacar air menurut data Dinas Kesehatan Kab.Banyumas
menyebutkan, selama periode Januari hingga November 2007, sedikitnya 671 warga
terkena penyakit cacar air. Jumlah penderita terbanyak pada Kec. Kembaran
dengan 155 pasien, kemudian kecamatan Kalibagor 79 penderita, dan kecamatan
Karanglewas 75 orang. Kepala Bidang pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan Lingkungan Dinkes mengatakan terdapat lebih dari lima ratus
penderita, akan tetapi jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2006. Data
Dinkes 2006 mencatat jumlah penderita cacar air sebanyak 1.771 orang.
 Reservoir Penyakit
Cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster yang bisa menular dengan sangat
mudah dan cepat. Infeksi virus ini bisa menyebar melalui udara saat penderita
batuk atau bersin, dan kontak langsung dari lendir, air ludah, atau cairan dari luka
lepuh.
 Cara Penularan Penyakit
Cacar air menyebar melalui air liur atau hembusan angin oleh penderita saat batuk
dan juga bisa kontak langsung pada bisul yang pecah mengenai tempat tidur, kursu,
dll dan akhirnya tersentuh oleh kulit orang lain.lalu virus akan menginfeksi orang
lain.
 Masa Inkubasi Penyakit
Seperti jenis virus lainnya, virus varicella zoster juga memiliki masa inkubasi,
yaitu 14-16 hari setelah terkena. Setelah masa inkubasi berlalu, gejala penyakit ini
akan segera muncul. Salah satu gejala pertama yang terlihat adalah demam tinggi
bersuhu antara 38o-39,4oC. Penderita biasanya merasa sakit, lesu, dan lelah. Sakit
kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan nafs makan juga umum terjadi. Gejala ini
biasanya bersifat ringan pada anak-anak. Namun, remaja dan orang dewasa
mengalami gejala yang lebih berat.
 Masa Penularan
1. Penularan melalui droplet lendir
Meskipun gejala cacar air yaitu ruam kulit belum muncul, seorang yang terinfeksi
tetap dapat menularkan cacar air. Seseorang yang terinfeksi cacar air bisa
menularkan penyakit ini 1-2 hari sebelum munculnya ruam berbentuk bintik-bintik
merah.
2. Kontak langsung dengan lenting cacar
Melakukan kontak yang secara rutin dan dekat dengan orang yang terinfeksi cacar
air berisiko menjadi cara penularan penyakit ini.
3. Penularan dari orang yang terkena cacar api (herpes zoster)
Salah satu cara penularan yang kerap kurang diwaspadai adalah transmisi virus dari
orang yang mengalami cacar api (herpes zoster). Penyakit ini sering dianggap
disebabkan oleh infeksi virus yang berbeda.

 Cara Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit


Sejauh ini cara mencegah cacar air yang paling efektif adalah dengan melalui
vaksin cacar. Para ahli dari CDC menyatakan jika imunisasi cacar air sangat aman
dan ampuh dalam memberikan perlindungan lengkap dari infeksi virus cacar air
pada anak.
Selain melalui vaksinasi, ada beragam hal lainnya yang bisa dilakukan sebagai
cara mencegah cacar air. Jika ada salah satu keluarga di rumah terkena cacar air,
Anda bisa mencegah penularannya dengan cara:
• Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang terinfeksi.
• Selalu menggunakan masker ketika melakukan interaksi dengan anggota keluarga
yang kena cacar.
• Rajin cuci tangan menggunakan sabun, terutama setelah kontak dengan orang
yang sedang cacar.
• Untuk sementara tidak berbagi barang pribadi (handuk, pakaian, atau sisir) dan
tidur sekamar dengan orang yang sedang cacar.
• Pisahkan baju atau seprai orang yang sedang kena cacar saat dicuci.
• Segera menyeka benda atau permukaan yang terkena kontak langsung orang yang
sedang cacar dengan menggunakan cairan antiseptic.

Anda mungkin juga menyukai