Anda di halaman 1dari 408

AKP

STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN REGULASI/ DOKUMEN BUKTI REG PRODUK VER & VAL RTL TARGET WAKTU PIHAK TERKAIT
AKP 1 1 Rumah sakit telah menetapkan regulasi Perdir tentang Akses dan Kesinambungan Pelayanan KEPUTUSAN MENTRI KESEHATAN RI
akses dan kesinambungan pelayanan (AKP) (AKP) NOMOR HK.01.07/MENKES/1128/2022
meliputi poin a) - f) pada gambaran umum.
(R)
Surat Keputusan Direktur
2 Rumah sakit telah menerapkan proses 1. Perdir tentang Panduan Skrining UU No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
skrining baik di dalam maupun di luar No.36 Th 2009 tentang kesehatan, UU No.44
rumah sakit dan terdokumentasi. ( R,D,W) Th 2009 tentang rumah sakit, PP No. 32 Th
1996 tentang tenaga kesehatan ,
PMK No.209/MENKES/Per/III/2008
tentang rekam medis

SK Direktur
2. Formulir skrining (formulir rekam medis) SK Direktur (800/295.g/SOP/ARK/II/2019 Pedoman
3. Bukti pelaksanaan skrining di rekam medis SPT Jabatan dokumentasi
3 Ada proses untuk memberikan hasil Dokumen rekam medis pasien di IGD SPT Jabatan
pemeriksaan diagnostik kepada tenaga (Contoh hasil pemeriksaan diagnostik indikasi
kesehatan yang kompeten/terlatih untuk diterima, ditransfer atau dirujuk)
bertanggung jawab menentukan apakah
pasien akan admisi, ditransfer, atau dirujuk.
( D,O,W)
Pedoman
4 Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi Formulir rujukan SK Direktur (800/299.c.g/SOP/ARK/II/2019)
sesuai misi dan sumber daya yang ada, (menunjukan terdapat indikasi pasien dirujuk dan
maka rumah sakit akan merujuk atau pasien dirujuk oleh karena fasilitas pelayanan yang
membantu pasien ke fasilitas pelayanan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien misalnya tidak
yang sesuai kebutuhannya.( D,O,W) punya alat atau SDM)
Pedoman
AKP 1.1 1 Proses triase dan pelayanan 1. Panduan Triase UU No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
kegawatdaruratan telah diterapkan oleh staf No.36 Th 2009 tentang kesehatan, UU No.44
yang kompeten dan bukti dokumen Th 2009 tentang rumah sakit, PP No. 32 Th
kompetensi dan kewenangan klinisnya 1996 tentang tenaga kesehatan ,
tersedia.( R,D,O W) PMK
No.1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang
standar pelayanan rumah sakit, Keputusan
Mentri Kesehatan
No.129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit, PMK
No.1691/MENKES/per/VIII/2011 tentang
keselamatan pasien rumah sakit
SK Direktur
2. Form triase SK Direktur (800/291.g/SOP/II/2019 Pedoman
3. SPK/RKK petugas yang melakukan triase SPT Jabatan
Pedoman
2 Staf telah menggunakan kriteria triase Formulir triase (sesuai dengan panduan triase) SK Direktur (800/291.g/SOP/II/2019
berbasis bukti untuk memprioritaskan
pasien sesuai dengan kegawatannya.
( D,O,W) Pedoman
3 Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai Dokumen rekam medis pasien yg distabilkan baru SK Direktur (800/292.g/SOP/II/2019)
kapasitas rumah sakit sebelum ditransfer ke dilakukan transfer ke rawat inap atau dirujuk
ruang rawat atau dirujuk dan terdokumentasi di rekam medis pasien
didokumentasikan dalam rekam medik.
( D,O) Pedoman
Form RM transfer pasien SK Direktur (800/292.g/SOP/II/2019) Pedoman
Form RM rujukan pasien SK Direktur (800/299.c.g/SPO/ARK/II/2019) Pedoman
AKP 1.2 1 Rumah sakit telah melaksanakan skrining Dokumen RM pasien yang dilakukan skrining UU No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
pasien masuk rawat inap untuk menetapkan menggunakan pengkajian gawat darurat untuk No.36 Th 2009 tentang kesehatan, UU No.44
kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, menetapkan kebutuhan prioritas pelayanan pasien , Th 2009 tentang rumah sakit, PP No. 32 Th
kuratif, dan rehabilitatif, pelayanan (sertakan pengkajian gawat darurat pada poin 1996 tentang tenaga kesehatan ,
khusus/spesialistik atau pelayanan intensif. kriteria prioritas) PMK No.209/MENKES/Per/III/2008
(D) tentang rekam medis
SK Direktur
2 Rumah sakit telah menetapkan kriteria Formulir rekam medis bukti kriteria masuk dan (hanya ruang rawat dan HCU)
masuk dan kriteria keluar di unit pelayanan keluar untuk unit khusus
khusus/spesialistik menggunakan parameter (ICU, ICCU, NICU, PICU, pascaoperasi sesuai
diagnostik dan atau parameter objektif pelayanan yang ada di rumah sakit dll )
termasuk kriteria berbasis fisiologis dan
terdokumentasikan di rekam medik.( D,O)
Pedoman
3 Rumah sakit telah menerapkan kriteria Formulir rekam medis bukti kriteria masuk dan (HCU)
masuk dan kriteria keluar di unit pelayanan keluar untuk unit insentif parameter sesuai elemen
intensif menggunakan parameter diagnostik penilaian
dan atau parameter objektif termasuk
kriteria berbasis fisiologis dan
terdokumentasikan di rekam medik (D,O)
4 Staf yang kompeten dan berwenang di unit 1. Bukti keterlibatan penyusunan kriteria masuk dan (HCU)
pelayanan khusus dan unit pelayanan keluar di unit pelayanan intensif, sertakan bukti
intensif terlibat dalam penyusunan kriteria rapat pembahasan (UMAN)
masuk dan kriteria keluar di unitnya.(D,W)

2. form relkam medis kriteria keluar dan kriteria


masuk intensif
AKP 1.3 1 Pasien dan atau keluarga diberi informasi 1. Perdir tentang panduan penundaan dan UU No.44 Thn 2009 tentang rumah sakit, UU
jika ada penundaan dan atau keterlambatan keterlambatan pelayanan No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, PP
pelayanan beserta alasannya dan dicatat di No.32 Thn 1996 tentang tenaga kesehatan,
rekam medis.( D) PMK No 129/MENKES/per/III/2008 tentang
rekam medis SK Direktur
2. Formulir rekam medis yang digunakan apabila 800/...../V.06-WK/../2022
penundaan/ keterlambatan pelayanan pedoman/SOP
3. Formulir rekam medis yang sudah diisi dan ada di 800/...../V.06-WK/../2022
dokumen RM Pasien Pedoman/SOP
2 Lembar Edukasi yang berisi informasi tentang
Pasien dan atau keluarga diberi informasi
alternatif yang tersedia
tentang alternatif yang tersedia sesuai
kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam
medis.( D)
belom ada
AKP 2 1 Rumah sakit telah menerapkan proses Perdir tentang Kebijakan/ panduan penerimaan 1. Undang-undang Nomor 44Tahun 2009
penerimaan pasien meliputi poin a) - f) pasien IGD, rawat inap dan rawat jalan baik online tentang Rumah Sakit;
maksud dan tujuan. ( R) maupun offline (Poin meliputi Pendaftaran pasien 2. Undang-undangNomor 29 Tahun 2004
gawat darurat,Penerimaan langsung pasien dari IGD tentang Praktik Kedokteran;
ke rawat inap, Admisi pasien rawat inap, 3. Undang-undang Nomor36 Tahun 2009
Pendaftaran pasien rawat jalan, Observasi pasien tentang Kesehatan;
dan Mengelola pasien bila tidak tersedia tempat 4. Peraturan PemerintahNomor 32 Tahun 1996
tidur) tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor269/Menkes/per/III/2008 tentang Rekam
Medis;
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

SK Direktur
2 Rumah sakit telah menerapkan sistim 1. Ada bukti system pendaftaran pasien RJ, RI 800/...../V.06-WK/../2022
pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat baik secara online maupun offline ( contoh
inap baik secara offline maupun secara screenshoot pendaftaran secara online maupun
online dan dilakukan evaluasi dan tindak offline ) pedoman/SOP
lanjutnya.( D) 2. Laporan evaluasi dan tindak lanjut system 800/...../V.06-WK/../2022
pendaftaran pasien secara online dan offline ( dilihat
kefektifannya)
pedoman/SOP
3 Rumah sakit telah memberikan informasi 1. Bukti pemberian informasi (form RM edukasi)
tentang rencana asuhan yang akan tentang rencana asuhan yang akan diberikan pada
diberikan, hasil asuhan yang diharapkan pengkajian awal RI, hasil yang diharapkan oleh
serta perkiraan biaya yang harus dibayarkan DPJP belom ada
oleh pasien/keluarga.( D,O,W) 2. bukti penjelasan perkiraan biaya oleh admisi saat
melakukan registrasi RI ( bukti form dan ada pada
persetujuan umum )
belom ada
4 Saat diterima sebagai pasien rawat inap, Lembar Edukasi yang berisi informasi orientasi 800/...../V.06-WK/../2022
pasien dan keluarga mendapat edukasi dan rawat inap
orientasi tentang ruang rawat inap.
( D,O,W) Pedoman/SOP
AKP 2.1 1 Rumah sakit telah melaksanakan 1) Alur pengelolaan penumpukan pasien belom ada
pengelolaan alur pasien untuk menghindari 2) Dokumen Bukti tatalaksananya jika terjadi
penumpukan. mencakup poin a) - g) pada penumpukan pasien
maksud dan tujuan. ( D,W) belom ada
3) Dashboard ketersediaan tempat tidur 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 3
tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 46
tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

SK Direktur
2 Manajer pelayanan pasien (MPP)/case Form pelaksanaan tugas MPP
manager bertanggung jawab terhadap (yang membuktikan keterlibatan MPP apabila terjadi
pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk penumpukan pasien)
menghindari penumpukan.( D,W)
belom ada
3 Rumah sakit telah melakukan evaluasi Dokumen laporan monev pengelolaan alur pasien
terhadap pengelolaan alur pasien secara dan RTL
berkala dan melaksanakan upaya
perbaikannya.( D)
belom ada
4 Ada sistem informasi tentang ketersediaan Dashboard ketersediaan tempat tidur 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 3
tempat tidur secara online kepada (yang dapat diakses masyarakat) tentang Kesehatan.
masyarakat.(D) 2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 46
tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

tidak ada
AKP 3 1 Para PPA telah memberikan asuhan pasien 1. Perdir tentang kebijakan/panduan pelaksanaan tidak ada
secara terintegrasi berfokus pada pasien MPP
2. Bukti pelaksanaan pemberian asuhan pasien
meliputi poin a) - f) pada maksud dan terintegrasi focus pada pasien meliputi: keterlibatan
tujuan.( R,D,O,W) psien/ keluarga, ada DPJP, ada PPK, CP, algoritma,
protocol, prosedur, standing order CPPT ,
perencanaan pemulangan pasien , asuhan gizi
terintegrasi dan MPP

tidak ada
2 Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas SK penunjukan MPP PMK No.6 thn 2006 tentang petunjuk teknis
meliputi poin a) - h) pada maksud dan (disertai UTW sesuai dengan Elemen penilaian) penyusunan dan penetapan standar pelayanan
tujuan.( D,W) minimal, PMK No.631/MENKES/SK/IV/2005
tentang pedoman peraturan internal staf
(medical staff by lawes) di rumah sakit,SK
Direktur 800/496.b/v.06-wk/IX/2019
SK Direktur
3 Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan Dokumen bukti MPP dan PPA melaksanakan
manajer pelayanan pasien (MPP) telah kesinambungan pelayanan (dokumen RM pasien)
melaksanakan kesinambungan dan
koordinasi pelayanan meliputi poin a) - e)
pada maksud dan tujuan.( D,O,W)
tidak ada
4 Pencatatan perkembangan pasien dokumentasi pada RM CPPT perkembangan pasien
didokumentasikan para PPA di formulir oleh PPA sesuai dengan asuhan pasien
catatan pasien terintegrasi (CPPT).(D,O)
tidak ada
5 Pencatatan di unit intensif atau unit khusus 1. Rekam medis pasien : pencatatan pasien diunit
menggunakan lembar pemantauan pasien intensif atau unit khusus menggunakan pemantauan
khusus, pencatatan perkembangan pasien khusus mis flowsheed atau sesuaikan pemberlakuan
dilakukan pada lembar tersebut oleh DPJP rumah sakit
di unit tersebut, PPA lain dapat melakukan TIDAK ADA
pencatatan perkembangan pasien di formulir
catatan pasien terintegrasi (CPPT).( D,O,W) 2. Ada bukti pencatatan pasien intensity / unit
khusus di CPPT untuk PPA lainnya

tidak ada
6 Perencanaan dan pelayanan pasien secara Form RM : perencanaan pelayanan pasien
terintegrasi diinformasikan kepada pasien terintegrasi diinformasikan kepada pasien/ keluarga
dan atau keluarga secara berkala sesuai secara berkala sesuai ketentuan RS
ketentuan Rumah Sakit.(D,O)

tidak ada
1. Perdir tentang kebijakan / panduan DPJP UU No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
No.36 Th 2009 tentang kesehatan, UU No.44
Th 2009 tentang rumah sakit, Keputusan Mentri
Kesehatan RI No.334/MENKES/SK/XII/1999
tentang standar pelayanan rumah sakit

Rumah sakit telah menetapkan bahwa setiap


pasien memiliki dokter penanggung jawab SK Direktur
pelayanan (DPJP) dan telah melakukan 2. formulir penunjukan DPJP sesuai dengan
AKP 3.1 1 ketentuan rumah sakit
asuhan pasien secara terkoordinasi dan tidak ada SOP
terdokumentasi dalam rekam medis pasien.( 3. jika pasien mempunyai lebih dari satu dokter yang
R,D,O,W) merawat (bukti penunjukan DPJP) Tidak ada form (CPPT)
4. ada koordinasi antar PPA , DPJP sebagai clinical
leader memberikan verifikasi seluruh PPA yang
terlibat dalam asuhan pasien dan memberikan notasi
pada dokumentasi CPPT
tidak ada SOP
1. Perdir tentang kebijakan/ panduan DPJP (ada poin UU No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
Rumah sakit juga menetapkan proses pengaturan alih / pindah DPJP) No.36 Th 2009 tentang kesehatan, UU No.44
perpindahan tanggung jawab koordinasi Th 2009 tentang rumah sakit, Keputusan Mentri
asuhan pasien dari satu dokter penanggung Kesehatan RI No.334/MENKES/SK/XII/1999
2 tentang standar pelayanan rumah sakit
jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain,
termasuk bila terjadi perubahan DPJP
utama.( D,O,W) SK Direktur
2. Formulir rekam medis : alih / pindah DPJP 800/...../V.06-WK/../2022 pedoman/SOP
3 Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan 1. Perdir tentang kebijakan/ panduan DPJP (ada poin UU No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
DPJP utama sebagai koordinator asuhan pengaturan penetapan DPJP Utama bila dilakukan No.36 Th 2009 tentang kesehatan, UU No.44
pasien.( D,W) rawat bersama) Th 2009 tentang rumah sakit, Keputusan Mentri
Kesehatan RI No.334/MENKES/SK/XII/1999
tentang standar pelayanan rumah sakit
SK Direktur
2. Formulir RM : ada penetapan DPJP utama 800/...../V.06-WK/../2022
sebagai koordinator sesuai dengan kasus dan sesuai
kewenangannya bila dilakukan rawat bersama
pedoman/SOP
AKP 4 1 Rumah sakit telah menerapkan proses 1. Peraturan direktur tentang panduan transfer antar UU No. 36 Thn 2009 tentang kesehatan, UU
transfer pasien antar unit pelayanan di unit pelayanan di dalam rumah sakit No 44 Thn 2009 Tentang Rumah sakit,
dalam rumah sakit dilengkapi dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI
formulir transfer pasien.( R,D) No.1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang standar
Pelayanan Rumah sakit dan Keputusan Mentri
Kesehatan RI No.334/Menkes/SK/XII/1999
Tentang standar pelayanan rumah sakit, Surat
Keputusan RI No.129/Menkes/SK/II/2008
Tentang standar pelayanan minimal rumah sakit

SK Direktur
2. formulir rekam medis : transfer internal pasien 800/...../V.06-WK/../2022 pedoman/SPO
2 Formulir transfer internal meliputi poin a) - formulir rekam medis : transfer internal pasien 800/...../V.06-WK/../2022
g) pada maksud dan tujuan.(D,W) sesuai ketentuan pedoman/SPO
AKP 5 1 Rumah sakit telah menetapkan kriteria
pemulangan pasien sesuai dengan kondisi
kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien
beserta edukasinya.( R)
UU RI No.44 Thn 2009 Tentang Rumah sakit,
Peraturan mentri RI
No.159/Menkes/SK/Per/1988 Tentang Tata
Laksana Akreditasi Rumah Sakit, Keputusan
Mentri Kesehatan RI No.436 thn 1993 Tentang
berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan
pelayanan medik, Keputusan Mentri Dalam
Negeri No. 22 THn 1994 Tentang Organisasi
1. Perdir tentang Akses dan Kesinambungan
dan tata kerja Rumah Sakit, Peraturan Mentri
Pelayanan (AKP) terdapat poin kriteria pemulangan
Kesehatan No269/Menkes/Per/III/2008 tentang
pasien
Rekam Medik, Peraturan Pemerintah No.10
Thn 1966 tentang wajib Tentang Wajib Rahasia
Kedokteran, Peraturan Mentri Kesehatan
No.290 Thn 2008 Tentang persetujuan tindakan
kedokteran, KKI THn 2006 Tentang Manual
Persetujuan TIndakan Kedokteran, Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1691/Menkes/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

SK Direktur
2. Perdir tentang Akses dan Kesinambungan
Pelayanan (AKP) terdapat poin perencanaan
pemulangan pasien

UU RI No.44 Thn 2009 Tentang Rumah sakit,


Peraturan mentri RI
No.159/Menkes/SK/Per/1988 Tentang Tata
Laksana Akreditasi Rumah Sakit, Keputusan
Mentri Kesehatan RI No.436 thn 1993 Tentang
berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan
pelayanan medik, Keputusan Mentri Dalam
Negeri No. 22 THn 1994 Tentang Organisasi
dan tata kerja Rumah Sakit, Peraturan Mentri
Kesehatan No269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medik, Peraturan Pemerintah No.10
Thn 1966 tentang wajib Tentang Wajib Rahasia
Kedokteran, Peraturan Mentri Kesehatan
No.290 Thn 2008 Tentang persetujuan tindakan
kedokteran, KKI THn 2006 Tentang Manual
Persetujuan TIndakan Kedokteran, Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1691/Menkes/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

SK Direktur
2 Rumah sakit telah menetapkan Perdir tentang Akses dan Kesinambungan Pelayanan UU No.36 Thn 2009 Pasal 3 Tentang
kemungkinan pasien diizinkan keluar rumah (AKP) ada poin pasien diijinkan keluar rumah sakit Kesehatan, UU No.36 Thn 2009 Pasal 46
sakit dalam jangka waktu tertentu untuk dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan Tentang Kesehatan, UU No.44 Tahun 2009
keperluan penting.(R) penting Tentang Rumah Sakit
SK Direktur
3 Penyusunan rencana dan instruksi dokumen rekam medis pasien terkait rencana 800/...../V.06-WK/../2022
pemulangan didokumentasikan dalam pemulangan dan instruksi pemulangan pasien
rekam medis pasien dan diberikan kepada
pasien secara tertulis (D,O)
pedoman/SPO
4 Tindak lanjut pemulangan pasien bila 1. bukti terdokumentasi pada ringkasan pasien 800/...../V.06-WK/../2022
diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas pulang jika pasien memerlukan tindak lanjut untuk
pelayanan kesehatan baik perorangan pelayanan berkelanjutan
ataupun dimana pasien untuk memberikan
pelayanan berkelanjutan. ( D)
pedoman/SPO
2. ada dokumen tercatat pada CPPT 800/...../V.06-WK/../2022 pedoman/SPO
3. ada bukti pemberian edukasi/ informasi bahwa
memerlukan pelayanan berkelanjutan di faskes
maupun perseorangan
tidak ada
AKP 5.1 1 Rumah sakit telah menetapkan Ringkasan Penatapan formulir rekam medis ringkasan pasien 800/...../V.06-WK/../2022
pasien pulang meliputi a) - f) pada maksud pulang
dan tujuan.( R,D,O)
pedoman/SPO
2 Rumah sakit memberikan salinan ringkasan 1. Salinan/ Copy ringkasan pasien pulang tersimpan 800/...../V.06-WK/../2022
pasien pulang kepada pihak yang di rekam medis pasien.
berkepentingan dan tersimpan di dalam
rekam medik.( D,O)
pedoman/SPO
2. bukti penyerahan ringkasan pasien pulang kepada 800/...../V.06-WK/../2022
pihak yang berkepentingan pedoman/SPO
3 Formulir Ringkasan pasien pulang Bukti penjelasan kepada keluarga tentang ringkasan 800/...../V.06-WK/../2022
dijelaskan kepada pasien dan atau keluarga. pasien pulang dan di tanda tangani sebagai bukti
(D,O) diberikan penjelasan
pedoman/SPO
AKP 5.2 1 Rumah sakit telah menetapkan proses untuk Perdir tentang Akses dan Kesinambungan Pelayanan
mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap (AKP) terdapat poin proses pengelolaan pasien
yang menolak rencana asuhan medis pasien rawat jalan dan rawat inap yang menolak
termasuk keluar rumah sakit atas rencana asuhan medis termasuk keluar rumah sakit
permintaan sendiri dan pasien yang atas permintaan sendiri dan pasien yang
menghendaki penghentian pengobatan. menghendaki penghentian pengobatan
(R,D)
2 Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien Formulir rekam medis : edukasi pada pasien risiko
tentang risiko medis akibat asuhan medis medis akibat dari asuhan medis yang ditolak/
yang belum lengkap.( D,O) dihentikan ( KIE penolakan rencana asuhan/ AMA ,
APS dan penolakan tindakan/ pengobatan )
3 Pasien keluar rumah sakit atas permintaan 1. dokumen di rekam medis pasien pulang atas
sendiri, tetapi tetap mengikuti proses permintaan sendiri
pemulangan pasien. ( D,O,W)
2. dokumen rekam medis pasien: pemberian edukasi
tentang konsekwensi dan tanggung jawab serta
alternatif
Tidak ada
4 Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang Bukti Dokter keluarga atau dokter yang memberi
memberi asuhan berikutnya kepada pasien asuhan berikutnya kepada pasien diberitahu tentang
diberitahu tentang kondisi tersebut.(D) kondisi tersebut --> bukti di lembar rekam medis
pasien
5 Ada dokumentasi rumah sakit melakukan Bukti pengkajian untuk mengetahui alasan pasien 800/...../V.06-WK/../2022
pengkajian untuk mengetahui alasan pasien keluar rumah sakit apakah permintaan sendiri,
keluar rumah sakit apakah permintaan menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan
sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak program pengobatan --> di RM Pasien
melanjutkan program pengobatan.( D)
pedoman/SPO
AKP 5.3 1 Ada regulasi yang mengatur pasien rawat Perdir tentang Akses dan Kesinambungan Pelayanan UU No.44 Thn 2009 tentang rumah sakit, UU
inap dan rawat jalan yang meninggalkan (AKP) terdapat poin pengaturan pasien rawat inap No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
rumah sakit tanpa pemberitahuan dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit No.36 Thn 2009 Tentang Keshatan, Peraturan
(melarikan diri).(R) tanpa pemberitahuan (melarikan diri) pemerintah No.32 1996 Tentang tenaga
Kesehatan
SK Direktur
2 Rumah sakit melakukan identifikasi pasien Bukti identifikasi pasien yang meninggalkan rumah
menderita penyakit yang membahayakan sakit tanpa pemberitahuan/ melarikan diri adakah
dirinya sendiri atau lingkungan.( D) pasien menderita penyakit yang membahayakan
dirinya sendiri atau lingkungan (jika ada)
tidak ada
3 Rumah sakit melaporkan kepada pihak yang Bukti pelaporan kepada pihak berwenang bila ada
berwenang bila ada indikasi kondisi pasien indikasi kondisi pasien yang membahayakan dirinya
yang membahayakan dirinya sendiri atau sendiri atau lingkungan
lingkungan ( D)
tidak ada
AKP 5.4 1 Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan Perdir tentang Akses dan Kesinambungan Pelayanan UU No.44 Thn 2009 tentang rumah sakit, UU
peraturan perundangundangan.(R) (AKP) terdapat poin rujukan pasien No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
No.36 Thn 2009 Tentang Keshatan, Peraturan
pemerintah No.32 1996 Tentang tenaga SK Direktur
Kesehatan
2 Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan Form rekam medis : rujukan pasien 800/...../V.06-WK/../2022
kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. pedoman/SPO
(D)
3 Rumah sakit yang merujuk memastikan Bukti rumah sakit penerima rujukan memastikan 800/...../V.06-WK/../2022
bahwa fasilitas kesehatan yang menerima fasilitas kesehatan memenuhi kebutuhan pasien
dapat memenuhi kebutuhan pasien yang ( ada pada form rujukan)
dirujuk. (D) pedoman/SPO
4 Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk PKS rumah sakit dengan rumah sakit rujukan
dengan rumah sakit yang menerima rujukan
yang sering dirujuk.(D)
Tidak ada
AKP 5.5 1 Rumah sakit memiliki staf yang SK Direktur tentang Penunjukan staf yang UU No.44 Thn 2009 tentang rumah sakit, UU
bertanggung jawab dalam pengelolaan bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
rujukan termasuk untuk memastikan pasien No.36 Thn 2009 Tentang Keshatan, Peraturan
diterima di rumah sakit rujukan yang dapat pemerintah No.32 1996 Tentang tenaga
memenuhi kebutuhan pasien. ( D,W) Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
No.269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis
SK Direktur
2 Selama proses rujukan ada staf yang Laporan pelaksanaan monitoring dan pencatatan 800/...../V.06-WK/../2022
kompeten sesuai dengan kondisi pasien sesuai kondisi pasien di rekam medis
yang selalu memantau dan mencatatnya
dalam rekam medis.( D,W) MRMIK
pedoman/SPO
3 Selama proses rujukan tersedia obat, bahan Daftar obat BMHP, alat kesehatan, perlatan medis 800/...../V.06-WK/../2022
medis habis pakai, alat kesehatan, dan sesuai kebutuhan pasien (selama proses rujukan) -->
peralatan medis sesuai dengan kebutuhan dok rekam medis pasien
kondisi pasien.( D,O,W) PKPO

pedoman/SPO
4 Rumah sakit memiliki proses serah terima Dokumen serah terima pasien antara staf pengantar 800/...../V.06-WK/../2022
pasien antara staf pengantar dan yang dan yang menerima (formulir rekam medis pasien)
menerima.( D,O,W) SKP
pedoman/SPO
5 Pasien dan keluarga dijelaskan apabila Bukti dokumen penjelasan/ informasi kepada 800/...../V.06-WK/../2022
rujukan yang dibutuhkan tidak dapat keluarga apabila rujukan yang dibutuhkan tidak
dilaksanakan.( D,O) PAP dapat dilaksanakan
pedoman/SPO
AKP 5.6 1 Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas formulir rujukan pasien (terdapat nama dari fasilitas 800/...../V.06-WK/../2022
pelayanan kesehatan yang menerima dan pelayanan kesehatan yang menerima dan nama
nama orang yang menyetujui menerima orang yang menyetujui menerima pasien) --> bukti
pasien.( D) form rujukan yang sudah berisi

pedoman/SPO
2 Dokumen rujukan berisi alasan pasien formulir rujukan pasien (terdapat alasan pasien 800/...../V.06-WK/../2022
dirujuk, memuat kondisi pasien, dan dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan
kebutuhan pelayanan lebih lanjut.( D) pelayanan lebih lanjut)
pedoman/SPO
3 Dokumen rujukan juga memuat prosedur formulir rujukan pasien (terdapat prosedur dan 800/...../V.06-WK/../2022
dan intervensi yang sudah dilakukan.( D) intervensi yang sudah dilakukan)

pedoman/SPO
4 Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu 1. laporan monitoring dan evaluasi terkait proses 800/...../V.06-WK/../2022
dan keselamatan pasien.( D) rujukan dari aspek mutu dan keselamaytan pasie pedoman/SPO
2. ceklis monitoring disertai analisa dan tindak lanjut 800/...../V.06-WK/../2022 pedoman/SPO
AKP 5.7 1 Rumah sakit telah menetapkan kriteria Perdir tentang kebijakan penetapan kriteria pasien UU No.44 Thn 2009 tentang rumah sakit, UU
pasien rawat jalan dengan asuhan yang rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
kompleks atau yang diagnosisnya kompleks diagnosisnya kompleks yang diperlukan Profil No.36 Thn 2009 Tentang Keshatan, Peraturan
diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) pemerintah No.32 1996 Tentang tenaga
Jalan (PRMRJ) meliputi poin a-d dalam Kesehatan
maksud tujuan.( R) SK Direktur
2 Rumah sakit memiliki proses yang dapat formulir PRMRJ di rekam medis pasien
dibuktikan bahwa PRMRJ mudah ditelusur
dan mudah di-review( D,O,W)
Tidak ada
3 Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi 1. Laporan evaluasi proses dan tatalaksana
kebutuhan para DPJP dan meningkatkan PRMRJ mudah ditelusur dan direview dari manfaat
mutu serta keselamatan pasien.( D,W) mutu dan keselamatan pasien.KOMITE
MUTU(PMKP) Tidak ada
2. Ada data monitoring dan evaluasi secara
berkala tiap TW dan tahunan untuk peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
Tidak ada
AKP 6 1 Rumah sakit memiliki proses transportasi Perdir tentang panduan transportasi pasien UU No.44 Thn 2009 tentang rumah sakit, UU
pasien sesuai dengan kebutuhannya yang No.29 Th 2004 tentang praktik dokter, UU
meliputi pengkajian kebutuhan transportasi, No.36 Thn 2009 Tentang Keshatan, Peraturan
SDM, obat, bahan medis habis pakai, alat pemerintah No.32 1996 Tentang tenaga
kesehatan, peralatan medis dan persyaratan Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
PPI yang sesuai dengan kebutuhan No.269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
pasien( R) Medis
SK Direktur
2 Bila Rumah Sakit memiliki kendaraan 1. dokumen pemeliharaan kendaraan transportasi 800/...../V.06-WK/../2022
transport sendiri, ada bukti pemeliharan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. pedoman/SPO
kendaraan tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.( D) 2. Ada bukti ceklis pemeliharaan kendaraan
Tidak ada
3 Bila Rumah Sakit bekerja sama dengan jasa 1. bukti kerjasama dengan jasa transport mandiri Tidak adaKerja Sama
transport pasien mandiri, ada bukti 2. bukti pemeliharaan kendaraan dan mantenance 800/...../V.06-WK/../2022
kerjasama tersebut dan evaluasi berkala dari kendaraan transportasi dilakukan secara teratur
Rumah Sakit mengenai kelayakan (disertakan saat mou)
kendaraan transport, memenuhi aspek mutu,
keselamatan pasien dan keselamatan
transportasi( D)
pedoman/SPO
4 Kriteria alat transportasi yang digunakan 1. Perdir tentang Akses dan Kesinambungan
untuk merujuk, memindahkan, atau Pelayanan (AKP) terdapat poinkriteria transportasi
memulangkan pasien ditentukan oleh yang digunakan untuk merujuk, memindahkan,
Rumah Sakit (staf yang kompeten), harus memulangkan pasien sesuai staf kompeten,dengan
sesuai dengan Program PPI, memenuhi prinsip program PPI, menenuhi aspek mutu,
aspek mutu, keselamatan pasien dan keselamatan pasien dan keselamatan transportasi
keselamatan transportasi. (D)
Tidak ada
2. Ada bukti monitoring, analisa dan tindak lanjut.
Tidak Ada
3. Ada data staf kompeten sebagai tim rujukan Tidak Ada
18 STANDAR 67 EP pasien
TKRS

EP Nomor Elemen Penilaian

TKRS 1 1 Representatif pemilik / Dewan Pengawas


dipilih dan ditetapkan oleh Pemilik.( R)

2 Tanggung jawab dan wewenang


Representatif pemilik (a-h) dalam maksud
dan tujuan, serta dijelaskan dalam peraturan
internal / HBL (hospital by Law).(R, D,W)

3 Representatif pemilik/ dewan Pengawas


dievaluasi oleh pemilik setiap tahun, dan hasil
evaluasinya didokumentasikan. (D,W)
4 Representasi pemilik/ dewas menetapkan Visi
misi RS yang diarahkan oleh pemilik. ( R)

TKRS 2 1 Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi


Direktur, uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai dengan persyaratan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(R)
TKRS 2 1 Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi
Direktur, uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai dengan persyaratan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(R)

2 Direktur menjalankan operasional rumah


sakit sesuai tanggung jawabnya yang meliputi
namun tidak terbatas pada poin a) sampai
dengan i) dalam maksud dan tujuan yang
dituangkan dalam uraian tugasnya.(D,W)

3 Memiliki bukti tertulis tanggung jawab


Direktur telah dilaksanakan dan dievaluasi
oleh pemilik/representasi pemilik setiap tahun
dan hasil evaluasinya didokumentasikan.
(D,W)
TKRS 3 1 Direktur menunjuk pimpinan rumah sakit dan
kepala unit sesuai kualifikasi dalam
persyaratan jabatan yang telah ditetapkan
beserta uraian tugasnya.(R,W)

2 Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab


untuk melaksanakan misi yang telah
ditetapkan dan memastikan kebijakan serta
prosedur dilaksanakan (D,W)

3 Pimpinan rumah sakit bersama dengan


pimpinan unit merencanakan dan menentukan
jenis pelayanan klinis untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit.
(R,D)
4 Rumah sakit memberikan informasi tentang
pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, para pemangku kepentingan,
fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah
sakit, dan terdapat proses untuk menerima
masukan bagi peningkatan pelayanannya.
(D,O)

TKRS 3.1 1 Pimpinan Rumah Sakit memastikan bahwa


terdapat proses untuk penyampaian informasi
dalam lingkungan Rumah Sakit secara akurat
dan tepat waktu.( R,D,W)
2 Pimpinan Rumah Sakit memastikan bahwa
komunikasi yang efektif antara unit klinis dan
nonklinis, antara PPA dengan manajemen.
antar PPA dengan pasien dan keluarga serta
antar staf telah dilaksanakan.( D,W)

3 Pimpinan Rumah Sakit telah


mengkomunikasikan visi, misi, tujuan,
rencana strategis dan kebijakan, RS kepada
semua staf ( D,W)

TKRS 4 1 Direktur dan Pimpinan rumah sakit


berpartisipasi dalam merencanakan
mengembangkan dan menerapkan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
lingkungan rumah sakit.(D,W)

2 Pimpinan rumah sakit memilih dan


menetapkan proses pengukuran, pengkajian
data, rencana perbaikan dan mempertahankan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
lingkungan rumah sakit (R,D,W)
data, rencana perbaikan dan mempertahankan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
lingkungan rumah sakit (R,D,W)

3 Pimpinan rumah sakit memastikan


terlaksananya program PMKP termasuk
memberikan dukungan teknologi dan sumber
daya yang adekuat serta menyediakan
pendidikan staf tentang peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit agar dapat
berjalan secara efektif.(D,O,W)

4 Pimpinan rumah sakit menetapkan


mekanisme pemantauan dan koordinasi
program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.(R,D)

TKRS 5 1 1. Direktur dan Pimpinan Rumah Sakit


menggunakan data yang tersedia (data based)
dlm menetapkan indikator prioritas Rumah
Sakit yg perbaikannya akan berdampak luas /
menyeluruh meliputi (a – f) dalam maksud
dan tujuan (R,D)
TKRS 5 1 1. Direktur dan Pimpinan Rumah Sakit
menggunakan data yang tersedia (data based)
dlm menetapkan indikator prioritas Rumah
Sakit yg perbaikannya akan berdampak luas /
menyeluruh meliputi (a – f) dalam maksud
dan tujuan (R,D)

2
Dalam memilih prioritas perbaikan di tingkat
Rumah Sakit maka Direktur dan pimpinan
mengggunakan kriteria prioritas meliputi poin
a–h dalam maksud dan tujuan ( D,W)
3 Direktur dan pimpinan Rumah Sakit
mengkaji dampak perbaikan primer dan
dampak perbaikan sekunder pada indikator
prioritas Rumah Sakit yang ditetapkan di
tingkat Rumah Sakit maupun tingkat unit.
( D,W)
TKRS 6 1 Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab
terhadap kontrak untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan manajemen termasuk ruang
lingkup pelayanan tsb yang dicantumkan
dalam persetujuan kontrak (R,D,W)

2 Tenaga kesehatan yang dikontrak perlu


dilakukan kredensial sesuai ketentuan di
Rumah Sakit ( R, D,W)

3 Pimpinan Rumah Sakit menginspeksi


kepatuhan layanan kontrak sesuai kebutuhan
4 ( D,W)
Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau
dihentikan, Rumah Sakit tetap
mempertahankan kelanjutan dari pelayanan
pasien.( D,W)

5 Semua kontrak menetapkan data mutu yang


harus dilaporkan ke RS, disertai frekuensi
dan mekanisme pelaporan, serta bagaimana
Rumah Sakit akan merespons jika
persyaratan atau ekspektasi mutu tidak
terpenuhi.(D,W)
5 Semua kontrak menetapkan data mutu yang
harus dilaporkan ke RS, disertai frekuensi
dan mekanisme pelaporan, serta bagaimana
Rumah Sakit akan merespons jika
persyaratan atau ekspektasi mutu tidak
terpenuhi.(D,W)

6 Pimpinan klinis dan non klinis yang terkait


layanan yang dikontrak melakukan analisis
dan memantau informasi mutu yang
dilaporkan pihak yang dikontrak yang
merupakan bagian dalam program PMKP
TKRS 7 1 (D,W)
Pimpinan Rumah Sakit menggunakan data
dan informasi mutu serta dampak terhadap
keselamatan, keputusan pembelian dan
penggunaan peralatan baru( R,D,W)

2 Pimpinan Rumah Sakit menggunakan data


dan informasi mutu serta dampak terhadap
keselamatan, pemilihan, penambahan,
pengurangan dan melakukan rotasi staf
(D,W)

3 Pimpinan Rumah Sakit menggunakan


rekomendasi dari organisasi profesional dan
sumber berwenang lainnya, keputusan
pengadaan sumber daya ( D)

4 Pimpinan Rumah Sakit memberikan arahan,


dukungan, dan pengawasan terhadap
penggunaan sumber daya Teknologi
informasi Kesehatan (TIK) ( D,W)
5 Pimpinan Rumah Sakit memberikan arahan,
dukungan, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program penanggulangan
kedaruratan dan bencana. (D,W)

6 Pimpinan Rumah Sakit memantau hasil


keputusannya dan menggunakan data tsb
untuk mengevaluasi dan memperbaiki mutu
keputusan pembelian dan pengalokasian
sumber daya (D,W)

TKRS 7.1 1 Pimpinan Rumah Sakit menentukan obat-


obatan, perbekalan medis, serta peralatan
medis yang paling berisiko dan membuat
bagan alur rantai perbekalannya. (R,D)

2 Pimpinan Rumah Sakit menentukan titik


paling berisiko dalam bagan alur rantai
perbekalan dan membuat keputusan
berdasarkan risiko dalam rantai perbekalan
tersebut.(D,W)

3 Rumah Sakit memiliki proses untuk


melakukan pelacakan retrospektif terhadap
perbekalan yang diduga tidak stabil,
terkontaminasi, rusak, atau palsu.(D,W)
4 Rumah Sakit memberitahu produsen dan /
atau distributor bila menemukan perbekalan
yang tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau
palsu.(D)

TKRS 8 1 Terdapat struktur organisasi komite medik,


komite keperawatan, dan komite tenaga
kesehatan lain yang ditetapkan Direktur
sesuai peraturan perUU yang berlaku (R,W)

2 Komite medik, komite keperawatan dan


komite tenaga kesehatan lain melaksanakan
tanggung jawabnya mencakup (a-d) dalam
maksud dan tujuan ( D,W)

