Oleh :
M.FADIL AL IMRONI
NIM : 2013453037
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................
A. Kerangka Teori..................................................................................................................
B. Kerangka Konsep...............................................................................................................
C. Definisi Operasional.........................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancagan Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kesehatan masyarakat yang kerap menyerang masyarakat di seluruh
negara yaitu dermatofitosis, dermatofitosis dapat mengenai rambut, kuku atau
kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofit, spesies dermatofit antara lain
Trichophyton .rubrum, Trichophyton .mentagrophytes dan
Epidermophyton .floccosum. (An et al., 2017; Nweze & Eke, 2018).
Jamur yang melekat dan tumbuh pada jaringan keratin merupakan
Golongan Dermatofita, Sumber makanan dari jamur adalah jaringan keratin.
Jaringan tersebut ialah jaringan seperti stratum korneum, rambut, kuku,.dan
kulit yang ada pada manusia. (Hifzil Husni, Ennesta Asri, 2018)
Kelainan kulit biasanya disebabkan oleh jiamiur dermatophyta khususnya
Tinieai capitis dengan spesies Tricopihyton rubrunn, Tricopihytonl
mentagropiytes, dan Epidermophytonl flioccosium. Meskipun Tineai capitis
mungkin tidak berakibat fatal, namun dapat secara serius mempengaruhi
kualitas hidup dan daya tarik alami para korban, Ini juga persisten dan sulit
diobati. Infeksi bakteri dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh dan dapat
ditularkan ke orang lain melalui infeksi jamur. (Setianingsih Ika, Arianti C.D,
2015) .
Frekuensi dermatofitosis bervariasi dari satu negara ke negara lain, tetapi
tersebar luas di seluruh dunia. Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tentang prevalensi infeksi dermatositik, 20% orang di seluruh dunia
terinfeksi jamur dermatofita (Khodadadi et al., 2021; Lakshmipathy &
Kannabiran, 2010).Dermatofitosis menempati urutan kedua setelah pitiriasis
versikolor di Indonesia. (Dilly et al., 2016).
Pertumbuhan jamur ini sangat mudah sesuai dengan kecocokan dengan sel
inang dan lingkungannya. Pada umumnya jamur Dermatopita tumbuh dan
berkembang baik pada lingkungan dengan suhu 25- 30C. Selain faktor
lingkungan, infeksi pada kulit manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti: higiene individu yang rendah, tempat tinggal atau pemukiman yang
padat, pakaian yang tidak menyerap keringat, atau bagian tubuh yang sering
3
tertutup lama oleh pakaian, sepatu, maupun penutup kepala seperti topi dan
helm. Biasanya infeksi jamur sering terjadi pada populasi dengan tingkat
sosioekonomi yang rendah, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
sikap individual terhadap resiko timbulnya infeksi dan transmisi dari jamur.
Penyakit kulit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita ini
disebut dengan dermatofitosis. Dermatofitosis disebut juga dengan tinea dan
memiliki variasi sesuai dengan lokasi anatominya seperti tinea kapitis, tinea
barbae, tinea kruris, tinea pedis dan tinea korporis.
Pekerja ojek online memiliki hak untuk mendapatkan hak atas keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2010. Kesehatan dan
Keselamatan kerja merupakan suatu usaha seseorang untuk menciptakan
kesejahteraan kerja. Waktu kerja seseorang menentukan kesehatan, efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja. Waktu kerja pekerja ojek online rata-rata
10-12 jam/hari. Waktu kerja yang panjang dapat menimbulkan kecenderungan
untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan
serta ketidakpuasan (Sonhaji, 2010).
Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih sering dijumpai
pada masyarakat terutama pada negara beriklim tropis seperti Negara
Indonesia. Iklim tropis merupakan daerah dengan kelembapan tinggi yang
akan mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun jamur. Indonesia
memiliki lingkungan tropis yang panas dan lembab yang mendukung
perkembangan jamur. Dermatofitosis menempati urutan kedua setelah
pitiriasis versikolor di Indonesia. Pada 2009–2011 Dermatofitosis ditemukan
pada 52% populasi, dengan tinea pedis, dermatofitosis kaki, dermatofitosis
batang tubuh, dan dermatofitosis kaki merupakan mayoritas kasus (2,93-
27,6%). (Dilly et al., 2016)
Kejadian penyakit kulit juga sebagai salah satu akibat dari kurangnya
kesadaran dan ketidak pedulian masyarakat khususnya pengemudi ojek online
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya dengan menerapkan
perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm yang terjaga
kelembabannya saat bekerja. Pada penelitian kali ini peneliti tertarik untuk
4
Identifikasi Jamur dermatopita Pada Helm Penumpang Ojek Online Di
Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana gambaran Identifikasi Jamur dermatopita
Pada Helm Penumpang Ojek Online Di Kecamatan Kedaton Bandar
Lampung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Identifikasi Jamur dermatopita Pada Helm Penumpang
Ojek Online Di Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui persentase jamur dermatofita pada helm penumpang
ojek online Di Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
b. Untuk mengetahui persentase spesies jamur dermatofita (Trichophyton
mentagrophytes, Trichopyhton rubrum, dan Epydermophyton floccosum)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memperbanyak wawasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya tentang jamur Dermatophyta
pada helm penumpang ojek online di Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
2. Manfaat aplikatif
a. Bagi Masyarakat
Mengedukasi kepada para pengemudi ojek online yang berada di
Kecamatan Kedaton Bandar Lampung tentang jamur dermatophyta pada
helm. Memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan
dalam menjaga kelembaban pada helm supaya tidak terinfeksi oleh jamur.
b. Bagi Peneliti
5
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang jamur dermatophyta
dibidang mikologi khususnya tentang jamur dermatophyta pada helm
penumpang ojek online.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Bidang kajian dari penelitian ini adalah mikologi yang bersifat deskriptif.
