Anda di halaman 1dari 25

NAMA;PUTRI TEOPANI

SARAGIH
NIM:190101001
PENYAKIT PANU PROGRAM STUDI DII
FISIOTERAPI
DEFENISI PANU
PANU: adalah infeksi jamur superfisial
yang ditandai dengan adanya makula  di
kulit, skuama halus, disertai rasa gatal.
Infeksi jamur superfisialis yang kronis dan
asimtomatis   disebabkan oleh Malassezia
furfur menyerang stratum    korneum dari
epidermis.
Penyakit kulit panu disebabkan oleh jamur.
Biasanya diderita oleh seseorang yang
sudah mulai banyak beraktifitas dan
mengeluarkan keringat. 
ISTILAH PENYAKIT
KULIT PANU
1. tinea versicolor: infeksi jamur pada
kulit yang ditandai dengan bercak berwarna terang maupun gelap

2. pitiriasis versikolor : infeksi

jamur superfisial umum pada lapisan epidermis

3. CHROMOPHYTOSIS
6. KROMOFITOSIS
7. Dermatomycosis
furfuracea
8. Dermatomikosis
9. Liver spots
10. Aeromia parasitica
11. Aeromia parasitica
12. kleinenflechte
13. Hody-potsy
14. Cutaneous fungal
infection
EPIDEMOLOGI
Panu lebih sering terjadi didaerah tropis dan
mempunyai kelembapan tinggi. Walaupun kelainan
kulit lebih terlihat pada orang berkulit gelap namun
angka kejadian panu sama di ras. Beberapa
penelitian mengemukan angka kejadian pada pria
dan wanita dalam jumlah seimbang. Di AS penyakit
ini banyak ditemukan di usia pada usia 15-24 tahun,
dimana kelenjar sebasea ( kelenjar minyak ) lebih
aktif bekerja. Angka kejadian sebelum pubertas atau
setelah usia 65 tahun jarang ditemukan. Di negara
tropis penyakit ini lebih sering terjadi pada usia 10-
19 tahun.
ETIOLOGI

1. Lembab dan panas dari lingkungan, dari


pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap
keringat.
2. Keringat berlebihan karena berolahraga atau
karena kegemukan.
3. Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan
pada paha orang gemuk.
4. Keseimbangan flora tubuh normal terganggu,
antara lain karena pemakaian antibiotik, atau
hormonal dalam jangka panjang.
PATOGENESIS &
PATOFISIOLOGIS
BERBAGAI BENTUK
PANU
1. Gambaran atau penampilan paling umum panu adalah
banyak (numerous), berbatas jelas (well-marginated),
bersisik “kecil/sempurna” (finely scaly), makula oval-
bulat menyebar di batang tubuh (trunk) dan/atau di dada,
dan sesekali ada juga di bagian bawah perut, leher, dan
ekstremitas (anggota gerak) bagian proximal (dekat
sumbu tubuh).
2.   Bentuk kebalikan (inverse form) dari panu juga ada,
dimana kondisi ini memiliki distribusi yang berbeda
sepenuhnya, melibatkan daerah lipatan kulit (flexure),
wajah, atau area ekstremitas (anggota gerak, yaitu
tangan dan kaki) yang terpisah (isolated). Bentuk panu
ini lebih sering terlihat pada hosts yang
immunocompromised (mengalami gangguan sistem
kekebalan tubuh).
3. Bentuk ketiga infeksi M furfur pada kulit melibatkan
folikel rambut. Kondisi ini secara khas berlokasi di
punggung, dada, dan extremities (anggota gerak tubuh,
meliputi tangan dan kaki).               Bentuk ini secara
klinis sulit dibedakan dengan bacterial folliculitis.
Gambaran Pityrosporum folliculitis adalah perifollicular,
pustul atau papula eritematosa.               Faktor
predisposisi meliputi: diabetes, kelembaban yang tinggi,
terapi antibiotik atau steroid, dan terapi
immunosuppressant. Sebagai tambahan, beberapa riset
melaporkan bahwa M furfur juga berperan di dalam
seborrheic dermatitis.
GEJALA
1. biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna
2. berbentuk tidak teratur sampai teratur
3. berbatas jelas sampai difus
4. ditutupi sisik halus dengan rasa gatal
5. asimtomatik ( tanpa gejala atau tanpa keluhan ) dan hanya
gangguan kosmetik saja. Pseudoakromia akibat tidak terkena sinar
matahari
DESKRIPSI KASUS
Bapak yudi seorang pekerja bangunan, berumur 30 tahun datang ke
puskesmas x dengan keluhan terdapat bercak putih pada wajah, leher
dan ekstrimitas. Bercak memiliki tepi yang jelas dan semakin banyak
dari waktu kewaktu. Bercak akan terasa sangat gatal saat berkeringat.
Beliau meminta dipilihkan obat untuk mengatasi penyakitnya.
Dari gejala dan bentuknya becak tersebut merupakan panu
( pityriasis versicolor ) yang disebabkan oleh infeksi jamur
malassezia furfur.
PEMERIKSAAN FISIK
Efloresensi ( gambaran ruam atau lesi kulit atau ujud kelainan
kulit)
Makula berbatas tegas ( sharply marginated ), berbentuk bundar
atau oval dan ukurannya bervariasi . Beberapa pasien disertai
malassezia folliculitis dan dermatitis seboroik. Pada kulit yang tidak
berwarna coklat ( untanned skin ) lesi berwarna coklat terang. Pada
kulit coklat ( tanned skin ), lesi berwarna putih. Pada orang yang
berkulit gelap, terdapat makula coklat gelap. Beberapa lesi panu
berwarna merah.
Selain itu panu merupakan makula yang dapat hipopigmentasi ,
kecoklatan keabuan atau kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran,
dengan skuama halus di atasnya.
PEMERIKSAAN LAB