3 Untuk melaksanakan tanggung jawabnya


Komite medik, komite keperawatan, dan
komite tenaga kesehatan lain menyusun
Program kerja setiap tahun dan ditetapkan
oleh Direktur ( D,W)

TKRS 9 1 Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi


dalam persyaratan jabatan yang ditetapkan.
(R,D)
2 Kepala unit kerja menyusun pedoman
pengorganisasian, pedoman pelayanan dan
prosedur sesuai proses bisnis di unit kerja.(D)

3 Kepala unit kerja menyusun program kerja


yang termasuk di dalamnya kegiatan PMKP
serta manajemen risiko setiap tahun.(D)

4 Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan


sumber daya mencakup ruangan, peralatan
medis, teknologi informasi dan sumber daya
lain yang diperlukan unit layanan serta
terdapat mekanisme untuk menanggapi
5 kondisi unit
Kepala jika kerja
terjaditelah
kekurangan tenaga.
melakukan (D)
koordinasi
dan integrasi baik dalam unitnya maupun
antar unit layanan.(D)
TKRS 10 1 Kepala unit klinis / non klinis melakukan
pengukuran INM yang sesuai dengan
pelayanan yang diberikan oleh unitnya (D)

2 Kepala unit klinis / non klinis melakukan


pengukuran IMP-RS yang sesuai dengan
pelayanan yang diberikan oleh unitnya,
termasuk semua layanan kontrak yang
menjadi tanggung jawabnya (D)

3 Kepala unit klinis / non klinis menerapkan


pengukuran IMP-Unit untuk mengurangi
variasi dan memperbaiki proses dalam
unitnya,( D)

4 Kepala unit klinis / non klinis memilih


prioritas perbaikan yang baru bila perbaikan
sebelumnya sudah dapat dipertahankan dalam
waktu satu tahun(D)

TKRS 11 1 Penilaian praktik profesional berkelanjutan


OPPE (on going Profesional) para dokter
dalam memberikan pelayanan untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
menggunakan indikator mutu yang diukur di
unit tersebut.( R,D,W)

2 Penilaian kinerja para perawat dalam


memberikan pelayanan untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien menggunakan
indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
(D)
2 Penilaian kinerja para perawat dalam
memberikan pelayanan untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien menggunakan
indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
(D)

3 Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya


memberikan pelayanan untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien menggunakan
indikator mutu yang diukur di unit tersebut.
(D)

TKRS 12 1 Direktur RS menetapkan Komite etik RS ( R)

2 Komite etik telah menyusun Kode etik RS


yang mengacu pada KODERSI dan
ditetapkan Direktur.(R)

3 Komite etik telah menyusun kerangka kerja


pelaporan dan pengelolaan etik RS serta
pedoman pengelolaan kode etik RS meliputi
poin (a -l) dalam maksud dan tujuan sesuai
dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut
RS.(D)
4 RS menyediakan sumber daya serta pelatihan
kerangka pengelolaan etik RS bagi praktisi
kesehatan dan staf lainnya dan memberikan
solusi yang efektif dan tepat waktu untuk
masalah etik.(D)

TKRS 13 1 Pimpinan RS menetapkan Program Budaya


Keselamatan yang mencakup poin a-h dalam
maksud dan tujuan serta mendukung
penerapannya secara akuntabel dan
transparan.(D)
2 Pimpinan RS menyelenggarakan pendidikan
dan menyediakan informasi (kepustakaan dan
laporan) terkait budaya keselamatan bagi
semua staf yang bekerja di rumah sakit
(R,D,O,W)
laporan) terkait budaya keselamatan bagi
semua staf yang bekerja di rumah sakit
(R,D,O,W)

3 Pimpinan RS menyediakan sumber daya


untuk mendukung dan mendorong budaya
keselamatan di RS (D,W)

4 Pimpinan RS mengembangkan sistem yang


rahasia, sederhana dan mudah diakses bagi
staf untuk pelaporan perilaku yang tidak
diinginkan dan menindaklanjutinya. (D,W)

5 Pimpinan RS melakukan pengukuran untuk


mengevaluasi dan memantau budaya
keselamatan di RS serta hasil yang diperoleh
dipergunakan untuk perbaikan
implementasinya di RS.(D,W)

6 Pimpinan RS menerapkan budaya adil (just


culture) terhadap staf yang terkait laporan
budaya perilaku aman tersebut ( D)

TKRS 14 1 Direktur dan pimpinan RS berpartisipasi dan


menetapkan Program manajemen risiko
tingkat rumah sakit meliputi (a - d) dalam
maksud dan tujuan.(D)

2 Direktur memantau penyusunan Daftar risiko


yang diprioritaskan menjadi Profil risiko di
tingkat Rumah Sakit.(D)
TKRS 15 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan
penanggung jawabprogram penelitian di
dalam rumah sakit yang memastikan semua
proses telah sesuai dengan kode etik
penelitian dan persyaratan lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan. (R,D,W)

2 Terdapat proses untuk menyelesaian konflik


kepentingan (finansial dan non finansial)
yang terjadi akibat penelitian di RS.(R,D,W)

3 Pimpinan RS telah mengidentifikasi fasilitas


dan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan penelitian, termasuk di dalamnya
kompetensi sumber daya yang akan
berpartisipasi di dalam penelitian sebagai
4 Terdapat proses yang memastikan bahwa
seluruh pasien yang ikut di dalam penelitian
telah melalui proses persetujuan tertulis
(informed consent) untuk melakukan
penelitian, tanpa adanya paksaan untuk
5 mengikuti penelitian
Apabila penelitian dan telaholeh
dilakukan mendapatkan
pihak
ketiga (kontrak), maka pimpinan RS
memastikan bahwa pihak bertanggung jawab
dalam pemantauan dan evaluasi dari mutu,
keamanan dan etika dalam penelitian ketiga
tersebut (D)

6 Penanggung jawab penelitian melakukan


kajian dan evaluasi terhadap seluruh
penelitian yang dilakukan di RS satu tahun
sekali.(D,W)

7 Seluruh kegiatan penelitian merupakan


bagian dari program mutu RS dan dilakukan
pemantauan serta evaluasinya secara berkala
sesuai ketetapan RS(D)
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI REGULASI

1. Peraturan internal rumah sakit atau Hospital by UU No.36 Tahun 2009


Laws atau dokumen lainnya yang serupa yang
mengatur tentang Dewas atau representasi pemilik

2. SK pengangkatan representasi pemilik/ dewas UU No 44 Tahun 2009


oleh pemilik
1. Peraturan internal rumah sakit atau Hospital by Kepmenkes No. 772/
Laws atau dokumen lainnya yang serupa yang Menkes/SK/VI/2022
mengatur tentang tanggung jawab dan wewenang
Dewas atau representasi pemilik

2. Bukti dokumen kinerja dewas/ representasi pemilik :


a. Bukti review dan persetujuan Visi Misi (jika RSUD
tidak memiliki visi karena ada aturan dari kemendagri Permendagri No. 79 Tahun 2018 ttg
bahwa RSUD tidak diperbolehkan punya visi sendiri ; BLUD
maka Nilai D tsb tidak berkurang).

Permendagri No. 79 Tahun 2018 ttg


b. Bukti persetujuan renstra BLUD
c. Bukti persetujuan partisipasi rumah sakit dalam Perda Way Kanan No…. Ttg RPJMD Way
pendidikan profesional kesehatan dan dalam penelitian Kanan
d. Bukti persetujuan anggaran/ persetujuan anggaran Permendagri No. 86 Tahun 2017 ttg
dalam RKA/ RBA/ DPA/ DIPA Perencanaan Daerah
e. Bukti evaluasi kinerja direksi UU No 44 Tahun 2009
f. Bukti persetujuan program PMKP Permendagri No. 86 Tahun 2017
g. Bukti pengkajian laporan hasil pelaksanaan program
PMKP setiap 3 bulan sekali PP No. 8 Tahun 2006
h. Bukti pengkajian laporan hasil pelaksanaan program
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
manajemen risiko setiap 6 bulan sekali Akreditasi
Bukti evaluasi Dewas/Representasi Pemilik oleh
Pemilik setiap tahun
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
SK penetapan visi misi oleh representasi pemilik/ dewas
(jika RS belum memiliki visi sendiri karena ada aturan
dari kemendagri bahwa RSUD tidak diperbolehkan
punya visi sendiri; maka Nilai D tsb tidak berkurang).
PP No. 8 Tahun 2006
1. Hospital by law dan atau SOTK dan/ tata kelola RS
yang menjelaskan tentang Kualifikasi Direktur, Uraian Permendagri No. 79 Tahun 2018 ttg
Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang . BLUD
2. SK pengangkatan direktur oleh pemilik (kualifikasi Permendagri No. 86 Tahun 2017 ttg
dan persyaratan terpenuhi sesuai peraturan Perencanaan Daerah
perundangan)
Bukti pengawasan dan pelaksanaan tugas Direktur
sesuai dengan Uraian Tugas dan Wewenang pimpinan
RS pada maksud dan tujuan:
Perbup No. 36 Tahun 2019 ttg SOTK
a. Bukti Mematuhi perundang-undangan yang berlaku.
(contoh : melakukan pelaporan INMRS

b. Bukti menjalankan visi dan misi rumah sakit yang UU No 44 Tahun 2009 ttg Rumah
telah ditetapkan (contoh kebijakan pelayanan/ non Sakit
pelayanan ),
c. Bukti menetapkan kebijakan rumah sakit (contoh :
lihat rekapan kebijakan rumah sakit),
d. Bukti memberikan tanggapan terhadap setiap laporan UU No 44 Tahun 2009 ttg Rumah
pemeriksaan yang dilakukan oleh Regulator; -(contoh : Sakit
tanggapan hasil pemeriksaan/ audit external),

e. Bukti mengelola dan mengendalikan sumber daya UU No 44 Tahun 2009 ttg Rumah
manusia, keuangan dan sumber daya lainnya (contoh : Sakit
kebijakan terkait sdm dan anggaran),

f. Bukti merekomendasikan sejumlah kebijakan, rencana


strategis, dan anggaran kepada Representatif
pemilik/Dewan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. (contoh : pengajuan usulan renstra ke
dewas/ representasi pemilik) surat bupati WK no
700/908/III-WK/2019
g. Bukti menetapkan prioritas perbaikan tingkat rumah
sakit yaitu perbaikan yang akan berdampak
luas/menyeluruh di rumah sakit yang akan dilakukan Permendagri No. 86 Tahun 2017 ttg
pengukuran sebagai indikator mutu prioritas rumah Perencanaan Daerah
sakit. (contoh : implementasi program pmkp)

h. Bukti melaporkan hasil pelaksanaan program mutu


dan keselamatan pasien secara berkala setiap 3 (tiga)
Permendagri No. 86 Tahun 2017 ttg
bulan kepada Representasi pemilik/Dewan Pengawas. Perencanaan Daerah
(Laporan Program PMKP)

i. Laporan hasil pelaksanaan program manajemen risiko


kepada Representasi pemilik/Dewan Pengawas setiap 6
(enam) bulan. (Laporan Program Manrisk)
Perbup WK no 14 tahun 2014 ttg SPM
Bukti tertulis evaluasi terhadap tanggung jawab direktur
oleh pemilik / representasi pemilik setiap satu tahun
sekali
permenkes No. 251 Tahun 2012 ttg
program keselamatan pasien rs
1. Struktur organisasi dan/ tata kelola RS yang
menjelaskan tentang: a. Kualifikasi pimpinan RS dan
kepala instalasi/unit,
b. Uraian tugas ,
c. Tanggung Jawab, d. Wewenang. permenkes No. 251 Tahun 2012 ttg
program keselamatan pasien rs
2.  SK pengangkatan pimpinan rumah sakit di bawah
jajaran direktur sesuai kualifikasi dan persyaratan
PP No. 8 Tahun 2006 ttg laporan
jabatan (dapat disertai UTW), keuangan dan instansi pemerintah
3. SK kepala devisi/ bagian/ bidang sesuai kualifikasi Perda WK No. 8 tahun 2016 ttg
dan persyaratan jabatan (dapat disertai UTW), pembentukan perangkat daerah

4.  SK kepala unit sesuai kualifikasi dan persyaratan Perda WK No. 8 tahun 2016 ttg
jabatan (dapat disertai UTW) pembentukan perangkat daerah
Bukti perencanaan dan atau pelaksanaan kebijakan dan
misi RS sesuai dengan uraian tugas dalam SOTK / Tata
Perda WK No. 8 tahun 2016 ttg
Kelola RS, meliputi : pembentukan perangkat daerah
1. Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran,

2. Laporan Tahunan Pertanggung-jawaban dan


Pelaksanaan Tugas Direktur UU no. 44 Tahun 2009 ttg RS
1. Keputusan Direktur tentang Penetapan jenis Permendagri No. 86 Tahun 2017 ttg
pelayanan RS sesuai dengan visi-misi RS, Perencanaan Daerah
2. Bukti rapat perencanaan oleh pimpinan rumah sakit
PP No. 8 Tahun 2006 ttg laporan
dan pimpinan unit (disertai UMAN) keuangan dan instansi pemerintah
1.  Bukti informasi tentang pelayanan di RS dapat Permendagri No. 86 Tahun 2017 ttg
melalui rapat (UMAN), Perencanaan Daerah
2. Bukti materi informasi yang dapat dilihat sesuai
kebutuhan berbentuk: leaflet/ brosur, social media
tentang jenis layanan, waktu pelayanan RS dan
pelayanan, proses mendapatkan perawatan dan
informasi kualitas layanan/ mutu pelayanan yang
disediakan kepada masyarakat dan sumber rujukan.
UU No 44 Tahun 2009 ttg Rumah Sakit
1.   Pedoman Komunikasi Efektif (mencakup maksud
dan tujuan),

Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg


Akreditasi
2.  Panduan Rapat. Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
3.  Pedoman/ panduan tata naskah,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
4. SK kepala unit sesuai kualifikasi dan persyaratan
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
jabatan (dapat disertai UTW), Akreditasi
5. Laporan hasil monitoring mutu/ program PMKP Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
1. jadwal rapat, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
2. bukti rapat / pertemuan sesuai dengan jadwal yang
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
telah ditetapkan, Akreditasi
3. Ada bukti komunikasi antar PPA dengan manajemen
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
(contoh : rapat koordinasi), Akreditasi
4. Bukti komunikasi antar staf klinis dan non klinis
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
(Contoh : rapat koordinasi) Akreditasi
5. Bukti komunikasi PPA dengan pasien dan keluarga
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
(Contoh : formulir KIE) Akreditasi
6. Komunikasi antar staf (Contoh : rapat koordinasi) Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
7. Monev dokumen pelaksanaan komunikasi efektif Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
1. Bukti informasi tentang Visi, Misi, tujuan, rencana
strategis dan kebijakan kepada semua staf dapat melalui
media elektronik, media cetak dan media social maupun
melalui sosialisasi, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
2. bukti sosialisasi dapat dilengkapi UMAN Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
1. Bukti rapat (dilengkapi UMAN) perencanaan,
mengembangkan dan menerapkan Penetapan profil
INMRS, IMP RS, dan IMP Unit Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
2. Bukti rapat (dilengkapi UMAN) perencanaan,
mengembangkan dan menerapkan Penyusunan dan
penetapan program PMKP Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
3. Nota Dinas Permohonan persetujuan program PMKP
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
dari Direktur kepada Pemilik /representasi pemilik, Akreditasi
4. Lembar Bukti program PMKP yang telah disetujui
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
oleh pemilik / representasi pemilik Akreditasi
1. Keputusan Direktur Tentang Penetapan Indikator
Mutu Prioritas RS dan Indikator Mutu Unit,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
2. Bukti usulan indicator mutu dari unit, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
3. Bukti rapat pemilihan indicator RS bersama pimpinan
unit terkait, menetapkan proses pengukuran, pengkajian
dan rencana perbaikan serta mempertahankan PMKP di Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
RS, Akreditasi
4. Program PMKP Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
1. Dokumen Bukti koordinasi dan monev dari pimpinan
RS terkait pelaksanaan program PMKP,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
2. Dokumen Bukti dukungan teknologi dan sumber
daya, meliputi :
a. Penetapan ruangan sekretariat mutu, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
b. daftar inventarisasi hardware dan software/ aplikasi
sitem manajemen data elektronik,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
c. formulir/ ceklis melalui media (IT) yang digunakan
harian, dan rekapan bulanan indicator termasuk
survelans infeksi, insiden keselamatan pasien, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
d. Bukti staf telah dilatih tentang PMKP sesuai dengan
tingkatan/ fungsi masing-masing SDM (TUMAN,
Sertifikat) Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
1. SK Komite Mutu Rumah Sakit, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
2. Pedoman PMKP, Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
3. Dokumen bukti pemantauan yang dilakukan oleh
kepala unit/ penanggung jawab mutu unit,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
4. Laporan Program PMKP oleh komite mutu RS
kepada direktur,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
5. Laporan program PMKP setiap 3 bulan Oleh Direktur
kepada pemilik RS,
Permenkes No. 12 Tahun 2020 ttg
Akreditasi
6. Lembar feedback/ kajian Program PMKP Pemilik
permenkes no 12 tahun 2020 ttg
dikembalikan kepada direktur, akreditasi
7. Dokumen Bukti tindak lanjut rekomendasi dari
pemilik kepada unit terkait/ seluruh unit terkait, sertakan
bukti pembahasannya/ rapat (UMAN) permenkes no 12 tahun 2020 ttg
akreditasi
1. Pedoman PMKP, permenkes no 12 tahun 2020 ttg
akreditasi
Perbup way kanan No. 14 Tahun 2014
2. Program PMKP, ttg standar pelayanan Minimal RSUD
Zapa
3. Bukti rapat penyusunan pengukuran mutu sesuai
dengan data based untuk menetapkan indicator prioritas
Rumah Sakit yang perbaikan berdampak luas, permenkes no 12 tahun 2020 ttg
menyeluruh akreditasi
4. SK Direktur tentang Penetapan indicator mutu
permenkes no 12 tahun 2020 ttg
prioritas rumah sakit beserta profil indikator akreditasi
Dokumen Notulen rapat sebagai bukti pemilihan
indicator prioritas sesuai dengan poin a-h pada maksud
dan tujuan
permenkes no 12 tahun 2020 ttg
akreditasi
1. Dokumen bukti kajian yang berdampak perbaikan
pada indicator prioritas Rumah Sakit UU no 44 tahun 2009 ttg RS
2. SK Direktur tentang penetapan indicator prioritas
yang ditetapkan untuk tingkat Rumah Sakit dan tingkat
bagian/ bidang/ devisi / unit.
UU no 44 tahun 2009 ttg RS
1.   Hospital by Law dan atau SOTK/ Tata Kelola RS
yang memuat tanggung jawab direktur terhadap kontrak UU no 44 tahun 2009 ttg RS
2. Panduan Kontrak klinis dan non klinis, UU no 44 tahun 2009 ttg RS
3. Dokumen kontrak/ MOU tercantum dalam kontrak
pimpinan RS bertanggung jawab terhadap kontrak untuk
memenuhi kebutuhan pasien, manajemen dan juga
ruang lingkup pelayanan sesuai dengan jenis MOU yang
telah disetujui kedua belah pihak (kontrak klinis dan non
klinis) UU no 44 tahun 2009 ttg RS
1. MSBL/ NSBL/Peraturan Internal Tenaga Kesehatan
Lainnya UU no 44 tahun 2009 ttg RS
2. Pedoman/ Panduan Kredensial Staf Medis,
perbup way kanan no 32 tahun 2019 ttg
Keperawatan, dan Nakes lain, kerjasama dgn pihak lain
3. Dokumen hasil proses kredensial tenaga kesehatan
perbup way kanan no 32 tahun 2019 ttg
kontrak (Rekomendasi, SPK dan RKK) kerjasama dgn pihak lain
Dokumen bukti Inspeksi/ monitoring kepatuhan layanan
kontrak sesuai dengan kontrak yang ada di Rumah Sakit perbup way kanan no 32 tahun 2019 ttg
kerjasama dgn pihak lain
Dokumen bukti evaluasi kontrak dari hasil telaah
kontrak:
1. yang perlu ada negosiasi ulang atau
2. dihentikan dengan persyaratan jika dilanjutkan ada
yang perlu ada perbaikan dan
3 ada solusi / alternative lain jika kontrak tidak bisa
dilanjutkan untuk tetap menjaga keberlangsungan perbup way kanan no 32 tahun 2019 ttg
kerjasama dgn pihak lain
1. SK Direktur tentang Penetapan indikator mutu
perbup way kanan no 32 tahun 2019 ttg
pelayanan pada kontrak kerjasama dgn pihak lain
2. Panduan Pelaporan Indikator Mutu Kontrak

perbup way kanan no 32 tahun 2019 ttg


kerjasama dgn pihak lain
1. Checklist hasil pemantauan dan analisis informasi
Permenkes no 72 tahun 2016 ttg
mutu kontrak, standar pelayanan farmasi di RS
2. Pelaporan Hasil Pencapaian Indikator Mutu Kontrak
(sesuai dengan program PMKP Rumah Sakit). UU no 44 tahun 2009 ttg RS
1. Pedoman/ Panduan tentang pemilihan teknologi
medik dan obat (HTA),

UU no 44 tahun 2009 ttg RS


2. SK tim penapisan teknologi bidang kesehatan ( Tim
Permenkes no 72 tahun 2016 ttg
HTA) standar pelayanan farmasi di RS
3. Dokumen bukti yang berisi hasil telaah bahwa data
dan informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan
sebagai dasar untuk pembelian dan penggunaan alat
baru UU no 44 tahun 2009 ttg RS
4. Dokumen Bukti rekomendasi dari staf klinis, dokter/
organisasi/ RS yang telah menggunakan Alkes dan atau
obat tersebut
UU no 44 tahun 2009 ttg RS
1. Panduan pemilihan, penambahan , pengurangan dan
rotasi staf,

UU no 44 tahun 2009 ttg RS


2. Dokumen Analisa Jabatan Pimpinan / Staf,
UU no 44 tahun 2009 ttg RS
3. Dokumen Telaah Staf Bidang terkait
UU no 44 tahun 2009 ttg RS
Dokumen bukti rekomendasi dari organisasi
professional dan sumber berwenang lainnya terkait
rekomendasi untuk pengadaan sumber daya

UU no 24 tahun 2007 ttg


Penanggulangan bencana
Dokumen Laporan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi
serta Tindak Lanjut (arahan, dukungan dan pengawasan)
terhadap penggunaan sumber daya TIK

permenkes no 12 tahun 2020 ttg


akreditasi
Dokumen Laporan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi
serta Tindak Lanjut (arahan, dukungan dan pengawasan)
pelaksanaan Program Penanggulangan Kedaruratan dan
Bencana Permenkes no 72 tahun 2016 ttg
standar pelayanan farmasi di RS
Laporan Hasil Pemantauan/Evaluasi dan Perbaikan
Mutu untuk pembelian dan pengalokasian sumber daya

Permenkes no 72 tahun 2016 ttg


standar pelayanan farmasi di RS
1. Pedoman/ panduan tentang pemilihan teknologi
medik dan obat (memuat ttg alur rantai perbekalan bagi
obat-obatan, perbekalan medis yang paling berisiko),

Permenkes no 72 tahun 2016 ttg


standar pelayanan farmasi di RS
2. daftar obat-obatan, perbekalan medis, serta peralatan
medis yang paling berisiko,
Permenkes no 72 tahun 2016 ttg
standar pelayanan farmasi di RS
3. Alur / flow chartnya telusur rantai perbekalan bagi
obat-obatan, perbekalan medis yang paling berisiko

Permenkes no 72 tahun 2016 ttg


standar pelayanan farmasi di RS
1. Risk point Bagan Alur Perbekalan Obat-obatan dan
Permenkes no 72 tahun 2016 ttg
perbekalan medis, standar pelayanan farmasi di RS
2. Dokumen Hasil Pengelolaan Risiko Perbekalan bagi
Obat-obatan dan perbekalan medis berisiko (misal :
vaksin, obat chemoterapi) Permenkes no 72 tahun 2016 ttg
standar pelayanan farmasi di RS
Dokumen bukti pelacakan terhadap perbekalan yang
diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak atau palsu
serta Analisa dan Tindak Lanjut Hasil Pelacakan

Perbup waykanan no 28 Thn 2017


Dokumen bukti pemberitahuan kepada produsen jika
ada ditemukan perbekalan yang tidak stabil,
terkontaminasi, rusak atau palsu disertai berita acara
penarikan produk.

1. HBL/ Tata Kelola RS / SOTK Rumah Sakit,


2. MSBL
3. NSBL
4. Peraturan Internal Tenaga Kesehatan Lain,
5. SK Direktur penetepan komite medik (disertai
struktur organisasi dan UTW)
6. SK Direktur penetepan komite keperawatan (disertai
struktur organisasi dan UTW)
7. SK Direktur penetepan komite tenaga kesehatan lain
(disertai struktur organisasi dan UTW)
1. Bukti pelaksaaan tugas Komite medik, komite
keperawatan dan komite tenaga kesehatan lain

2. Kode Etik profesi,


3. Dokumen hasil Audit Medis/Audit
Klinis/pembahasan kasus,
4. Hasil kredensial
1. Dokumen rapat penyusunan program kerja Komite
medik (UMAN)
2. Dokumen rapat penyusunan program kerja Komite
keperawatan (UMAN)
3. Dokumen rapat penyusunan program kerja Komite
nakes lainnya (UMAN)
4. Program kerja Komite Medik,
5. Program kerja Komite Keperawatan
6. Program kerja Komite Nakes Lain,
7. Laporan Evaluasi Program dan Kegiatan Komite
Medik,
8. Laporan Evaluasi Program dan Kegiatan Komite
Keperawatan Perbup waykanan no 36 th 2019
9. Laporan Evaluasi Program dan Kegiatan Komite
Nakes Lain
1. Tata Kelola RS / SOTK memuat perihal kualifikasi
dan persyaratan jabatan Tingkat Unit / Instalasi,
2. Pedoman Pengorganisasian Unit/ Instalasi
3. SK pengangkatan kepala unit/instalasi sesuai
kualifikasi dan persyaratan jabatan disertai UTW
1. Pedoman Pengorganisasian unit kerja / instalasi
(sesuai dengan jumlah unit kerja)
2. Pedoman Pelayanan unit kerja /instalasi
3. Prosedur (SPO - SPO) sesuai proses bisnis di unit /
pelayanan apa saja yang dapat dilayani di unit tersebut.
1. Program Kerja Unit/Instalasi ( termasuk Program
PMKP Unit /Instalasi dan manajemen risiko ),
2. Evaluasi Program Kerja Unit/Instalasi tiap TW dan
Tahunan
1. Bukti usulan ketenagaan sesuai dengan kebutuhan
pada pola ketenagaan
2. Data inventarisasi alat–alat di unit
3. usulan kebutuhan alat di Unit/Instalasi,
1. Bukti rapat koordinasi internal unit (UMAN)
2. Bukti rapat koordinasi di luar unit (UMAN)
1. Laporan pengukuran indikator nasional mutu (INM)
di unit sesuai dengan program kerja PMKP unit
2. Laporan hasil pengukuran indikator nasional mutu
(INM) di unit kepada Komite Mutu RS
1. Laporan pengukuran IMP-RS yang sudah ditentukan
sesuai dengan pelayanan di Unitnya sesuai SK Direktur
2. Laporan pengukuran IMP-RS dilaporkan ke Komite
Mutu RS
3. Laporan pengukuran indikator mutu layanan kontrak
yang menjadi tanggung jawab unit
1. Laporan Pengukuran IMP-Unit yang sudah
ditentukan sesuai SK Direktur
2. Laporan Pengukuran IMP-Unit dilaporkan ke
Komite Mutu RS
Dokumen Bukti Pemilihan Prioritas Perbaikan yang
baru di Unit / Instalasi bila perbaikan sebelumnya sudah
dapat dipertahankan dalam satu tahun.

1. Panduan Penilaian Evaluasi Praktik Profesional


Berkelanjutan Tenaga Medis ®
2. Dokumen bukti penilaian OPPE untuk dokter yang
sudah dilakukan,
3. Dokumen bukti catatan kinerja dokter di unit kerja
sebagai bahan untuk penilaian OPPE
1. Panduan Penilaian Kinerja Perawat ®
2. Dokumen Form Penilaian Kinerja yang digunakan
untuk penilaian perawat,
3. Dokumen bukti Penilaian Kinerja untuk perawat yang
sudah dilakukan
4. Dokumen bukti catatan kinerja perawat di unit kerja
sebagai bahan untuk penilaian kinerja
1. Panduan Penilaian Kinerja Nakes lain,
2. Dokumen Form Penilaian Kinerja yang digunakan
untuk penilaian nakes lain
3. Dokumen bukti Penilaian Kinerja untuk nakes lain
yang sudah dilakukan
4. Dokumen bukti catatan kinerja nakes lain di unit kerja
sebagai bahan untuk penilaian kinerja
SK komite etik dan hukum Rumah Sakit disertai Uraian
Tugas dan Wewenang dan Persyaratan Jabatan
1. Peraturan Direktur penetapan pedoman pengelolaan
kode etik RS
2. Peraturan Direktutr tentang Penetapan code of
conduct sebagai pedoman perilaku sesuai dengan
standar etik di RS
1.   Pedoman pengelolaan etik dan hukum RS (mencakup
a-l pada maksud dan tujuan)
2. Program kerja pengelolaan etik dan hukum RS
3. Laporan Evaluasi Program Kerja Pengelolaan Etik
dan Hukum RS
1. SK Komite Etik dan Hukum RS (memuat Susunan
Anggota Komite)
2. Bukti Pelatihan Kerangka Pengelolaan Etik RS untuk
seluruh praktisi kesehatan, staf lainnya dan pemberian
solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik
(dilengkapi sertifikat pelatihan)

1.    Program kerja budaya keselamatan mengacu pada


poin a-h pada maksud dan tujuan
2. Evaluasi Program Kerja Budaya Keselamatan tiap
TW dan tahunan (disertai analisa dan tindak lanjut).
1. Perdir tantang Pedoman Budaya Keselamatan Pasien
Rumah Sakit,
2. Dokumen bukti penyelenggaraan pelatihan disertai
dengan TOR, Materi, absensi, laporan pelaksanaan,
evaluasi dan sertifikat pelatihan, Permen No. 11 Tahun 2017 ttg
Keselamatan pasien
3. Dokumen laporan (internal dan external) yang
berkaitan dengan budaya keselamatan bagi semua staf di
RS
1. SK Komite mutu RS,

2. laporan pelaksanaan pelatihan Budaya Keselamatan


disertai UMAN, materi, sertifikat dll
3. SK Penetapan penyediaan sumber daya lain yang
mendukung budaya keselamatan
4. Dokumen Bukti dukungan anggaran untuk
mendukung budaya keselamatan. (tercantum dalam
RKA/ RBA /atau rencana anggaran belanja lainnya)

5. laporan investigasi dan hasil penanganan serta tindak


lanjut penerapan budaya keselamatan
1. Pedoman KPRS ( memuat identifikasi jenis perilaku
yang tidak diinginkan/ tidak mendukung budaya
keselamatan pasien

2. SPO/ alur pelaporan perilaku yang tidak


diinginkan/tidak mendukung budaya keselamatan
3. pelaporan perilaku yang tidak diinginkan serta tindak
lanjutnya (menggunakan aplikasi yang mudah diakses
oleh staf)

1. Dokumen Laporan hasil pengukuran indicator mutu


budaya keselamatan/ bukti Laporan survei budaya
keselamatan

2. Dokumen evaluasi dan bukti perbaikan implementasi


Budaya Keselamatan di RS
Dokumen bukti penerapan budaya adil terhadap staf
yang terkait laporan budaya perilaku aman ( dijaga
kerahasiaannya)

1. Dokumen bukti rapat penyusunan program kerja


manajemen risiko dipimpin oleh direktur beserta
pimpinan dan komite mutu RS (sub kom manajemen
risiko) dilengkapi UMAN

2. Program Kerja Manajemen Risiko RS


1. usulan daftar risiko dari unit
2. Dokumen bukti Rapat untuk penentuan prioritas
risiko tingkat RS (UMAN)
3. Daftar Prioritas Risiko tingkat RS SK Direktur No
800/85.b/V.06-WK/VII/2022
4. Profil risiko tingkat RS UU No 44
1.    SK penetapan penanggung jawab program penelitian
(Komkordik/ tim kordik/ Komite etik penelitian dan
Kesehatan yang telah tersertifikasi pelatihan etik dasar
lanjut/EDL)

2. Panduan penelitian di rumah sakit,

3. SK Penetapan program penelitian

4. Dokumen Laporan Evaluasi Program Penelitian


1. Panduan Penelitian Rumah Sakit UU No 44
2. bukti penyelesaian konflik kepentingan ( finansial dan
non finansial) jika terjadi, akibat penelitian dan
alternative solusi

1. Panduan Penelitian Rumah Sakit

2. Daftar identifikasi fasilitas


3. Dokumen bukti hasil penelitian
1. Bukti proses kaji etik yang didalamnya terdapat
format informed consent penelitian
2. informed consent/ persetujuan tertulis (ada di rekam
medis pasien) untuk melakukan penelitian.
1. Dokumen kontrak yang memuat bahwa pemantauan
dan evaluasi dari mutu, keamanan dan etika dalam
penelitian dilakukan oleh KEPK rumah sakit atau
penanggung jawab penelitian di RS

2. Laporan hasil pemantauan dan evaluasi oleh KEPK


rumah sakit terkait mutu, keamanan dan etika dalam
penelitian oleh pihak ketiga tersebut

Dokumen hasil kajian dan evaluasi penelitian yang


dilakukan di RS setiap satu tahun sekali oleh
komkordik/ tim kordik dan atau KEPK dan atau
penanggung jawab penelitian RS

1. Kegiatan penelitian masuk ke dalam Program Mutu


Rumah Sakit,
2. Laporan pemantauan dan evaluasi Kegiatan
Penelitian secara berkala
RENCANA TINDAK
PRODUK VERIFIKASI/VALIDASI TARGET WAKTU
LANJUT

HBL

Tidak ada

renstra/sk dir ttg


visi misi
Renstra

MOU RSUD
ZAPA dan UAP

DPA
LAKIP
blm ada

laporan 3 blnan

Pedoman PMKP

evaluasi sakip

renstra

HBL
SK direktur

Laporan INMRS

SK Produk
Layanan

Buku register SK
dir

LHP inspektorat

DPA

renstra

SK penetapan
prioritas
perbaikan tk RS

Laporan PMKP 3
bln sekali

SK direktur no
800/820/V,06-
WK/2020

Hasil Evaluasi
SAKIP
Tata Kelola

SK Kabid/Kabag

SK KASI/Kasubag

SK Karu

DPA

LAKIP

SK Produk
Layanan

Laporan
Tahunan

DUN

leaflet

SK Dir ttg
panduan
komunikasi
efektif

tidak ada

Pedoman Tata
Naskah RSUD
ZAPA
SK dir ttg Kepala
Karu

hasil IKM

belum ada

DUN

DUN

DUN

RM

DUN

DUN

Surat edaran
direktur

DUN

DUN

DUN

Nota Dinas

SK Dir ttg
program PMKP

SK dir ttg
indikator mutu
prioritas
Usulan in
dikator mutu
unit
DUN

Dokumen
Monev direktur
terkait program
PMKP

ruangan PMKP

Peralatan
komputer dan
sofware

Aplikasi/sofware

Sertifikat PMKP
SK dir ttg komite
mutu

Pedoman PMKP

dokumen
pematauan
program PMKP

Laporan
program PMKP
kepada direktur

Laporan
program PMKP
setiap 3 bulan

dokumen

dokumen

dokumen
sk ttg indikator
mutu RSUD Zapa

dokumen

sk prioritas
perbaikan mutu

Tata Kelola
dokumen

dokumen

MSBL

Dokumen

Dokumen
evaluasi kontrak

SK dir ttg
indikator mutu
Dokumen
panduan
pelaporan
indikator mutu

ceklist

pelaporan
indikator mutu

panduan
pemilihan
teknologi medik
dn obat
SK tim
penapisan
bidang kes

dokuemn bukti
informasi mutu

dokumen bukti
rekom staf klinis

Dokumen
dokumen
analisa jabatan
dokumen telaah
staf

dokumen rekom
organisasi prof
dan sumber
berwenang
lainnya

dokumen hasil
evaluasi dan
rekom tindak
lanjut sumber
daya
dokumen hasil
evaluasi dan
rekom tindak
lanjut bencama

laporan hasil
pemantauan
dan perbaikn
mutu

Dokumen
Pedoman
Pelayanan
Kefarmasian,
SOP Pelayanan
Kefarmasian

daftar obat serta


peralatan medis
yg plg berisiko

rantai
pembekalan
obat dan medis
yg paling
berisiko

alur perbekalan
obat dan medis

dokumen hsl
pengelolaan
resiko bagi obat

Dokumen bukti
pelacakan
terhadap
perbekalan yang
diduga tidak
stabil,
terkontaminasi,
rusak atau palsu
serta Analisa
dan Tindak
Lanjut Hasil
Pelacakan
dokuemn
Dokumen
Dokumen
Dok NSBL
DOK

SK direktur

SK Direktur

SK Direktur

dokumen bukti
pelaksanaan
tugas komite
kode etik profesi

hasil audit
hasil kredensial

DUN

DUN

DUN
Dokumen
Dokumen
Dokumen
Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

SPT
Dokumen
Dokumen

Dokumen
Dokumen
Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen
Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen
NIHIL
Dokumen SK
Mutu
SK
Dokumen
Pedoman Diklat

Dokumen Hasil
Kegiatan

Dokumen
Pedoman Diklat
Dokumen
Dokumen
PIHAK TERKAIT
204

118

86

42.156862745098
Dokumen, Kontrak tentang tenaga IT
RS membuat dafar obat2an perbekalan medis dan alat alat, membuat alur / flowchart, tentukan titik
yang membuat program budaya keselamatan masing2 kepala unit dan di koordinir oleh komite mutu
identifikasi resiko berdasarkan kategori yaitu berdasarkan Operasional (resiko klinis dan non klinis), re
at alur / flowchart, tentukan titik2 resiko (contoh kegiatan vaksinasi)
n di koordinir oleh komite mutu
al (resiko klinis dan non klinis), resiko keuangan, resiko reputasi, resiko strategis, resiko kepatuhan
PMKP
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PMKP 1 1 Direktur telah menetapkan regulasi
terkait peningkatan mutu dan
keselamatan pasien serta manajemen
risiko.( R)
2 Direktur rumah sakit telah membentuk
Komite/Tim Penyelenggara Mutu untuk
mengelola kegiatan PMKP serta uraian
tugasnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.(R)

3 Komite / Tim Penyelenggara Mutu


menyusun program PMKP rumah sakit
meliputi poin a) – i) yang telah ditetapkan
Direktur rumah sakit dan disahkan oleh
representative pemilik/dewan pengawas.
(R,D)

4 Program PMKP dievaluasi dalam rapat


koordinasi mellibatkan komite-komite,
pimpinan rumah sakit dan Kepala unit
setiap triwulan untuk menjamin
perbaikan mutu yang berkesinambungan.(
D,W)
PMKP 2 1 Komite / Tim Penyelenggara Mutu
terlibat dalam pemilihan indikator mutu
prioritas baik ditingkat rumah sakit
maupun tingkat unit layanan. ( D)

2 Komite / Tim Penyelenggara Mutu


melaksanakan koordinasi dan integrasi
kegiatan pengukuran serta melakukan
supervisi ke unit layanan.( D,W)

3 Komite / Tim Penyelenggara Mutu


mengintegrasikan laporan insiden
keselamatan pasien, pengukuran budaya
keselamatan, dan lainnya untuk
mendapatkan solusi dan perbaikan
terintegrasi(D,W)

PMKP 3 1 Rumah sakit melakukan pengumpulan


data mencakup (poin a-c) dalam maksud
dan tujuan. (D)
2 Indikator mutu prioritas rumah sakit
(IMP-RS) dan indicator mutu prioritas
unit (IMP- Unit) telah dibuat profil
indikator mencakup (poin a-t) dalam
maksud dan tujuan. (D)
PMKP 4 1 Telah dilakukan agregasi dan Analisa
data menggunakan metode dan teknik
statistik terhadap semua indikator mutu
yang telah diukur oleh staf yang
2 Hasil analisis digunakan untuk membuat
rekomendasi tindakan perbaikan dan serta
menghasilkan efisiensi penggunaan
sumber daya.( D,W)

