ABSTRACT
Tinea pedis is a dermatophytosis disease. Tinea pedis or more commonly referred to as water fleas
is an infectious disease caused by dermatophyte fungi that infect the skin between the toes, soles of the feet
and the lateral parts of the feet. Trichopyton rubrum is the main fungal species that causes Tinea pedis. This
review describes how T. rubrum infects the skin through the breakdown of keratin with enzyme production
by fungi which then causes various clinical problems such as maceration, itching, bleeding, odor, fissures,
and at a severe level can cause complications. Cleanliness, socioeconomic, work and education are all
supporting factors for the occurrence of tinea pedis. Maintaining personal hygiene is a measure to prevent
infection, the treatment that can be done is with oral or tropical antifungals.
INTISARI
Tinea pedis merupakan salah satu penyakit dermatofitosis. Tinea pedis atau lebih sering disebut
sebagai kutu air merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yang
menginfeksi kulit pada bagian sela-sela jari kaki, telapak kaki dan bagian lateral kaki. Trichopyton rubrum
menjadi spesies jamur utama penyebab Tinea pedis. Review ini menggambarkan bagaimana T. rubrum
menginfeksi kulit melalui penghancuran keratin dengan produksi enzim oleh jamur yang kemudian
menimbulkan berbagai masalah klinis seperti maserasi, gatal, bearair, menimbulkan bau, fisura, serta pada
tingkat parah dapat menimbulkan komplikasi. Kebersihan, sosial ekonomi, pekerjaan dan pendidikan
menjadi faktor pendukung terjadinya Tinea pedis. Menjaga kebersihan personal menjadi langkah
pencegahan infeksi, pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan antijamur oral maupun tropikal.
Dermatofitosis merupakan penyakit yang organisme lainnya. Oleh sebab itu tingkat
terjadi pada jaringan tubuh yang mengandung infeksi dari jamur sangat tinggi.
zat tanduk pada bagian epidermis, rambut serta
kuku. Prevalensi dermatofitosis ini ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
diperkirakan mencapai 20-25% dari populasi TINEA PEDIS
dunia dan terus mengalami peningkatan. Tinea pedis (athlete’s foot) atau lebih
Dermatofitosis dapat menular secara langsung sering disebut sebagai kutu air merupakan
maupun tidak langsung dari manusia ke penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur
manusia (anthropophilic organism), dari hewan golongan dermatofita yang menginfeksi kulit
(zoophilic organism) serta dari tanah (geophilic pada bagian sela-sela jari kaki, telapak kaki dan
organisms). Penularan juga dapar terjadi secara bagian lateral kaki (Farihatun, 2018). Tinea
tidak langsung dengan perantara benda lain pedis dapat disebabkan oleh semua genus
sebagai media penularan, seperti topi, handuk, dermatofita. Pada dasarnya dermatofita sendiri
sisir serta kaos kaki yang pengunaannya terbagi menjadi 3 genus utama, yaitu
dilakukan secara bergantian dengan orang yang Trichopyton (menginfeksi kulit, kuku, dan
telah terinfeksi (Triana et al., 2020). rambut), Epidermophyton (kulit dan kuku) serta
Ada banyak penyakit kulit yang Microsporus (kulit dan rambut) (Warouw et al.,
tergolong dalam dermatofitosis. Tinea pedis 2021). Spesies yang termasuk ke dalam 3 genus
menjadi salah satu penyakit yang disebabkan tersebut yaitu T. rubrum, T. mentagrophites, T.
oleh jamur golongan dermatofit yang angka concentricum, E. floccosum, M. gypseum dan
kejadiannya tinggi pada berbagai wilayah. M. canis. Di antara 6 spesies tersebut T. rubrum
Jamur dermatofita merupakan golongan jamur menjadi agen utama penyebab Tinea pedis di
yang dapat memproduksi enzim keratinase dan Indonesia, bahkan di seluruh dunia.
memiliki kemampuan mencerna keratin pada Berdasar dari Farihatun (2018),
kuku, kulit serta rambut. Organisme yang Taksonomi dari T. rubrum adalah sebagai
mampu mencerna keratin disebut degan berikut:
keratofilik. Jamur dermatofit akan menginvasi Phylum : Askomykota
stratum korneum yang ada pada kulit. Jamur Class : Eurityomycetes
memiliki keterkaitan yang erat dengan Order : Onygenales
kehidupan manusia. Jamur dapat hidup dan dan Family : Arthrodermataceae
berkembang dimana saja, baik di udara, tanah, Genus : Tricopyton
air, pakaian, bahkan pada organ tubuh Spesies : Trichophyton rubrum
intensitas yang berbeda- beda. Peradangan terjadi pada kedua kaki serta dapat pula muncul
yang cukup parah akan menyebabkan penderita pada salahsatu telapak tangan.
kesulitan berjalan. Lesi ini akan berkembang d. Tinea pedis ulseratif
dengan cepat pada musim panas atau kemarau. Ulseratif Tinea pedis dominan
Dan pada tingkat yang lebih parah, akan disebabkan oleh T. interdigitale. Tinea pedis
memberikan respon inflamasi yang tipe ini ditandai dengan lesi vesikulopustular
melumpuhkan seperti selulitis, adenopati dan yang penyebarannya cepat, ulkus dan erosi
limfangitis.