1. wood’s lamp pemeriksaan ini menggunakan lampu dengan sinar uv


khusus yang akan melihat adanya jamur pada kulit. Bila kulit memang
terinfeksi, kulit akan tampak kuning atau hijau dibawah sinar.
2. Pemeriksaan potassium hydroxide ( KoH ), yang menunjukkan
gambaran hifa dengan cigar- butt yang pendek.
3. Ciri khas panu yang ditemukan pada pemeriksaan KOH adalah
gambaran hifa filamentosa dan bentuk globose yeast, yang sering
disebut spaghetti meat balls, yaitu kelompok hifa pendek yang
tebalnya 3-8 mikron, dikelilingi spora berkelompok yang berukuran
1-2 mikron.
  PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI PADA PANU
1.panu dapat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang terlebih jika
panu muncul di daerah yang mudah terlihat
2. Komplikasi yang paling umum terjadi adalah perubahan warna
kulit yang bisa bertahan selama bermingu-minggu setelah perawatan
EDUKASI PADA PANU

1. Mandi pakai sabun sehari dua kali


Setiap hari keringat keluar dari tubuh kita.
Keringat ini selain menyebabkan bau
asam, juga meningkatkan kelembaban
tubuh. Dan dalam keadaan seperti ini panu
akan mudah sekali tumbuh. Dengan mandi
kebersihan dan kelembaban tubuh dapat
berkurang, sehingga jamur panu sulit
tumbuh.
2. Jangan bertukar pakaian dengan orang yang panuan
Panu adalah penyakit menular, panu mudah menempel
pada pakaian. Dengan bertukar pakaian dengan penderita
penyakit panu, memungkinkan terjadinya penularan
penyakit yang memalukan ini. Kebiasaan mengganti baju
setiap hari dan selalu menjaga baju kita agar tetap kering
wajib hukumnya, sebab baju yang berkeringat akan
menciptakan kelembaban yang tinggi pada daerah badan
dan punggung dan bisa menjadi tempat yang cocok bagi
jamur untuk tumbuh.
3. Menggunakan handuk
Mungkin tak pernah terbesit di pikiran kita kalau
bercak putih ”panu” itu akan ada pada kulit kita
yang sehat dan bersih. Namun kita harus tahu
bahwa bercak keputihan ini bisa muncul jika kita
bertukaran handuk dengan mereka yang
menderita infeksi jamur ini, sebab pada
prinsipnya infeksi jamur bisa berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lainnya melalui alat
sanitasi yang digunakan bersama-sama, terlebih
lagi jika handuk itu lembab dan basah karena
tidak pernah dijemur atau dicuci.
4.  Memotong kuku
Tak banyak dari kita yang meyadari bahwa jamur dapat tumbuh di
daerah kuku dan sekitarnya. Jika ada kulit kita yang terinfeksi jamur,
kadang secara tidak sengaja ingin rasanya jari ini menggaruknya
sekedar untuk menghilangkan perasaan gatal tersebut. Hal itu justru
akan membuat jamur itu menempel di bawah kuku kita dan mulai
menginfeksi jaringan di bawah kuku, bahkan memindahkan infeksi
jamur itu ke tempat atau kulit di daerah lain tubuh kita.
5. Air bersih
Kebiasaan mencuci tangan dan mandi dengan air bersih juga
merupakan langkah yang efektif untuk mencegah infeksi jamur.
Tentunya air bersih ini juga harus memperhatikan sumbernya.
Perhatikan bahwa air yang terkontaminasi jamur bisa menjadi sarana
penularan yang sangat baik. Jadi mulailah kebiasaan hidup sehat
dengan selalu menggunakan air bersih.

Anda mungkin juga menyukai