3 Memiliki bukti analisis data dilaporkan


kepada Direktur dan reprentasi
pemilik/dewan pengawas sebagai bagian
dari program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.( D,W)

4 Memiliki bukti hasil Analisa berupa


informasi INM dan e-report IKP
diwajibkan lapor kepada Kementrian
kesehatan sesuai peraturan yang berlaku.(
D)

5 Terdapat proses pembelajaran dari


database eksternal untuk tujuan
perbandingan internal dari waktu ke
waktu, perbandingan dengan rumah sakit
yang setara, dengan praktik terbaik (best
practices), dan dengan sumber ilmiah
profesional yang objektik.( D,W)
6 Keamanan dan kerahasiaan tetap dijaga
saat berkontribusi pada database
eksternal.( D,W)

7 Telah menganalisis efisiensi berdasarkan


biaya dan jenis sumber daya yang
digunakan (sebelum dan sesudah
perbaikan) terhadap satu proyek prioritas
perbaikan yang dipilih setiap tahun.
( D,W)
PMKP 4.1 1 Data dikumpulkan, dianalisis, dan diubah
menjadi informasi untuk mengidentifikasi
peluang-peluang untuk perbaikan.( D,W)

2 Staf yang kompeten melakukan proses


pengukuran menggunakan alat dan teknik
statistik.( D)

3 Hasil analisis data dilaporkan kepada


penanggung jawab indikator mutu yang
akan melakukan perbaikan.(D)

PMKP 5 1 Rumah sakit telah melakukan validasi


yang berbasis bukti meliputi poin a) - f)
yang ada pada maksud dan tujuan.( D,W)

2 Pimpinan Rumah sakit bertanggung


jawab atas validitas dan kualitas data
serta hasil yang dipublikasikan.( D,W)

PMKP 6 1 Rumah sakit telah membuat rencana


perbaikan dan melakukan uji coba
menggunakan metode yang telah teruji
dan menerapkannya untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien.( D,W)

2 Tersedia kesinambungan data mulai dari


pengumpulan data sampai perbaikan yang
dilakukan dan dapat dipertahankan. ( D)

3 Memiliki bukti perubahan regulasi atau


perubahan proses yang diperlukan untuk
mempertahankan perbaikan.( D/R)

4 Keberhasilan telah didokumentasikan dan


dijadikan laporan PMKP.(D)
PMKP 7 1 Rumah sakit melakukan evaluasi clinical
pathway sesuai yang tercantum dalam
maksud dan tujuan.( D)

2 Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya


perbaikan terhadap kepatuhan dan
mengurangi variasi dalam penerapan
prioritas standar pelayanan kedokteran di
rumah sakit.(D)
3 Rumah sakit telah melaksanakan audit
klinis dan atau audit medis pada
penerapan prioritas standar pelayanan
kedokteran di rumah sakit.( D)

PMKP 8 1 Direktur menetapkan Sistem pelaporan


dan pembelajaran keselamatan pasien
rumah sakit (SP2KP RS) termasuk
didalamnya definisi, jenis insiden
keselamatan pasien meliputi kejadian
sentinel (poin a – o) dalam bagian
maksud dan tujuan), KTD, KNC, KTC
dan KPCS, mekanisme pelaporan dan
analisanya serta pembelajarannya,( R,W)

2 Komite / Tim Penyelenggara Mutu


membentuk tim investigator sesegera
mungkin untuk melakukan investigasi
komprehensif/analisa akar masalah (root
cause analysis) pada semua kejadian
sentinel dalam kurun waktu tidak
3 melebihi
Pimpinan45 (empat
rumah puluh
sakit lima) hari.
melakukan
tindakan perbaikan korektif dan
memantaunya efektivitasnya untuk
mencegah atau mengurangi berulangnya
kejadian sentinel tersebut.(R/D)

4 Pimpinan rumah sakit menetapkan proses


untuk menganalisa KTD, KNC, KTC,
KPCS dengan melakukan investigasi
sederhana dengan kurun waktu yaitu
grading biru tidak melebihi 7 (tujuh) hari,
5 grading hijau
Pimpinan tidak
rumah melebihi
sakit 14 (empat
melakukan
tindakan perbaikan korektif dan
memantau efektivitasnya untuk
mencegah atau mengurangi berulangnya
KTD, KNC, KTC, KPCS tersebut.( R/D)

PMKP 9 1 Proses pengumpulan data sesuai a) - h)


dari maksud dan tujuan, analisis, dan
pelaporan diterapkan untuk memastikan
akurasi data. ( R)

2 Analisis data mendalam dilakukan ketika


terjadi tingkat, pola atau tren yang tak
diharapkan yang digunakan untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien.(D)
3 Data luaran (outcome) dilaporkan kepada
direktur dan representatif pemilik/ dewan
pengawas sebagai bagian dari program
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.( D)

PMKP 10 1 Rumah sakit telah melaksanakan


pengukuran budaya keselamatan pasien
dengan survei budaya keselamatan pasien
setiap tahun menggunakan metode yang
2 Hasil pengukuran budaya sebagai acuan
dalam menyusun program peningkatan
budaya keselamatan di rumah sakit.( D)

PMKP 11 1 Komite / Tim Penyelenggara Mutu


memandu penerapan program manajemen
risiko yang di tetapkan oleh Direktur ( D)

2 Komite / Tim Penyelenggara Mutu telah


membuat daftar risiko rumah sakit
berdasarkan daftar risiko unit-unit di
rumah sakit( D)

3 Komite / Tim Penyelenggara Mutu telah


membuat profil risiko dan rencana
penanganan ( D)

4 Komite / Tim Penyelenggara Mutu telah


membuat pemantauan terhadap rencana
penanganan dan melaporkan kepada
direktur dan representatif pemilik/dewan
pengawas setiap 6 (enam) bulan ( D)

5 Komite / Tim Penyelenggara Mutu telah


menyusun Program manajemen risiko
tingkat rumah sakit untuk ditetapkan
Direktur( D)

6 Komite / Tim Penyelenggara Mutu telah


memandu pemilihan minimal satu analisa
secara proaktif proses berisiko tinggi
yang diprioritaskan untuk dilakukan
Analisa FMEA setiap tahun.( D,W)

12 STANDAR 44 EP
MKP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI
Perdir tentang Pedoman/ panduan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien serta manajemen
risiko

SK Komite Mutu disertai UTW

Program Kerja Komite PMKP yang ditetapkan


Direktur dan disahkan oleh Representatif pemilik /
Dewas

1. Ada bukti rapat koordinasi keterlibatan komite-


komite , pimpinan RS dan kepala unit tiap TW
( bukti UMAN)
2. Ada evaluasi program tiap TW dan tahunan
berkesinambungan
Dokumen Rapat disertai UMAN

1. bukti dokumen komite mutu melakukan


koordinasi dan supervise ke unit kerja,

2. ada rekapan, analisis dan tindak lanjut hasil


koordinasi dan supervise (rapat pembahasan disertai
UMAN )

integrasi laporan insiden keselamatan pasien,


pengukuran budaya keselamatan disertai RTL

hasil pengumpulan data indikator mutu INM, IMP


RS dan IMP unit
Profil IMP RS dan IMP Unit yang sudah
ditetapkan Direktur

1. laporan agregasi dan analisis data indikator mutu


2. Pengukuran indikator mutu dilakukan oleh staf
yang kompeten (kualifikasi khusus)
Rekomendasi tindakan perbaikan berdasarkan hasil
analisis data atau untuk efisiensi penggunaan
sumber daya

laporan 3 bulanan program kerja PMKP ke Direktur


dan Dewas / representasi pemilik

print e-report laporan INM di web Kemenkes


1. Pelaporan indikator nasional mutu (INM) ke
Kementrian Kesehatan melalui aplikasi mutu
fasilitas pelayanan Kesehatan (SIMAR)

2. Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) ke


KNKP melalui aplikasi pelaporan insiden
keselamatan pasien RS

Laporan dan analisis hasil benchmarking INM RS


dengan benchmark eksternal

Panduan Pengelolaan Layanan Informasi dan


Dokumentasi (PLID) di Lingkungan Rumah Sakit
(atau dokumen lainnya yang ada poin menjaga
keamanan dan kerahasiaan data untuk pihak
eksternal)
Laporan kajian efisiensi biaya pasca perbaikan
1. Analisis data (klinis dan non klinis) dan dijadikan
informasi sebagai dasar perbaikan
2. Rencana perbaikan berdasar informasi pada
analisis data klinis dan non klinis
1.Ada bukti analisis statistic yang sesuai
2. Bukti kompetensi staf (sertifikat pelatihan/
ijazah) terkait teknik statistik
Nota dinas pengiriman laporan hasil pengolahan
indikator mutu kepada penanggung jawab yang
melakukan perbaikan (bag/bidang/instalasi/unit)

Laporan validasi data

Tanda tangan direktur pada data yang akan


dipublikasikan

Dokumen rencana perbaikan


(Bukti PDSA/ PDCA sebagai upaya uji coba
/penerapan perbaikan)

Dokumen rencana perbaikan dan peningkatan


capaian parameter mutu dan keselamatan pasien

Dokumen perubahan regulasi atau proses


berdasarkan hasil PDSA/PDCA

Laporan PMKP yang ada perubahan regulasi atau


proses berdasarkan hasil PDSA/PDCA
Laporan hasil evaluasi 5 clinical pathway pelayanan
prioritas standar pelayanan kedokteran

Hasil evaluasi CP menunjukan perbaikan kepatuhan


dan mengurangi variasi penerapan prioritas standar
pelayanan kedokteran RS
Laporan dari komite medik tentang pelaksanaan
audit klinis dan atau audit medis

SK Sirektur tentang Sistem pelaporan dan


pembelajaran keselamatan pasien rumah sakit
(SP2KP RS)

1. Pedoman PMKP (ada poin tentang pembentukan


tim adhoc/ tim investigator oleh komite mutu RS
bila ada sentinel)

2. SK tim investigator bila RS pernah melakukan


investigasi (bila ada kasus sentinel)
Dokumen perbaikan korektif dan pemantauan
keefektifitasnya berdasarkan hasil RCA pada
sentinel yang terjadi

1. Peraturan Direktur tentang pedoman PMKP


2. SK Sirektur tentang Sistem pelaporan dan
pembelajaran keselamatan pasien rumah sakit
(SP2KP RS)

Dokumen/ laporan perbaikan korektif dan


pemantauan keefektifitasnya atas IKP yang ada
(KTD, KNC, KTC, KPCS)

SK Sirektur tentang Sistem pelaporan dan


pembelajaran keselamatan pasien rumah sakit
(SP2KP RS)

Laporan hasil analisis mendalam jika terjadi


tingkat, pola atau tren yang tidak diharapkan
Laporan PMKP setiap 3 bulan, kepada direktur dan
dewas

Pedoman PMKP (ada poin survey budaya


keselamatan pasien)
Laporan survey budaya keselamatan pasien
Program peningkatan budaya keselamatan di RS

Kegiatan yang dilakukan komite mutu untuk


memandu penerapan program manajemen risiko
(contoh ; rapat koordinasi dilengkapi dengan
UMAN)
Daftar risiko/ risk register rumah sakit

Profil Risiko dan Rencana Penanganan

Hasil pemantauan dan laporan terhadap realisiasi


penanganan dan pelaporan kepada direktur dan
respresentatif pemilik/ dewan penga

Program Manajemen Risiko yang sudah ditetapkan


Direktur

Hasil FMEA terhadap risiko tinggi prioritas


RTL
Komunikasi dan Edukasi
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
KE 1 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pelaksanaan PKRS di rumah sakit sesuai poin 1-2
pada gambaran umum.(R)
2 Terdapat penetapan tim atau unit Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang
mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada
pasien sesuai dengan peraturan perundang-
3 Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan
promosi kesehatan rumah sakit setiap tahunnya,
termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi
rumah sakit, layanan, dan populasi pasiennya.(D)

4 Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi


kepada pasien dan keluarga menggunakan media,
format, dan metode yang yang telah ditetapkan.
( D,O)

KE 2 1 Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga


mengenai asuhan dan pelayanan yang disediakan
oleh rumah sakit serta akses untuk mendapatkan
layanan tersebut. Informasi disampaikan baik
secara langsung atau tidak langsung.( O,W)

2 Rumah sakit menyampaikan informasi kepada


pasien dan keluarga alternatif asuhan dan
pelayanan di tempat lain, apabila rumah sakit tidak
dapat memberikan asuhan dan pelayanan yang
dibutuhkan pasien.( D)

3 Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan


secara tepat waktu, dan status ekonomi perawatan
pasien tidak menghalangi pasien dan keluarga
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
(O,W)
4 Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien
dan keluarga mengenai asuhan dan pelayanan di
rumah sakit.
KE 3 1 Kebutuhan edukasi pasien, dan keluarga dinilai
berdasarkan pengkajian kemampuan dan kemauan
belajar pasien dan keluarga yang yang meliputi a) -
f) pada maksud dan tujuan dan dicatat di rekam
medis. ( D,O)

2 Hambatan dari pasien dan keluarga dalam


menerima edukasi dinilai sebelum pemberian
edukasi dan dicatat di rekam medis.( D)

3 Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan


dan kemauan belajar pasien/keluarga, serta hasil
pengkajian digunakan PPA untuk membuat
perencanaan kebutuhan edukasi.( D)

KE 4 1 Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan


kepada pasien dan keluarga telah diberikan dengan
cara dan bahasa yang mudah dipahami. ( D)

2 Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah


dijelaskan mengenai hasil pengkajian, diagnosis,
rencana asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk
hasil pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W)

3 Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan


keluarga terkait dengan cara cuci tangan yang
aman, penggunaan obat yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi
obatobat dan obat-makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi serta
edukasi asuhan lanjutan di rumah. ( D,O,W)
keluarga terkait dengan cara cuci tangan yang
aman, penggunaan obat yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi
obatobat dan obat-makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi serta
edukasi asuhan lanjutan di rumah. ( D,O,W)

KE 5 1 Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan


bahwa pasien dan keluarganya memahami edukasi
yang diberikan. ( D,W)

2 Proses pemberian edukasi di dokumentasikan


dalam rekam medik sesuai dengan metode edukasi
yang dapat diterima pasien dan keluarganya..( D)

3 Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu


tersedia dan diperbaharui secara berkala. ( D)

4 Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien


dan keluarga dengan menggunakan format yang
praktis dan dengan bahasa yang dipahami pasien
dan keluarga. ( D)

5 Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa dan


bahasa isyarat) sesuai dengan kebutuhan pasien
dan keluarga. ( D,W)

KE 6 1 Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber


yang ada di komunitas untuk mendukung promosi
kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk
menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan.( D)

2 Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas


untuk mendukung asuhan pasien berkelanjutan.
( D)
3 Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien
dan keluarga tentang edukasi lanjutan dikomunitas.
Rujukan edukasi tersebut dilaksanakan oleh
jejaring utama yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP). ( D)

4 Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut


diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan.
( D)

KE 7 1 Profesional Pemberi Asuhan (PPA) telah diberikan


pelatihan dan terampil melaksanakan komunikasi
efektif. ( D,W)

2 PPA telah memberikan edukasi yang efektif


kepada pasien dan keluarga secara kolaboratif.
( D,W)
7 STANDAR 24 EP
n Edukasi
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI REGULASI
1. Perdir tentang Pedoman/ panduan Pengelolaan
kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) UUD No. 44 Tahun 2009
2. Perdir tentang Pedoman Komunikasi efektif. Permenkes No. 1691 tahun 2011
1)   SK Tim / unit PKRS disertai UTW Permenkes No. 44 Tahun 2018 dan Perbup W
2) Perdir tentang Pedoman pengorganisasian Unit
PKRS (Jika berbentuk unit)
Program kerja promosi kesehatan (sudah
ditetapkan direktur) termasuk PKRS rutin sesuai
misi rumah sakit, layanan dan populasi pasien
rumah sakit
UU No. 44 Tahun 2009
1)    bukti pemberian edukasi kepada pasien/
keluarga menggunakan media, format, metode
sesuai dengan penetapan rumah sakit

2)       bukti media yang digunakan: rekam medis,


leaflet, banner, baliho, media elektronik, media
yang ada di media social FB, IG, Webs dll
3)       Laporan kegiatan PKRS
1.       Petugas admisi
2.       Petugas pemberi informasi layanan
3.       Website/brosur/ media social yang lain,
banner yang berisi daftar pelayanan yang
disediakan RS, akses mendapat pelayanan/ alur
dll
1)   Bukti tentang daftar faskes rujukan dan jenis
pelayanan yang tidak dimiliki oleh RS disertai
perjanjian kerjasama

2. Daftar pasien yang dirujuk oleh karena fasilitas


yang tidak ada di RS atau alasan lain.
ketersediaan informasi hunian/ Ketersediaan TT/
Dashboard TT di RS yang mudah dilihat oleh
pasien di saat melakukan pendaftaran pasien
rawat inap/ registrasi RI

(D,O) Bukti implementasi dan keterisian ;


Formulir rekam medis pasien tentang pemberian
informasi asuhan dan pelayanan di RS
Formulir RM asesmen kebutuhan edukasi pasien
yang berisikan tentang pengkajian edukasi berisi
hambatan edukasi

1)     bukti pengkajian hambatan komunikasi pada


rekam medis
2. bukti tindak lanjut jika ditemukan hambatan
komunikasi misalnya lansia, pasien anak/ pasien
tidak kompeten, hambatan bahasa perlu
penerjemah dll RM terdokumentasi

1)     Ada bukti pengkajian kemampuan dan


kemauan belajar pasien/keluarga pada rekam
medis
2. bukti tindak lanjut jika ditemukan kemampuan
dan kemauan belajar pasien/keluarga

1)   bukti (di rekam medis) pemberian edukasi


sesuai dengan bahasa yang digunakan/ dipahami
oleh pasien/ keluarga, sesuai hasil pengkajian.
2. Ada daftar materi edukasi dan contoh materi/
leaflet
1)   bukti pelaksanaan pemberian penjelasan hasil
pengkajian, diagnosis, rencana asuhan dan hasil
pengobatan, termasuk hasil pengobatan yang
tidak diharapkan yang akan diberikan pada
pasien.(lihat terutama pada pengkajian awal
pasien masuk)
2)  bukti informasi edukasi oleh DPJP dan dicatat
dalam rekam medis UU No. 44 Tahun 2009
3) bukti tanda tangan / paraf dari pasien/keluarga
1. Bukti materi edukasi dan bukti pemberian
edukasi pada form KIE (di rekam medis yang
sudah terisi) terkait kebutuhan pasien
2. Tersedia materi edukasi
a. cuci tangan,
b. penggunaan obat yang aman,
c. penggunaan peralatan medis yang aman,
d. potensi interaksi antara obat dan
e. makanan, pedoman nutrisi,
f. manajemen nyeri,
g. dan teknik rehabilitasi.
h. Edukasi asuhan lanjutan dirumah

Permenkes No. 270 tahun 2007 dan permenkes


1)     bukti pemberian edukasi kepada pasien/
keluarga telah dilakukan verifikasi
pemahamannya. Perdir tahun 2022
2)      Ada bukti pelaksanaan pemberian edukasi
pada form KIE tertera verifikasi pasien/ keluarga Perdir tahun 2022
Bukti pelaksanaan edukasi pada form KIE (di
rekam medis pasien), ada catatan metode yang
digunakan
1)    bukti ketersediaan materi edukasi dalam
bentuk tulisan/ gambar/ video/demonstrasi yang
praktis dan mudah dipahami sesuai kebutuhan
pasien
2. data pendukung bahwa materi edukasi
dilakukan review dan atau revisi (lembar review
materi edukasi)

Tersedia Materi edukasi,dan informasi disediakan


mengacu pada bahasa yang digunakan /
dimengerti oleh pasien/keluarga.

1)    SK penunjukan/ pengangkatan/ penugasan


penerjemah (Bahasa dan bahasa isyarat) sesuai
dengan kebutuhan pasien. Permenkes No. 129 tahun 2008

2) Ada PKS dengan lembaga bahasa/ penerjemah


sesuai dengan kebutuhan pasien/ populasi pasien
RS (bila diperlukan)
Daftar komunitas organisasi dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
untuk mendukung asuhan pasien berkelanjutan
sesuai kebutuhan pasien

Perjanjian kerjasama dengan jejaring komunitas


(organisasi dan fasilitas pelayanan Kesehatan)
untuk mendukung asuhan pasien berkelanjutan
1) Bukti pelaksanaan rujukan untuk pemberian
edukasi lanjutan oleh FKTP, PPK1, Faskes lain,
puskesmas, klinik

2) Ada pengantar ke jejaring organisasi


komunitas sesuai dengan kebutuhan pasien
Bukti edukasi berkelanjutan disampaikan kepada
pasien dan keluarga sesuai dengan kebutuhan.
(dicatat di rekam medis termasuk bukti telah
diberikan edukasi)
Laporan pelaksanaan pelatihan komunikasi
efektif untuk PPA (sertakan : TOR, materi, daftar
hadir/ absensi, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pelatihan serta sertifikat pelatihan)
(W) Kepada PPA ditanyakan metode komunikasi
efektif antar PPA, metode komunikasi melalui
media telepon, dll

Bukti di rekam medis bahwa PPA memberikan


edukasi yang efektif dan kolaboratif
PRODUK VERIFIKASI DAN VALIDASI

Pedoman Kerja tim PKRS


Pedoman Komunikasi Efektif
SK tim PKRS

Program kerja PKRS

Lembar KIE

Leaflet, banner, media sosial (FB, IG, Youtube)


Laporan Kegiatan PKRS terbaru
Petugas admisi yang bertugas
Petugas pemberi informasi layanan di depan

Informasi pelayanan di IG, FB

Daftar pelayanan yang tidak tersedia di RS

Surat rujukan pasien

Dashboard tentang kapasitas tempat tidur

Lembar KIE
Lembar KIE

Lembar KIE

Lembar KIE

Lembar KIE

Lembar KIE

Lembar KIE

Materi edukasi beserta leaflet

Assesment awal

Lembar KIE
Assesment awal dan catatan edukasi terintegrasi

Lembar KIE
Pedoman pelayanan dan materi edukasi

SK dan SPO

Lembar KIE

Lembar KIE

Banner, leaflet dan video demonstrasi

Leaflet

Lembar KIE

SK dan SPO

MOU dengan SLB

Daftar FKTP, praktik dokter mandiri

MOU dengan FKTP


Rujuk balik (Cth : Lembar TB 09)

Lembar KIE

Pelatihan Komunikasi Efektif

Lembar CPPT yang diisi PPA


RTL TARGET WAKTU PIHAK TERKAIT
bukti leaflet, ig,fb,

leafet pakai nomor

leaflet tentang pelayanan

MOU RS lain,
leaflet yang sudah di revisi

prolanis setiap fktp


REGULASI/ DOKUMEN
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
BUKTI

Rumah sakit menetapkan regulasi pengelolaan Peraturan Direktiur tentang


informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengelolaan informasi rumah
1
sesuai poin a) - g) yang terdapat dalam gambaran sakit
umum.( R)

Terdapat bukti rumah sakit telah menerapkan 1. Bukti tentang pengelolaan


proses pengelolaan informasi untuk memenuhi informasi untuk mendukung
kebutuhan PPA, pimpinan rumah sakit, kepala asuhan pasien, manajemen rumah
departemen/unit layanan dan badan/individu dari sakit dan pihak lain dari luar
luar rumah sakit.( D) rumah sakit.

2
2. Tersedia kumpulan data terdiri
atas:
a) Data mutu dan insiden
keselamatan pasien
b) Data surveialns infeksi
c) Data kecelakaan kerja

Proses yang diterapkan sesuai dengan ukuran 1. Bukti tentang hasil


rumah sakit, kompleksitas layanan, ketersediaan pengelolaan informasi
staf terlatih, sumber daya teknis, dan sumber disesuaikan dengan besar dan
MRMIK 1
daya lainnya.( D) kompleksitas rumah sakit, sumber
daya teknis dan sumber daya
lainnya.
3

2. Bukti pelaksanaan pelatihan


staf tentang SIM- RS

Rumah sakit melakukan pemantauan dan 1. Dokumen hasil pelaksanaan


evaluasi secara berkala sesuai ketentuan rumah monitoring dan evaluasi secara
sakit serta upaya perbaikan terhadap pemenuhan berkala terhadap pemenuhan
4 informasi internal dan eksternal dalam informasi internal dan eksternal.
mendukung asuhan, pelayanan, dan mutu serta
keselamatan pasien.( D)
evaluasi secara berkala sesuai ketentuan rumah
sakit serta upaya perbaikan terhadap pemenuhan
4 informasi internal dan eksternal dalam
mendukung asuhan, pelayanan, dan mutu serta
keselamatan pasien.( D)
2. Rencana tindak lanjut
Apabila terdapat program penelitian dan atau Sumber data dan informasi yang
pendidikan Kesehatan di rumah sakit, terdapat mendukung asuhan pasien,
bukti bahwa data dan informasi yang mendukung pendidikan dan riset tersedia tepat
asuhan pasien, pendidikan, serta riset telah waktu dari sumber data terkini
tersedia tepat waktu dari sumber data terkini.( D) (perpustakaan/ digital library/
tersedianya akses sistem
informasi RS data terbaru/akses
5 teknologi informasi kesehatan
secara mudah dan aman)

Terdapat bukti PPA, pimpinan rumah sakit, Bukti tentang pelatihan


kepala departemen, unit layanan dan staf telah pengelolaan dan penggunaan
dilatih tentang prinsip pengelolaan dan informasi sistem bagi PPA,
penggunaan informasi sistem sesuai dengan pimpinan rumah sakit, kepala
peran dan tanggung jawab mereka.( D) departemen, unit layanan dan staf
(TOR, undangan, daftar hadir,
1 materi, laporan, evaluasi,
sertifikat)

MRMIK 2

Terdapat bukti bahwa data dan informasi klinis 1. data dan informasi klinis serta
serta non klinis diintegrasikan sesuai kebutuhan non klinis diintegrasikan sesuai
dan digunakan dalam mendukung proses kebutuhan
pengambilan keputusan. (D,W)
2
2. Laporan hasil rapat yang
menggunakan data terintegrasi
untuk mendukung proses
pengambilan keputusan
Rumah sakit menerapkan proses untuk Peraturan Direktur terkait
memastikan kerahasiaan, keamanan, dan pengaturan kerahasiaan,
MRMIK 2.1 integritas data dan informasi sesuai dengan keamanan, dan integritas data dan
peraturan perundangan.(R) informasi.

Rumah sakit menerapkan proses pemberian akses SK Direktur tentang penetapan


kepada staf yang berwenang untuk mengakses staf yang memiliki hak akses data
data dan informasi, termasuk entry ke dalam dan informasi termasuk mengisi
rekam medis pasien.(D,W) rekam medis pasien
2

MRMIK 2.1
MRMIK 2.1

Rumah sakit memantau kepatuhan terhadap Laporan hasil monitoring dan


proses ini dan mengambil tindakan ketika terjadi evaluasi kepatuhan staf terhadap
terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan, kerahasiaan, keamanan, atau
keamanan, atau integritas data.(D) integritas data.

3
Laporan penanganan untuk
pelanggaran terhadap
kerahasiaan, keamanan dan
integritas data

Data dan informasi yang disimpan terlindung Peraturan Direktur terkait


dari kehilangan, pencurian, kerusakan, dan perlindungan rekam medis bentuk
penghancuran.( R,D) kertas dan atau elektronik
1 dilindungi dari kehilangan,
pencurian, kerusakan, dan
penghancuran.

MRMIK 2.2 Rumah sakit menerapkan pemantauan dan Bukti tentang pelaksanaan
evaluasi terhadap keamanan data dan informasi. monitoring dan evaluasi terhadap
2 (D,W) keamanan data dan informasi
serta rencana tindaklanjutnya

Terdapat bukti rumah sakit telah melakukan Laporan pelaksanaan terhadap


3 tindakan perbaikan untuk meningkatkan rencana tindak lanjut hasil
keamanan data dan informasi.(D,W) monitoring dan evaluasi
Rumah sakit menerapkan pengelolaan dokumen Peraturan Direktur tentang tata
1 sesuai dengan butir a) - h) dalam maksud dan naskah di RS
tujuan.( R)
Rumah sakit memiliki dan menerapkan format Bukti rumah sakit memiliki dan
yang seragam untuk semua dokumen sejenis menerapkan format yang seragam
2 sesuai dengan ketentuan rumah sakit.( D) sesuai tata naskah yang
MRMIK 3
ditetapkan

Rumah sakit telah memiliki dokumen internal Bukti tersedia dokumen internal
mencakup butir a) - c) dalam maksud dan tujuan. mencakup dokumen tingkat
3 ( D, W) pemilik, tingkat rumah sakit dan
tingkat instalasi/unit

Terdapat bukti bahwa penyebaran data dan Bukti tentang laporan data dan
informasi memenuhi kebutuhan internal dan informasi telah disampaikan
eksternal rumah sakit sesuai dengan yang sesuai kebutuhan pengguna
1
tercantum dalam maksud dan tujuan ( D) internal dan eksternal rumah sakit

MRMIK 4
Terdapat proses yang memastikan bahwa data Bukti laporan tentang data yang
dan informasi yang dibutuhkan untuk perawatan diberikan tepat waktu dan
pasien telah diterima tepat waktu dan sesuai menggunakan format yang
2
format yang seragam dan sesuai dengan ditetapkan.
kebutuhan.(D)
Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang Peraturan Direktur tentang
1 penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. Pedoman Penyelenggaraan
( R) Rekam Medis RS
Rumah sakit menetapkan unit penyelenggara 1. SK Direktur tentang SOTK
rekam medis dan 1 (satu) orang yang kompeten ( menetapkan unit penyelenggara
mengelola rekam medis.( R) rekam medis)

2. pedoman pengorganisasian unit


penyelenggara rekam medis
3. Pedoman pelayanan rekam
2 medis
4. Ada program kerja
penyelenggaraan rekam medis
5. SK kepala unit rekam medis/
pengelola rekam medis kompeten
dan berwenang, disertai UTW
MRMIK 5
dan persyaratan jabatan ( ijazah,
STR, SPK dan RKK )

Rumah Sakit menerapkan penyelenggaraan Bukti penyelenggaraan berkas


Rekam Medis yang dilakukan sejak pasien masuk Rekam Medis sejak pasien masuk
sampai pasien pulang, dirujuk, atau meninggal. sampai pasien pulang, dirujuk,
3
( D,O) atau meninggal (contoh rekam
medis pasien)

Tersedia penyimpanan rekam medis yang 1. inventarisasi fasilitas / sarpras


menjamin keamanan dan kerahasiaan baik kertas penyimpanan rekam medis di unit
maupun elektronik. ( D,O) rekam medis
2. SK Direktur terkait hak akses
4 ke rekam medis
3. sistem teknologi informasi,
software dan hardware rekam
medis elektronik
Terdapat bukti bahwa setiap pasien memiliki 1. Peraturan Direktur tentang
rekam medik dengan satu nomor RM sesuai penyelenggaraan RM ( poin
sistem penomoran yang ditetapkan.( R,D,O,W) setiap pasien memiliki satu
nomor rekam medis sesuai yang
1 ditetapkan RS).

2. Bukti tentang setiap pasien


memiliki 1 (satu) nomor rekam
medis
Rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat Bukti pengaturan urutan susunan
darurat dan pemeriksaan penunjang disusun dan berkas rekam medis, untuk rawat
MRMIK 6 diisi sesuai ketetapan rumah sakit.( D) jalan, rawat inap, gawat darurat
2
dan pemeriksaan penunjang.
MRMIK 6

Terdapat bukti bahwa formulir rekam medis 1. Laporan pelaksanaan evaluasi


dievaluasi dan diperbaharui (terkini) sesuai dan pembaharuan (terkini)
dengan kebutuhan dan secara periodik.( D,O,W) formulir rekam medis
3
2. bukti rapat meliputi :
undangan, materi rapat, daftar
hadir dan notulen
Terdapat bukti rekam medis pasien telah berisi Bukti dalam rekam medis pasien
informasi yang sesuai dengan ketetapan rumah telah berisi informasi
sakit dan peraturan perundangan yang berlaku. yang sesuai dengan ketetapan
1 (R) rumah sakit dan peraturan
perundangan yang berlaku

MRMIK 7
Terdapat bukti rekam medis pasien mengandung Bukti dalam formulir rekam
informasi yang memadai sesuai butir a) – f) pada medis pasien mengandung
maksud dan tujuan.( D) informasi yang memadai sesuai
2
ketentuan yang berlaku

PPA mencantumkan identitas secara jelas pada Bukti dalam rekam medis PPA
saat mengisi RM.( O,W) yang mengisi rekam medis
1 mencantumkan nama dan tanda
tangan

Tanggal dan waktu penulisan setiap catatan Bukti dalam rekam medis tentang
2 dalam rekam medis pasien dapat diidentifikasi. tanggal, dan jam pengisian rekam
(O) medis
Terdapat prosedur koreksi penulisan dalam Peraturan Direktur tentang
pengisian RM elektronik dan non elektronik. penyelenggaraan RM (ada poin
( R,D,O,W) proses pembenaran/koreksi
3 terhadap kesalahan penulisan
catatan dalam rekam medis)
MRMIK 8

Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi 1. Laporan pelaksanaan monev


terhadap penulisan identitas, tanggal dan waktu yang ber fokus pada penulisan
penulisan catatan pada rekam medis pasien serta identitas, tanggal dan waktu
koreksi penulisan catatan dalam rekam medis, penulisan catatan pada rekam
dan hasil evaluasi yang ada telah digunakan medis pasien serta koreksi
sebagai dasar upaya perbaikan di rumah sakit. penulisan catatan dalam rekam
4 ( D,W) medis.

2. Hasil monev ada rencana


tindak lanjut
Penggunaan kode diagnosis, kode prosedur, SK Direktur terkait:
singkatan dan simbol sesuai dengan ketetapan 1) Standardisasi kode diagnosis,
rumah sakit.(R) kode prosedur/tindakan, definisi,
2) simbol yang digunakan dan
1 yang tidak boleh digunakan,
3) singkatan yang digunakan dan
yang tidak boleh digunakan

Dilakukan evaluasi secara berkala penggunaan 1. Laporan pelaksanaan


kode diagnosis, kode prosedur, singkatan dan monitoring dan evaluasi secara
simbol yang berlaku di rumah sakit dan hasilnya berkala terhadap regulasi yang
MRMIK 9
digunakan sebagai upaya tindak lanjut untuk meliputi kode diagnosis, kode
perbaikan.( D,W) prosedur/ tindakan, definisi,
simbol yang digunakan dan yang
tidak boleh digunakan, singkatan
2 yang digunakan dan yang tidak
boleh digunakan

2. Bukti tentang rencana


tindaklanjut untuk perbaikan

Rumah sakit menentukan otoritas pengisian Peraturan Direktur tentang


rekam medis termasuk isi dan format rekam penyelenggaraan RM (ada poin
1 medis.( R,O,W) penetapan individu yang
berwenang mengisi rekam medis)

Rumah Sakit menentukan hak akses dalam Peraturan Direktur tentang


pelepasan informasi rekam medis (R,W) penyelenggaraan RM (ada poin
tentang pelepasan informasi
(rahasia kedokteran), termasuk
2 hak pasien mendapatkan isi
rekam medis dalam bentuk
ringkasan rekam medis

MRMIK 10
Rumah sakit menjamin otentifikasi, keamanan Peraturan Direktur tentang
dan kerahasiaan data rekam medis baik kertas penyelenggaraan RM (ada poin
maupun elektronik sebagai bagian dari hak penetapan individu yang
pasien.(D,W) berwenang mengisi rekam medis)

Laporan hasil evaluasi terkait


3 pengisian rekam medis hanya
oleh staf klinis yang telah
ditetapkan dalam regulasi tentang
penetapan tenaga kesehatan yang
memiliki hak akses ke rekam
medis
Rumah sakit memiliki regulasi jangka waktu Peraturan Direktur tentang
penyimpanan berkas rekam medis penyelenggaraan RM (ada poin
(kertas/elektronik), serta data dan informasi tentang penetapan jangka waktu
1 lainnya terkait dengan pasien dan prosedur penyimpanan berkas rekam medis
pemusnahannya sesuai dengan peraturan pasien dan prosedur
perundangan.(R) pemusnahannya)

Dokumen, data dan/informasi terkait pasien 1. Laporan pelaksanaan


dimusnahkan setelah melampaui periode waktu pemusnahan berkas Rekam medis
penyimpanan sesuai dengan peraturan
2. berita acara pemusnahan
perundang-undangan dengan prosedur yang tidak
dokumen / Data/Informasi
membahayakan keamanan dan kerahasiaan.
( D,W) 3. Ada bukti penyimpanan
Berkas Rekam medis (BRM) In
2 aktif
MRMIK 11

4. Ada data penyortiran/


identifikasi BRM inaktif sesuai
dengan regulasi RS dan peraturan
perundang-undangan.

3.     Dokumen, data dan/atau informasi tertentu Bukti pelaksanaan penyimpanan


terkait pasien yang bernilai guna, disimpan abadi permanen sesuai dengan
(permanen) sesuai dengan ketetapan rumah sakit. peraturan perundang undangan
( D,W) untuk dokumen/data/ BRM yang
3 bernilai guna sehingga tidak
dimusnahkan (disimpan
permanen) sesuai ketetapan RS

Rumah sakit menetapkan komite/tim rekam 1) SK Direktur tentang


medis.( R) penetapan komite/ tim rekam
medis disertai UTW
2) Pereaturan Direktur tentang
1 pedoman kerja komite/ tim rekam
medis untuk melakukan evaluasi/
review rekam medis

3) SK Direktur tentang program


kerja komite/ tim rekam medis
Komite/tim secara berkala melakukan pengkajian 1) Laporan pelaksanaan review
rekam medis pasien secara berkala setiap tahun rekam medis pasien secara
dan menggunakan sampel yang mewakili (rekam berkala.
medis pasien yang masih dirawat dan pasien
yang sudah pulang).( D,W) 2) Komite/Tim reviu menetapkan
besaran sampel yang akan
2 direviuw, yang meliputi rekam
medis pasien yang masih dirawat
dan pasien yang sudah pulang
MRMIK 12 dengan menggunakan kaidah
statistik.
MRMIK 12

Fokus pengkajian paling sedikit mencakup pada 1) Laporan pelaksanaan review


ketepatan waktu, keterbacaan, kelengkapan rekam medis yang berfokus pada
rekam medis dan isi rekam medis sesuai dengan ketepatan waktu, keterbacaan dan
peraturan perundangan.( D) kelengkapan rekam medis.
3
2) jenis dan isi formulir rekam
medis disusun sesuai ketentuan
yang berlaku
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh komite/tim 1.Laporan hasil pengkajian/
rekam medis dilaporkan kepada pimpinan rumah evaluasi/ review rekam medis dan
sakit dan dibuat upaya perbaikan. (D) RTL nya (upaya perbaikan)
4 2. Nota dinas penyampaian
laporan hasil pengkajian ke
direktur rumah sakit

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Peraturan Direktur tentang


1 penyelenggaraan teknologi informasi kesehatan penyelenggaraan teknologi
( R) informasi kesehatan
Rumah sakit menerapkan SIMRS sesuai dengan Dokumen terkait penerapan
ketetapan dan peraturan perundangan yang SIMRS yang memproses dan
berlaku.(D) mengintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit
dalam bentuk jaringan koordinasi,
pengumpulan data, pelaporan dan
2 prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara
tepat dan akurat.