serta kadangkala disertai dengan infeksi bakteri
c. Tinea pedis hiperkeratotik
sekunder. Lesi yang ditimbulkan biasanya
Tipe ini ditandai dengan terjadinya
mengalami maserasi yang biasanya dimulai
eritema plantaris mulai dari skala ringan
dari ruang antar jari- jari kaki sebelum
hingga hiperkeratosis difus. Hiperkeratosis
menyebar ke punggung kaki, bagian lateral dan
difus melibatkan telapak kaki, permukaan
permukaan plantar selama beberapa hari.
medial dan lateral kaki dan seringkali disertai
Menurut Makola et al. (2018), Tinea pedis
dengan sisik yang tipis. Biasanya pada kulit
ulseratif ini dapat menyebabkan komplikasi
akan muncul semacam kerak berupa tumpukan
diantaranya selulitis, limfangitis demam dan
sel kulit berwarna putih. Pada kasus yang berat,
malaiase. Gejala- gejala yang biasanya terjadi
infeksi akan menyebabkan kuku jari menebal,
adalah bisul, nyeri dengan tingkatan yang
hancur dan bahkan terlepas. Tipe ini dapat
bervariasi serta menimbulkan rasa gatal.
menimbulkan gejala pruritus ataupun kadang
tanpa gejala (asimtomatik). Infeksi sering
Gambar 2. Gambaran klinis Tinea pedis pada sela-sela jari kaki (Triana et al., 2020)
terhadap suatu penyakit serta juga banyak infeksi jamur pada kulit yaitu dengan menjaga
terserang penyakit degenerative seperti kebersihan secara personal, seperti mandi
diabetes yang juga menjadi faktor prediposisi secara teratur dengan menggunakan sabun,
mudah yang mengakibatkan terjadinya infeksi mencuci bagian kaki maupun tangan secara
jamur pada kulit. Selain itu, keadaan sosial benar serta tidak lupa menjaga tingkat
ekonomi serta kebersihan yang minim kekeringan kulit agar tidak menciptakan
memegang peranan yang cukup penting kondisi lembab yang sangat menunjang
terhadap infeksi jamur yang terjadi. Penyakit pertumbuhan. Selain itu, perawatan terhadap
infeksi yang disebabkan oleh jamur pada kuku, tangan, rambut dan kaki harus
umumnya lebih sering terjadi pada kalangan diperhatikan (Isro’in & Andarmoyo, 2012).
dengan sosial ekonomi yang rendah. Hal Menurut Rustika & Agung (2018), kebersihan
tersebut ada kaitannya dengan status gizi yang kulit menjadi hal utama sebagai langkah
berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh mengurangi kontak maupun transmisi
seseorang dalam menanggapi suatu penyakit terjadinya infeksi.
tertentu. Faktor yang dikatakan paling Pada masa sekarang ini, obat anti jamur
mendominasi adalah tingkat kemiskinan dan semakin berkembang baik yang diharapkan
kebersihan secara personal (Rustika & Agung, mampu mengurangi prevalensi penyakit yang
2018). Tidak hanya itu, tingkat pendidikan, disebabkan oleh infeksi jamur. Dalam
pekerjaan dan lingkungan fisik juga menjadi menangani infeksi Tinea pedis, dapat ditempuh
indikator yang berpengaruh terhadap dengan memberikan antijamur oral maupun
penyebaran infeksi Tinea pedis. Seperti tropical ataupun dengan kombinasi antara
penelitian yang dilakukan oleh Farida (2019) kedua jenis antijamur tersebut Contoh
bahwa pendidikan kesehatan memegang antijamur oral yaitu Gliseofulvin, Intraconazale
peranan penting dalam peningkatan sikap dan Fluconazole. Antijamur tropikal yang biasa
seseorang menjadi lebih baik, utamanya dalam digunakan yaitu Miconazole, Sulconazole,
kebersihan secara personal. Karena kebanyakan Oxoconazole, Econazole, Clotrimazole,
orang masih acuh terhadap infeksi jamur ini Ciclopirox, Ketoconazole, Naftifine,
dengan anggapan bahwa hal tersebut tidak akan Terbinafine, Flutrimasol, Bifonazole, dan
memberikan pengaruh yang cukup besar Butenafine (Nurwulan et al., 2019).
terhadap kesehatan dan menurunkan kualitas
hidup bagi penderitanya. KESIMPULAN
Beberapa faktor lain yaitu memakai Tinea pedis merupakan salahsatu
sepatu tertutup dalam jangka waktu yang lama, penyakit dermatofitosis. Tinea pedis atau lebih
terjadinya kelembapan karena ekskresi sering disebut sebagai kutu air merupakan
keringat, kebiasaan tidak memakai alas kaki, penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur
golongan dermatofita yang menginfeksi kulit
serta pecahnya kulit di bagian sela jari karena
pada bagian sela-sela jari kaki, telapak kaki dan
mekanis juga menjadi faktor resiko terjadinya bagian lateral kaki. Trichopyton rubrum
Tinea pedis. Selain itu, lingkungan kerja menjadi spesies jamur utama penyebab Tinea
menjadi tempat yang sangat berpotensi dalam pedis. Infeksi atau penularan jamur T. rubrum
memengaruhi kesehatan (Khusnul, 2018). dapat terjadi secara langsung maupun secara
tidak langsung melalui media perantara.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN T.rubrum menginfeksi kulit melalui
TINEA PEDIS penghancuran keratin dengan produksi enzim
Hal- hal yang perlu diperhatikan untuk oleh jamur yang kemudian menimbulkan
menjaga kesehatan terutama menghindari berbagai masalah klinis seperti maserasi, gatal,