Variabel yang diamati adalah jamur dermatophyta (Trichophyton
mentagrophytes, Trichopyhton rubrum, dan Epydermophyton floccosum) yang
ada pada Helm penumpang ojek online. Populasi penelitian berjumlah 23 di
Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah sampel kerokan permukaan helm penumpang ojek online
aplikasi gojek yang dilihat secara makro memiliki kondisi basah dan
kelembaban yang berlebih dan memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi
subjek: helm yang telah digunakan dan masih digunakan ojek online untuk
penumpang. Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Tanjungkarang. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2022. Analisis data peneliti
menggunakan univariat yaitu menghitung persentase. Metode pemeriksaan
menggunakan metode mikroskopis dan kultur dari hasil kerokan permukaan
helm dengan menggunakan larutan KOH 10% lalu sampel yang positif
ditanam di media Sabouraud Dextrose Agar Plate (SDA).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosmetik
Kosmetika merupakan bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki
bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM,
2013). Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan suatu obat
yang dipakai untuk diagnosa, pengobatan maupun untuk pencegahan suatu
penyakit. Menurut Tranggono dan Latifah (2007), Penggolongan kosmetik
berdasarkan kegunaannya bagi kulit :
1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics), untuk merawat
kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya
moisturizer cream, night cream, anti wrinkle cream.
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan
sunscreen foundation, sun block cream / lotion.
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling),
misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengamplas.
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) Jenis ini diperlukan untuk
merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan
penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis
7
yang baik, seperti percaya diri. Dalam kosmetik riasan, peran zat
warna dan pewangi sangat besar. 2 macam kosmetik dekoratif, yaitu
kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan
dengan pemakaian sebentar, dan kosmetik dekoratif yang efeknya
mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru luntur.
B. Lipglos
8
Pemulas bibir yang berfungsi untuk memberikan kilauan agak mengkilat
dibibir, atau digunakan untuk memberikan efek warna tertentu adalah lip gloss.
Pada umumnya lip gloss dibuat dalam berbagai bentuk, cair atau padatan lunak
dan digunakan dengan bermacam-macam cara.
Lip gloss ada yang dikemas dalam botol silindris kecil yang dipakai
dengan menggunakan batang pengoles berujung membulat atau lonjong yang bisa
dilengkapi kuas bibir, sedangkan ada juga lip gloss dalam bentuk padat seringkali
dikemas dalam kotak atau tabung Komponen lip gloss terdiri dari pigmen, minyak
lilin, dan pelembut yang memberikan warna, tekstur, dan pelindung terhadap bibir
(Dian, 2017).
9
oleh bakteri. Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi
aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif (Tjandra, 2007).
10
Melinjo atau belinjo (Gnetum gnemon Linn.) adalah suatu spesies tanaman
berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal
dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula
dengan nama maninjo (bahasa Makassar), ku'lang (bahasa
Selayar), belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda)
atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), khalet (Bahasa
Kamboja), bidau (bahasa Melayu Kapuas Hulu).[1] Melinjo banyak
ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan
terutama dimanfaatkan buah dan daunnya. Klasifikasi melinjo adalah
sebagai berikut
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Gnetopsida
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Batang
11
Batang melinjo berbentuk bulan memanjang, dengan diamater 10-20
cm bahkan lebih, tumbuh tegak dengan panjang mencapai 15-20 m,
permukaan batang merata. Batang juga memiliki percabangan
monopodial yaitu batang terlihat jelas, besar dan panjang
pertumbuhan cabangnya.
Daun
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai
daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki
pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki
serabut halus berwarna keputihan.
Bunga
Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina.
Bunga jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari
karangan bulir. Biasanya dalam penyerbukan ini tidak dilakukan
secara langsung, namun tetapi memerlukan bantuan dari angin
maupun hewan sekitarnya.
Biji
Biji melinjo terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi
dengan tandan bunga yang berdaging, biji berwarna hijau muda kalau
belum matang dan sudah matang akan berwarna kemerahan tua.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian
eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan merancang, membuat
formulasi, dan mengevaluasi sediaan lipgloss dari ekstrak kulit buah
melinjo merah (gnetum gnemon l) dengan pelarut virgin coconut oil (vco)
serta menganalisa syarat mutu fisiknya (organoleptis, homogenitas, daya
oles), uji stabilitas dan uji kesukaan.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah lipgloss dari ekstrak kulit buah
melinjo merah (gnetum gnemon l) dengan pelarut virgin coconut oil (vco).
13