Rumah sakit menetapkan unit yang bertanggung 1) Regulasi unit kerja yang
jawab sebagai penyelenggara SIMRS dan mengelola SIM-RS dalam
dipimpim oleh staf kompeten.( R) susunan organisasi dan tatakerja
rumah sakit (SOTK)

MRMIK 13 2) Peraturan Direktur tentang


3 Pedoman pengorganisasian unit
SIM-RS
3, SK Direktur tentang
penunjukan kepala unit/
penanggung jawab unit SIMRS
disertai UTW, ijazah sebagai
dasar kompetensi

Data serta informasi klinis dan non klinis 1. Data serta informasi klinis dan
diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan untuk non klinis yang diintegrasikan
mendukung pengambilan keputusan.(D)
4
2. Bukti rapat meliputi undangan,
materi rapat, daftar hadir dan
notulen (UMAN)
Rumah sakit telah menerapkan proses untuk 1) Bukti tentang pelaksanaan
menilai efektifitas sistem rekam medis elektronik monitoring dan evaluasi
dan melakukan upaya perbaikan terkait hasil efektifitas sistem rekam medis
5 penilaian yang ada.(D) elektronik serta RTL

2) Rencana tindak lanjut untuk


perbaikan
Terdapat prosedur yang harus dilakukan jika Peraturan Direktur tentang
terjadi waktu henti sistem data (down time) untuk penyelenggaraan teknologi
mengatasi masalah pelayanan.(R) informasi kesehatan (ada
1 pengaturan waktu henti sistem
data (down time) untuk mengatasi
masalah pelayanan)

Staf dilatih dan memahami perannya di dalam Bukti pelaksanaan pelatihan staf
prosedur penanganan waktu henti sistem data tentang prosedur penanganan
(down time), baik yang terencana maupun yang waktu henti sistem data (down
MRMIK 13.1 tidak terencana.(D) time)
2 berupa TOR, undangan, daftar
hadir, materi, laporan, evaluasi,
sertifikat

Rumah sakit melakukan evaluasi pasca terjadinya Bukti pelaksanaan monitoring


waktu henti sistem data (down time) dan dan evaluasi pasca terjadinya
menggunakan informasi dari data tersebut untuk waktu henti sistem data (down
3
persiapan dan perbaikan apabila terjadi waktu time) dan bukti rencana tindak
henti (down time) berikutnya.( D) lanjutnya

16 STANDAR 50 EP
MRMIK

REGULASI

PERMENKESNO 82
Tahun 2013

PERMENKESNO 82
Tahun 2013

PERMENKESNO 82
Tahun 2013

PERMENKESNO 82
Tahun 2013

PERMENKESNO 82
Tahun 2013
PERMENKES NO 269
Tahun 2008

PERMENKES NO 269
Tahun 2008

PERMENKES NO 269
Tahun 2008
MRMIK

PRODUK

Pedoman pelayanan SIMRS


Pedoman Pengorganisasian SIMRS
SPO SIMRS

ScreenShot Update Rs Online dan Sirs Online


Laporan Bor ke dinkes kabupaten

a. Data Mutu

Screenshoot sistem komunikasi antar unit di SIMRS

Sertifikat workshop SIMRS

Laporan belum ada


Perpus biasa dan Perpus online
Sosialisasi

Sosialisasi penggunaan SIMRS (Undangan, Daftar hadir, Notulen)


Pelatihan pengelolaan SIMRS untuk PPA, pimpinan rumah sakit, kepala departemen, dan
unit layanan.

Bridging SIMRS dan BPJS

Surat permohonan ke BPJS

SK kerahasiaan keamanan data dan informasi

SK Hak akses
Monitoring pemakaian sistem SIMRS

SK Tata Naskah

Format penomoran surat keluar

Pedoman pelayanan , Pedoman pengorganisasian,SPO, SK, HBL

Laporan kunjungan pasien di RS online dan Sirs Online

laporan per unit yang di isi di SIMRS untuk update di sirs online
SK Pelayanan RM

SK tentang SOTK

Pedoman pengorganisasian unit penyelenggaraan rekam medis

panduan pelayanan rekam medis


program kerja penyelenggaraan rekam medis

SK kepala unit rekam medis

Inventaris sasi fasilitas RM

SK hak akses rekam medis

sedang dalam proses

SK penomoran rekam medis,SPO RM

Foto nomor rekam medis pasien dan contoh list pasien


rekam medis pasien

Rm sudah sesuai point a-f

rekam medis pasien

rekam medis pasien

SK pengkoreksian penulisan rekam medis


SPO koding

SK penyelenggaraan RM

SK penyelenggara Rekam Medik

SK yang berhak mengisi rekam medis


SK jangka waktu penyimanan

SK tim rekam medis

SK tim review rekam medis

SK program kerja
SK penyelenggaran SIMRS

SK penanggung jawab SIMRS

pedoman pengorganisasiann simrs

SK penggung jawab simrs

Bridging SIMRS dan bpjs


SPO prosedur pelayanan saat terjadi down time
VER & VAL RTL TARGET WAKTU PIHAK TERKAIT
PAB
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PAB.1 1 Rumah sakit telah menetapkan regulasi
pelayanan anestesi dan sedasi dan pembedahan
meliputi poin a) – c) pada gambaran umum.
( R)

2 Pelayanan anestesi dan sedasi yang telah


diberikan dapat memenuhi kebutuhan pasien.
(D)
3 Pelayanan anestesi dan sedasi tersedia 24 jam
7 (tujuh) hari. sesuai dengan kebutuhan pasien.
(R,D)
PAB 2 1 Rumah sakit telah menerapkan pelayanan
anestesi dan sedasi secara seragam di seluruh
area seusai regulasi yang ditetapkan.(D)
2 Rumah sakit telah menetapkan penanggung
jawab pelayanan anestesi dan sedasi adalah
seorang dokter anastesi yang kompeten yang
melaksanakan tanggung jawabnya meliputi
poin a) – d) pada maksud dan tujuan.(D)

3 Bila memerlukan profesional pemberi asuhan


terdapat PPA dari luar rumah sakit untuk
memberikan pelayanan anestesi dan sedasi,
maka ada bukti rekomendasi dan evaluasi
pelayanan dari penanggung jawab pelayanan
anastesi dan sedasi terhadap PPA tersebut.
( D,W)

PAB 3 1 Rumah sakit telah melaksanakan pemberian


sedasi moderat dan dalam yang seragam di
semua tempat di rumah sakit sesuai dengan
poin a) - f) pada maksud dan tujuan. ( R,D)
PAB 3 1 Rumah sakit telah melaksanakan pemberian
sedasi moderat dan dalam yang seragam di
semua tempat di rumah sakit sesuai dengan
poin a) - f) pada maksud dan tujuan. ( R,D)

2 Peralatan dan perbekalan gawat darurat


tersedia di tempat dilakukan sedasi moderat
dan dalam serta dipergunakan sesuai jenis
sedasi, usia, dan kondisi pasien.(D,O)

3 PPA yang terlatih dan berpengalaman dalam


memberikan bantuan hidup lanjut (advance)
harus selalu mendampingi dan siaga selama
tindakan sedasi dikerjakan.( D)

PAB 3.1 1 Tenaga medis yang diberikan kewenangan


klinis memberikan sedasi moderat dan dalam
harus kompeten dalam poin a – d pada maksud
dan tujuan.(D)

2
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang
bertanggung jawab melakukan pemantauan
selama pelayanan sedasi moderat dan dalam
harus kompeten meliputi poin a) - d) pada
maksud dan tujuan.( D)
3 Kompetensi semua PPA yang terlibat dalam
sedasi moderat dan dalam tercatat di file
kepegawaian.(D)
PAB 3.2 1 Rumah sakit telah menerapkan pengkajian
prasedasi dan dicatat dalam rekam medis
meliputi poin a) – e) pada maksud dan tujuan.
(R,D,W)
2 Rumah sakit telah menerapkan pemantauan
pasien selama dilakukan pelayanan sedasi
moderat dan dalam oleh PPA yang kompeten
dan di catat di rekam medik.(D,O)

3 Kriteria pemulihan telah digunakan dan


didokumentasikan untuk mengidentifikasi
pasien yang sudah pulih kembali dan atau siap
untuk ditransfer/dipulangkan.(D,W)
PAB 4 1 Pengkajian pra-anestesi telah dilakukan untuk
setiap pasien yang akan dilakukan anastesi.
(D,O,W)
2 Pengkajian prainduksi telah dilakukan secara
terpisah untuk mengevaluasi ulang pasien
segera sebelum induksi anestesi.(D,O,W)
3 Kedua pengkajian tersebut telah dilakukan
oleh PPA yang kompeten dan telah diberikan
kewenangan klinis didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.(D,O)

PAB 5 1 Rumah sakit telah menerapkan pemberian


informasi kepada pasien dan atau keluarga
atau pihak yang akan memberikan keputusan
tentang jenis, risiko, manfaat, alternatif dan
analagsia pasca tindakan sedasi atau anastesi.
(D,O,W)
2 Pemberian informasi dilakukan oleh dokter
spesialis anastesi dan didokumentasikan dalam
formulir persetujuan tindakan anastesi/sedasi
(D,O)

PAB 6 1 Frekuensi dan jenis pemantauan selama


tindakan anestesi dan pembedahan didasarkan
pada status praanestesi pasien, anestesi yang
digunakan, serta prosedur pembedahan yang
dilakukan.(D,O)
2 Pemantauan status fisiologis pasien sesuai
dengan panduan praktik klinis (PPK) dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
PAB 6.1 1 (D,O)
Rumah sakit telah menerapkan pemantauan
pasien pascaanestesi baik di ruang intensif
maupun di ruang pemulihan dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
(D,O)

2 Pasien dipindahkan dari unit pascaanestesi


(atau pemantauan pemulihan dihentikan)
sesuai dengan kriteria baku yang ditetapkan
dengan alternatif a) – c) pada maksud dan
tujuan.(D,O)
3 Waktu dimulai dan dihentikannya proses
pemulihan dicatat di dalam rekam medis
pasien.(D,O,W)
PAB 7 1 Rumah sakit telah menerapkan pengkajian
prabedah pada pasien yang akan dioperasi oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
sebelum operasi dimulai.( R,D,O)

2 Diagnosis praoperasi dan rencana


prosedur/tindakan operasi berdasarkan hasil
pengkajian prabedah dan didokumentasikan di
rekam medik.(D,O)

PAB 7.1 1 Rumah sakit telah menerapkan pemberian


informasi kepada pasien dan atau keluarga
atau pihak yang akan memberikan keputusan
tentang jenis, risiko, manfaat, komplikasi dan
dampak serta alternatif prosedur/teknik terkait
dengan rencana operasi (termasuk pemakaian
produk darah bila diperlukan) kepada pasien
2 Pemberian informasi dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP)
didokumentasikan dalam formulir persetujuan
tindakan kedokteran.(D,O,W)

PAB 7.2 1 Laporan operasi memuat poin a) - h) pada


maksud dan tujuan serta dicatat pada form/
template yang ditetapkan rumah sakit ( D,O)

2 Laporan operasi telah tersedia segera setelah


operasi selesai dan sebelum pasien dipindah ke
ruang lain untuk perawatan selanjutnya.
( D,O,W)

PAB 7.3 1 Rencana asuhan pascaoperasi dicatat di rekam


medis pasien dalam waktu 24 jam oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP)
( D,O,W)
2 Rencana asuhan pasca operasi termasuk
rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA
lainnya berdasar atas kebutuhan pasien.
( D,O,W)
3 Rencana asuhan pasca operasi diubah
berdasarkan pengkajian ulang pasien.( D,O,W)
PAB 7.4 1 Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis
implan yang termasuk dalam cakupan
layanannya. (D,W)
PAB 7.4

2 Kebijakan dan praktik mencakup butir a) - h)


pada maksud dan tujuan.( R)

3 Rumah sakit mempunyai proses untuk melacak


implan medis yang telah dibunakan pasien.
( D,W)

4 Rumah sakit menerapkan proses untuk


menghubungi dan memantau pasien dalam
jangka waktu yang ditentukan setelah
menerima pemberitahuan adanya
14 EP
penarikan/recall suatu implan medis. ( D,W)
7 STANDAR
B
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI
Perdir/ pedoman pelayanan anestesi, sedasi dan
bedah

Pedoman pengorganisasian Pelayanan bedah dan


anestesi
Program kerja pelayanan anestesi, sedasi dan bedah
Dokumen Bukti dari laporan kegiatan bulanan,
pelaksanaan pelayanan anestesi-sedasi
Bukti daftar dinas/ Jadwal jaga staf anestesi

Berkas rekam medis formulir pemantauan anestesi


dan sedasi (lihat dipakai juga diluar kamar operasi)

SK penunjukan penanggung jawab pelayana


anestesi (disertai dengan UTW)
File kepegawaian penangung jawab anestesi (lihat
SPK, RKK, sertifikat)
Dokumen bukti pelaksanaan penanggung jawb
anestesi mengembangkan, menerapkan, dan
menjaga regulasi;
Dokumen bukti laporan kegiatan pemayanan
anestesi dan sedasi di tanda tangan oleh penanggung
jawab pelayanan anestesi
Dokumen bukti pelaksanaan program pengendalian
mutu yang dibutuhkan oleh penanggung jawab
pelayanan anestesi
Dokumen bukti pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi pelayanan sedasi dan anestesi.
Bukti tentang rekomendasi dan evaluasi pelayanan
dari penanggung jawab pelayanan anastesi dan
sedasi (terhadap pelayanan anestesi dan sedasi oleh
PPA dari luar rumah sakit, untuk kondisi
kedaruratan)

Dokumen bukti proses kredensial melalui Komite


Medis dan SIP di rumah sakit asal ybs.
Perdir/ Pedoman pelayana anestesi dan bedah
terdapat poin pelaksanaan pemberian sedasi moderat
dan dalam yang seragam di semua tempat di RS
sesuai
Berkas rekam medis pelaksaan anestesi sedasi
moderat di luar kamar operasi
Dokumen bukti terdapat peralatan dan perbekalan
gawat darurat tersedia di tempat dilakukan sedasi
moderat

Sertifikan BHD dan BHL para PPA yang


mendampingi selama tindakan sedasi

1) Regulasi tentang penetapan tenaga medis ( dokter


spesialis anestesi) yang memberikan sedasi moderat
dan
dalam sesuai :
a) Teknik dan berbagai cara sedasi; b) Farmakologi
obat
sedasi dan penggunaaan zat reversal (antidot); c)
Persyaratan pemantauan pasien; dan d) Bertindak
jika
ada komplikasi.
2)SPK-RKK dokter spesialis anestesi

Regulasi tentang SPK RKK Profesional pemberi


asuhan (PPA) yang bertanggung jawab melakukan
pemantauan selama pelayanan sedasi moderat dan
dalam

File kepegawaian PPA yang terlibat dalam sedasi


moderat dan dalam (lihat SPK, RKK, sertifikat)

Formulir pengkajian pra sedasi

Formulir yang digunakan dalam pemantauan sedasi


moderat dan dalam

Formulir rekam medis pemantauan paska anetesi di


ruang pulih sadar (terdapat kriteria pemulihan yang
dinilai sebelum proses transfer atau dipulangkan)
Formulir pengkajian pra anestesi

Formulir pengkajian pra induksi

Berkas rekam medis fomulir pra anestesi dan pra


induksi diisi oleh PPA yang kompeten

Formulir persetujuan tindakan anestesi dan sedasi


(teradapat jenis, risiko, manfaat, alternatif dan
analagsia pasca tindakan sedasi atau anastesi)

berkas rekam medis formulir persetujuan tindakan


anestesi dan sedasi diisi oleh dokter spesialis
anestesi

Formulir pemantauan status fisiologis selama


tindakan anestesi dan pembedahan

Formulir pemantauan status fisiologis selama


tindakan anestesi dan pembedahan
PPK Anestesi
Formulir pemantauan pasien paska anestesi (baik di
ruang intensif maupun ruang pemulihan)

Formulir pemantauan pasien paska anestesi (lihat


kriteris alternatif pemindahan pasien)

Formulir pemantauan pasien paska anestesi


(terdapat waktu dimulai dan waktu selesai
pemantauan)
Formulir pengkajian pra bedah

Formulir pengkajian pra bedah (terdapat diagnosis


dan rencana prosedur tindakan)

Formulir persetujuan tindakan operasi (terdapat


penjelasan mengenai jenis, risiko, manfaat,
komplikasi dan dampak serta alternatif
prosedur/teknik terkait dengan rencana operasi)

Formulir persetujuan tindakan pemberian produk


darah (bila memerlukan darahg)
Formulir persetujuan tindakan operasi dilakukan
oleh DPJP

Formulir Laporan Operasi (yang memuat a)


Diagnosis pascaoperasi; b) Nama dokter bedah dan
asistennya; c) Prosedur operasi yang dilakukan dan
rincian temuan; d) Ada dan tidak ada komplikasi; e)
Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa; f)
Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk
lewat transfusi; g) Nomor pendaftaran alat yang
dipasang (implan), (bila mempergunakan); h)
Tanggal, waktu, dan tanda tangan dokter yang
bertanggung jawab)

Berkas rekam media formulir laporan operasi


(waktu penyelesaian pembuatan laporan sebelum
pasien dipindahkan ke ruangan lain)

Berkas rekam medis CPPT asuhan medis


paskaoperasi oleh DPJP

Berkas rekam medis CPPT asuhan paskaoperasi


oleh PPA sesuai kebutuhan pasien

Berka rekam medis CPPT (terdapat perubahan


asuhan berdasarkan pengkajian ulang )
Daftar implan yang digunakan di rumah sakit
Perdir/ Panduan penggunaan implan
(mencakup a) Pemilihan implan berdasarkan
peraturan perundangan.
b) Modifikasi surgical safety checklist utk
memastikan
ketersediaan implan di kamar operasi dan
pertimbangan
khusus utk penandaan lokasi operasi. c) Kualifikasi
dan
pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk
pemasangan implan (staf dari pabrik/perusahaan
implan
untuk mengkalibrasi). d) Proses pelaporan jika ada
kejadian yang tidak diharapkan terkait implant. e)
Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dgn
standar/aturan pabrik. f) Pertimbangan pengendalian
infeksi yang khusus. g) Instruksi khusus kepada
pasien setelah operasi. h) kemampuan penelusuran
(traceability) alat jika terjadi penarikan kembali
(recall) alat medis misalnya dengan menempelkan
barcode alat di rekam medis.

Berkas rekam medis bukti barcode implan yang


digunakan
Berkas rekam medis bukti barcode implan yang
digunakan
Formulir monitoring (jika terdapat kejadian recall)
SPO recall implan
Dokumen/ pernyataan tentang no telp/ kontak pasien
yang sewaktu waktu ada penarikan / recall alat
implant yang digunakan oleh pasien
Reg
Permenkes nomor 519 tahun 2011, Standar dan pedoman pelayanan anestesi indonesia, Himpunan dokter spesialis
anestesi dan reanimasi indonesia 2008, uu ri nomor 36 tahun 2009, uu ri nomor 44 tahun 2009, uu ri nomor 29 tahun
2004, UU Nomor 1 tahun 1970, Permenkes No 340, Permenkes Nomor 585, permenkes Nomor 519, Permenkes
Nomor 148 Tahun 2010, permenkes Nomor 1045 tahun 2006, Permenkes Nomor 129

Permenkes nomer 519 tahun 2011

Depkes RI tahun 2008 tentang pedoman pelayanan anastesiologi dan reanimasi di rumah sakit

Tidak ada

permenkes no 18 tahun 2016 tentang izin dan penyelenggaraan praktik penata anastesi

Permenkes Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011


permenkes no 519 tahun 2011

uu no 18 tahun 2016

uu no 18 tahun 2016
undang undang no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

Belum ada dasar pedoman


belum ada dasar pedoman

ADA
Produk
Pedoman pelayanan anastesi dan bedah

Pedoman pengoganisasian instalasi bedah sentral

Program kerja pelayanan IBS


ada bukti registrasi pasien , laopran operasi bulanan dan tahunan

ada jadwal shift jaga staf anastesi

formulir penilaian anastesi /sedasi pre itra dan post op

SK Penunjukan dokter anastesi, Ijazah,STR,SIPP

SPK,RKK,STR,SIPA staf anastesi

Sertifikat BTCLS/BHD

formulir penilaian anastesi /sedasi pre itra dan post op,persetujuan tindakan

belum ada laporan pengendalian mutu anastesi

formulir penilaian anastesi/sedasi pre,intra dan post op

SK Direktur tentang pendelegasian tindakan anastesi ke perawat anastesi

SK surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis

pedoman pelayanan anastesi, SK kebijakan pemberian pelayanan anastesi bedah


formulir penilaian anastesi /sedasi pre itra dan post op,persetujuan tindakan

ada peralatan dan perbekalan gawat darurat

pelatihan BHD, BTCLS

Pedoman pelayanan anastesi bedah dan SK kebijakan pelayanan anastesi bedah

sk

sk

formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi


formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi

pemberian informasi keputusan tindakan anestesi

pemberian informasi keputusan tindakan anestesi

formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi


formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi

formulir penilaian pre-anestesi


formulir pengkajian pra bedah

inform consent

inform consent

pernytaan pertujuan / penolakan pemberian pemberian darah dan produk darah

inform consent

laporan operasi/tindakan

lembar transfer antar ruangan

cppt

cppt

cppt
barkot mess hernia
Ver&Val
rtl Target waktu
PAP
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PAP 1 1 Rumah sakit menetapkan regulasi
tentang Pelayanan dan Asuhan
Pasien (PAP) yang meliputi poin a) -
e) dalam gambaran umum.( R)

2 Asuhan yang seragam dan


terintegrasi diberikan kepada setiap
pasien.(D,O,W)

PAP 1.1 1 Rumah sakit telah melakukan


pelayanan dan asuhan yang
terintegrasi serta terkoordinasi
kepada setiap pasien.( D, O,W)

2 Rumah sakit telah menetapkan


kewenangan pemberian instruksi
oleh PPA yang kompeten, tata cara
pemberian instruksi dan
pendokumentasiannya. ( D,O,W)

3 Permintaan pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik
imajing harus disertai indikasi klinis
apabila meminta hasilnya berupa
interpretasi. ( D,O,W)

4 Prosedur dan tindakan telah


dilakukan sesuai instruksi dan PPA
yang memberikan instruksi, alasan
dilakukan prosedur atau tindakan
serta hasilnya telah
didokumentasikan di dalam rekam
medis pasien. ( D,O,W)
5 Pasien yang menjalani tindakan
invasif/berisiko di rawat jalan telah
dilakukan pengkajian dan
didokumentasikan dalam rekam
medis. (D, O)

PAP 1.2 1 PPA telah membuat rencana asuhan


untuk setiap pasien setelah diterima
sebagai pasien rawat inap dalam
waktu 24 jam berdasarkan hasil
pengkajian awal. ( D,O)

2 Rencana asuhan dievaluasi secara


berkala, direvisi atau dimutakhirkan
serta didokumentasikan dalam
rekam medis oleh setiap PPA.(D,O)

3 Instruksi berdasarkan rencana


asuhan dibuat oleh PPA yang
kompeten dan berwenang, dengan
cara yang seragam, dan
didokumentasikan di CPPT. ( D,O)

4 Rencana asuhan pasien dibuat


dengan membuat sasaran yang
terukur dan di dokumentasikan.
(D,O)

5 DPJP telah melakukan


evaluasi/review berkala dan
verifikasi harian untuk memantau
terlaksananya asuhan secara
terintegrasi dan membuat notasi
sesuai dengan kebutuhan. (D,O)

PAP 2 1 Pimpinan rumah sakit telah


melaksanakan tanggung
jawabnya untuk memberikan
pelayanan pada pasien berisiko
tinggi dan pelayanan berisiko tinggi
meliputi a) - c) dalam maksud dan
tujuan. (R,D,W)
2 Rumah sakit telah memberikan
pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi yang
telah diidentifikasi berdasarkan
populasi yaitu pasien anak, pasien
dewasa dan pasien geriatri sesuai
dalam maksud dan tujuan.(D,O,W)

3 Pimpinan rumah sakit telah


mengidentifikasi risiko tambahan
yang dapat mempengaruhi pasien
dan pelayanan risiko tinggi. .
( R,D,W)
PAP 2.1 1 Rumah sakit telah menetapkan
regulasi tentang penyelenggaraan
pelayanan geriatri di rumah sakit
sesuai dengan kemampuan, sumber
daya dan sarana
prasarana nya. (R)

2 Rumah sakit telah menetapkan tim


terpadu geriatri dan telah
menyelenggarakan pelayanan sesuai
tingkat jenis layanan.(R)

3 Rumah sakit telah melaksanakan


proses pemantauan dan evaluasi
kegiatan pelayanan geriatri (D,W)
4 Ada pelaporan penyelenggaraan
pelayanan geriatri di rumah sakit.
(D,W)
PAP 2.2 1 Ada program PKRS terkait
Pelayanan Kesehatan Warga
Lanjut usia di Masyarakat Berbasis
Rumah Sakit
(Hospital Based Community
Geriatric Service). ( R,D)

2 Rumah sakit telah memberikan


edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
usia di Masyarakat Berbasis Rumah
Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). ( D,W)

3 Rumah sakit telah melaksanakan


kegiatan sesuai program dan tersedia
leaflet atau alat bantu kegiatan
(brosur, leaflet, dan lain-lainnya)..
( D,O)

4 Rumah sakit telah melakukan


evaluasi dan membuat laporan
kegiatan pelayanan secara berkala. (
D)

PAP 2.3 1 Rumah sakit telah menerapkan


proses pengenalan perubahan
kondisi pasien yang memburuk
(EWS) dan mendokumentasikannya
di dalam rekam medik pasien.
( R,D,O,W)
2 Rumah sakit memiliki bukti PPA
dilatih menggunakan
EWS. (D,W)
PAP 2.4 1 Pelayanan resusitasi tersedia dan
diberikan selama 24 jam setiap hari
di seluruh area rumah sakit.( R,D)

2 Peralatan medis untuk resusitasi dan


obat untuk bantuan hidup dasar dan
lanjut terstandar sesuai dengan
kebutuhan populasi pasien.( D,O)

3 Di seluruh area rumah sakit, bantuan


hidup dasar diberikan segera saat
dikenali henti jantung-paru dan
bantuan hidup lanjut diberikan
kurang dari 5 menit. (D,W)

4 Staf diberi pelatihan pelayanan


bantuan hidup dasar/lanjut sesuai
dengan ketentuan rumah sakit.
(D,W,S)

PAP 2.5 1 Rumah sakit menerapkan


penyelenggaraan pelayanan
darah. ( R)
PAP 2.5 1 Rumah sakit menerapkan
penyelenggaraan pelayanan
darah. ( R)

2 Panduan klinis dan prosedur disusun


dan diterapkan untuk pelayanan
darah serta produk darah. ( R)

3 Staf yang kompeten


bertanggungjawab terhadap
pelayanan darah di rumah sakit.
(D,W)

PAP 3 1 Berbagai pilihan makanan atau


terapi nutrisi yang sesuai untuk
kondisi, perawatan, dan kebutuhan
pasien tersedia dan tepat waktu
( R,D,W)

2 Sebelum pasien rawat inap diberi


makanan, terdapat instruksi
pemberian makanan dalam rekam
medis pasien yang didasarkan pada
status gizi dan kebutuhan pasien
( D,O)

3 Untuk makanan yang disediakan


keluarga, edukasi diberikan
mengenai batasan-batasan diet
pasien dan penyimpanan yang baik
untuk mencegah kontaminasi.
( D,O, W)
4 Memiliki bukti pemberian terapi gizi
terintegrasi (rencana, pemberian dan
evaluasi) pada pasien risiko gizi.
( D,O,W)

5 Pemantauan dan evaluasi terapi gizi


dicatat di rekam medis pasien.(D,W)

PAP 4 1 Rumah sakit memiliki proses untuk


melakukan skrining, pengkajian, dan
tata laksana nyeri meliputi poin a) -
e) pada maksud dan tujuan. ( R)

2 Informasi mengenai kemungkinan


adanya nyeri dan pilihan tata
laksananya diberikan kepada pasien
yang menerima
terapi/prosedur/pemeriksaan
terencana yang sudah dapat
diprediksi menimbulkan rasa nyeri. (
3 D,O,W)
Pasien dan keluarga mendapatkan
edukasi mengenai pengelolaan nyeri
sesuai dengan latar belakang agama,
budaya, nilai-nilai yang dianut.
( D,O,W)

4 Staf rumah sakit mendapatkan


pelatihan mengenai cara melakukan
edukasi bagi pengelolaan nyeri ( D)
PAP 5 1 Rumah sakit menerapkan pengkajian
pasien menjelang akhir kehidupan
dan dapat dilakukan pengkajian
ulang sampai pasien yang memasuki
fase akhir kehidupannya, dengan
memperhatikan poin 1) – 9)
pada maksud dan tujuan. ( R,
D,O,W)

2 Asuhan menjelang akhir kehidupan


ditujukan terhadap kebutuhan
psikososial, emosional, kultural dan
spiritual pasien dan keluarganya.
(D,O,W)

11 STANDAR 35 EP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI REGULASI
Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Asuhan Pasien UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Asuhan Pasien terdapat poin asuhan yang seragam UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

bukti pelayanan dan asuhan pasien terintegrasi (antara


DPJP sebagai ketua tim, PPA lainnya sebagai tim, MPP,
Pasien dan keluarga) pada rekam medis pasien
(dokumen rekam medis pasien)

Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Asuhan Pasien terdapat poin menetapkan kewenangan UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
pemberian instruksi oleh PPA yang kompeten, tata cara Kedokteran
pemberian instruksi dan pendokumentasiannya PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

1. formulir permintaan pemeriksaan diagnostic imajing


disertai indikasi klinis

2. hasil pemeriksaan sudah di interpretasi oleh PPA yg


kompeten
1. Bukti pemberian instruksi dari PPA yang ditulis pada
CPPT secara jelas beserta alasan dilakukannya
2. CPPT yang berisi instruksi DPJP yang ditulis oleh
perawat / dokter dan sudah di read back / konfirmasi
3. CPPT pemberian instruksi beserta bukti dokumentasi
bahwa instruksi sudah dilakukan di lembar
implementasi keperawatan
Catatan di rekam medis mengenai pengkajian pasien
sebelum pelaksanaan tindakan invasif atau risiko tinggi
yang dilakukan di poli rawat jalan

Formulir rekam medis pengkajian awal pasien termasuk


rencana asuhan diselesaikan dalam waktu 24 jam sejak
pasien masuk (dokumen RM pasien)

Dokumen rekam medis rencana asuhan yang dievaluasi


secara berkala, direvisi dan dimutahirkan sesuai regulasi
(dokumen RM pasien)

Dokumen RM pasien pada CPPT: instruksi sesuai


dengan perencanaan asuhan dibuat oleh PPA yang
berwenang dan kompeten

Dokumen rekam medis rencana asuhan pasien : ada


sasaran/ target yang terukur (misalnya demam turun dll)

CPPT yang direview secara berkala oleh DPJP serta ada


notasi sesuai kebutuhan/ kondisi pasien

1. Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Asuhan Pasien terdapat poin rumah sakit menetapkan UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai Kedokteran
dengan kemampuan, sumber daya dan sarana prasarana PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
yang dimiliki Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

2. Bukti identifikasi pasien pelayanan berisiko tinggi di


RS

3. SPO, PPK , CP dan rencana asuhan secara kolaboratif


3. Pelatihan staf terkait prosedur, PPK, CP dan rencana
asuhan lengkapi TOR, Undangan, materi, absensi,
evaluasi dan laporan pelaksanaan diklat
1. contoh beberapa dokumen rekam medis pasien risiko
tinggi dg kelengkapan
- Dok RM rencana asuhan perawatan pasien
- Dok RM CPPT : perawatan terintegrasi dan
mekanisme komunikasi antar PPA secara efektif
- Form RM informed consent jika dibutuhkan
- Form RM untuk pemantauan/ observasi selama
pelayanan

2. Kualifikasi dan kompetensi petugas sesuai ( SKP, UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
RKK/ kompeten pada pelayanan pasien risiko tinggi) UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

3. bukti ketersediaan alat medis khusus (daftar


inventarisasi alat medis khusus)
1. Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
asuhan pasien terdapat poin rumah sakit menetapkan : UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai Kedokteran
dengan kemampuan, sumber daya dan sarana prasarana PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
yang dimiliki dan risiko tambahan setelah dilakukan Rekam Medis PMK
tindakan atau rencana asuhan No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

2. daftar identifikasi risiko tambahan setelah dilakukan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
tindakan atau asuhan yang mempengaruhi pasien UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
pelayanan risiko tinggi Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit
Peraturan Direktur tentang panduan pelayanan dan KMK No. 79 Tahun 2014 Tentang
asuhan pasien terdapat poin penyelenggaraan pelayanan Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
geriatri di rumah sakit sesuai dengan kemampuan,
sumber daya dan sarana prasarana nya (harus jelas
pelayanan geriatri RS tingkat apa)

1. SK Direktur tentang Tim Geriatri KMK No. 79 Tahun 2014 Tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
2. Program kerja Tim Geriatri
3. SPO atau Pedoman Pelayanan Geriatri
4. Form rekam medis terkait Pelayanan Pasien Geriatri
5. Laporan pelaksanaan program pelayanan geriatri
Laporan pemantauan dan evaluasi Pelayanan Geriatri
dan RTL

Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri oleh Tim


Geriatri

1. SK Direktur tentang Program Kerja PKRS : KMK No. 79 Tahun 2014 Tentang
kegiatan pelayanan Kesehatan untuk warga lanjut usia di Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
masyarakat berbasis RS
2. materi edukasi pelayanan kesehatan warga lanjut
usia di masyarakat berbasis RS
3. Laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia
Laporan pelaksanaan tim PKRS dalam edukasi
pelayanan kesehatan warga lansia sertakan TOR.
Undangan , materi, daftar hadir, laporan kegiatan bukti
foto-foto kegiatan

1. Kumpulan brosur atau leaflet mengenai program


pelayanan geriatri oleh Tim PKRS

2. Kumpulan foto dokumentasi saat tim PKRS memberi


edukasi ke geriatri
Laporan monev pelayanan kesehatan warga lansia dan
RTL oleh tim geriatri

1. Peraturan Direktur tentang Panduan EWS UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
UU No. 38
Tahun 2004 Tentang Keperawatan

2. formulir skor EWS di rekam medis pasien dan RM


pasien yang sudah terisi
Laporan Pelaksanaan pelatihan PPA tentang EWS
TOR, Undangan, Materi, Absensi kehadiran, laporan
dan Evaluasi, Sertifikat
1. Peraturan Direktur tentang panduan tentang UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
pelayanan resusitasi UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

2. SK Direktur tentang Tim Kode Biru UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

3. SPO Tata Cara Aktivasi Code Blue, SPO RJP, SPO


Resusitasi Neonatus dll
4. daftar petugas Code Blue 24 jam di RS

1. daftar peralatan medis untuk resusitasi dan obat untuk


bantuan hidup dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan
populasi pasien

2. Foto-foto peralatan resusitasi dan obat-obatan yang


digunakan secara lengkap
data / dokumen pencatatan penanganan kondisi
emergensi di rumah sakit ada respon time penanganan
dalam waktu 5 menit

1. Bukti sertifikat pelatihan BHD dan BHL untuk


Tim Code blue
2. Tim diunit kerja dilatih tentang BHD internal
dengan sertifikat internal (TOR, Materi, daftar
hadir, laporan kegiatan dan sertifikat)
1. Pedoman pelayanan laboratorium terdapat poin
tentang penyelenggaraan pelayanan darah
2. jika merupakan unit BDRS, maka pedoman pelayanan
darah
3. jika merupakan unit BDRS, pedoman
pengorganisasian
4. program kerja pelayanan darah
1. SPO Transfusi Darah
2. SPO Informed Consent Transfusi Darah
3. SPO Permintaan Darah
4. SPO pengiriman darah ke ruangan
5. SPO Crossmatch
6. SPO Penyimpanan Darah
7. SPO Monitoring Reaksi Transfusi
1. SK Direktur tentang penunjukan SDM kompeten PP No. 7 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Darah
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan darah PMK No.
sesuai dengan kualifikasi dalam pedoman 83 Tahun 2014 Tentang UTD, Bank Darah RS,
pengorganisasian/ panduan pelayanan darah Dan Jejaring Pelayanan Tranfusi Darah
PMK No. 91 Tahun 2015
Tentang Standar Pelayanan Tranfusi Darah

2. sertifikat pelatihan pelayanan darah


3. Ada SPK dan RKK staf yang memberikan pelayanan
darah (PPA)
1. Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan gizi PMK No. 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
terdapat poin : makanan atau terapi nutrisi yang sesuai Pelayanan Gizi Rumah Sakit
untuk kondisi, perawatan, dan kebutuhan pasien tersedia
dan tepat waktu

2. SPO terkait Asuhan Gizi


3. SPO terkait Edukasi Gizi
4. Daftar menu makanan pasien
5.Daftar menu makanan diet khusus
6. Jadwal waktu penyajian makanan
7. Monev pelaksanaan penyediaan makanan.

1. bukti pengkajian gizi/ nutrisi --> dok RM pasien


2. Instruksi pemberian gizi pasien yang
didokumentasikan dalam CPPT sesuai kondisi pasien
3. Bukti pemesanan makanan pasien sesuai dengan
status gizi dan kebutuhan pasien sesuai kebutuhan
pasien.
4. Ada monitoring pemantauan asupan makan pasien
Bukti materi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan
penyimpanan yang baik mencegah risiko kontaminasi --
> dok RM pasien
Bukti Asuhan Gizi Pasien di CPPT yang ditandatangani
dan diveriifikasi DPJP

2. Bukti CPPT yang berisi beberapa kali gizi visite


untuk evaluasi berkala
3. pemberian terapi gizi diintegrasikan pada pasien
risiko gizi ada pengkajian gizi dan monitoring, CPPT di
tanda tangani / diverifikasi oleh DPJP
Bukti CPPT yang berisi beberapa kali gizi visite untuk
evaluasi berkala yang ditandatangani dan diverifikasi
oleh DPJP

1. Peraturan Direktur tentang panduan pelayanan dan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
asuhan pasien terdapat poin pengelolaan nyeri UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

2. Peraturan Direktur tentang panduan manajemen nyeri UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
dari proses skrining, pengkajian dan tatalaksana UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

1.Form Persetujuan Tindakan yang di dalamnya memuat


informasi/ edukasi kepada pasien tentang timbul rasa
nyeri oleh karena tindakan terapi/ prosedur /
pemeriksaan terdokumentasi di rekam medis pasien

2. dok rekam medis : persetujuan tindakan yang sudah


terisi dan ditandatangani
Dok RM pasien : catatan edukasi kepada pasien/
keluarga tentang pengelolaan nyeri sesuai latar belakang
agama, budaya, nilai-nilai yang dianut

Laporan pelatihan tentang pengelolaan dan edukasi


nyeri, sertakan TOR, Materi, absensi, evaluasi, dan
sertifikat
1. Peraturan Direktur tentang Panduan Pelayanan UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
menjelang akhir kehidupan, terdapat poin pengkajian UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
akhir kehidupan Kedokteran
PMK No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis PMK
No. 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit KMK No.
772/Menkes/SK/VI/2002 Tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit

2. SPO Pelayanan Pasien Tahap Terminal


3. SPO DNR
4. Form RM : Pengkajian awal Pasien Tahap Terminal

5. Form RM : Pengkajian Ulang Pasien Tahap Terminal

1. pengkajian awal/ ulang terdapat kebutuhan


psikososial, emosional, kultural dan spiritual pasien dan
keluarga

2.Asuhan menjelang akhir kehidupan


PRODUK VERIFIKASI & VALIDASI
Peraturan Direktur

Peraturan Direktur

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Peraturan Direktur

Form. Permintaan pemeriksaan


diagnostik imaging (Form. Permintaan
Pemeriksaan Radiologi)
Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA


Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Form. CPPT Terisi oleh PPA

Peraturan Direktur

Form. Identifikasi pasien pelayanan


berisiko tinggi di RS

SPO, PPK , CP dan rencana asuhan


secara kolaboratif
TOR, Undangan, materi, absensi,
evaluasi dan laporan pelaksanaan diklat

Form. Asuhan perawatan pasien, Form.


CPPT, Form. Informed Consent, Form.
Observasi

Peraturan Direktur

Peraturan Direktur, SPO

Peraturan Direktur

Peraturan Direktur
Peraturan Direktur

Peraturan Direktur

Program Kerja
SPO/Pedoman Pelayanan Geriatri
Form. Pelayanan Pasien Geriatri
Laporan
Laporan

Laporan

Peraturan Direktur

Materi Edukasi

Laporan
Laporan, TOR, Undangan , materi,
daftar hadir, laporan kegiatan bukti
foto-foto kegiatan

Brosur/ leaflet

Foto

Laporan

Peraturan Direktur

Form. EWS
Laporan,TOR, Undangan, Materi,
Absensi kehadiran, laporan dan
Evaluasi, Sertifikat
Peraturan Direktur

Peraturan Direktur

SPO

Peraturan Direktur

Peraturan Direktur

Foto-foto alat & obat-obatan

data / dokumen pencatatan penanganan


kondisi emergensi di rumah sakit ada
respon time penanganan dalam waktu 5
menit

Bukti sertifikat pelatihan

TOR, Materi, daftar hadir, laporan


kegiatan dan sertifikat

Pedoman Pelayanan
Pedoman Pelayanan

Pedoman Pengorganisasian

Program Kerja
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
SPO
Peraturan Direktur

Sertifikat
SPK & RKK

Peraturan Direktur

SPO
SPO
Daftar menu
Daftar menu
Jadwal Penyajian Makanan
Monev pelaksanaan penyediaan
makanan
CPPT/Form. Asuhan Gizi Terisi
CPPT/Form. Asuhan Gizi Terisi

CPPT/Form. Asuhan Gizi Terisi

CPPT/Form. Asuhan Gizi Terisi


Materi Edukasi
CPPT Terisi PPA Gizi

CPPT Terisi PPA Gizi

CPPT Terisi PPA Gizi

CPPT Terisi PPA Gizi

Peraturan Direktur

Peraturan Direktur

Form. Persetujuan Tindakan

Form. Persetujuan Tindakan Terisi

Form. Edukasi

Laporan, TOR, Materi, absensi,


evaluasi, dan sertifikat
Peraturan Direktur

SPO
SPO
Form. Pengkajian Awal Pasien Tahap
Terminal
Form. Pengkajian Ulang Pasien Tahap
Terminal
Form. pengkajian awal/ ulang terdapat
kebutuhan psikososial, emosional,
kultural dan spiritual pasien dan
keluarga

Form. Asuhan menjelang akhir


kehidupan
RTL TARGET WAKTU PIHAK TERKAIT
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PKPO 1 Rumah sakit telah menetapkan
regulasi tentang sistem pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat,
termasuk pengorganisasiannya sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan. ( R)

Rumah sakit memiliki bukti seluruh


apoteker memiliki izin dan
kompeten, serta telah melakukan
supervisi pelayanan kefarmasian dan
memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perundang- undangan. (D)
2

Rumah sakit memiliki bukti kajian


sistem pelayanan kefarmasian dan
3 penggunaan obat yang dilakukan
setiap tahun. (D,W)

Rumah sakit memiliki sumber


4 informasi obat untuk semua staf yang
terlibat dalam penggunaan obat.
(D,O,W)
PKPO 2 Rumah sakit telah memiliki proses
penyusunan formularium rumah sakit
secara kolaboratif.( R,D)
1
PKPO 2 Rumah sakit telah memiliki proses
penyusunan formularium rumah sakit
secara kolaboratif.( R,D)
1

Rumah sakit melakukan pemantauan


kepatuhan terhadap formularium
baik dari persediaan maupun
penggunaannya ( D,W)

Rumah sakit melakukan evaluasi


terhadap formularium sekurang -
kurangnya setahun sekali
berdasarkan informasi tentang
3 efektivitas dan keamanannya. (D,W)

Rumah sakit melakukan pelaksanaan


dan evaluasi terhadap perencanaan
dan pengadaan sediaan farmasi,
4 dan BMHP. ( D, W)

Rumah sakit melakukan pengadaan


sediaan farmasi,
dan BMHP melibatkan apoteker
5 untuk memastikan proses berjalan
sesuai peraturan perundang
undangan. ( D,W)
PKPO 3 Sediaan farmasi dan BMHP
disimpan dengan benar dan aman
dalam kondisi yang sesuai untuk
stabilitas produk, termasuk yang
disimpan di luar Instalasi Farmasi.
1
( D,W)

Narkotika dan psikotropika


disimpan dan dilaporkan
penggunaannya sesuai peraturan
2 perundang-undangan. ( D,W)

Rumah sakit melaksanakan supervisi


secara teratur oleh apoteker untuk
memastikan penyimpanan sediaan
3 farmasi dan BMHP dilakukan
dengan benar dan aman.( D,W)

Obat dan zat kimia yang digunakan


untuk peracikan obat diberi label
secara akurat yang terdiri atas nama
4 zat dan kadarnya, tanggal
kedaluwarsa, dan peringatan khusus.
( D,W)

PKPO 3.1 Obat yang memerlukan penanganan


khusus dan bahan berbahaya dikelola
sesuai sifat dan risiko bahan.( D,O)
1

Radioaktif dikelola sesuai sifat dan


2 risiko bahan radioaktif.( D,O)
Obat penelitian dikelola sesuai
3 protokol penelitian. ( D,O)
Produk nutrisi parenteral dikelola
sesuai stabilitas produk.( D,O)
4
Obat BMHP program/donasi dikelola
5 sesuai peraturan perundang-
undangan dan pedoman. ( D,W)

PKPO 3.2 Obat dan BMHP untuk kondisi


emergensi yang tersimpan di luar
Instalasi Farmasi termasuk di
ambulans dikelola secara seragam
dalam hal penyimpanan, penggantian
karena digunakan, rusak atau
kedaluwarsa, dan dilindungi dari
kehilangan dan pencurian ( D,O,W)

Rumah sakit menerapkan tata


laksana obat emergensi untuk
meningkatkan ketepatan dan
kecepatan pemberian obat.( D,W)

PKPO 3.3 Batas waktu obat dapat digunakan


(beyond use date) tercantum pada
label obat. (D)

1
1

Rumah sakit memiliki sistem


pelaporan sediaan farmasi dan
BMHP substandar (rusak). R,D,W)

Rumah sakit menerapkan proses


recall obat, BMHP dan implan yang
meliputi identifikasi, penarikan, dan
3 pengembalian produk yang di-recall.
(D,W)

Rumah sakit menerapkan proses


pemusnahan sediaan farmasi dan
BMHP.( R,D)
4

PKPO 4 Rumah sakit menerapkan rekonsiliasi


obat saat pasien masuk rumah sakit,
pindah antar unit pelayanan di dalam
rumah sakit dan sebelum pasien
1 pulang.. ( D,O)
PKPO 4 Rumah sakit menerapkan rekonsiliasi
obat saat pasien masuk rumah sakit,
pindah antar unit pelayanan di dalam
rumah sakit dan sebelum pasien
1 pulang.. ( D,O)

Hasil rekonsiliasi obat


didokumentasikan di rekam medis
2 ( D,O,W) .

PKPO 4.1 Resep dibuat lengkap sesuai regulasi.


(D)

Telah dilakukan evaluasi terhadap


penulisan resep/instruksi pengobatan
yang tidak lengkap dan tidak terbaca.
(D,W)

Telah dilaksanaan proses untuk


mengelola resep khusus seperti
emergensi, automatic stop order,
tapering,(D)

3
tapering,(D)

Daftar obat yang diresepkan tercatat


dalam rekam medis pasien dan
4 menyertai pasien ketika
dipindahkan/transfer.(D,O)

Daftar obat pulang diserahkan


kepada pasien disertai edukasi
5 penggunaannya.(D)

PKPO 5 Telah memiliki sistem distribusi dan


dispensing yang sama / seragam
diterapkan di rumah sakit sesuai
peraturan perundang - undangan.
1 (R,D,O,W)

Staf yang melakukan dispensing


2 sediaan obat non steril kompeten.
( D)

Staf yang melakukan dispensing


sediaan obat steril non sitostatika
3 terlatih dan kompeten.( D,O,W)

Staf yang melakukan pencampuran


4 sitostatika terlatih dan kompeten (D)
Tersedia fasilitas dispensing sesuai
standar praktik kefarmasian.(D)

Telah melaksanakan penyerahan obat


dalam bentuk yang siap diberikan
untuk pasien rawat inap.(D)
6

Obat yang sudah disiapkan diberi


etiket yang meliputi identitas pasien,
nama obat, dosis atau konsentrasi,
cara pemakaian, waktu pemberian,
7 tanggal dispensing dan tanggal
kedaluwarsa/beyond use date (BUD).
(D,O)

PKPO 5.1 Telah melaksanakan pengkajian


resep yang dilakukan oleh staf yang
kompeten dan berwenang serta
1 didukung tersedianya informasi
klinis pasien yang memadai.(D)

Telah memiliki proses telaah obat


2 sebelum diserahkan.(D)

PKPO 6 Staf yang melakukan pemberian obat


kompeten dan berwenang dengan
1 pembatasan yang ditetapkan.( D,W)
Telah dilaksanakan verifikasi
sebelum obat diberikan kepada
pasien minimal meliputi: identitas
2 pasien, nama obat, dosis, rute, dan
waktu pemberian. ( D,O)

Telah dilaksanakan double checking


untuk obat high alert.( D,O)
3

Pasien diberi informasi tentang obat


4 yang akan diberikan.( D,O,W)

PKPO 6.1 Telah melakukan penilaian obat yang


dibawa pasien dari luar rumah sakit
1 untuk kelayakan penggunaannya di
rumah sakit.(D,W)

Telah melaksanakan edukasi kepada


pasien/keluarga jika obat akan
digunakan secara mandiri.( D,W)
2

Telah memantau pelaksanaan


penggunaan obat secara mandiri
sesuai edukasi.(D)
3

PKPO 7 Telah mealaksanakan pemantauan


1 terapi obat secara kolaboratif. ( D,W)
Telah melaksanakan pemantauan dan
pelaporan efek samping dan obat
2 serta analisis laporan untuk
meningkatkan keamanan penggunaan
obat. ( D,W)
PKPO 7.1 Rumah sakit telah memiliki regulasi
tentang medication safety yang
bertujuan mengarahkan penggunaan
obat yang aman dan meminimalkan
1 risiko kesalahan penggunaan obat
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. ( R)

Rumah sakit menerapkan sistem


pelaporan kesalahan obat yang
menjamin laporan akurat dan tepat
waktu yang merupakan program
peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.(D,W)

Rumah sakit memiliki upaya untuk


mendeteksi, mencegah dan
menurunkan kesalahan obat dalam
3 meningkatkan mutu proses
penggunaan obat.penggunaan obat.
( D,O)

Seluruh staf rumah sakit dilatih


4 terkait kesalahan obat (medication
error)( D,W)

PKPO 8 Rumah sakit menetapkan kebijakan


pengendalian resistansi antimikroba
sesuai dengan ketentuan peraturan
1 perundangundangan.(R)
Rumah sakit menetapkan komite/tim
PPRA dengan melibatkan unsur
terkait sesuai regulasi yang akan
mengelola dan menyusun program
2 kerja program pengendalian
resistansi antimikroba dan
bertanggungjawab langsung kepada
Direktur rumah sakit,( D,W)

Rumah sakit melaksanakan program


kerja sesuai maksud dan tujuan.(D)

Rumah sakit melaksanakan


pemantauan dan evaluasi kegiatan
PPRA sesuai maksud dan tujuan.
(D,W)

Memiliki pelaporan kepada pimpinan


rumah sakit secara berkala dan
5 kepada Kementerian Kesehatan
sesuai peraturan perundang-
undangan.(D)
PKPO 8.1 Rumah sakit melaksanakan dan
mengembangkan penatagunaan
antimikroba di unit pelayanan yang
1 melibatkan dokter, apoteker,
perawat, dan peserta didik.(D)

Rumah sakit menyusun dan


mengembangkan panduan praktik

2
mengembangkan panduan praktik
klinis (PPK), panduan penggunaan
antimikroba untuk terapi dan
2 profilaksis (PPAB), berdasarkan
kajian ilmiah dan kebijakan rumah
sakit serta mengacu regulasi yang
berlaku secara nasional. Ada
mekanisme untuk mengawasi
Rumah sakit melaksanakan
pemantauan dan evaluasi ditujukan
3 untuk mengetahui efektivitas
indikator keberhasilan program (D)

16 STANDAR 61 EP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI produk ver/val

1)     Peraturan Direktur tentang kebijakan PKPO

2)      Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan farmasi


dan penggunaan obat

3) Perdir tentang pedoman pengorganisasian unit/ instalasi


farmasi

1)      ijin semua apoteker ( ijazah, STRA dan SIPA)

2)      SPK dan RKK,

3) Ada bukti hasil supervise ( Ceklist supervise) analisa dan


tindak lanjut
Laporan kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
selama 12 bulan

1) Bukti formularium/ MIMS terkini sebagai sumber informasi


obat yang digunakan di rumah sakit
2) Bukti sistem yang digunakan oleh RS
1)  SK Direktur tentang penetapan tim/ komite farmasi dan
terapi
2)    Laporan proses penyusunan formularium: rapat
pembahasan secara kolaboratif usualn obat baru, evaluasi
formularium yang lama
3) SK Direktur tentang penetapan formularium

1)   Laporan monitoring kepatuhan terhadap formularium dari


persediaan maupun penggunaannya

2)    bukti tindak lanjut hasil monitoring formularium

Bukti kajian/ evaluasi formularium sesuai dengan informasi


dan keamanan tiap satu tahun sekali

Bukti pelaksanaan dan evaluasi terhadap perencanaan sediaan


farmasi dan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP

Bukti pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP


satu pintu melalui farmasi.
1. Panduan Penyimpanan Sediaan farmasi dan BMHP di
Instalasi farmasi dan di luar Instalasi Farmas

2. Laporan monev penyimpanan sediaan farmasi, alat


kesehatan dan BMHP sesuai dengan produk, serta
penyimpanan diluar farmasi

1) Laporan penyimpananya obat narkotika dan psikotropika


sesuai dengan regulasi dan pearturan perundang-undangan
( dapat berupa foto ditempat penyimpanan)

2) pelaporan penggunaan dan pemusnahannya obat narkotika


dan psikotropika
Dokumen hasil supervisi oleh apoteker secara teratur untuk
memastikan penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP dengan
benar dan aman baik di farmasi maupun diluar farmasi ( bukti
ceklis)

Bukti pelabelan pada obat dan zat kimia yang digunakan


peracikan secara akurat tertulis :
- Nama zat kimia dan kadarnya
-Tanggal kadaluwarsa
- Peringatan khusus

Bukti /laporan pengelolaan dan penanganan khusus obat


berbahaya sesuai dengan sifat dan risiko bahan( ada daftar
obat khusus dan bahan berbahaya untuk dikelola sesuai sifat
dan risikonya)

Bukti pengelolaan obat radioaktif ( jika ada pelayanan )

Bukti pengelolaan obat penelitian ( jika ada )

Bukti penyimpanan produk nutrisi parentral sesuai dengan


stabilitas produk.
Bukti pengelolaan obat/ alat kesehatan / BMHP program
donasi (jika ada)

1)    daftar / bukti penyimpanan obat emergensi : di


ambulance, OK, Kmar bersalin, RI, RJ, intensifies, Penunjang
dll sesuai ketentuan rumah sakit

2)    laporan mekanisme penggantian obat emergensi setelah


digunakan, rusak atau kadaluwarsa

3)  bukti perlindungan dari kehilangan/ pencurian

4)    daftar obat dan alat standar rumah sakit.( kunci)

5)    bukti pengawasannya ( ceklis)

1) Bukti penerapan tata laksana obat emergensi untuk


meningkatkan ketepatan dan kecepatan obat ada daftar obat

2) ada protokol pemberian obat emergensi/ tatalaksana kondisi


emergensi

1)  Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan farmasi dan


penggunaan obat ada poin pengaturan label obat yang
mendekati exp sesuai ketentuan RS
2)  Daftar identifikasi sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP
yang teridentifikasi memerlukan pengembalian( recall) .

3. Daftar identifikasi sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP


yang memerlukan pemusnahan ( exp/ batas waktu obat dapat
digunakan)
1. Regulasi (pedoman/panduan) tentang sistem pelaporan
sediaan farmasi dan BMHP substansi ( rusak)

2. Bukti pelaporan sediaan farmasi dan BMHP yang rusak


untuk di recall/ dimusnahkan

Bukti pelaporan sediaan farmasi , alat kesehatan dan BMHP


yang cacat ( defect) dilakukan recall/ penarikan

Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan farmasi dan


penggunaan obat ada poin pemusnahan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP.

1) Bukti pelaksanaan rekonsiliasi dari pasien masuk, pindah


pelayanan dan sebelum pulang, dilakukan oleh apoteker.( Form
rekonsiliasi)
2) Monitoring dan evaluasi proses rekonsiliasi sesuai EP

Dok rekam medis terdapat rekonsiliasi secara kolaboratif


dengan PPA : pasian masuk RI, Pindah antar unit dan sebelum
pulang

1. Perdir tentang Panduan penulisan resep

2. laporan evaluasi penulisan resep

1) Bukti evaluasi penulisan resep/ instruksi yang tidak


lengkap dan tidak terbaca

2. Analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi

1. Bukti pemantauan pengelolaan obat khusus emergency


2.  Bukti pengelolaan resep automatic stop order

3. Bukti pengelolaan resep tapering


Bukti daftar obat yang diresepkan terdokumentasi di rekam
medis pasien dan selalu mengikuti pasien pindah/ transfer.
( ada pada CPPT dan DPO)

Bukti daftar obat pulang diserahkan kepada pasien/ keluarga


disertai edukasi cara penggunaannya.
- tanda terima obat
- catatan edukasi di RM Pasien

1.Perdir tentang system distribusi dispensing dari proses


terima resep/ permintaan obat/ instruksi sampai pada
penyerahan dan seragam sesuai dengan regulasi rumah sakit

2. Bukti distribusi dan dispensing sama/ seragam


Bukti SDM yang melakukan dispensing sediaan obat non steril
ada Rincian kewenangan / kompeten

1) Bukti staf melakukan dispensing sediaan obat steril non


sitotastika
2) Bukti sertifikat pelatihan tehnik septik/ aseptic , SPK dan
RKK dengan kewenangan melakukan peracikan obat steril

Bukti staf yang melakukan pencampuran obat sitostatika


tersertifikasi dan ada rincian kewenangan
Fasilitas dispensing sesuai dengan standar : ada data
inventarisasi alat dan monitoring tekanan, alat APD tersedia,
fasilitas cuci tangan dll

Bukti penyerahan obat dalam bentuk siap pakai pada pasien


rawat inap.

Bukti etiket obat meliputi: identias pasien, nama obat, dosis/


konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal
dispensing dan tanggal kadaluwarsa/ BUD.

Laporan pelaksanaan pengkajian resep, meliputi : identitas


pasien, obat, dosis, frekwensi, aturan pakai dan waktu
pemberian, ada duplikasi/ tidak, potensial alergi/ sensitifitas,
interaksi obat lain dan makana, variasi. ada analisa dan tindak
lanjut ( sertakan bukti form telaah resep)

laporan proses telaah obat sebelum diserahkan kepada pasien/


perawat : nama pasien, nama obat, dosis dan jumlah obat, rute
pemberian, waktu pemeberian. ( sertakan contoh bukti telaah
obat)
Bukti yang memberikan obat kepada pasien kompeten yang
ditetapkan pada rincian kewenangan klinis ( SPK dan RKK)
dan pada obat tertentu ada batasan SDM tertentu yang
diberikan kewenangan.
Bukti verifikasi pelaksanaan pemberian obat kepada pasien
yang tertera pada form pemberian obat

Bukti double checking untuk pemberian obat high alert ( bukti


pada DPO) dan saat serah terima obat dari farmasi kepada
perawat.

Bukti edukasi/ informasi tentang obat yang akan diberikan


kepada pasien dan terdokumentasi pada rekam medis ( form
edukasi) terintegrasi
Bukti pengkajian obat yang dibawa pasien dari luar RS untuk
kelayakan penggunaan ( pengkajian pra admisi )

Bukti edukasi pada pasien/ keluarga tentang obat yang akan


digunakan secara mandiri misalnya obat cream penghilang
sakit atau obat rutin yang sudah digunakan secara terus
menerus ( jika ada )

Bukti dokumen monitoring pelaksanaan penggunaan obat


secara mandiri ( jika ada

1. dokumen RM pasien pemantauan terapi obat (PTO)


2. atau pemantauan terapi obat terdokumentasi pada CPPT
Dokumen RM pasien : monitoring/ pemantauan dan pelaporan
efek samping obat serta analisisnya untuk meningkatkan
keamanan penggunaan obat
Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan farmasi dan
penggunaan obat ada poin tentang medication safety untuk
penggunaan obat yang aman, meminimalkan risiko kesalahan
penggunaan obat sesuai peraturan perundng-undangan.

1) dokumen pelaporan kesalahan penggunaan obat secara


akurat dan tepat waktu sebagai program PMKP --> laporan
KTD

2) laporan penanganan KTD -->pelaksanaan mencari akar


masalah / investigasi sederhana

3) laporan pencarian solusi dan tindak lanjut

4) laporan kepada direktur RS dan ke KNKP (sesuai ketentuan


yang berlaku)
Bukti upaya mendeteksi, mencegah dan menurunkan kesalahan
penggunaan obat untuk meningkatkan mutu proses penggunaan
obat:
1. laporan diklat/ himbauan/ sosialisasi dll

2. form / ceklist deteksi dan pencegahan kesalahan penggunaan


obat
Bukti pelatihan tentang kesalahan penggunaan obat/
Medication error : ada TOR, Materi, daftar hadir, evaluasi,
laporan pelaksanaan dan sertifikat.

1) Perdir tentang Kebijakan pengendalian resistensi


antimikroba RS sesuai drngan peraturan perundang-undangan
2) Perdir tentang Panduan penggunaan antibiotic profilaksis
dan terapi RS
3) SK Direktur tentang Program kerja pengendalian
resistensi antimikroba RS
Sk Direktur tentang komite/ tim PPRA dilengkapi uraian
tugas, tanggung jawab dan wewenang.

Bukti pelaksanaan program kerja:


1. Bukti pelatihan untuk pemahaman dan kesadaran
penggunaan antimikroba bijak seluruh tenaga kesehatan dan
staf di rumah sakit, serta pasien dan keluarga, melalui pelatihan
dan edukasi. ( ada TOR, Materi, daftar hadir, laporan
pelaksanaan , sertifikat )
2. Laporan Optimalisasi penggunaan antimikroba secara bijak
melalui penerapan penatagunaan antimikroba (PGA).
3. laporan Surveilans penggunaan antimikroba secara
kuantitatif dan kualitatif.

4. Laporan Surveilans resistansi antimikroba dengan indikator


mikroba multi drugs resistance organism (MDRO).
5. Laporan pelaksanaan forum kajian kasus infeksi terintegrasi
(FORKKIT).
Bukti pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan PPRA
1) Laporan Kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga
kesehatan tentang resistensi pengendalian antimikroba;

2) Laporan Surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah


sakit (termasuk laporan pelaksanaan pengendalian antibiotik);

3) Laporan Surveilans pola resistensi antimikroba;

4)laporan kegitan Forum kajian penyakit inteksi terintegrasi.


1. Pelaporan program pengendalian resistensi antimikroba
(PPRA) kepada direktur/ pimpinan RS secara berkala
Pelaporan program pengendalian resistensi antimikroba
(PPRA) kepada kementrian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Laporan pelaksanaan pengembangan penatagunaan
antimikroba di unit pelayanan dengan melibatkan dokter,
apoteker, perawat dan peserta didik jika ada

1) Laporan penyususnan dan pengembangan PPK


2) Panduan penggunaan antimikroba untuk terapi dan
profilaksis ( PPAB) sesuai hasil kajian ilmiah dan kebijakan
rumah sakit serta regulasi nasional

3) Peraturan Direktur tentang pedoman pelayanan farmasi dan


penggunaan obat ada poin pelaksanaan pengawasan
penatagunaan antimikroba

Laporan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi untuk


mengetahui efektifitas indicator keberhasilannya program kerja
PPRA.
kartu stok obat

ambulans, IBS, VK, HCU, IGD


buku visite
buku visite
PP
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PP 1 1 Rumah sakit menetapkan regulasi
tentang pengkajian awal dan pengkajian
ulang medis dan keperawatan di unit
gawat darurat, rawat inap dan rawat
jalan.( R)

2 Rumah sakit menetapkan isi minimal


pengkajian awal meliputi poin a) – l)
pada maksud dan tujuan. ( D,O)
3 Hanya PPA yang kompeten,
diperbolehkan untuk melakukan
pengkajian sesuai dengan ketentuan
rumah sakit.(D,O,W)

4 Perencanaanan pulang yang mencakup


identifikasi kebutuhan khusus dan
rencana untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, disusun sejak pengkajian awal
( D,O,W)

PP. 1.1 1 Pengkajian awal medis dan


keperawatandilaksanakan
dan didokumentasikan dalam kurun
waktu 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap, atau lebih
awal bila diperlukan sesuai dengan
kondisi pasien. ( D,O,W)

2 Pengkajian awal medis menghasilkan


diagnosis medis yang mencakup
kondisi utama dan kondisi lainnya yang
membutuhkan tata laksana dan
pemantauan.( D,O)
3 Pengkajian awal keperawatan
menghasilkan diagnossi keperawatan
untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan, intervensi atau
pemantauan pasien yang spesifik.( D,O)

4 Sebelum pembedahan pada kondisi


mendesak, minimal terdapat catatan
singkat dan diagnosis pra operasi yang
didokumentasikan di dalam rekam
medik.( D,O,W)

5 Pengkajian medis yang dilakukan


sebelum masuk rawat inap atau
sebelum pasien menjalani prosedur di
layanan rawat jalan rumah sakit harus
dilakukan dalam waktu kurang atau
sama dengan 30 (tiga pulu) hari
sebelumnya. Jika lebih dari 30 (tiga
puluh) hari, maka harus dilakukan
pengkajian ulang.(D)

6 Hasil dari seluruh pengkajian yang


dikerjakan di luar rumah sakit ditinjau
dan/atau diverifikasi pada saat masuk
rawat inap atau sebelum tindakan di
unit rawat jalan( D) .

PP 1.2 1 Rumah sakit menetapkan kriteria risiko


nutrisional yang dikembangkan
bersama staf yang kompeten dan
berwenang ( R,D)

2 Pasien diskrining untuk risiko nutrisi


sebagai bagian dari pengkajian awal
( D,O)
3 Pasien dengan risiko nutrisional
dilanjutkan dengan pengkajian gizi.
(D,O,W)
4 Pasien diskrining untuk kebutuhan
fungsional termasuk risiko jatuh
( D,O,W)
PP 1.3 1 Rumah sakit menetapkan jenis populasi
khusus yang akan dilakukan pengkajian
meliputi poin a) - m) pada maksud dan
tujuan ( R)
PP 1.3

2 Rumah sakit telah melaksanakan


pengkajian tambahan terhadap populasi
pasien khusus sesuai ketentuan rumah
sakit. ( D,O)

PP 2 1 Rumah Sakit melaksanakan pengkajian


ulang oleh (DPJP), perawat dan PPA
lainnya untuk menentukan rencana
asuhan lanjutan.(D,O,W)

2 Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian


ulang medis dilaksanakan minimal satu
kali sehari, termasuk akhir minggu /
libur untuk pasien akut ( D,O)
3 Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian
ulang oleh perawat minimal satu kali
per shift atau sesuai dengan perubahan
kondisi pasien ( D,O)
4 Terdapat bukti pengkajian ulang oleh
PPA lainnya dilaksanakan dengan
interval sesuai regulasi rumah sakit
( D,O)

PP 3 1 Rumah Sakit menetapkan regulasi


tentang pelayanan laboratorium di
rumah sakit ( R)

2 Pelayanan laboratorium buka 24 jam, 7


(tujuh) hari seminggu, sesuai dengan
kebutuhan pasien.(D)
PP 3.1 1 Direktur rumah sakit menetapkan
penanggung jawab laboratorium yang
memiliki kompetensi sesuai ketentuan
perundang-undangan.( R)

2 Terdapat bukti pelaksanaan tanggung


jawab pimpinan laboratorium sesuai
poin a) - e) pada maksud dan tujuan.
( D,W)
PP 3.2 1 Staf laboratorium yang membuat
interpretasi telah memenuhi persyaratan
kredensial. (D)
2 Staf laboratorium dan staf lain yang
melaksanakan pemeriksaan termasuk
yang mengerjakan Point-of-care testing
(POCT), memenuhi persyaratan
kredensial. (D)

PP 3.3 1 Rumah sakit menetapkan kerangka


waktu penyelesaian pemeriksaan
laboratorium regular dan cito ( R)
2 Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi
waktu penyelesaian pemeriksaan
laboratorium.(D)
3 Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi
waktu penyelesaian pemeriksaan cito
(D)
4 Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi
pelayanan laboratorium rujukan.(D)
PP 3.4 1 Terdapat bukti pelaksanaan semua
reagensia esensial disimpan dan diberi
label, serta didistribusi sesuai prosedur
dari pembuatnya atau instruksi pada
kemasannya ( D,O,W)

2 Terdapat bukti pelaksanaan evaluasi/


audit semua reagen. ( D,W)
PP.3.5 1 Pengelolaan spesimen dilaksanakan
sesuai poin a) - d) pada maksud dan
tujuan. ( R)

2 Terdapat bukti pemantauan dan


evaluasi terhadap pengelolaan
spesimen.(D)
PP.3.6 1 RS menetapkan dan mengevaluasi
rentang nilai normal untuk interpretasi,
pelaporan hasil laboratorium klinis
( R,D,W)

2 Setiap hasil pemeriksaan laboratorium


dilengkapi dengan rentang nilai normal
( D)
PP 3.7 1 Terdapat bukti bahwa unit laboratorium
telah melakukan Pemantapan Mutu
Internal (PMI) secara rutin yang
meliputi poin a-e pada maksud dan
tujuan.(D,O,W)

2 Terdapat bukti bahwa unit laboratorium


telah melakukan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) secara rutin.( D,O,W)

PP 3.8 1 Unit laboratorium memiliki bukti


sertifikat akreditasi laboratorium
rujukan yang masih berlaku.( D,O,W)
2 Telah dilakukan pemantauan dan
evaluasi kerjasama pelayanan kontrak
sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak.(D,W)

PP 3.9 1 Rumah sakit menerapkan regulasi


tentang penyelenggaraan pelayanan
darah di rumah sakit.( R,D)

2 Penyelenggaraan pelayanan darah


dibawah tanggung jawab seorang staf
yang kompeten.( D,W)

3 Rumah sakit telah melakukan


pemantauan dan evaluasi mutu terhadap
penyelenggaran pelayanan
darah di rumah sakit. (D,W)

4 Rumah sakit menerapkan proses


persetujuan tindakan pasien untuk
pemberian darah dan produk darah.
( D,O,W)

PP 4 1 Rumah Sakit menetapkan dan


melaksanakan regulasi pelayanan
radiologi klinik(R)
2 Terdapat pelayanan radiologi klinik
emergency 24 jam , 7 ( tujuh) hari
seminggu sesuai kebutuhan pasien ( D)

PP 4.1 1 Direktur menetapkan penanggung


jawab Radiologi Klinik yang memiliki
kompetensi sesuai ketentuan dengan
peraturan perundang-undangan ( R,D)

2 Terdapat bukti pengawasan pelayanan


radiologi klinik oleh penanggung jawab
radiologi klinik sesuai poin a) - e) pada
maksud dan tujuan.( D,W)

PP 4.2 1 Staf radiologi klinik yang membuat


interpretasi, memenuhi persyaratan
kredensial (D)

2 Staf radiologi klinik dan staf lain yang


melaksanakan pemeriksaan termasuk
yang mengerjakan tindakan di Ruang
Rawat pasien, memenuhi persyaratan
kredensial.(D)
PP 4.3 1 Rumah sakit menetapkan kerangka
waktu penyelesaian pemeriksaan
radiologi klinik( R)

2 Dilakukan pencatatan dan evaluasi


waktu penyelesaian pemeriksaan
radiologi klinik ( D,W)

3 Dilakukan pencatatan dan evaluasi


waktu penyelesaian pemeriksaan cito
(D,W)

4 Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi


pelayanan radiologi rujukan.( D)

PP 4.4 1 Rumah sakit menetapkan proses


pengelolaan logistik film x-ray,
reagens, dan bahan lainnya, termasuk
kondisi bila terjadi kekosongan.(R)

2 Semua film x-ray disimpan dan diberi


label, serta didistribusi sesuai pedoman
dari pembuatnya atau instruksi pada
kemasannya .(D)

PP 4.5 1 Terdapat bukti bahwa unit radiologi


klinik telah melaksanakan Pemantapan
Mutu Internal (PMI). (D)
PP 4.5

2 Terdapat bukti bahwa unit radiologi


klinik melaksanakan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME).(D)

19 STANDAR 56 EP
PP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI PRODUK
Perdir/panduan pengkajian pasien yang meliputi 9 Pedoman PP
komponen :
1. Proses pengkajian pasien
2. Pengkajian awal, ulang medis, keperawatan di gawat
darurat, RI, dan RJ
3. Isi minimal pengkajian awal meliputi poin a)-m)
pada maksud dan tujuan
4. Pengkajian tambahan terhadap populasi khusus sesuai
kebutuhan dan kondisi
5. Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk
melakukan pengkajian
6. Direview oleh DPJP, ada notasi
7. Waktu penyelesaian pengkajian awal
8. Ketentuan terkait pengkajian ulang selama asuhan
pengobatan dan pelayanan
9. Perencanaan pulang yang mencakup identifikasi
kebutuhan khusus dan rencana untuk memenuhi
kebutuhan tersebut disusun sejak pengkajian awal

Formulir pengkajian awal pasien IGD, Rajal, dan Ranap SK Direktur

Dokumen SPK dan RKK PPA yang melakukan SK Komite Keperawatan


pengkajian

Formulir Perencanaan Pulang SK Direktur

Berkas rekam medis formulir pengkajian awal medis Rekam Medik


(lihat waktu penyelesaian)

Berkas rekam medis formulir pengkajian awal (diagnosis Rekam Medik


medis, tata laksana, monitoring, dan evaluasi)
Formulir pengkajian awal keperawatan Rekam Medik

Berkas rekam medis CPPT (lihat catatan singkat dan Rekam Medik
diagnosis pra operasi pada kasus operasi mendesak)

Berkas rekam medis formulir pengkajian awal rawat Rekam Medik


medis (lihat waktu dilakukan)

Berkas rekam medis pengkajian dari luar RS sebelum Rekam Medik


masuk RI atau sebelum tindakan di unit rawat jalan
ditinjau/ diverifikasi DPJP

Perdir/ panduan pengkajian pasien; terdapat poin skrining SK Direktur


risiko nutrisi gizi termasuk penetapan kriteria risiko
nutrisi dan implementasinya
Rapat penyusunan kriteria risiko nutrisional bersama staf SK Direktur/ hasil rapat penetapan
yang kompeten dan berwenang (UMAN)
Formulir pengkajian awal (terdapat skrining awal risiko Rekam Medik
nutrisi)

Berkas rekam medis CPPT/ Formulir pengkajian risiko Rekam Medik


nutrisi (pengkajian lanjutan risiko nutrisim oleh ahli
gizi)
Formulir pengkajian awal terdapat pengkajian kebutuhan Rekam Medik
fungsional (termasuk risiko jatuh)

Kebijakan/panduan/prosedur penetapan jenis populasi Sk Direktur


pasien yang akan dilakukan pengkajian yang disesuaikan
dengan populasi pasien yang dilayani di Rumah Sakit
Formulir pengkajian awal populasi khusus yang ada di Sk Direktur
rumah sakit

Berkas rekam medis CPPT terdapat pengkajian ulang Rekam Medik


oleh DPJP dan PPA lainnya

Berkas rekam medis CPPT terdapat pengkajian ulang Rekam Medik


oleh DPJP dilakukan setiap hari

Berkas rekam medis CPPT terdapat pengkajian ulang Rekam Medik


oleh perawat minimal satu kali per shift atau sesuai
dengan perubahan kondisi pasien

Berkas rekam medis CPPT terdapat pengkajian ulang Rekam Medik


oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan interval sesuai
regulasi rumah sakit

1) Perdir pelayanan laboratorium, termasuk pelayanan 24 Jadwal Jaga


jam, 7 ( tujuh) hari seminggu sesuai kebutuhan pasien.

2) Pedoman pengorganisasian laboratorium Pedoman Org


3) Pedoman pelayanan laboratorium Pedoman Pel.
4) Program kerja instalasi laboratorium Progja Lab
Daftar dinas/ jadwal jaga petugas laboratorium Jadwal Jaga

SK penunjukan sebagai penanggung jawab/ kepala unit/ SK Ka. Lab


instalasi laboratorium disertai serta UTW
File kepegawaian enanggung jawab/ kepala unit/ instalasi File Kepegawaian
laboratorium (lihat SPK, RKK, ijazah, STR,SIP dan
sertifikat-sertifikat pelatihan)
Dokumen bukti implementasi penyusunan dan evaluasi Hasil Rapat (Penyusunan dan Evaluasi)
regulasi oleh pimpinan laboratorium
Dokumen bukti implementasi Pengawasan pelaksanaan Bukti Pengawasan
administrasi oleh pimpinan laboratorium
Hasil pelaksanaan program kendali mutu (PMI dan PME) Bukti Pelaksanaan PMI & PME

Ceklis pemantauan dan evaluasi semua jenis pelayanan Bukti Supervisi


laboratorium.
Dokumen bukti review dan tindak lanjut hasil Bukti Review/RTL/Buku Register Spesimen Rujukan
pemeriksaan laboratorium rujukan.
Bukti kredensial staf laboratorium (yang melakukan SPK RKK
interpretasi)

Bukti kredensial staf laboratorium (yang melaksanakan SPK RKK


pemeriksaan termasuk yang mengerjakan Point-of-care
testing (POCT))

Pedoman pelayanan laboratorium (yang terdapat Pedoman Pelayanan Lab


komponen waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium
regular dan cito)
Rekapan hasil respon time pemeriksaan laboratorium Laporan Hasil TAT
regular (disertai analisa, dan tindak lanjut hasil evaluasi)

Rekapan hasil respon time penyelesaian pemeriksaan cito Laporan Hasil TAT
(disertai analisa dan tindak lanjut)

Bukti pencatatan dan evaluasi pelayanan laboratorium Register/Laporan Spesimen Rujukan


rujukan(disertai analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi)
Dokumen bukti penyimpanan reagensia disimpan dan Foto
diberi label, pelaksanaan distribusi sesuai dengan
pedoman atau instruksi pada kemasan

Formulir Ceklis evaluasi/ audit semua reagen Ceklist evaluasi reagen

Pedoman
Pedoman pelayanan laboratorium mencakup poin :
1) Permintaan pemeriksaan
2) Pengambilan, pengumpulan, identifikasi spesimen
3) Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan
pengawetan spesimen
4) Penerimaan, penyimpanan, tracking spesimen
Ceklis monitoring dan evaluasi pengelolaan spesimen, Bukti Ceklist
analisa, dan tindak lanjut

1. Regulasi laboratorium terkait penetapan rentang nilai Lembar Hasil Lab


normal
2. Bukti monitoring dan evaluasi rentang nilai normal

Formulir hasil laboratorium (dilengkapi rentang nilai Lembar Hasil Lab


normal)
Hasil pelaksanaan, analisa dan tindak lanjut hasil PMI Bukti PMI
rutin

Hasil pelaksanaan, analisa dan tindak lanjut hasil PME Bukti PME
rutin

Sertifikat akreditasi laboratorium rujukan yang masih Sertifikat


berlaku

Dokumen ceklis pemantauan dan evaluasi PKS/MOU MoU


pelayanan kontrak sesuai ketentuan rumah sakit

Perdir/ pedoman pelayanan laboratorium terdapat poin Perdir


tentang penyelenggaraan pelayanan darah
Pedoman pelayanan unit pelayanan darah (jika Pedoman Pelayanan UTD
merupakan unit, maka dilengkapi juga dengan pedoman
pengorganisasian dan program kerja unit pelayanan
darah)

Panduan pelayanan darah (dapat juga dilengkapi) Pedoman Organisasi UTD


SK penunjukan sebagai penanggung jawab/ kepala unit/ SK Struktur UTD
instalasi pelayanan darah disertai serta UTW
File kepegawaian penanggung jawab/ kepala unit/ File Kepegawaian
instalasi pelayanan darah (lihat SPK, RKK, ijazah,
STR,SIP dan sertifikat-sertifikat pelatihan)
Laporan evaluasi program kerja unit pelayanan darah Program Kerja
(disertai analisa dan tindak lanjut)

Formulir persetujuan tindakan pemberian darah dan Formulir


produk darah

Perdir/Kebijakan/Pedoman pelayanan radiologi klinik SK Direktur No. 800/262/V.06-WK/III/2020


Tentang Kebijakan Pelayanan Radiologi
Pedoman pengorganisasian unit pelayanan radiologi SK Direktur No. 800/262/V.06-WK/III/2020
Tentang Kebijakan Pelayanan Radiologi
Program kerja pelayanan radiologi SK Direktur No. 800/262/V.06-WK/III/2020
Tentang Kebijakan Pelayanan Radiologi
Daftar dinas/ jadwal jaga petugas radiologi 1. SK Direktur No. 800/262/V.06-WK/III/2020
Tentang Kebijakan Pelayanan Radiologi
2. Jadwal Jaga

SK penunjukan sebagai penanggung jawab/ kepala unit/ SK Direktur No : 800/285/V.06-WK/2018


instalasi radiologi disertai serta UTW Tentang
Surat Penugasan Dan Kewenangan
Sebagai Kepala Instalasi Radiologi Dan
Diagnostik Imajing
Di Rsud Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten
Way Kanan

File kepegawaian penanggung jawab/ kepala unit/


instalasi radiologi (lihat SPK, RKK, ijazah, STR,SIP dan
sertifikat-sertifikat pelatihan)
Dokumen bukti implementasi penyusunan dan evaluasi
regulasi oleh pimpinan radiologi
Dokumen bukti implementasi Pengawasan pelaksanaan
administrasi oleh pimpinan radiologi
Hasil pelaksanaan program kendali mutu (PMI dan PME) PME ( Hasil Baca Dosis TLD, Hasil Uji
Kesesuaian, Uji Paparan )
Ceklis pemantauan dan evaluasi semua jenis pelayanan
radiologi
Dokumen bukti review dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan radiologi rujukan.
Bukti kredensial staf radiologi yang membuat interpretasi SPK & RKK
hasil

Bukti kredensial staf klinis dan staf lain yang SPK & RKK
melaksanakan tes termasuk yang melakukan tindakan di
ruang rawat inap, SPK dan RKK.
Pedoman pelayanan radiologi (terdapat poin penetapan PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI
kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan radiologi
klinik regular dan pemeriksaan cito)

Hasil rekapan respon time pelayanan radiologi (disertai


analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi)

Hasil rekapan respon time pelayanan radiologi cito


(disertai analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi)

Dokumen pencatatan dan evaluasi pelayanan radiologi


(disertai analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi)

Pedoman pelayanan Radiologi (terdapat poin PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI


pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan bahan
lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan)

Dokumen bukti pelaksanaan semua film x-ray disimpan KARTU STOK


dan diberi label, distribusi sesuai dengan pedoman
pembuatnya atau instruksi pada kemasan (dapat berupa
foto).

Hasil pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal (PMI) serta ADA


analisa dan tindak lanjut dari hasil PMI
Hasil pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) PME ( Hasil Baca Dosis TLD, Hasil Uji
serta analisa dan tindak lanjut hasil PME Kesesuaian, Uji Paparan )
VERIFIKASI & VALIDASI RTL TARGET WAKTU
PIHAK TERKAIT
PROGNAS
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PROGNAS 1 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pelaksanaan PONEK 24 jam. ( R)

2 Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh


rumah sakit dengan rincian tugas dan
tanggungjawabnya. (D)

3 Terdapat program kerja yang menjadi acuan


dalam pelaksanaan program PONEK Rumah
Sakit sesuai maksud dan tujuan (D ,W)

4 Terdapat bukti pelaksanaan program PONEK


Rumah Sakit.
5 Program PONEK Rumah Sakit dipantau dan
dievaluasi
secara rutin.

PROGNAS 1 Rumah sakit menetapkan program pembinaan


1.1. jejaring rujukan rumah sakit. (R)

2 Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap


jejaring secara berkala.(D)

3 Telah dilakukan evaluasi program pembinaan


jejaring rujukan. (D,W)
PROGNAS 2 1 Rumah sakit menerapkan regulasi tentang
pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di
rumah sakit. (R)

2 Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah


sakit beserta program kerjanya.(D,W)
3 Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan,
surveilans dan upaya pencegahan tuberkulosis
(D)

4 Tersedianya laporan pelaksanaan promosi


Kesehatan.

PROGNAS 1 Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang


2.1 memenuhi pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberkulosis. (D,O,W)

2 Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat


inap bagi pasien tuberkulosis paru dewasa
maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat
inap yang memenuhi pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
( D,O,W)
3 Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum
yang memenuhi pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberkulosis.( D,O,W)

PROGNAS 1 Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf


2.2 medis terhadap panduan praktik klinis
tuberkulosis. ( D,W)

2 Rumah sakit merencanakan dan mengadakan


penyediaan Obat Anti Tuberculosis.( D,O,W)

3 Rumah sakit melaksanakan pelayananTB


MDR (bagi rumah sakit Rujukan TB MDR).
( D,W)

4 Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan


pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan.
(D,O,W)

PROGNAS 3 1 Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan


program HIV/AIDS sesuai ketentuan
perundangan (R,D,W)
PROGNAS 3 1 Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan
program HIV/AIDS sesuai ketentuan
perundangan (R,D,W)

2 Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan


HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.(D,W)

3 Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC


dan PMTC. (D,O)
4 Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA
dengan factor risiko IO (D,W)
5 Rumah sakit merencanakan dan mengadakan
penyediaan ART. ( D,O,W)

6 Rumah sakit melakukan pemantauan dan


evaluasi program penanggulangan HIV/AIDS.
(D)

PROGNAS 4 1 Rumah sakit telah menetapkan kebijakan


tentang pelaksanaan program gizi.(R)
2 Terdapat tim untuk program penurunan
prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit
( D,W)

3 Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan


untuk kasus gangguan gizi yang perlu
penanganan lanjut.( D,O,W)
PROGNAS 1 Rumah sakit membuktikan telah melakukan
4.1 pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi
serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah
sakit kelas di bawahnya dan FKTP di
wilayahnya serta rujukan masalah gizi.(D)

2 Rumah sakit telah menerapkan sistem


pemantauan dan evaluasi, bukti pelaporan dan
Analisa (D,O)

PROGNAS 5 1 Rumah sakit telah menetapkan kebijakan


tentang pelaksanaan PKBRS.(R, W)

2 Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh


direktur disertai program kerjanya (D,W)

3 Rumah sakit telah melaksanakan program KB


Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
(D,O,W)
4 Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan
evaluasi pelaksamnaan PKBRS. (D,W)
PROGNAS 1 Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat
5.1 kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan
KB ( D,O,W)

2 Rumah sakit menyediakan layanan konseling


bagi peserta dan calon peserta program KB.
(D,O,W)
3 Rumah sakit telah merancang dan
menyediakan ruang pelayanan KB yang
memadai.( D)

10 STANDAR 37 EP
OGNAS
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI
1. PERDIR tentang KEBIJAKAN Penyelenggaraan
PONEK
2. Perdir tentang Pedoman penyelenggaraan PONEK 24
Jam
1. SK Tim PONEK disertai UTW

Program kerja PONEK yang sudah ditetapkan Direktur

Bukti pelaksanaan program PONEK pelayanan 24 jam,


KMK, IMD, ASI Eklusif, fungsi rujukan dll
1. Laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program PONEK
2. Monev pelaksanaan PONEK dan RTL secara berkala
1. Perdir tentang Panduan sistem jejaring rujukan
2. program kerja pembinaan
jejaring rujukan RS untuk kegiatan peningkatan
kompetensi scr berkala
2. program PONEK terdapat poin pembinaan jejaring
rujukan RS untuk kegiatan peningkatan kompetensi scr
berkala

1. Dok PKS dengan dengan faskes jejaring rujukan (ada


data jejaring rujukan yang bekerjasama )
2. bukti peminaan ke jejaring rujukan untuk peningkatan
kompetensi/ pembinaan secara berkala lengkapi TOR,
materi, daftar hadir dll, rekapan pelaksanaan pembinaan

Laporan evaluasi program kerja pembinaan jejaring


rujukan, termasuk rujukan RS tiap TW, Semester ,
tahunan
Perdir tentang Pedoman Penanggulangan TBC di RS

1)    SK Tim tuberculosis di rumah sakit disertai UTW


2)    program kerja pelaksanaan penanggulangan
tuberculosis di rumah sakit sesuai pada maksud dan
tujuan poin (sudah ada penetapan direktur)
3)    Laporan evaluasi dan RTL program kerja
pelaksanaan penanggulangan tuberculosis tiap TW dan
tahunan
1)    Bukti pelaksanaan promosi kesehatan (leaflet,
banner, baliho, medsos, penyukuahan langsung, webinar
dll)
2)    Hasil survelans TB
3) laporan kegiatan upaya pencegahan tuberculosis
Laporan pelaksanaan promkes dan RTL (disertai ada
TOR, Materi undangan, jk menggunakan media berikan
contoh ) dll

1. Perdir tentang pedoman panduan PPI TB ( RJ,RI dan


pengambilan sputum)
2. Ruang TB RJ sesuai standar PPI TB ( tekanan negatif
dan pemantauannya, ada ruang antara dll)
1)    Ruang perawatan sesuai dengan PPI TB
2)    Denah ruangan, alur pasien ( foto ruangan )
3)    Data inventarisasi ruang isolasi tekanan negative
dan ada monitoringnya
4)    Ada peraturan / tata tertib khusus ruang isolasi TB
Ruang pengambilan sputum sesuai standar PPI TB

1)    Panduan Praktik Klinik ( PPK) TB


2)      Monev kepatuhan staf medis terhadap PPK TB
3)      Analisis dan tindak lanjut hasil monitoring
kepatuhan terhadap PPK TB
1)  Perencanaan dan pengadaan penyediaan obat anti
tuberculosis dengan dinas ataupun secara mandiri RS
2)  daftar / logistik ketersediaan obat anti tubercolusis
( stok obat RS)
1)    Rumah sakit memberikan pelayanan TB MDR
( bagi RS yang mampu/ ada sarana dan prasarana/ RS
rujukan TB MDR)

2)   RS yang tidak ada pelayanan TB MDR ( ada data


pasien rujukan sesuai dengan peraturan perundangan )
3) PKS dengan faskes rujukan (atau sebaliknya) sesuai
RS yang ditunjuk oleh kemkes / dinkes
Pencatatan dan pelaporan kasus TBC paru sesuai
ketentuan

1)    Perdir tentang Penanggulangan HIV/ AIDS sesuai


peraturan perundangan.
2)    Perdir tentang pedoman pelayanan upaya penurunan
angka kesakitan HIV/AIDS
3)  Program kerja penurunan angka kesakitan HIV/
AIDS yang sudah ditetapkan
4)    SK Tim HIV/ AIDS disertai UTW
1)    Bukti rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan seuai
dengan kebijakan rumah sakit.
2)    Bukti daftar pasien HIV/ AIDS yang dirujuk atau
rujukan yang diterima
3)    Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan/ sesuai RS yang ditunjuk oelh
kemenkes/ dinas kesehatan.
1)    Bukti laporan pelaksanaan pelayanan PITC.
2)    Bukti laporan pelayanan PMTC
laporan pelaksanaan pelayanan pasien ODHA dengan
infeksi oportunistik ( IO)
1)    perencanaan untuk ketersediaan ART da nada bukti
stok ketersediaan obat ART.
2)    Atau ada rujukan untuk pengobatan jika RS tidak
ada pengobatan ART
3)    Ada PKS rujukan untuk pengobatan HIV/ AIDS
1)    Laporan pemantauan dan evaluasi kegiatan
penanggulangan HIV/ AIDS
2. Laporan evaluasi dan RTL program penanggulangan
HIV/ AIDS Tiap TW, dan tahunan
Perdir tentang penyelenggaraan program penurunan
prevalensi stunting dan prevalensi wasting
SK Tim Pelaksana program penurunan prevalesnsi
stunting dan wasting RS terdiri dari: staf medis,
keperawatan, farmasi, gizi, tumbuh kembang dan humas
RS sertakan UTW

1)    program penurunan prevalensi stunting dan wasting


terdapat pengaturan system rujukan kasus gangguan gizi
buruk dan stunting dalam system informasi rumah
sakit( SIRS)

2)     Program penurunan prevalensi stunting dan wasting


ada kegiatan pendampingan klinis di kelas bawahnya dan
FKTP ( Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ) di
wilayahnya dalam tatalaksana stunting gizi buruk
1)    Laporan program terdapat laporan pendampingan
dan intervensi dan pengelolaan gizi
2)    Laporan kegiatan penguatan jejaring rujukan dari
FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi ( data
rujukan masalah stunting dan wasting)

1)        Laporan sosialisasi dan pelatihan staf tentang RS


tentang program penrunan stunting dan wasting (disertai
UMAN)
2)        Laporan kegiatan peningkatan efektifitas
intervensi spesifik
3)        Laporan kegiatan penguatan system survelans gizi
di rumah sakit (sesuai ketentuan)
1)       Perdir tentang pelayanan keluarga berencana
rumah sakit( PKBRS)
2) Perdir pedoman pelayanan PKBRS
1) SK Tim pelayanan KBRS ada UTW
2)  program pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi yg sudah ditetapkan Direktur
3)      Laporan evaluasi dan RTL program kerja tiap TW
dan tahunan
Laporan pelaksanaan program kerja KB paska persalinan
dan paska kegururan
laporan monitoring/ pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PKBRS dan RTL
1)    Daftar ketersediaan alat dan obat kontrasepsi ( Data
inventarisasi/ stok di farmasi )
2)    Daftar sarana penunjang KB ada tempat pelayanan
KB ( ruang dan fasilitas lainnya)
Laporan pelayanan konseling peserta dan calon peserta
KB sesuai ketentuan RS ( ada tim/ … )
1)    Foto ruang pelayanan KB
2)    Daftar sarana dan alat pelayanan KB
3) Daftar inventarisasi ruang pelayanan KB
PRODUK VERIF
Kebijakan

Pedoman ponek

SK nomor 800/509/V.06-WK/X/2019

Program Kerja dan Evaluasi Program Kerja

MOU atau edukasi

MOU atau edukasi

1. PERMENKES NOMOR 62 TAHUN 2016

1. SK TIM NOMOR 800/02.1/V.06-WK/I/2022


1.
1. KEMENKES NOMOR 270/MENKES/SK/III/2007 TENTANG PEDOMAN MANAGERIAL PENCEGAHAN DAN PENG

TB 05, TB 09

1. PERMENHAN NOMOR 2 TAHUN 2019


MOU

Pedoman sesuai dengan praturan direktur

SK tim

MOU dan Dokumentasi bukti rujukan

edukasi ke jejaring
Laporan kasus tiap bulan di ranap dan rajal

edukasi ke jejaring beupa dokumentasi

edukasi ke jejaring, in house training.

Kebijakan

Pedoman

Program Kerja

Laporan kasus tiap bulan

Register KB, kohort KB

Laporan

Dokumentasi
RTL WAKTU
ENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
PIHAK TERKAIT
HATAN LAINNYA
7UHJ
Standar No urut Elemen Penilaian
PPK 1 1 Rumah sakit memiliki kerjasama resmi
rumah sakit dengan institusi pendidikan
yang masih berlaku. (R)

2 Kerjasama antara rumah sakit dengan


institusi Pendidikan yang sudah terakreditasi
3 (D)
Kriteria penerimaan peserta didik sesuai
dengan kapasitas RS harus dicantumkan
dalam perjanjian Kerjasama (D)
4 Pemilik, pimpinan rumah sakit dan
pimpinan institusi pendidikan membuat
kajian tertulis sedikitnya satu kali setahun
terhadap hasil evaluasi program pendidikan
kesehatan yang dijalankan di rumah sakit.
(D)

PPK 2 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang


pengelolaan dan pengawasan pelaksananaan
pendidikan klinis yang telah disepakati
bersama meliputi poin a) sampai dengan c)
di maksud dan tujuan.(R)

2 Rumah Sakit memiliki daftar lengkap


memuat nama semua peserta pendidikan
klinis yang saat ini ada di rumah sakit.(D)
3 Untuk setiap peserta pendidikan klinis
terdapat dokumentasi yang meliputi poina a)
- e) pada maksud dan tujuan (D)
PPK 3 1 Terdapat bukti perhitungan rasio peserta
pendidikan dengan staf pendidik klinis
untuk seluruh peserta dari setiap program
pendidikan profesi yang disepakati oleh
rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.( D)

2 Terdapat bukti perhitungan peserta didik


yang diterima di rumah sakit per periode
untuk proses pendidikan disesuaikan dengan
jumlah pasien untuk menjamin mutu dan
keselamatan pasien.(D)

3 Terdapat bukti bahwa sarana prasarana,


teknologi, dan sumber daya lain di rumah
sakit tersedia untuk mendukung pendidikan
peserta didik.(D)

PPK 4 1 Rumah sakit menetapkan staf klinis yang


memberikan pendidikan klinis dan
penetapan penugasan klinis serta rincian
kewenangan klinis dari rumah sakit (D)

2 Rumah Sakit memiliki daftar staf klinis


yang memberikan pendidikan klinis secara
lengkap (akademik dan profesi) sesuai
dengan jenis pendidikan yang dilaksanakan
di rumah sakit.(D)

3 Rumah Sakit memiliki bukti staf klinis yang


memberikan pendidikan klinis telah
mengikuti pendidikan dan keprofesian
berkelanjutan.(D)
PPK 5 1 Rumah Sakit memliki tingkat supervisi yang
diperlukan oleh setiap peserta pendidikan
klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang
pendidikan.(R)

2 Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui


tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk
supervisinya(D,W)

3 Rumah Sakit memiliki format spesifik untuk


mendokumentasikan proses supervisi yang
sesuai dengan kebijakan rumah sakit, tujuan
program pendidikan, serta mutu dan
keselamatan asuhan pasien (D)

4 Rumah sakit telah memiliki proses


pengkajian rekam medis untuk memastikan
kepatuhan batasan kewenangan dan proses
supervisi peserta pendidikan yang
mempunyai akses pengisian rekam medis.
(D)
PPK 6 1 Rumah Sakit menetapkan unit yang
bertanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan pendidikan klinis di rumah
sakit. (R)

2 Rumah sakit menetapkan program orientasi


peserta
pendidikan klinis. (R)

3 Rumah sakit telah memiliki bukti


pelaksanaan dan
sertifikat program orientasi peserta
pendidikan klinis. (D)
4 Rumah sakit telah memiliki bukti
pelaksanaan dan dokumentasi peserta didik
diikutsertakan dalam semua program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
rumah sakit. (D)

5 Rumah sakit telah memantau dan


mengevaluasi bahwa pelaksanaan program
pendidikan kesehatan tidak
menurunkan mutu dan keselamatan pasien
yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
sekali setahun yang
terintegrasi dengan program mutu dan
keselamatan
6 Rumah sakit telah melakukan survei
mengenai kepuasan pasien terhadap
pelayanan rumah sakit atas
dilaksanakannya pendidikan klinis
sekurangkurangnya sekali setahun. (D,W)

6 STANDAR 23 EP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI REG
Dokumen Perjanjian kerjasama: PP 93 TAHUN 2015 RS
1. RS Pendidikan Utama : Perjanjian Kerjasama Bipartit antara PENDIDIKAN
Direktur RS dengan Institusi Pendidikan (Dekan Fak.
Kedokteran)

atau Dokumen Perjanjian kerjasama:


2. RS Pendidikan Satelit : Perjanjian Kerjasama Tripartit antara
Direktur RS, Direktur RS Pendidikan Utama dan Institusi
pendidikan (Dekan Fak. Kedokteran)

Sertifikat akreditasi dari Institusi pendidikan (bisa lebih dari PEDOMAN PPK
satu Fakultas Kedokteran)
idem PPK 1 EP 1 ( ada poin penerimaan peserta didik sesuai PEDOMAN PPK
dengan kapasitas RS )

Kajian dan Evaluasi tertulis dari pemilik RS, pimpinan RS dan PEDOMAN PPK DAN
pimpinan FK minimal sekali setahun terhadap hasil evaluasi SPO PESERTA DIDIK
program pendidikan kesehatan di RS yang dibuat oleh
komkordik / tim kordik

1. Pedoman Pendidikan setiap jenjang pendidikan (Profesi


Dokter atau pendidikan lainnya) yang memuat :
a. Kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas
rumah sakit yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama;
b. Persyaratan kualifikasi pendidik/dosen klinis; dan
c. Peserta pendidikan klinis di rumah sakit yang
dipertimbangkan berdasarkan masa pendidikan dan level
kompetensi.

2. SK Komkordik/ timkordik dan uraian tugas serta wewenang PP 93 TAHUN 2019, PASAL 27-28

Data base / daftar semua nama peserta didik saat itu (SIM RS
atau hardcopy):
1. PPDS
2. Dokter muda
Database setiap peserta didik PPDS juga terdapat :
Perhitungan rasio semua peserta didik dibandingkan dengan UU/PERATURAN YG
pendidik klinis dari setiap program Pendidikan profesi sesuai MENGATUR BLM
TAHU
dengan regulasi yang berlaku
(Peserta didik dokter muda = maksimal 1:5)

1. Daftar peserta didik per periode, sesuai dengan penghitungan


jumlah pasien RS dan jumlah kasus yang memadai untuk proses
pencapaian kompetensi

2. PKS dengan RS lain, jika jumlah pasien RS tidak memadai


(bagi RS utama )
Terdapat daftar :
1. Sarana prasarana yang mendukung program pendidikan
(contoh : ruang pembelajaran, ruang skill lab, perpustakaan,
ruang
Terdapat daftar :
2. Teknologi : SIM RS Pendidikan, jaringan internet,
perlengkapan computer, printer, laptop, dll

Terdapat daftar :
3. SDM : tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan
yang memadai

1 SK pendidik klinis/ dosen luar biasa dari institusi


Pendidikan
2 SPK/ RKK staf klinis dari RS
3. Surat penugasan dari direktur kepada setiap dosen untuk
dapat memberikan pelayanan dan juga sebagai dosen/ dosen
klinis (berdasarkan SK rektor dan SPK dan RKK diatas)

Data base / daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis


lengkap dengan status kepegawaiannya
(Baik dosen kedokteran maupun non kedokteran)
termasuk data pendidikan dan keprofesian berkelanjutan

Sertifikat pelatihan/ pendidikan berkelanjutan staf klinis yang


memberikan pendidikan klinis (pelatihan menjadi instruktur/
pendidikan klinis dan pendidikan keprofesian)
Contoh : pelatihan pekerti, pelatihan OSCE, pelatihan
preceptorship, dll
1. Pedoman pendidikan (termasuk profesi dokter) terdapat
pengaturan tentang tingkat supervisi untuk seluruh Pendidikan
tingkat dan jenis peserta pendidikan klinis, setiap pendidikan
jenis (dapat disertai dengan panduan supervisi)

2. Panduan supervisi bagi peserta didik profesi dokter dan atau


PPDS
bukti sosialisasi penyampaian informasi untuk peserta
pendidikan klinis tentang tingkat, frekwensi dan cara supervisi
dan dokumen supervisinya (disertai UMAN)

Bukti dalam rekam medis ada 2 paraf yaitu peserta didik PPDS
dan DPJP (peserta didik tidak bisa menjadi DPJP)
Logbook lengkap untuk setiap peserta didik dengan format yang
disesuaikan dengan kebutuhan supervise setiap jenis
pendidikan.
Logbook DM
Logbook ppds
logbook peserta didik perawat dll
Rekam medis yang diisi PPDS sudah diberi paraf PPDS dan
paraf/ tanda tangani DPJP, sebagai bukti verifikasi dan evaluasi
penulisan rekam medis

SK Direktur RS tentang Penetapan Tim Komite Koordinasi PP 93 TAHUN 2019,


Pendidikan (RS Pendidikan Satelit) dengan struktur organisasi PASAL 27-28
dengan rincian tugas, tanggung jawab & wewenang

atau SK Direntur tentang Komkordik (RS Pendidikan Utama) PP 93 TAHUN 2019,


dengan struktur organisasi dengan rincian tugas, tanggung PASAL 27-28
jawab & wewenang

1. Pedoman Pendidikan profesi dokter, terdapat pengaturan


tentang program orientasi
2. Program orientasi bagi peserta didik untuk pendidikan klinis
di RS (bisa menjadi bagian dari program orientasi RS atau
ditetapkan tersendiri khusus untuk peserta didik)

Bukti pelaksanaan orientasi dan dokumen pelaksanaannya : ada


TOR, Materi, narasumber, daftar hadir peserta dan laporan
pelaksanaan dan evaluasi , serta sertifikat orientasi peserta didik
1) Bukti pelaksanaan dan keterlibatan dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2) Bukti penugasan peserta didik yang diikutsertakan dalam PERMENKES 80 TAHUN 2020
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien (terlibat
dalam pencapaian INM, misalnya dilibatkan dalam pengukuran
kepatuhan pelaksanaan visite dokter)

Bukti evaluasi 1 tahun sekali :


1. angka kepatuhan identifikasi, kepatuhan cuci tangan dan
indicator mutu lainnya pada dokumen PMKP yang tergambar
pada run chard dan statistic lainnya

2. tidak ada KTD yang disebabkan karena peserta didik


Bukti hasil pelaksanaan survei dan analisis kepuasan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit yang ada poin pengukuran
kepuasan pasien terhadap peserta didik (minimal 1 tahun
sekali)
PRODUK VER & VAL
1. PKS POLTEKES (AHLI GIZI) DG RS

2. PKS UAP (NERS) DG RS


PEDOMAN PPK

1. SERTIFIKAT AKREDITASI POLTEKES


2. SERTIFIKAT AKREDITASI UAP
ADA, IDEM PPK 1 EP 1

1. EVALUASI AHLI GIZI (POLTEKES)

2. EVALUASI NERS (UAP)

SK KOMKORDIK NOMOR 800/85.b/V.06-WK/VII/2022

PEDOMAN PPK DAN SPO PERSERTA DIDIK


1. AHLI GIZI
2. NERS
IDEM PPK 2, EP 2
MANAGEMEN RESIKO, BELUM PAHAM

DAFTAR SARANA DAN PRASARANA

ADA HANYA UNTUK KEGIATAN INTERNAL RS TIDAK


TERKHUSUSKAN KEGIATAN PENDIDIKAN

SK TIM DIKLAT DAN CLINICAL INSTRUMEN RSUD ZAPA

SK PENDIDIK KLINIS NOMOR: 800.04.6/V.06WK/1/2022

..\POKJA PPK RSUD ZAPA WAY KANAN\PPK4\ELEMEN PENILAIAN 2\DATA CI RSUD ZAPA1.docx

..\POKJA PPK RSUD ZAPA WAY KANAN\PPK4\ELEMEN PENILAIAN 3\DATA CI RSUD ZAPA1.docx
BUKTI SOSIALISASI AHLI GIZI (ABSEN DAN FOTO)

BUKTI SOSIALISASI NERS (TIDAK ADA)

LOGBOOK AHLI GIZI TIDAK ADA


LOGBOOK NERS

SK KOMKORDIK NOMOR 800/85.b/V.06-WK/VII/2022

SK KOMKORDIK NOMOR 800/85.b/V.06-WK/VII/2022

PEDOMAN PENGATURAN PROGRAM ORIENTASI (PMKP,


PPI,PKPO, SKP)

PROGRAM MATERI ORIENTASI PESERTA DIDIK UNTUK PENDIDIK


KLINIS

1. AHLI GIZI

2. NERS
FOTO TINDAKAN PESERTA DIDIK KE PASIEN

..\POKJA PPK RSUD ZAPA WAY KANAN\PPK6\ELEMEN PENILAIAN 4\PENCAPAIAN INM.xls

..\POKJA PPK RSUD ZAPA WAY KANAN\PPK6\ELEMEN PENILAIAN 5\POIN A

..\POKJA PPK RSUD ZAPA WAY KANAN\PPK6\ELEMEN PENILAIAN 5\KTD.jpeg

..\POKJA PPK RSUD ZAPA WAY KANAN\PPK6\ELEMEN PENILAIAN 6\form kuisioner kepuasan pasien.pdf
RTL TARGET WAKTU PIHAK TERKAIT PERTANYAAN
SKP
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
SKP.1 1 Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait
Sasaran keselamatan pasien meliputi poin 1 – 6
pada gambaran umum. ( R)
2 Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi
pasien menggunakan minimal 2 (dua) identitas,
dapat memenuhi tujuan identifikasi pasien dan
sesuai dengan ketentuan rumah sakit. (R,W)

3 Pasien telah diidentifikasi menggunakan minimal


dua jenis identitas meliputi poin 1) - 4) dalam
maksud dan tujuan. (D,O,W)
4 Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi
dengan tepat pada situasi khusus, dan
penggunaan label seperti tercantum dalam
maksud dan tujuan. (D,O,W)

SKP 2 1 Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat


menerima instruksi melalui telepon:
menulis/menginput ke komputer – membacakan
– konfirmasi kembali” (writedown, read back,
confirmation dan SBAR saat melaporkan kondisi
pasien kepada DPJP serta di dokumentasikan
dalam rekam medik ( R,D,W,S)

2 Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat


pelaporan hasil kritis pemeriksaan penunjang
diagnostic melalui telepon: menulis/menginput
ke komputer – membacakan – konfirmasi
kembali” (writedown, read back, confirmation
dan di dokumentasikan dalam rekam medik.
( D,W)

3 Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat


serah terima sesuai dengan jenis serah terima
meliputi poin 1) - 3) dalam maksud dan tujuan.
( D,O,W)
SKP 3 1 Rumah sakit menetapkan daftar obat
kewaspadaan tinggi ( high Alert) termasuk Look
-Alike Sound Alike (LASA) (R,D)

2 Rumah sakit menerapkan pengelolaan obat


kewaspadaan tinggi (High Alert) termasuk obat
Look -Alike Sound Alike (LASA) secara
seragam di seluruh area rumah sakit untuk
mengurangi risiko dan cedera (D,O,W)

3 Rumah sakit mengevaluasi dan memperbaharui


daftar obat High-Alert dan obat Look -Alike
Sound Alike (LASA) yang sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun sekali berdasarkan laporan insiden
lokal, nasional dan internasional.( D,O,W)

SKP 3.1 1 Rumah sakit menerapkan proses penyimpanan


elektrolit konsentrat tertentu hanya di Instalasi
Farmasi, kecuali di unit pelayanan dengan
pertimbangan klinis untuk mengurangi risiko dan
cedera pada penggunaan elektrolit konsentrat.
( D,O,W)

2 Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar


Instalasi Farmasi diperbolehkan hanya dalam
untuk situasi yang ditentukan sesuai dalam
maksud dan tujuan. (D,O,W)
2 Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar
Instalasi Farmasi diperbolehkan hanya dalam
untuk situasi yang ditentukan sesuai dalam
maksud dan tujuan. (D,O,W)

3 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan


protokol koreksi hipokalemia, hiponatremia,
hipofosfatemia ( R,D,O,W)

SKP 4 1 Rumah sakit telah melaksanakan proses


verifikasi pra operasi dengan daftar tilik untuk
memastikan benar pasien, benar tindakan dan
benar sisi. ( R,D,O)

2 Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan


tanda yang seragam, mudah dikenali dan tidak
bermakna ganda untuk mengidentifikasi sisi
operasi atau tindakan invasif. ( R,D,O,W)

3 Rumah sakit telah menerapkan penandaan sisi


operasi atau tindakan invasif (site marking)
dilakukan oleh dokter operator/dokter asisten
yang melakukan operasi atau tindakan invasif
dengan melibatkan pasien bila memungkinkan.
( D,O,W)

4 Rumah sakit telah menerapkan proses Time-Out


menggunakan “surgical check list” (Surgical
Safety Checklist dari WHO terkini pada tindakan
operasi termasuk tindakan medis invasif. ( R,
D,O,W)

SKP 5 1 Rumah sakit telah menerapkan kebersihan tangan


(hand hygiene) yang mengacu pada standar
WHO terkini. (R,D,O,W,S)
SKP 5 1 Rumah sakit telah menerapkan kebersihan tangan
(hand hygiene) yang mengacu pada standar
WHO terkini. (R,D,O,W,S)

2 Terdapat proses evaluasi terhadap pelaksanaan


program kebersihan tangan di rumah sakit serta
upaya perbaikan yang dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan program (D,W)

SKP.6 1 Rumah sakit telah melaksanakan skrining pasien


rawat jalan pada kondisi, diagnosis, situasi atau
lokasi yang dapat menyebabkan pasien berisiko
jatuh, dengan menggunakan alat bantu/metode
skrining yang ditetapkan rumah sakit ( R,
D,O,W)

2 Tindakan dan/atau intervensi dilakukan untuk


mengurangi risiko jatuh pada pasien jika hasil
skrining menunjukkan adanya risiko jatuh dan
hasil skrining serta intervensi didokumentasikan.
( D,O,W)

Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko


jatuh untuk semua pasien rawat inap baik dewasa
maupun anak menggunakan metode pengkajian
yang baku sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
( R,D,O,W)
SKP 6.1 1

2
Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian
ulang risiko jatuh pada pasien rawat inap karena
adanya perubahan kondisi, atau memang sudah
mempunyai risiko jatuh dari hasil pengkajian.
( D,O,W)
3 Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi
risiko jatuh pada pasien rawat inap telah
dilakukan dan didokumentasikan.(D,O,W)

9 STANDAR 24 EP
P
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI REG
Perdir tentang kebijakan / pedoman sasaran 1. Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum
keselamatan pasien meliputi 6 sasaran Daerah zainal Abidin Pagaralam kabupaten Way
Kanan. Nomor : 800/211.b/V.06-WK/2016
Perdir tentang Panduan identifikasi pasien dengan 1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
benar nomor : 800/318.c/V.06-WK/2022
tentang pemberlakuan panduan identifikasi pasien
Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam Kabupaten Way
Kanan
2. Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum
Daerah zainal Abidin Pagaralam kabupaten Way
Kanan. Nomor : 800/211.b/V.06-WK/2018 tentang
ketepatan identifikasi pasien direktur UPT RSUD Z.A
Pagaralam kabupaten Way Kanan

1. Laporan monev pelaksanaan identifikasi pasien 1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/318.c/V.06-WK/2022
tentang pemberlakuan panduan identifikasi pasien
Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam Kabupaten Way
Kanan
2. Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum
Daerah zainal Abidin Pagaralam kabupaten Way
Kanan. Nomor : 800/211.b/V.06-WK/2018 tentang
ketepatan identifikasi pasien direktur UPT RSUD Z.A
Pagaralam kabupaten Way Kanan

2. Lihat gelang identitas dan labelling pasien 1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/318.c/V.06-WK/2022
tentang pemberlakuan panduan identifikasi pasien
Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam Kabupaten Way
Kanan
2. Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum
Daerah zainal Abidin Pagaralam kabupaten Way
Kanan. Nomor : 800/211.b/V.06-WK/2018 tentang
ketepatan identifikasi pasien direktur UPT RSUD Z.A
Pagaralam kabupaten Way Kanan
1. Perdir tentang Panduan identifikasi pasien dengan 1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
benar ada poin identifikasi situasi khusus: by baru nomor : 800/318.c/V.06-WK/2022
lahir, ps koma, terjadi darurat bencana ( dapat dilihat tentang pemberlakuan panduan identifikasi pasien
label/ barcode) Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam Kabupaten Way
Kanan
2. Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum
Daerah zainal Abidin Pagaralam kabupaten Way
Kanan. Nomor : 800/211.b/V.06-WK/2018 tentang
ketepatan identifikasi pasien direktur UPT RSUD Z.A
Pagaralam kabupaten Way Kanan

2.Pelabelan sampel darah dan sampel patologi, 1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nampan makanan pasien, label ASI nomor : 800/318.c/V.06-WK/2022
tentang pemberlakuan panduan identifikasi pasien
Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam Kabupaten Way
Kanan

1. Perdir tentang pedoman komunikasi efektif ada poin 1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
pengaturan komunikasi antar PPA Kab Way Kanan
Nomor : 800/211.C/V.06-WK/2022
Tentang Kebijakan Peningkatan Komunikasi Yang
Efektif
Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam

2. Dok rekam medis pasien, memuat hasil komunikasi Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
antar PPA sesuai ketentuan (lembar CPPT) Nomor : 800/318.D/V.06-WK/2022
Tentang Pemberlakuan Panduan Komunikasi Efektif
dokumen rekam medis pasien : komunikasi pelaporan 1.Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
hasil pemeriksaan diagnostic secara verbal ditulis Nomor : 800/318.D/V.06-WK/2022 Tentang
secara lengkap dan di baca ulang dan dikonfirmasi Pemberlakuan Panduan Komunikasi Efektif
oleh pemberi pesan 2. SPO Pelaporan Hasil Laboratorium dengan nilai
kritis (Critical Value)
3. SPO Verifikasi Akurasi Komunikasi Via Telpon

1. bukti serah terima antar PPA ( Rekam medis pasien 1.Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
pada form CPPT Nomor : 800/318.D/V.06-WK/2022 Tentang
Pemberlakuan Panduan Komunikasi Efektif
2. SPO Serah Terima pasien antar perawat shift (Hand
Over)

2. Bukti serah terima antar unit perawatan/ transfer 1.Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
(menggunakan form RM transfer pasien internal) Nomor : 800/318.D/V.06-WK/2022 Tentang
Pemberlakuan Panduan Komunikasi Efektif
3. Bukti transfer dari ruang perawatan/ IGD ke unit Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
pelayanan diagnostik radiologi/ fisioterapi Nomor : 800/318.D/V.06-WK/2022 Tentang
Pemberlakuan Panduan Komunikasi Efektif
1. Perdir tentang pedoman pelayanan kefarmasian dan Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
penggunaan obat (ada poin pengelolaan obat Nomor : 800/211.D/V.06-WK/2022 Tentang kebijakan
kewaspadaan tinggi) pengelolaan obat kewaspadaan tinggi (High Alert
Medications)

2. Perdir tentang panduan pengelolaan obat yang harus Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
diwaspadai (termasuk tempat/ unit pemyimpanan Nomor : 800/211.D/V.06-WK/2022 Tentang kebijakan
dimana kewaspadaan tinggi boleh di simpan) pengelolaan obat kewaspadaan tinggi (High Alert
Medications)

3, Daftar penetapan daftar obat high alert dan obat Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
LASA/ NORUM, Elektrolit konsentrat nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
pemberlakuan panduan High Alert Medications
SPO dan Bukti pengelolaan obat kewaspadaan tinggi Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
(High Alert) termasuk obat Look -Alike Sound Alike nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
(LASA) secara seragam pemberlakuan panduan High Alert Medications

belum ada
1.    Laporan monitoring dan evaluasi minimal
satu tahun sekali berdasarkan laporan kejadian
nasional maupun internasional

Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam


2.     daftar obat high alert dan obat LASA lama dan nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
baru pemberlakuan panduan High Alert Medications
bukti penyimpanan elektrolit konsentrat sesuai dengan Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
standar RS ( Dapat berupa foto2 dan dilihat langsung nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
saat telusur) pemberlakuan panduan High Alert Medications

Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam


1)   Bukti disimpan terpisah dengan obat lain,
nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
terkunci,pelabelan yang jelas, ada peringatan pemberlakuan panduan High Alert Medications
kewaspadaan
2)   petugas terlatih (bukti sertifikat) yang boleh Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
mengakses dan memberikan (dibuktikan pada pemberlakuan panduan High Alert Medications
SPK dan RKK)
3)   Bukti pelaksanaan pelatihan dilengkapi dengan
belum ada
UMAN
1. PPK tentang koreksi hipokalemi, hiponatremi dan Panduan Praktik Klinis - RSUD Zainal Abidin Pagar
hipofosfotemia Alam
2. ada bukti penerapan koreksi sesuai dengan PPK Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
pemberlakuan panduan High Alert Medications
3. SDM Kompeten berwenang dan telah terlatih Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
pemberlakuan panduan High Alert Medications
Perdir tentang Pedoman pelayanan bedah (terdapat
poin proses verifikasi pra operasi dengan daftar tilik Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
untuk memastikan benar pasien, benar tindakan dan nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
benar sisi) Tentang Kebijakan pelayanan bedah
2. daftar tilik pra bedah
Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Kebijakan pelayanan bedah
Perdir tentang kebijakan / pedoman sasaran
keselamatan pasien meliputi 6 sasaran ada poin Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
pengaturan tanda yang seragam, mudah dikenali dan
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
tidak bermakna ganda untuk mengidentifikasi sisi
operasi atau tindakan invasif Tentang Kebijakan pelayanan bedah

2. form RM penandaan lokasi operasi Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Kebijakan pelayanan bedah
3. bukti foto penandaan tdk menggunakan tanda X
dok rekam medis pasien penandaan lokasi
operasi yang telah terisi melibatkan pasien/
keluarganya di tanda tangani oleh DPJP dan Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
pasien/ keluarga nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Kebijakan pelayanan bedah

Perdir tentang Pedoman pelayanan bedah terdapat Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
poin proses Time-Out menggunakan “surgical check
list”
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Kebijakan pelayanan bedah
2. form ceklist keselamatan operasi sesuai dengan
WHO ( termsuk tind invasif)
1. Perdir tentang kebijakan / pedoman sasaran Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
keselamatan pasien meliputi 6 sasaran
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Pemberlakuan hand hygiene
2. panduan hand hygiene dan program kebersihan Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
tangan
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Pemberlakuan hand hygiene
3. program kebersihan tangan ( program PPI) Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/ /C/KEP/RSUD-WK/VII/2022
Tentang Pemberlakuan hand hygiene

1)    Laporan hasilevaluasi program kebersihan


tangan tiap TW, Tahunan analisa dan tindak
lanjutnya
2)    Laporan upaya perbaikan untuk
meningkatkan program dapat dibuat PDSA/
edukasi dll
1. Perdir tentang kebijakan / pedoman sasaran
keselamatan pasien meliputi 6 sasaran pada poin 1. Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang
MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN kebijakan pengurangan resiko cedera akibat jatuh
AKIBAT JATUH 2. Panduan pengurangan resiko cedera akibat jatuh
dirumah sakit
3. Panduan asessmen resiko jatuh
4. Fom pengkajian skrining resiko jatuh rawat jalan
2. panduan mengurangi risiko pasien cidera akibat Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
jatuh di rawat jalan pengurangan resiko cedera akibat jatuh

3. ada pengkajian / skrining risiko jatuh RJ pengkajian Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
cepat sesuai regulasi RS pengurangan resiko cedera akibat jatuh

dokumen rekam medis pasien : catatan tindakan/ Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
intervensi langkah-langkah pengurangan risiko jatuh, pengurangan resiko cedera akibat jatuh
dengan diberikan penanda pasien risiko jatuh, dan atau
keterlibatan keluarga,

1.Perdir tentang panduan mengurangi risiko pasien Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
akibat jatuh (terdapat poin pengaturan di rawat inap) pengurangan resiko cedera akibat jatuh

2. Formulir rekam medis skrining : pengkajian risiko Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
jatuh pasien RI awal dewasa sesuai ketentuan rumah pengurangan resiko cedera akibat jatuh
sakit
2. Formulir rekam medis skrining : pengkajian risiko Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
jatuh pasien RI awal anak sesuai ketentuan rumah pengurangan resiko cedera akibat jatuh
sakit
bukti pengkajian ulang risiko jatuh pasien rawat inap : Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
pasien yang mengalami perubahan kondisi ( diagnosis pengurangan resiko cedera akibat jatuh
pra ke paska operasi, tindakan , perburukan,
perubahan terapi obat menimbulkan risiko jatuh,
pasien berisiko tinggi jatuh dari hasil pengkajian )
dokumen rekam medis pasien : tindakan/ intervensi Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang kebijakan
langkah-langkah pengurangan risiko jatuh bukti pengurangan resiko cedera akibat jatuh
langkah-langkah pencegahan jika ditemukan
risikotinggi jatuh pasien RI ( penggunaan PIN/
Penanda/ gelang risiko jatuh, penanda di TT ,
pemberian edukasi dll )
PRODUK VER/VAL RTL
1. Kebijakan sasaran keselamatan pasien

1. PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN


2. SPO Identifikasi pasien dan Pemasangan gelang
identitas
3. SPO identifikasi pasien sebelum dilakukan
tindakan prosedur diagnostik, terapeutik, hemodialisis,
dan menerima cairan intra vena
4. SPO identifikasi pasien sebelum pemberian obat,
darah, atau produk darah dan pemberian diet
5. SPO identifikasi pasien sebelum pengambilan darah
dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
6. SPO identifikasi pasien Koma, Tidak Sadar dan
Gangguan Jiwa
7. SPO identifikasi pasien saat bencana

dokumentasi kegiatan sosialisasi tentang identifikasi


pasien

foto gelang pada pasien dan label pasien


1. SPO identifikasi pasien Koma, Tidak Sadar dan
Gangguan Jiwa
2. SPO identifikasi pasien saat bencana

1. SPO identifikasi pasien sebelum pemberian obat,


darah, atau produk darah dan pemberian diet
2. SPO identifikasi pasien sebelum pengambilan darah
dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
3. Dokumentasi Perlabelan Sample Darah, Sample
Patologi, Nampan Makan Pasien, Dan Label ASI

Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam


Nomor : 800/318.D/V.06-WK/2022
Tentang Pemberlakuan Panduan Komunikasi Efektif

Rekam medis, CPPT

Rekam medis, CPPT

Rekam medis, CPPT

rekam medis dan form transfer pasien antar ruang

Form Transfer antar unit


1. Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam
nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
pemberlakuan panduan High Alert Medications
2. SPO Penyimpanan high alert di UGD, kebidanan
dan operasi.
3. SPO Pelabelan obat high alert.
4. SPO Pelimpahan wewenang pencampuran obat high
alert.
5. SPO Identifikasi lokasi obat high alert di area
pelayanan pasien.
6. SPO Penyimpanan dan penataan obat-obat high
alert.

Keputusan Direktur UPT RSUD Z.A Pagaralam


nomor : 800/204.D/V.06-WK/2022 Tentang
pemberlakuan panduan High Alert Medications

Daftar obat high alert dan obat LASA/ NORUM,


Elektrolit konsentrat

1. SPO Penyimpanan high alert di UGD, kebidanan


dan operasi.
2. SPO Pelabelan obat high alert.
3. SPO Pelimpahan wewenang pencampuran obat high
alert.
4. SPO Identifikasi lokasi obat high alert di area
pelayanan pasien.
5. SPO Penyimpanan dan penataan obat-obat high
alert.

belum ada

Daftar obat high alert dan obat LASA lama dan baru

dokumentasi penyimpanan elektrolit konsentrat sesuai


dengan standar RS

masih belum di terapkan dengan baik


ADA

belum ada

ADA
rekam medis dan cppt

rekam medis dan cppt

Perdir No. 800/319.a/v.06-wk/2016 panduan tentang


pelayanan
bedah

Sudah Tersedia
1.Ceklist prosedur keamanan pembedahan
2. fom persiapan operasi

1.Perdir No. 800/212.a/v.06-wk/2018 tentang


penandaan area
lokasi operasi
2. N0. dokumen 010/107c/KEPRSUD-WK/XI/2016

Sudah tersedia
Sudah tersedia

Sudah tersedia fom penandaan lokasi

Perdir No. 800/319.a/v.06-wk/2016 panduan tentang


pelayanan
bedah

Belum tersedia

Sudah tersedis
Sudah tersedia panduan hand hygiene dan program
kebersihan
tangan

Sudah tersedis

Dalam proses (PPI)


Tersedianya bukti upaya perbaikan program

1. Revisi panduan resiko cedera akibat jatuh


2. Revisi kebijakan/perdir tentang penangan resiko
jatuh pada geriatri
3. Sosialisasi evaluasi dan monitoring

Sudah tersedia panduan pengurangan resiko pasien


cidera akibat jatuh
di rawat jalan

Ada fom skrining resiko jatuh di unit rawat jalan dan


IGD
menggunakan skala get up and go test

Sudah tersedia di MR formulir langkah-langkah untuk


Mengurangi resikojatuh

1. Perdir no. 800/317.d/v.06-wk/2017 tentang


kebijakan pengurangan resiko cedera akibat jatuh

Sudah tersedia formulir pengkajian resiko jatuh


dewasa
Menggunakan skala MORS

Sudah tersedia formulir pengkajian resiko jatuh anak


Menggunakan skala humti dumty

Sudah tersedia fom pengkajian ulang resiko jatuh pasien rawat inap
Sudah tersedia dokumen rekam medis pasien
WAKTU PIHAK TERKAIT
PPI
NO URUT ELEMEN PENILAIAN
PPI.1 1 Direktur rumah sakit telah menetapkan regulasi
PPI meliputi poin a - m pada gambaran umum
(R) .
2 Direktur rumah sakit penetapan Komite/ Tim
PPI, untuk mengelola dan mengawasi kegiatan
PPI di rumah sakit. (R)
3 Direktur rumah sakit telah menetapkan Ketua
Komite/Tim PPI adalah seorang staf medis yang
sesuai kualifikasi dan peraturan perundang-
undangan.

4 Rumah sakit telah menerapkan mekanisme


koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah
sakit dan Komite/tim PPI untuk melaksanakan
program PPI sesuai dalam maksud dan tujuan (D)

5 Direktur rumah sakit memberikan dukungan


sumber daya terhadap penyelenggaraan kegiatan
PPI meliputi namun tidak terbatas pada maksud
dan tujuan (D,W)

PPI 1.1 Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN


purna waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan
kualifikasi sesuai ukuran rumah sakit,
kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan
program dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. ( R)

2 Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan


supervisi pada semua kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit ( D,O)
PPI 2 1 Rumah sakit menetapkan kebijakan Program PPI
yang terdiri dari kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi sesuai maksud dan tujuan
diatas. ( R)

2 Rumah sakit melakukan evaluasi pelaksanaan


program PPI.( D)
PPI 3 1 Rumah sakit secara proaktif telah melaksanakan
pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA)
setiap tahunnya terhadap tingkat dan
kecenderungan infeksi layanan kesehatan sesuai
poin a) – k) pada maksud
dan tujuan dan selanjutnya menggunakan data
tersebut untuk membuat dan menentukan
prioritas/fokus pada Program PPI. (D,W)
2 Rumah sakit telah melaksanakan surveilans data
secara periodik dan dianalisis setiap triwulan
meliputi a) - f) dalam maksud dan tujuan. (D)
PPI 4 1 Rumah sakit telah menerapkan pengolahan
sterilisasi mengikuti peraturan perundang-
undangan. (R,D)
2 Staf yang memroses peralatan medis dan/atau
BMHP telah diberikan pelatihan dalam
pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi serta
mendapat pengawasan. ( D)

3 Metode pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi


dilakukan secara seragam di semua area di rumah
sakit..( R,O,W)
4 Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP
bersih dan steril disimpan dengan baik di area
penyimpanan yang ditetapkan, bersih dan kering
dan terlindungi dari debu, kelembaban, serta
perubahan suhu yang
ekstrem.( D,O)
5 Bila sterilisasi dilaksanakan di luar rumah sakit
harus dilakukan oleh lembaga yang memiliki
sertifikasi mutu dan ada kerjasama yang
menjamin kepatuhan proses sterilisasi sesuai
dengan peraturan perundang undangan (D)

PPI 4.1 1 Rumah sakit menetapkan peralatan medis


dan/atau BMHP yang dapat digunakan ulang
meliputi a) – g) dalam maksud dan tujuan. ( R)
2 Rumah sakit menggunakan proses
terstandardisasi untuk menentukan kapan
peralatan medis dan/atau BMHP yang digunakan
ulang sudah tidak aman atau
tidak layak digunakan ulang. (D,O)

3 Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak


lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse)
peralatan medis dan/atau BMHP meliputi a) – g)
dalam maksud dan tujuan. (D)

PPI 5 1 Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan


dan disinfeksi permukaan dan lingkungan sesuai
standar PPI ( R)
2 Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan
desinfeksi tambahan di area berisiko tinggi
berdasarkan hasil pengkajian risiko ( D,W)
3 Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses
pembersihan dan disinfeksi lingkungan.( D,O)
PPI 6 1 Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang
menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (R)

2 Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan


linen/laundry, termasuk pemilahan, transportasi,
pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan
distribusi (D,O)

3 Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap


pengelolaan linen/laundry sesuai dengan prinsip
PPI termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar
rumah sakit. (D,W)

PPI 7 1 Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan


limbah rumah sakit untuk meminimalkan risiko
infeksi yang meliputi a) – e) pada maksud dan
tujuan. (R,D,O)

2 Penanganan dan pembuangan darah serta


komponen darah sesuai dengan regulasi, dipantau
dan dievaluasi, serta di tindak lanjutnya.
(D,O,W)

3 Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai


dengan regulasi dan dilaksanakan pemantauan,
evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D)
4 Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak
luar rumah sakit harus berdasar atas kerjasama
dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi
mutu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (D)

PPI 7.1 1 Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai


dengan regulasi. (R,D,O)

2 Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar


bedah mayat sudah dikelola sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (D,O,W)
3 Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak
lanjut kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (D)
PPI 7.2 1 Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan,
disimpan di dalam wadah yang tidak tembus,
tidak bocor, berwarna kuning, diberi label
infeksius, dan dipergunakan hanya sekali pakai
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
(D,O,W)

2 Bila pengelolaan benda tajam dan jarum


dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus
berdasar atas kerjasama dengan pihak yang
memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan
peraturan perundang undangan. (D)

3 Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan


jarum. (D)
4 Ada bukti pelaksanaan supervisi dan pemantauan
oleh IPCN terhadap pengelolaan benda tajam dan
jarum sesuai dengan prinsip PPI, termasuk bila
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit. (D)

5 Ada bukti pelaksanaan pemantauan kepatuhan


prinsip-prinsip PPI sesuai regulasi. (D)
PPI 8 1 1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pelayanan makanan di rumah sakit yang meliputi
a) – b) pada maksud dan tujuan. ®
2 Ada bukti pelaksanaan yang penyimpanan bahan
makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian,
dan distribusi makanan sudah sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan. (O,W)

3 Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan


dan produk nutrisi dengan memperhatikan
kesehatan lingkungan meliputi sanitasi, suhu,
pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan
keamanan untuk mengurangi risiko infeksi.
(D,O,W)
PPI 9 1 Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis
dan teknis (mechanical dan engineering control)
minimal untuk fasilitas yang tercantum pada a) –
e) pada maksud dan tujuan. (R,D)

2 Rumah sakit menerapkan penilaian risiko


pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) yang minimal meliputi a) – f)
yang ada pada maksud dan tujuan. ( R)

3 Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko


pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) pada semua renovasi,
kontruksi dan demolisi sesuai dengan regulasi.
(D,W)

4 Terdapat bukti bahwa tindak lanjut pelaksanaan


terhadap penilaian risiko yang dilakukan
memiliki dampak dalam pengurangan risiko
infeksi pada semua renovasi, kontruksi dan
demolisi

PPI 10 1 Rumah sakit menyediakan dan menempatkan


ruangan untuk pasien dengan imunitas rendah
(immunocompromised) sesuai dengan peraturan
perundang undangan. (R,O)

2 Rumah sakit melaksanakan proses transfer pasien


airborne diseases di dalam rumah sakit dan
keluar rumah sakit sesuai dengan peraturan
perundang undangan termasuk di ruang gawat
3 Rumah sakit telah menempatkan pasien infeksi
“air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
termasuk di ruang gawat darurat dan ruang
lainnya. (R,O)

4 Ada bukti pemantauan ruang tekanan negatif dan


penempatan pasien secara rutin. (D,W)
PPI 10.1 1 Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan
pasienbila terjadi ledakan pasien (outbreak)
penyakit infeksi air borne. (R,D)
2 Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan
tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien
(outbreak) sesuai dengan peraturan perundangan.
(D)
3 Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan
pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne. (D)

PPI 11 1 Rumah sakit telah menerapkan hand hygiene


yang mencakup kapan, di mana, dan bagaimana
melakukan cuci tangan mempergunakan sabun
(hand wash) dan
atau dengan disinfektan (hand rubs) serta
ketersediaan fasilitas hand hygiene. (R,D,S)

2 Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali


pakai tersedia di tempat cuci tangan dan tempat
melakukan disinfeksi tangan. (D,O)
3 Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene
kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak.
(D,W)
PPI 11.1 1 Rumah sakit menerapkan penggunaan alat
pelindung diri, tempat yang harus menyediakan
alat pelindung diri, dan pelatihan cara
memakainya. (R,D)

2 Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat


dan benar. (D,O)
3 Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup
sesuai dengan regulasi. (D,O)
4 Ada bukti pelatihan penggunaan alat pelindung
diri kepada semua pegawai termasuk tenaga
kontrak. (D,W)

PPI 12 1 Ada regulasi sistem manajemen data terintegrasi


antara data surveilans dan data indikator mutu di
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu. ( R)
2 Ada bukti pertemuan berkala antara Komite/ Tim
Penyelenggara Mutu dan Komite/Tim PPI untuk
berkoordinasi dan didokumentasikan. (D)
3 Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan
rekomendasi Komite/Tim PPI kepada Komite/
Tim Penyelenggara Mutu setiap tiga bulan. (D)
PPI 13 1 Rumah sakit menetapkan program pelatihan dan
edukasi tentang PPI yang meliputi a) – e) yang
ada pada maksud dan tujuan. ( R)
PPI 13

2 Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua


staf klinik dan nonklinik sebagai bagian dari
orientasi pegawai baru tentang regulasi dan
praktik program PPI. (D)

3 Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien,


keluarga, dan pengunjung (D)

19 STANDAR 62 EP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI PRODUK
Peraturan direktur/ Pedoman PPI meliputi
maksud dan tujuan
PEDOMAN PPI
SK Direktur tentang Komite/Tim PPI

SK KOMITE PPI
Dokumen bukti kualifikasi ketua komisi/Tim
PPI sesuai dengan perundang undangan yang
berlaku
SK KETUA KOMITE
Dokumen bukti tentang pelaksanaan koordinasi
yang melibatkan pimpinan rumah sakit dan
komite/tim PPI untuk melaksanakan program
PPI. (UMAN)

BUKTI KOORDINASI SETIAP 3 SEMESTER


Dokumen bukti dukungan direktur RS terhadap
sumber daya

RUANG PPI
SK perawat PPI/IPCN dan IPCLN
(Jumlah dan kualifikasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan)

SK IPCN
Dokumen hasil pelaksanaan Supervisi oleh
perawat PPI/IPCN
BUKTI SUPERVISI PPI DI SETIAP UNIT
(DOKUMENTASI SUPERVISI)
Program Kerja PPI

PROGRAM KERJA
Evaluasi Program Kerja PPI
BUKTI EVALUASI DENGAN MANAGEMEN
Bukti pengkajian risiko pengendalian infeksi
(ICRA) setiap tahun

LAPORAN ICRA
Laporan surveilens tiap triwulan

LAPORAN TRIWULAN
Peraturan direktur/ Pedoman PPI/ Panduan
terdapat poin penerapan pengolahan sterilisasi
PEDOMAN STERILISASI
Bukti staf mendapatkan pelatihan pembersihan,
desinfeksi dan sterilisasi serta pengawasannya.
(Rencana pelatihan/ Sertifikat pelatihan)
BUKTI SERTIFIKAT
Pedoman/SPO pembersihan/sterilisasi sesuai
kebutuhan unit
SPO STERILISASI
Bukti dokumen Foto tempat penyimpanan BUKTI FOTO TEMPAT PENYIMPANAN,
peralatan medis dan/ atau BMHP

Bukti monitoring kelembaban, pemantauan BUKTI MONITORING KELEMBAPAN,


suhu, dan kebersihan PEMANTAUAN SUHU DAN KEBERSIHAN
Ada bukti MOU dengan lembaga sterilisasi
yang memiliki sertifikasi mutu (terakreditasi,
ISO), isi MOU meliputi bukti penjaminan
kepatuhan proses sterilisasi (lihat isi MOU)
STERILISASI DI LAKUKAN DI DALAM RUMAH
SAKIT
SK direktur terkait penetapan alat/ material
yang dapat digunakan ulang
SK RE USE

Dokumen bukti penerapan proses


terstandardisasi (berupa pengecekan kelayakan
alat medis yang di reuse) sesuai standar/
ketentuan RS
BUKTI CEKLIST REUSE
Bukti monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
penggunaan kembali (reuse) peralatan medis

BUKTI PENERAPAN MONITORING REUSE


Peraturan direktur/ Pedoman PPI terdapat poin
proses pembersihan dan desinfeksi permukaan
dan lingkungan
PEDOMAN PPI
Dokumen bukti RS melaksanakan pembersihan
dan desinfeksi dan pada area berisiko tinggi BUKTI PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI AREA
sesuai hasil kajian risiko. RESIKO TINGGI
Dokumen ceklis bukti pelaksanaan pemantauan
proses pembersihan ada analisis dan tindak
lanjut. DOKUMEN CEKLIST
Perdir/ Pedoman PPI terdapat poin
penyelenggaraan pengeloaan linen/laundry PEDOMAN PPI
Pedoman pengorganisasian unit laundry PEDOMAN PENGORGANISASIAN LOUNDRY
Pedoman pelayanan unit kerja pengelola
linen/laundry PEDOMAN PELAYANAN UNIT LOUNDRY
Dokumen bukti implementasi foto-foto alur
proses pemilahan, transportasi, pencucian,
pengeringan, penyimpanan dan distribusi Dokumen bukti implementasi foto-foto alur proses
pemilahan, transportasi, pencucian, pengeringan,
penyimpanan dan distribusi
Dokumen bukti ceklis supervisi olwh IPCN
terhadap pengelolaan linen/laundry
Dokumen bukti ceklis supervisi olwh IPCN
terhadap pengelolaan linen/laundry
Perdir/ Pedoman PPI/ Panduan terdapat poin
pengelolaan limbah

PEDOMAN PPI
Dokumen bukti monitoring pengelolaan
pembuangan darah serta komponen darah
disertai evaluasi dan tindak lanjut
BUKTI MONITORING KELEMBAPAN,
PEMANTAUAN SUHU DAN KEBERSIHAN
Dokumen bukti pelaporan/ tatalaksana pajanan
limbah infeksius, monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelaporan
Dokumen bukti pelaporan
1) Ada MOU/ kerjasama dengan pihak luar RS (
Tripartit RS dengan pihak transporter dan pihak
pengelola limbah B-3)
ADA MOU
2) Ada bukti ijin transporter BUKTI IZIN TRANSPORTER
3) Bukti ijin pengelolaan limbah B3 BUKTI IZIN PENGELOLAAN LIMBAH
4) Bukti sertifikat mutu BUKTI SERTIFIKAT
Perdir/ Pedoman PPI/ panduan terdapat poin
pemulasaraan jenazah dan bedah mayat (jika
ada)
PEDOMAN KAMAR JENAZAH
Dokumen bukti laporan kegiatan pengelolaan Dokumen bukti laporan kegiatan pengelolaan
pemulasaraan jenazah dan bedah mayat pemulasaraan jenazah dan bedah mayat

Dokumen bukti pelaksanaan supervisi (ceklis) Dokumen bukti pelaksanaan supervisi (ceklis)
kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat disertai
disertai evaluasi serta tindak lanjut hasil evaluasi serta tindak lanjut hasil kepatuhan supervisi
kepatuhan supervisi
Dokumen bukti foto-foto pengelolaan limbah Dokumen bukti foto-foto pengelolaan limbah benda
benda tajam safety box tajam safety box

1) Ada MOU/ kerjasama dengan pihak luar RS (


Tripartit RS dengan pihak transporter dan pihak
pengelola limbah B-3)
ADA MOU
2) Ada bukti ijin transporter Ada bukti ijin transporter
3) Bukti ijin pengelolaan limbah B3 Bukti ijin pengelolaan limbah B3
4) Bukti sertifikat mutu Bukti sertifikat mutu
Dokumen Bukti laporan pengelolaan limbah Dokumen Bukti laporan pengelolaan limbah benda
benda tajam tajam
Dokumen bukti pelaksanaan supervisi (ceklis) Dokumen bukti pelaksanaan supervisi (ceklis)
pengelolaan benda tajam dan jarum disertai pengelolaan benda tajam dan jarum disertai evaluasi
evaluasi serta tindak lanjut hasil kepatuhan serta tindak lanjut hasil kepatuhan supervisi
supervisi

Dokumen bukti pemantauan (ceklis) kepatuhan Dokumen bukti pemantauan (ceklis) kepatuhan
pengelolaan benda tajam dan jarum pengelolaan benda tajam dan jarum
Pedoman pelayanan unit/ instalasi dan Pedoman
pengorganisasian unit/ instalasi
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GIZI
Bukti dokumen pelaksanaan penyimpanan
bahan makanan, pengelolahan, pembagian/
pemorsian, dan distribusi makanan (dapat
berupa foto) dokumen pelaksanaan penyimpanan bahan
makanan, pengelolahan, pembagian/ pemorsian,
dan distribusi makanan (dapat berupa foto)
1)  Data monitoring pemantauan suhu 1)  Data monitoring pemantauan suhu penyimpanan
penyimpanan bahan makanan bahan makanan
2) Data pemantauan suhu ruang penyimpanan 2) Data pemantauan suhu ruang penyimpanan bahan
bahan makanan makanan
3) Data pemantuan kelembaban, ventilasi, 3) Data pemantuan kelembaban, ventilasi, pencahayaan
pencahayaan dan keamanan untuk mengurangi dan keamanan untuk mengurangi risiko infeksi.
risiko infeksi.
Ada regulasi : panduan pengendalian mekanis
dan teknis (mechanical and engineering
control ) minimal :
a. Sistem ventilasi bertekanan positif;
b. Biological safety cabinet;
c. Laminary airflow hood;
d. Termostat di lemari pendingin
e. Pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat
dapur.

Perdir/ Pedoman/ Panduan ICRA Perdir/ Pedoman/ Panduan ICRA

Dokumen ICRA renovasi, kontruksi dan


demolisi

DOKUMEN RENOVASI ICRA


Dokumen ICRA renovasi, kontruksi dan
demolisi mencakup tindak lanjut pelaksanaan
terhadap penilaian risiko yang dilakukan

DOKUMEN RENOVASI
Perdir/ Pedoman PPI/ Panduan tentang Perdir/ Pedoman PPI/ Panduan tentang penempatan
penempatan pasien termasuk pasien dengan pasien termasuk pasien dengan imunitas rendah
imunitas rendah (immunompromised) dan (immunompromised) dan pasien menular
pasien menular

Perdir/ Panduan Transfer/ SPO transfer pasien Perdir/ Panduan Transfer/ SPO transfer pasien airborne
airborne
Formulir transfer Formulir transfer
Perdir/ Pedoman PPI/ Panduan Isolasi terdapat
poin tentang penempatan pasien termasuk
penempatan sementara pasien infeksi air borne
jika rumah sakit tidak mempunyai kamar
dengan tekanan negatif

PEDOMAN PPI
Ceklis pemantauan ruang tekanan negative Ceklis pemantauan ruang tekanan negative dan
dan pemantauan penempatan pasien pemantauan penempatan pasien
Perdir/ Panduan pasien (outbreak) Perdir/ Panduan pasien (outbreak)

Dokumen bukti ruang isolasi dengan Dokumen bukti ruang isolasi dengan tekanan
tekanan negative/ menggunakan ventilasi negative/ menggunakan ventilasi alami/ mekanik
alami/ mekanik
Dokumen bukti edukasi kepada staf tentang Dokumen bukti edukasi kepada staf tentang
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan
pasioen (outbreak) penyakit infeksi airborne pasioen (outbreak) penyakit infeksi airborne (UMAN)
(UMAN)

Perdir/ Pedoman PPI/ Panduan Hand hygiene Perdir/ Pedoman PPI/ Panduan Hand hygiene

Dokumen bukti tersedia tempat cuci tangan dan Dokumen bukti tersedia tempat cuci tangan dan tempat
tempat melakukan disinfeksi tangan melakukan disinfeksi tangan

Dokumen bukti pelatihan hand hygiene Dokumen bukti pelatihan hand hygiene (UMAN)
(UMAN)

Perdir/ panduan panduan penggunaan APD

PEDOMAN PPI
Dokumen daftar ketersediaan APD Dokumen daftar ketersediaan APD
Dokumen foto/ gambar penggunaan APD yang Dokumen foto/ gambar penggunaan APD yang benar
benar
Ceklis monitoring kepatuhan APD Ceklis monitoring kepatuhan APD

Ceklis monitoring ketersediaan APD Ceklis monitoring ketersediaan APD

Dokumen bukti pelatihan cara penggunaan APD


untuk seluruh pegawai termasuk tenaga kontrak
(TOR, Undangan, Materi, absensi , Notulen dan
sertifikat)
Dokumen bukti pelatihan cara penggunaan APD
Perdir/ panduan manajemen data terintegrasi Perdir/ panduan manajemen data terintegrasi antara
antara data survelans dan data indicator mutu di data survelans dan data indicator mutu di komite / tim
komite / tim penyelenggara mutu penyelenggara mutu
Dokumen bukti rapat komite PPI dengan Dokumen bukti rapat komite PPI dengan Komite mutu
Komite mutu (dilengkapi UMAN) (dilengkapi UMAN)

Laporan hasil analisis data dan rekomendasi Laporan hasil analisis data dan rekomendasi Komite/
Komite/ tim PPI kepada komite/ tim tim PPI kepada komite/ tim penyelenggara mutu
penyelenggara mutu
Program Kerja PPI

PEDOMAN PPI
Dokumen bukti pelaksanaan orientas pegawai
baru yang terdapat materi ttg PPI. (Dilengkapi
UMAN)
DOKUMEN BUKTI SOSIALISASI PPI
KIE di rekam medis (edukasi kepada pasien dan
keluarga) LEMBAR LIST EDUKASI
Dokumen bukti banner, leaflet, edukasi Dokumen bukti banner, leaflet, edukasi langsung
langsung kepada pengunjung kepada pengunjung
VER DAN VAL RTL TARGET W PIHAK TERKAIT
CATATAN

517

517

###

###

###

###

###

###

###
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
MFK 1 1 Rumah sakit menetapkan regulasi terkait
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK) yang meliputi poin a) - j) pada
gambaran umum. ( R )

2 Rumah sakit telah melengkapi izin-izin dan


sertifikasi yang masih berlaku sesuai
persyaratan peraturan perundang-undangan.
( D)

3 Pimpinan rumah sakit memenuhi


perencanaan anggaran dan sumber daya serta
memastikan rumah sakit memenuhi
persyaratan perundang-undangan. ( D)

MFK 2 1 Rumah sakit telah menetapkan


Penanggungjawab MFK yang memiliki
kompetensi dan pengalaman dalam
melakukan pengelolaan pada fasilitas dan
keselamatan di lingkungan rumah sakit. ( R)

2 Penanggungjawab MFK telah menyusun


Program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) yang meliputi poin a)-j)
dalam maksud dan tujuan.( D)
3 Penanggungjawab MFK telah melakukan
pengawasan dan evaluasi Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) setiap
tahunnya meliputi poin a)-g) dalam maksud
dan tujuan serta melakukan penyesuaian
program apabila diperlukan ( D)

4 Penerapan program Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan (MFK) pada tenant/penyewa
lahan yang berada di lingkungan rumah sakit
meliputi poin a)-e) dalam maksud dan
tujuan.( D)

MFK 3 1 Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan


keselamatan rumah sakit meliputi poin a)-c)
pada maksud dan tujuan. ( R)
2 Rumah sakit telah mengintegrasikan
program Kesehatan dan keselamatan kerja
staf ke dalam program manajemen fasilitas
dan keselamatan.( D,W)

3 Rumah sakit telah membuat pengkajian


risiko secara proaktif terkait keselamatan di
rumah sakit setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk
register. ( D,W)

4 Rumah sakit telah melakukan pemantauan


risiko keselamatan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan kepada pimpinan rumah sakit.
MFK 4 1

Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan


keamanan di lingkungan rumah sakit
meliputi poin a)-e) pada maksud dan tujuan.(
R)

2 Rumah sakit telah membuat pengkajian


risiko secara proaktif terkait keamanan di
rumah sakit setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk
register.( D,W)

3 Rumah sakit telah membuat pengkajian


risiko secara proaktif terkait keselamatan di
rumah sakit. (Daftar risiko/risk register). (D)
3 Rumah sakit telah membuat pengkajian
risiko secara proaktif terkait keselamatan di
rumah sakit. (Daftar risiko/risk register). (D)

4 Rumah sakit telah melakukan pemantauan


risiko keamanan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan kepada Direktur rumah sakit.
( D,W)

MFK 5 1 Rumah sakit telah melaksanakan proses


pengelolaan B3 meliputi poin a) - h) pada
maksud dan tujuan. ( R)

2 Rumah sakit telah membuat pengkajian


risiko secara proaktif terkait pengelolaan B3
di rumah sakit setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk
register. ( D,W)

3 Di area tertentu yang rawan terhadap


pajanan telah dilengkapi dengan eye
washer/body washer yang berfungsi dan
terpelihara baik dan tersedia kit
tumpahan/spill kit sesuai ketentuan.
( D,O,W)
4 Staf dapat menjelaskan dan atau
memperagakan penanganan tumpahan B3.
( S, O)
5 Staf dapat menjelaskan dan atau
memperagakan tindakan, kewaspadaan,
prosedur dan partisipasi dalam
penyimpanan, penanganan dan pembuangan
limbah B3. ( D,O,S)

MFK 5.1 1 Rumah sakit melakukan penyimpanan


limbah B3 sesuai poin a)-k) pada maksud
dan tujuan. ( R)
2 Rumah sakit mengolah limbah B3 padat
secara mandiri atau menggunakan pihak
ketiga yang berizin termasuk untuk
pemusnahan limbah B3 cair yang tidak bisa
dibuang ke IPAL (D,O,W)
3 Rumah sakit mengelola limbah B3 cair
sesuai peraturan perundang-undangan.
( D,O,W)
MFK 6 1 Rumah sakit telah melakukan pengkajian
risiko kebakaran secara proaktif meliputi
poin a)-i) dalam maksud dan tujuan setiap
tahun yang didokumentasikan dalam daftar
risiko/risk register. ( R,D,W)

2 Rumah sakit telah menerapkan proses


proteksi kebakaran yang meliputi poin a)-f)
pada maksud dan tujuan.( D,W)
3 Rumah sakit menetapkan kebijakan dan
melakukan pemantauan larangan merokok di
seluruh area rumah sakit.(R,D,O,W)
4 Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil
pengkajian risiko proteksi kebakaran

5 Rumah sakit memastikan semua staf


memahami proses proteksi kebakaran
termasuk melakukan pelatihan penggunaan
APAR, hidran dan simulasi kebakaran setiap
tahun.( D,W)

6 Peralatan pemadaman kebakaran aktif dan


sistem peringatan dini serta proteksi
kebakaran secara pasif telah diinventarisasi,
diperiksa, di ujicoba dan dipelihara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan
didokumentasikan.( D,O,W)

MFK 7 1 Rumah sakit telah menerapkan proses


pengelolaan peralatan medik yang
digunakan di rumah sakit meliputi poin a)-e)
pada maksud dan tujuan.( R,D,W)

2 Rumah sakit menetapkan penanggung


jawab yang kompeten dalam pengelolaan
dan pengawasan peralatan medik di rumah
sakit.( D,W)

3 Rumah sakit telah melakukan pengkajian


risiko peralatan medik secara proaktif setiap
tahun yang didokumentasikan dalam Daftar
risiko/risk register. ( D,W )

4 Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan


oleh pihak yang berwenang dan kompeten.
( D,W)
5 Rumah sakit telah menerapkan pemantauan,
pemberitahuan kerusakan (malfungsi) dan
penarikan (recall) peralatan medis yang
membahayakan pasien. ( D,W)
6 Rumah sakit telah melaporkan insiden
keselamatan pasien terkait peralatan medis
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. ( D,W)

MFK 8 1 Rumah sakit telah menerapkan proses


pengelolaan sistem utilitas yang meliputi
poin a)-e) dalam maksud dan tujuan.( R)
2 Rumah sakit telah melakukan pengkajian
risiko sistim utilitas dan komponen
kritikalnya secara proaktif setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk
register. ( D,W)

MFK 8.1 1 Rumah sakit menerapkan proses


inventarisasi sistim utilitas dan komponen
kritikalnya setiap tahun. (D)
2 Sistem utilitas dan komponen kritikalnya
telah diinspeksi secara berkala berdasarkan
ketentuan rumah sakit. ( D,O,W)
3 Sistem utilitas dan komponen kritikalnya
diuji secara berkala berdasar atas kriteria
yang sudah ditetapkan. ( D,W)
4 Sistem utilitas dan komponen kritikalnya
dipelihara berdasar atas kriteria yang sudah
ditetapkan. ( D,O,W)
5 Sistem utilitas dan komponen kritikalnya
diperbaiki bila diperlukan.( D)
MFK 8.2 1 Rumah sakit mempunyai proses sistem
utilitas terhadap keadaan darurat yang
meliputi poin a)-e) pada maksud dan tujuan.(
R)

2 Air bersih harus tersedia selama 24 jam


setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu.
( D,O,W)
3 Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 (tujuh)
hari dalam seminggu.( D,O,W)

4 Rumah sakit mengidentifikasi area dan


pelayanan yang berisiko paling tinggi bila
terjadi kegagalan listrik atau air bersih
terkontaminasi atau terganggu dan
melakukan penanganan untuk mengurangi
risiko.( D,W)
5 Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan
air bersih cadangan dalam keadaan
darurat/emergensi. ( D,W)

MFK 8.2.1 1 Rumah sakit melaksanakan uji coba sumber


air bersih dan listrik cadangan/alternatif
sekurangnya 6 (enam) bulan sekali atau
lebih sering bila diharuskan oleh peraturan
perundang-undanganan yang berlaku atau
oleh kondisi sumber air. ( R )

2 Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba


sumber air bersih cadangan/alternatif
tersebut.( D,W)
3 Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji
sumber listrik/cadangan/alternatif tersebut.
( D,W)
4 Rumah sakit mempunyai tempat dan jumlah
bahan bakar untuk sumber listrik
cadangan/alternatif yang mencukupi. ( D,W)

MFK 8.3 1 Rumah sakit telah menerapkan proses


sekurang-kurangnya meliputi poin a)-d)
pada maksud dan tujuan.( R)

2 Rumah sakit telah melakukan pemantauan


dan evaluasi proses pada EP 1. ( D,W)

3 Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil


pemantauan dan evaluasi pada EP 2 dan
didokumentasikan.(D,W)
MFK 9 1 Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan
bencana yang meliputi poin a)-h) pada
maksud dan tujuan diatas.( R)
2 Rumah sakit telah mengidentifikasi risiko
bencana internal dan eksternal dalam
Analisa kerentanan bahaya/Hazard
Vulnerability Analysis (HVA) secara
proaktif setiap tahun dan diintegrasikan ke
dalam daftar risiko/risk register dan profil
3 risiko.(D,W)
Rumah sakit membuat Program pengelolaan
bencana di rumah sakit berdasarkan hasil
Analisis kerentanan bahaya/Hazard
Vulnerability Analysis (HVA) setiap tahun.
( D,W)

4 Rumah sakit telah melakukan simulasi


penanggulangan bencana (disaster drill)
minimal setahun sekali termasuk debriefing.
( D,W)

5 Staf dapat menjelaskan dan atau


memperagakan prosedur dan peran mereka
dalam penanganan kedaruratan serta
bencana internal dan external ( S)

6 Rumah sakit telah menyiapkan area


dekontaminasi sesuai ketentuan pada
instalasi gawat darurat.( D,O,W)
MFK 10 1 Rumah sakit menerapkan penilaian risiko
prakonstruksi (PCRA) terkait rencana
konstruksi, renovasi dan demolisi meliputi
poin a)-j) seperti di maksud dan tujuan
diatas.(R)

2 Rumah sakit melakukan penilaian risiko


prakontruksi (PCRA) bila ada rencana
kontruksi, renovasi dan demolisi.(D,W)
3 Rumah sakit melakukan tindakan
berdasarkan hasil penilaian risiko untuk
meminimalkan risiko selama pembongkaran,
konstruksi, dan renovasi.(D,O,W)

4 Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan


kontraktor dipantau, dilaksanakan, dan
didokumentasikan.(D,O,W)
MFK 11 1 Semua staf telah diberikan pelatihan
program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait keselamatan
setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.( D,W)

2 Semua staf telah diberikan pelatihan


program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait keamanan setiap
tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan. (D,W)

3 Semua staf telah diberikan pelatihan


program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait pengelolaan B3
dan limbahnya setiap tahun dan dapat
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran
dan tanggung jawabnya dan
didokumentasikan.(D,W)

4 Semua staf telah diberikan pelatihan


program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait proteksi
kebakaran setiap tahun dan dapat
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran
dan tanggung jawabnya dan
didokumentasikan ( D,W)

5 Semua staf telah diberikan pelatihan


program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait peralatan medis
setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.(D,W)

6 Semua staf telah diberikan pelatihan


program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait sistim utilitas
setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan.(D,W)

7 Semua staf telah diberikan pelatihan


program manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) terkait penanganan
bencana setiap tahun dan dapat menjelaskan
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung
jawabnya dan didokumentasikan (D,W).
8 Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan
program keselamatan mencakup vendor,
pekerja kontrak, relawan, pelajar, peserta
didik, peserta pelatihan, dan lainnya,
sebagaimana berlaku untuk peran dan
tanggung jawab individu, dan sebagaimana
ditentukan oleh rumah sakit.(D,W)

16 STANDAR 72 EP
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI
Peraturan direktur/ Pedoman MFK

a. Izin berusaha teregistrasi di Kementerian


Kesehatan
b. Izin IPLC;
c. MoU dengan pihak ketiga yang berizin sebagai
pengolah dan/atau sebagai transporter limbah B3
yang masih berlaku atau izin alat pengolah limbah
B3;

d. Izin genset berikut uji emisinya;


e. Izin alat radiologi;
f. Sistem pengamanan/pemadaman kebakaran
g. Sistem Utilitas;
h. Izin tempat pembuangan sementara bahan
berbahaya dan beracun (TPS B-3) dll
Rencana jangka panjang (renstra, rencana strategi
bisnis, bisnis plan, dll) dan atau rencana kerja
tahunan (RKA, RBA atau lainnya)

SK Penetapan Komite/Tim K3RS

Program MFK mencakup : a. Keselamatan; b.


Keamanan; c. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan Limbah B3; d. Proteksi
kebakaran; e. Peralatan medis; f. Sistim utilitas; g.
Penanganan kedaruratan dan bencana; h.
Konstruksi dan renovasi; i. Pelatihan; dan j.
Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang
melakukan kegiatan di dalam area lingkungan
rumah sakit
Ceklis terhadap:
a) Pengawasan semua aspek program manajemen
fasilitas dan keselamatan seperti pengembangan
rencana dan memberikan rekomendasi untuk
ruangan, peralatan medis, teknologi, dan sumber
daya;

Ceklis terhadap:
b) Pengawasan pelaksanaan program secara
konsisten dan berkesinambungan;
Ceklis terhadap:
c) Pelaksanaan edukasi staf;
Ceklis terhadap:
d) Pengawasan pelaksanaan pengujian/testing dan
pemantauan program;
Ceklis terhadap:
e) Penilaian ulang secara berkala dan merevisi
program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
jika dibutuhkan;

Ceklis terhadap:
f) Penyerahan laporan tahunan kepada direktur
rumah sakit;
Ceklis terhadap:
g) Pengorganisasian dan pengelolaan laporan
kejadian/ insiden dan melakukan analisis, dan
upaya perbaikan

Dokumen bukti pelaksanaan penerapan program


pada tenant/penyewa lahan dalam hal:
a. Kepemimpinan dan perencanaan;
b. Keselamatan;
c. Keamanan;
d. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan Limbah B3; dan
e. Proteksi kebakaran;

Dokumen bukti pelaksanaan pelaksanaan


pengelolaan keselamatan rumah sakit meliputi:
a) Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan
rumah sakit;

Dokumen bukti pelaksanaan pelaksanaan


pengelolaan keselamatan rumah sakit meliputi:
b) Penyediaan fasilitas pendukung yang aman;
Dokumen bukti pelaksanaan pelaksanaan
pengelolaan keselamatan rumah sakit meliputi:
c) Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde
fasilitas) secara berkala. Mohon dilihat juga
bangunan, prasarana, lingkungan, properti,
teknologi medis dan informasi, peralatan, dan
sistem.

Program K3RS (sesuai dengan Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016) integrasi
dengan program MFK (lihat MFK2 EP2)

Daftar risiko/risk register terkait keselamatan di


rumah sakit

Laporan manajemen risiko hasil pemantauan (yang


dilaporkan setiap 6 bulan kepada Direktur rumah
sakit)
keamanan rumah sakit:
a) Pemberian identitas pada pasien, staf, pekerja
kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga
(penunggu pasien), atau pengunjung (pengunjung
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan
keamanan rumah sakit :
b) Pemeriksaan dan pemantauan keamanan
fasilitas dan lingkungan secara berkala;

Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan


keamanan rumah sakit :
c) Pemantauan dilakukan petugas keamanan
(sekuriti) dan atau memasang kamera sistem
CCTV;

Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan


keamanan rumah sakit :
d) Melindungi semua individu yang berada di
lingkungan rumah sakit;

Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan


keamanan rumah sakit :
e) Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan,
Daftar risiko/risk register terkait keamanan di
rumah sakit

Daftar risiko/risk register terkait keselamatan di


rumah sakit (Lihat MFK3 EP3)
Laporan manajemen risiko hasil pemantauan (yang
dilaporkan setiap 6 bulan kepada Direktur rumah
sakit)
Laporan manajemen risiko tekait keamanan /
Security Risk Analysis Form (yang dilaporkan
setiap 6 bulan kepada Direktur rumah sakit)

Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :


a) Daftar inventarisasi B3 serta limbahnya yang
meliputi jenis, jumlah, simbol dan lokasi
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :
b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3
serta limbahnya;
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :
c) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan
prosedur penggunaan, prosedur bila terjadi
tumpahan atau pajanan;

Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :


d) Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang
menangani B3 (dilengkapi TUMAN)
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :
e) Pemberian label/rambu yang tepat pada B3 serta
limbahnya;
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :
f) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan/spill,
eksposur (terpajan), dan insiden lainnya;
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :
g) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau
persyaratan peraturan lainnya
Dokumen bukti pelaksanaan pengelolaan B3 :
h) Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok
(supplier) wajib melampirkan Lembar Data
Keselamatan/MSDS.

Daftar risiko/risk register terkait pengelolaan B3 di


rumah sakit

Form Eyewash Station/Drench Shower Risk


Assessment Checklist
Staf RS dapat menjelaskan dan atau
memperagakan penanganan tumpahan B3.

Form Hazardous Materials Inventory & Hazardous


Chemicals—Engineering and Other Controls
Checklist

Peraturan direktur/ Pedoman MFK (terkait


persyaratan tempat penyimpanan B3)

a) Bukti pengelolaan limbah B3 padat dan Form


Hazardous Waste Storage Inspection Checklist
b) Izin pengelolaan B3 atau kerja sama dengan
pihak ketiga yang berizin (Lihat MFK1 EP1)
Izin IPAL/IPLC

Daftar risiko/ risk register terkait kebakaran/ Fire


Safety Risk Assesment

Bukti dokumen penerapan proteksi kebakaran : a)


penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah
terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis;

Bukti dokumen penerapan proteksi kebakaran : b)


Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran
yang terkait dengan konstruksi apapun atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati
pasien;

Bukti dokumen penerapan proteksi kebakaran : c)


Penyediaan rambu dan jalan evakuasi yang aman;
Bukti dokumen penerapan proteksi kebakaran : d)
Penyediaan sistem peringatan dini meliputi,
detektor asap (smoke detector), detektor panas
(heat detector), alarm kebakaran, dan lainnya;

Bukti dokumen penerapan proteksi kebakaran : e)


Penyediaan fasilitas pemadaman api meliputi
APAR, hidran, sistem sprinkler, dan lainnya;
Bukti dokumen penerapan proteksi kebakaran : f)
Sistem pemisahan (pengisolasian) dan
kompartemenisasi pengendalian api dan asap.
Regulasi tentang larangan merokok (Smoke- and
Vaping-Free Policy) di seluruh area rumah sakit

Bukti form atau ceklis pengkajian risiko proteksi


kebakaran dan tindak lanjutnya (Fire Protection—
Engineering Controls Checklist)
Bukti pelatihan dan simulasi atau Fire Drill Matrix
(TOR, undangan, daftar hadir, materi, laporan,
evaluasi, sertifikat serta video atau live on site
Simulasi code red)

Dokumen bukti Inventarisasi peralatan


pemadaman kebakaran aktif dan sistem peringatan
dini serta proteksi kebakaran

Dokumen bukti Pemeriksaan berkala peralatan


pemadaman kebakaran aktif dan sistem peringatan
dini serta proteksi kebakaran
Dokumen bukti Uji coba peralatan pemadaman
kebakaran aktif dan sistem peringatan dini serta
proteksi kebakaran
Dokumen bukti Pemeliharaan berkala peralatan
pemadaman kebakaran aktif dan sistem peringatan
dini serta proteksi kebakaran
Dokumen bukti penerapan proses Identifikasi
penilaian kebutuhan alat medik dan uji fungsi
pengelolaan peralatan medik
Dokumen bukt Inventarisasi peralatan medik
Dokumen bukti penerapan proses pemeriksaan
peralatan medik meliputi
Dokumen bukti penerapan proses pengujian
pengelolaan peralatan medik
Dokumen bukti penerapan proses pemeliharaan
preventif (PM Check) dan kalibrasi pengelolaan
peralatan medik
SK untuk penanggung jawab pengelolaan dan
pengawasan peralatan medik

Bukti daftar risiko/risk register peralatan medik


setiap tahun

Dokumen bukti perbaikan alat dilakukan oleh


SDM/Badan yang berwenang dan kompeten (ada
bukti kewenangan)
Dokumen bukti pelaksanaan pemantauan,
pemberitahuan kerusakan (malfungsi) dan
penarikan (recall) peralatan medis yang
membahayakan keselamatan pasien
Bukti laporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
terkait peralatan medis (Lihat PMKP)

Peraturan direktur/ Pedoman MFK terdapat poin


sistem utilitas

Bukti daftar risiko/risk register untuk jaringan


listrik, air, ventilasi dan aliran udara (HVAC), gas
medik dan uap panas

Daftar inventarisasi sistem utilitas dan komponen


kritikalnya

Dokumen bukti pelaksanaan inspeksi sistem


utilitas dan komponen kritikalnya

Dokumen bukti pelaksanaan pengujian sistem


utilitas dan komponen kritikalnya

Dokumen bukti pelaksanaan pemeliharaan sistem


utilitas dan komponen kritikalnya

Dokumen bukti pelaksanaan perbaikan sistem


utilitas dan komponen kritikalnya
Peraturan direktur/ Pedoman MFK mencakup poin
proses sistem utilitas terhadap keadaan darurat

Bukti ketersediaan air berupa perhitungan


kebutuhan air sesuai dengan pemakaian (dan saat
darurat)
Bukti ketersediaan listrik berupa perhitungan
kebutuhan listrik sesuai dengan pemakaian (dan
saat darurat)
Bukti hasil identifikasi area dan pelayanan yang
berisiko paling tinggi kegagalan listrik atau air
bersih terkontaminasi atau terganggu disertai
Prosedur penanganan untuk mengurangi risiko
a) Bukti dokumen kajian kebutuhan sumber listrik
dan air bersih alternative dalam keadaan emergensi
b)bukti kerjasama/ MOU penyedia genset dan air
bersih jika terjadi gangguan
Peraturan direktur/ Pedoman MFK mencakup poin
uji coba sumber air bersih dan listrik
cadangan/alternatif sekurangnya 6 (enam) bulan
sekali

Peraturan direktur/ Pedoman MFK mencakup poin


uji coba sumber air bersih dan listrik
cadangan/alternatif sekurangnya 6 (enam) bulan
sekali

Bukti dokumentasi hasil uji coba sumber air bersih


cadangan atau alternatif

Bukti dokumentasi hasil uji coba sumber listrik


cadangan atau alternatif

Bukti dokumentasi tempat dan jumlah bahan bakar


untuk sumber listrik cadangan/alternatif
disesuaikan dengan perhitungan kebutuhan listrik
pemakaian (dan saat darurat)

Peraturan direktur/ pedoman MFK terdapat poin


meliputi : a) pelaksanaan monitoring mutu air
bersih; b) pemeriksaan air limbah; c) pemeriksaan
mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal; d)
monitoring hasil pemeriksaan air dan perbaikan
bila diperlukan

Dokumen bukti pemantauan dan evaluasi proses:


a) pelaksanaan monitoring mutu air bersih
Dokumen bukti pemantauan dan evaluasi proses:
b) pemeriksaan air limbah
Dokumen bukti pemantauan dan evaluasi proses:
c) pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk
dialisis ginjal
Dokumen bukti pemantauan dan evaluasi proses:
d) monitoring hasil pemeriksaan air dan perbaikan
bila diperlukan
Bukti implementasi evaluasi EP 2 (Utility Systems:
Documentation Checklist and Evaluation Form)
Peraturan direktur/ pedoman MFK terdapat poin
pengelolaan bencana sesuai maksud dan tujuan

a) Dokumen identifikasi risiko bencana internal


dan eksternal rumah sakit
b) Dokumen HVA
c) Bukti Integrasi HVA dalam risk register
d) Bukti Integrasi HVA dalam profil risiko
Bukti kegiatan program beserta TOR, Emergency
Response (Disaster Plan) Staff Training Checklist,
dll

Bukti kegiatansimulasi penanggulangan bencana


(disaster drill)

Simulasi penanggulangan bencana (disaster drill)

Decontamination Event Procedure Checklist dan


melihat ruangannya

Peraturan direktur/ pedoman MFK terdapat poin


penilaian risiko prakonstruksi (PCRA) terkait
rencana konstruksi, renovasi dan demolisi

Formulir Pre-Construction Risk Assessment


Checklist

Dokumen implementasi penanganan risiko (strategi


pengendalian/penanganan risiko) hasil PCRA pada
konstruksi, renovasi dan demolisi, serta melihat
lokasi pembongkaran, konstruksi dan renovasi (bila
ada)

Audit Kontraktor dengan Post-Construction


Checklist
Bukti kegiatan pelatihan program manajemen
fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
keselamatan (beserta kelengkapan TUMAN)

Bukti kegiatan pelatihan program manajemen


fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait keamanan
(beserta kelengkapan TUMAN)

Bukti kegiatan pelatihan program manajemen


fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait
pengelolaan B3 dan limbahnya (beserta
kelengkapan TUMAN)

Bukti kegiatan pelatihan program manajemen


fasilitas dan keselamatan (MFK) proteksi
kebakaran (beserta kelengkapan TUMAN)

Bukti kegiatan pelatihan program manajemen


fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait proteksi
peralatan medis (beserta kelengkapan TUMAN)

Bukti kegiatan pelatihan program manajemen


fasilitas dan keselamatan (MFK) terkait peralatan
medis (beserta kelengkapan TUMAN)

Bukti kegiatan pelatihan program manajemen


fasilitas dan keselamatan (MFK)terkait penanganan
bencana (beserta kelengkapan TUMAN)
Bukti kegiatan pelatihan petugas tentang
pengelolaan fasilitas dan program keselamatan
vendor (bila ada), pekerja kontrak (bila ada),
relawan (bila ada), pelajar (bila ada), peserta didik
(bila ada), dan peserta pelatihan (bila ada)
PRODUK VERIFIKASI/VALIDASI
- Peraturan Pemerintah RI No 66 tahun 2016 tentang keselamatan da
kesehatan kerja rumah sakit
'- UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
'- Keputusan menteri kesehatan No. 432/MENKES/SK/IV/2017
'-Pedoman penyusunan Rencana Induk (master plan) '-
Pedoman teknis bangunan rumah sakit yang amandalam situasi daruratdan
bencana '-
Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010
'-

Pedoman Manajemen fasilitas Keselamatan RS


Pedoman Peralatan Medis RS

Izin usaha

IZIN IPLC

perjanjian kerjasama pengelolaan limbah B3

izin genset
Izin BAPETEN
sertifikat
sertifikat

izin tps b3

RKA,RBA,Renstra

SK

program kerja K3RS


Ceklist

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Ceklist

Tidak ada tenant

laporan

laporan
laporan

program kerja

daftar resiko

laporan 6 bulan

Panduan dan SOP Gelang pasien


sk direktur tentang kelengkapan atribut pegawai (name tag)
kartu pendamping pasien

Laporan harian satpam

Panduan pemasangan cctv

jadwal jaga sekuriti

SOP Perlindungan terhadap kekerasan fisik


SOP Kartu parkir

daftar resiko

daftar resiko
laporan 6 bulan satpam

laporan

data inventaris

pelaksanaan pengolahan limbah b3

pelaksanaan APD

pelatihan

pemberian laber

pelaporan spill kit

dokumentasi izin lisensi

data pengolahan b3

daftar resiko

eyewash/ drench shower


spo

form hazard

regulasi

form hazard

izin b3

izin ipal

daftar resiko

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan
pedoman

Ceklist

surat permintaan pelatihan & video

apar

jadwal pengecekan apar

laporan uji coba apar

dokumen pemeliharaan apar

sertifikat uji fungsi


surat usulan kebutuhan alkes dari unit
buku inventaris barang
buku inventaris barang

General Inspection Maintenance (GIM)

sertifikat uji fungsi

ceklis kelayakan alat


sertifikat kalibrasi

sk bendahara barang

daftar resiko

sertifikat maintenance
ceklis kelayakan alat
usulan perbaikan alat dari unit
tidak ada recall

laporan insiden

pedoman

laporan

daftar invetaris

laporan

uji fungsi

laporan

laporan

pedoman

laporan

laporan

laporan
laporan

Tidak ada

pedoman

pedoman

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan

laporan
pedoman pengelolaan bencana

Panduan

hva
dokumen hva
dokumen hva

TOR

SIMULASI bencana

SIMULASI bencana

ceklist

Pedoman PCRA

Form pre construction

hasil implementasi pcra

audit
pelatihan k3rs

pelatihan k3rs

pelatihan k3rs

pelatihan penanggulan kebakaran

pelatihan k3rs

pelatihan k3rs

pelatihan k3rs
pelatihan k3rs
RTL TARGET WAKTU PIHAK TERKAIT
KPS
STANDAR NO URUT ELEMEN PENILAIAN
KPS 1 1 Direktur telah menetapkan regulasi
terkait Kualifikasi Pendidikan dan staf
meliputi poin a - e pada gambaran
umum ( R)

2 Kepala unit telah merencanakan dan


menetapkan persyaratan pendidikan,
kompetensi dan pengalaman staf di
unitnya sesuai peraturan dan perundang-
undangan. ( D)

3 Kebutuhan staf telah direncanakan


sesuai poin a)-e) dalam maksud dan
tujuan. (D)

4 Perencanaan staf meliputi penghitungan


jumlah, jenis, dan kualifikasi staf
menggunakan metode yang diakui
sesuai peraturan perundang – undangan.
(D)
5 Perencanaan staf termasuk membahas
penugasan dan rotasi/alih fungsi staf.
( D)
6 Efektivitas perencanaan staf dipantau
secara berkelanjutan dan diperbarui
sesuai kebutuhan.( D,W)

KPS 2 1 Setiap staf telah memiliki uraian tugas


sesuai dengan tugas yang diberikan( D)
2 Tenaga kesehatan yang diidentifikasi
dalam a) hingga d) dalam maksud dan
tujuan, memiliki uraian tugas yang
sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.(D)

KPS 3 1 Rumah sakit telah menetapkan regulasi


terkait proses rekruitmen, evaluasi
kompetensi kandidat calon staf dan
mekanisme pengangkatan staf di rumah
sakit.( R)

2 Rumah sakit telah menerapkan proses


meliputi poin a-c di maksud dan tujuan
secara seragam.(D,W)

KPS 4 1 Rumah sakit telah menetapkan dan


menerapkan proses untuk menyesuaikan
kompetensi PPA dengan kebutuhan
pasien. ( R)

2 Para PPA baru dievaluasi pada saat akan


memulai pekerjaannya oleh kepala unit
di mana PPA tersebut ditugaskan.( D)

3 Terdapat setidaknya satu atau lebih


evaluasi yang didokumentasikan untuk
tiap PPA sesuai uraian tugas setiap
tahunnya atau sesuai ketentuan rumah
sakit.( D)
KPS 5 1 Rumah sakit telah menetapkan dan
menerapkan proses untuk menyesuaikan
kompetensi staf non klinis dengan
persyaratan jabatan/posisi. ( R)

2 Staf non klinis yang baru dinilai


kinerjanya pada saat akan memulai
pekerjaannya oleh kepala unit di mana
staf tersebut ditugaskan.( D,W)

3 Terdapat setidaknya satu atau lebih


evaluasi yang didokumentasikan untuk
tiap staf non klinis sesuai uraian tugas
setiap tahunnya atau sesuai ketentuan
rumah sakit. ( D,W)

KPS 6 1 File kepegawaian staf distandardisasi


dan dipelihara serta dijaga
kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan
rumah sakit (O)

2 File kepegawaian mencakup poin a)-g)


sesuai maksud dan tujuan. (O)

KPS 7 1 Rumah sakit telah menetapkan regulasi


tentang orientasi bagi staf baru di rumah
sakit.( R)

2 Tenaga kerja baru telah diberikan


orientasi umum dan orientasi khusus
sesuai.( D,W)

3 Staf non klinis baru telah diberikan


orientasi umum dan orientasi khusus.
(D,W)

4 Tenaga kontrak, paruh waktu,


mahasiswa atau trainee dan sukarelawan
telah diberikan orientasi umum dan
orientasi khusus (jika ada).( D,W)
KPS 8 1 Rumah sakit telah mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan staf berdasarkan
sumber berbagai informasi, mencakup a)
- h) dalam maksud dan tujuan.(R)

2 Program pendidikan dan pelatihan telah


disusun berdasarkan hasil identifikasi
sumber informasi pada EP 1. (D)

3 Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan


diberikan kepada staf rumah sakit baik
internal maupun eksternal.(D,W)

4 Rumah sakit telah menyediakan waktu,


anggaran dengan sarana dan prasarana
yang memadai bagi semua staf untuk
mendapat kesempatan mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan.( D,O,W)

KPS 8.1 1 Rumah sakit telah menetapkan pelatihan


teknik resusitasi jantung paru tingkat
dasar (BHD) pada seluruh staf dan
bantuan hidup tingkat lanjut bagi staf
yang ditentukan oleh rumah sakit.( R)

2 Terdapat bukti yang menunjukkan


bahwa staf yang mengikuti pelatihan
3 BHD atau
Tingkat bantuanyang
pelatihan hidup tingkat lanjut
ditentukan untuk
tiap staf harus diulang berdasarkan
persyaratan dan/atau jangka waktu yang
ditetapkan oleh program pelatihan yang
KPS 9 1 Program kerja kesehatan dan
keselamatan staf yang telah ditetapkan
oleh direktur
2 Program kesehatan dan keselamatan staf
mencakup setidaknya a) hingga h) yang
tercantum dalam maksud dan tujuan.
( D)

3 Rumah sakit mengidentifikasi penularan


penyakit infeksi atau paparan yang dapat
terjadi pada staf serta melakukan upaya
pencegahan dengan vaksinasi.( D)
4 Berdasar atas epidemologi penyakit
infeksi maka rumah sakit
mengidentifikasi risiko staf terpapar atau
tertular serta melaksanakan pemeriksaan
5 Rumah sakit telah melaksanakan
evaluasi, konseling, dan tata laksana
lebih lanjut untuk staf yang terpapar
penyakit infeksi serta dikoordinasikan
dengan program pencegahan dan
pengendalian infeksi.( D)
6 Rumah sakit telah mengidentifikasi area
yang berpotensi untuk terjadi tindakan
kekerasan di tempat kerja (workplace
violence) dan menerapkan upaya untuk
mengurangi risiko tersebut ( D,W)
7 Rumah sakit telah melaksanakan
evaluasi, konseling, dan tata laksana
lebih lanjut untuk staf yang mengalami
cedera akibat tindakan kekerasan di
tempat kerja.( D)
KPS 10 1 Rumah sakit telah menetapkan peraturan
internal staf medis (medical staf bylaws)
yang mengatur proses penerimaan,
kredensial, penilaian kinerja, dan
rekredensial staf medis ( R)

2 Rumah sakit telah melaksanakan proses


kredensial dan pemberian kewenangan
klinis untuk pelayanan diagnostik,
konsultasi, dan tata laksana yang
diberikan oleh dokter praktik mandiri di
rumah sakit secara seragam ( D,W)

3 Rumah sakit telah melaksanakan proses


kredensial dan pemberian kewenangan
klinis kepada dokter praktik mandiri dari
luar rumah sakit seperti konsultasi
kedokteran jarak jauh (telemedicine),
radiologi jarak jauh (teleradiology), dan
interpretasi untuk pemeriksaan
diagnostik lain: elektrokardiogram
(EKG), elektroensefalogram (EEG),
elektromiogram (EMG), serta
pemeriksaan lain yang serupa. ( D)

4 Setiap staf medis yang memberikan


pelayanan di rumah sakit wajib
menandatangani perjanjian sesuai
dengan regulasi rumah sakit ( D)

5 Rumah sakit telah melaksanakan


verifikasi ke Lembaga/Badan/Instansi
pendidikan atau organisasi profesional
yang diakui yang mengeluarkan
izin/sertifikat, dan kredensial lain dalam
proses kredensial sesuai dengan
peraturan perundangundangan atau yang
( D)

6 Ada bukti dilaksanakan kredensial


tambahan ke sumber yang
mengeluarkan apabila tenaga medis
yang meminta kewenangan klinis
tambahan yang canggih atau
subspesialisasi. (D)
KPS 10.1 1 Pengangkatan staf medis dibuat berdasar
atas kebijakan rumah sakit dan konsisten
dengan populasi pasien rumah sakit,
misi, dan pelayanan yang diberikan
untuk memenuhi kebutuhan pasien. (D)

2 Pengangkatan tidak dilakukan sampai


setidaknya izin/surat tanda registrasi
sudah diverifikasi dari sumber utama
yang mengeluarkan surat tesebut dan
tenaga medis dapat memberikan
pelayanan kepada pasien di bawah
supervisi sampai semua kredensial yang
disyaratkan undang-undang dan
peraturan sudah diverifikasi dari
sumbernya( O,W)

3 Untuk tenaga medis yang belum


mendapatkan kewenangan mandiri,
dilakukan supervisi dengan mengatur
frekuensi supervisi dan supervisor yang
ditunjuk serta didokumentasikan di file
kredensial staf tersebut.( D,O,W)

KPS 11 1 Direktur menetapkan kewenangan


klinis setelah mendapat rekomendasi
dari Komite Medik termasuk
kewenangan tambahan dengan
mempertimbangan poin a)-j) dalam
maksud dan tujuan. ( R)
2 Ada bukti pemberian kewenangan klinis
berdasar atas rekomendasi kewenangan
klinis dari Komite Medik.( D)

3 Ada bukti pelaksanaan pemberian


kewenangan tambahan setelah
melakukan verifikasi dari sumber utama
yang mengeluarkan ijazah/sertifikat.( D)

4 Surat penugasan klinis dan rincian


kewenangan klinis anggota tenaga
medis dalam bentuk cetak atau
elektronik (softcopy) atau media lain
tersedia di semua unit pelayanan.( D)

5 Setiap tenaga medis hanya memberikan


pelayanan klinis sesuai kewenangan
klinis yang diberikan kepadanya.( O)
KPS 12 1 Rumah sakit telah menetapkan dan
menerapkan proses penilaian kinerja
untuk evaluasi mutu praktik profesional
berkelanjutan, etik, dan disiplin (OPPE)
tenaga medis ( R)

2 Penilaian OPPE tenaga medis memuat 3


(tiga) area umum 1) - 3) dalam maksud
dan tujuan (D)

3 Penilaian OPPE juga meliputi peran


tenaga medis dalam pencapaian target
indikator mutu yang diukur di unit
tempatnya bekerja (D)

4 Data dan informasi hasil pelayanan


klinis dari tenaga medis dikaji secara
objektif dan berdasar atas bukti, jika
memungkinkan dilakukan
benchmarking dengan pihak eksternal
rumah sakit.( D)
5 Data dan informasi hasil pemantauan
kinerja tenaga medis sekurang-
kurangnya setiap 12 (dua belas) bulan
dilakukan oleh kepala unit, kepala
kelompok tenaga medis, Subkomite
Mutu Profesi Komite Medik dan
pimpinan pelayanan medis. Hasil,
simpulan, dan tindakan
didokumentasikan di dalam file
kredensial tenaga medis tersebut( D)

6 Jika terjadi kejadian insiden keselamatan


pasien atau pelanggaran perilaku etik
maka dilakukan tindakan terhadap
tenaga medis tersebut secara adil (just
culture) berdasarkan hasil analisa terkait
kejadian tersebut.(D)
7 Bila ada temuan yang berdampak pada
pemberian kewenangan tenaga medis,
temuan tersebut didokumentasi ke dalam
file tenaga medis dan diinformasikan
serta disimpan di unit tempat tenaga
medis memberikan pelayanan. ( D)

KPS 13 1 Berdasarkan penilaian praktik


profesional berkelanjutan tenaga medis,
rumah sakit menentukan sedikitnya
setiap 3 (tiga) tahun, apakah
kewenangan klinis tenaga medis dapat
dilanjutkan dengan atau tanpa
modifikasi (berkurang atau bertambah).(
2 D)
Terdapat bukti terkini dalam berkas
setiap tenaga medis untuk semua
kredensial yang perlu diperbarui secara
periodik. ( D)
3 Ada bukti pemberian kewenangan klinis
tambahan didasarkan atas kredensial
yang telah diverifikasi dari sumber
Badan/Lembaga/Institusi penyelenggara
pendidikan atau pelatihan. Sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(D)
KPS 14 1 Rumah sakit telah menetapkan dan
menerapkan proses kredensial yang
efektif terhadap tenaga perawat meliputi
poin a) - c) dalam maksud dan tujuan.
( R)

2 Tersedia bukti dokumentasi pendidikan,


registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan
pengalaman yang terbaharui di file
tenaga perawat.(D)

3 Terdapat pelaksanaan verifikasi ke


sumber Badan/Lembaga/institusi
penyelenggara pendidikan/pelatihan
yang seragam.(D)
4 Terdapat bukti dokumen kredensial
yang dipelihara pada setiap tenaga
perawat.( D)
5 Rumah sakit menerapkan proses untuk
memastikan bahwa kredensial perawat
kontrak lengkap sebelum penugasan.
( O)
KPS 15 1 Rumah sakit telah menetapkan rincian
kewenangan klinis perawat berdasar
hasil kredensial terhadap perawat.( D)

2 Rumah sakit telah menetapkan Surat


Penugasan Klinis tenaga perawatsesuai
dengan peraturan perundang-undangan.(
D)

KPS 16 1 Rumah sakit telah melakukan penilaian


kinerja tenaga perawat secara periodik
menggunakan format dan metode sesuai
ketentuan yang ditetapkan rumah sakit.
( R,D,O)

2 Penilaian kinerja tenaga perawat


meliputi pemenuhan uraian tugasnya
dan perannya dalam pencapaian target
indikator mutu yang diukur di unit
tempatnya bekerja.( D)

3 Pimpinan rumah sakit dan kepala unit


telah berlaku adil (just culture) ketika
ada temuan dalam kegiatan peningkatan
mutu, laporan insiden keselamatan
pasien atau manajemen risiko.( D)

4 Rumah sakit telah mendokumentasikan


hasil kajian, tindakan yang diambil, dan
setiap dampak atas tanggung jawab
pekerjaan perawat dalam file kredensial
perawat.(D)

KPS 17 1 Rumah sakit telah menetapkan dan


menerapkan proses kredensial yang
efektif terhadap tenaga Kesehatan
lainnya meliputi poin a) - c) dalam
maksud dan tujuan.( R)
2 Tersedia bukti dokumentasi pendidikan,
registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan
pengalaman yang terbaharui di file
tenaga Kesehatan lainnya. (D)

3 Terdapat pelaksanaan verifikasi ke


sumber Badan/Lembaga/institusi
penyelenggara Pendidikan/pelatihan
yang seragam.(D)
4 Terdapat dokumen kredensial yang
dipelihara dari setiap tenaga kesehatan
lainnya.( D)

KPS 18 1 Rumah sakit telah menetapkan rincian


kewenangan klinis profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
lainnya berdasar atas hasil kredensial
tenaga Kesehatan lainnya.( D)

2 Rumah sakit telah menetapkan surat


penugasan klinis kepada tenaga
Kesehatan lainnya sesuai dengan
peraturan perundangundangan.(D)

KPS 19 1 Rumah sakit telah melakukan penilaian


kinerja tenaga Kesehatan lainnya secara
periodik menggunakan format dan
metode sesuai ketentuan yang ditetapkan
rumah sakit ( D,D,O)

2 Penilaian kinerja tenaga Kesehatan


lainnya meliputi pemenuhan uraian
tugasnya dan perannya dalam
pencapaian target indikator mutu yang
diukur di unit tempatnya bekerja.( D)

3 Pimpinan rumah sakit dan kepala unit


telah berlaku adil (just culture) ketika
ada temuan dalam kegiatan peningkatan
mutu, laporan insiden keselamatan
pasien atau manajemen risiko.(D)

4 Rumah sakit telah mendokumentasikan


hasil kajian, tindakan yang diambil, dan
setiap dampak atas tanggung jawab
pekerjaan tenaga kesehatan dalam file
kredensial tenaga kesehatan lainnya.( D)
21 STANDAR 81 EP
KPS
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI
1. Perdir pedoman Perencanaan dan pengelolaan staf
(termasuk pengelolaan file kepegawaian)

2.     Perdir pedoman Pendidikan dan pelatihan;

3.     Perdir pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja staf;

4.    Perdir pedoman tentang kualifikasi dan pendidikan Staf


medis;

5.   Perdir pedoman tentang kualifikasi dan pendidikan  


Tenaga keperawatan; dan

6. Perdir pedoman tentang kualifikasi dan pendidikan


Tenaga Kesehatan lainnya.

Perencanaan kepala unit untuk pemenuhan kebutuhan sumber


daya manusia berdasarkan pedoman pengorganisasian unit
(terkait persyaratan pendidikan, kompetensi dan pengalaman
staf)

Perencanaan kebutuhan staf mempertimbangkan :


a) Misi rumah sakit.
b) Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas serta
kebutuhan pasien.
c) Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan rumah
sakit.
d) Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.
e) Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan pasien

Penghitungan perencanaan staf tahunan berdasarkan usulan


unit meliputi penghitungan jumlah, jenis dan kualifikasi staf,
menggunakan metode yang diatur peraturan perundang-
undangan (sistem penugasan, system penghitungan
ketenagaan/ pola penugasan dll) Dokumen perhitungan
kebutuhan staf sesuai perundang2an --> mungkin berbeda
antar unit kerja
Notulen rapat perencanaan staf --> pembahasan penugasan,
rotasi dan alih fungsi sesuai kebutuhan (dilengkapi UMAN )
Laporan pemantauan dan evaluasi perencanaan staf
berkelanjutan dan diperbaharui sesuai kebutuhan (Dokumen
evaluasi perencanaan staf )

dokumen uraian tugas untuk setiap staf RS

dokumen uraian tugas tenaga kesehatan :


1. Tenaga kesehatan ditugaskan di bidang manajerial
2. Tenaga Kesehatan melakukan dua tugas yaitu di bidang
manajerial dan di bidang klinis
3. Tenaga Kesehatan yang sedang mengikuti Pendidikan dan
bekerja dibawah supervise,
4. Tenaga Kesehatan yang diizinkan untuk memberikan
pelayanan sementara dirumah sakit

Perdir pedoman/ panduan proses rekrutmen, evaluasi


kompetensi kandidat calon staf dan mekanisme pengangkatan
staf di rumah sakit

1)      Laporan rekrutmen sesuai kebutuhan rumah sakit

2)      Hasil evaluasi kompetensi kandidat calon staf

3)      SK pengangkatan staf


Perdir Panduan penetapan kompetensi PPA sesuai kebutuhan
pasien

hasil penilaian kompetensi awal untuk memastikan apakah


PPA dapat melakukan tanggung jawab sesuai uraian tugasnya

Dokumen evaluasi PPA baru oleh kepala unit pada saat akan
memulai pekerjaannya

Dokumen evaluasi PPA sesuai uraian tugas minimal setiap


tahun sekali
Perdir Panduan penetapan kompetensi staf non klinis sesuai
persyaratan jabatan/posisi.

Dokumen evaluasi staf non klinis baru oleh kepala unit pada
saat akan memulai pekerjaannya

Dokumen evaluasi staf non klini ssesuai uraian tugas minimal


setiap tahun sekali

Susunan file kepegawaian terstandarisasi (seragam)

Susunan file kepegawaian dipelihara serta dijaga


kerahasiaannya, disimpan ditempat tertutup
Isi file setiap pegawai mencakup
a) Pendidikan, kualifikasi, keterampilan, kompetensi, staf.
b) Bukti orientasi.
c) Uraian tugas staf.
d) Riwayat pekerjaan staf.
e) Penilaian kinerja staf.
f) Salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun di luar
rumah sakit yang telah diikuti.
g) Informasi kesehatan yang dipersyaratkan, seperti
vaksinasi/imunisasi, hasil medical check up.

Perdir panduan orientasi umum dan khusus bagi staf baru


baik klinis & non klinis

Laporan pelaksanaan orientasi umum dan khusus bagi


Tenaga kesehatan baru (ada TOR, materi, absensi, evaluasi,
laporan pelaksanaan pelatihan, sertifikat orientasi)

Laporan pelaksanaan orientasi umum dan khusus bagi staf


non klinis baru diberikan (disertai TOR, materi, absensi,
evaluasi, laporan pelaksanaan pelatihan, sertifikat orientasi)

Laporan pelaksanaan orientasi umum & khusus staf tenaga


kontrak, paruh waktu, trainee & sukarelawan (Uman)
Hasil identifikasi kebutuhan pendidikan dan staf dari berbagai
sumber informasi:
a) Hasil kegiatan pengukuran data mutu dan keselamatan
pasien.
b) Hasil analisa laporan insiden keselamatan pasien.
c) Hasil survei budaya keselamatan pasien.
d) Hasil pemantauan program manajemen fasilitas dan
keselamatan.
e) Pengenalan teknologi termasuk penambahan peralatan
medis baru, keterampilan dan pengetahuan baru yang
diperoleh dari penilaian kinerja.
f) Prosedur klinis baru.
g) Rencana untuk menyediakan layanan baru di masa yang
akan datang.
h) Kebutuhan dan usulan dari setiap unit.

1. Program pendidikan & pelatihan staf (telah ditetapkan


direktur)

Bukti proses penyusunannya (disertai Uman)

Bukti pelaksanaan pendidikan & pelatihan staf internal &


eksternal (TOR, Uman, sertifikat)

Bukti tentang penyediaan waktu, rencana anggaran dan


realisasi, sarana dan prasarana yang memadai untuk staf yang
mengikuti diklat antara lain: penyediaan waktu , anggaran,
sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan
- dok rencana anggaran RS / RBA/RKA
- jadwal pelaksanaan diklat
- daftar sarpras untuk diklat staf

1)    Perdir tentang Panduan pelatihan hidup dasar untuk


seluruh staf

2. Perdir tentang Panduan pelatihan hidup lanjut sesuai


ketentuan rumah sakit

1)    Sertifikat pelatihan BHD


2) Sertifikat pelatihan BHL
1)   bukti sertifikat pelatihan dalam 2 tahun terakhir
2) Dokumen pelaksanaan Latihan ulang BHD dalam 2 tahun
terakhir
Program kerja kesehatan dan keselamatan staf yang telah
ditetapkan oleh direktur
Program kesehatan dan keselamatan staf mencakup :
a. Skrining kesehatan awal
b. Tindakan-tindakan untuk mengendalikan pajanan kerja
yang berbahaya
c. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara
pemberian asuhan pasien yang aman
d. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait pengelolaan
kekerasan di tempat kerja
e. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap staf yang
berpotensi melakukan kejadian tidak diharapkan (KTD) atau
kejadian sentinel
f. Tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang umum
dijumpai
g. Vaksinasi/Imunisasi pencegahan, dan pemeriksaan
kesehatan berkala.
h. Pengelolaan kesehatan mental staf, seperti pada saat
kondisi kedaruratan penyakit infeksi/ pandemi

1)    bukti identifikasi penularan infeksi atau paparan yang


terjadi pada staf
2) bukti upaya pencegahan dengan vaksinasi (Kegiatan
vaksinasi)
1) Bukti identifikasi resiko staf terpapar / tertular serta
melaksanakan pemeriksaan kesehatan
2) Bukti pemberian vaksinasi
Bukti dokumen evaluasi, monitoring & tatalaksasna staf
terpapar penyakit infeksi dikoordinasikan dgn PPI

1)          Ada bukti daftar area berpotensi terjadi tindakan


kekerasan di tempat kerja ( workplace violence)
2)          Ada bukti upaya penerapan mengurangi risiko

Bukti melakukan evaluasi dan konseling dan tatalaksana,


tindak lanjut pada staf yang mengalami cidera akibat tindakan
kekerasan ditempat kerja
Peraturan internal staf medis ( medical staf bylaws) mengatur
proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja dan re
kredensial staf medis yang sudah ditetapkan direktur dan
disahkan oleh pemilik

Bukti pelaksanaan proses kredensial dan pemberian rincian


kewenangan klinis.
a. Permohonan staf medis,
b. Surat dari Direktur kepada Komite Medis,
c. Notulen Kredensialing,
d. surat rekomendasi dari komite medik kepada direktur
beserta rincian kewenangan klinis yang telah disetujui oleh
komite medik dan mitra bestari

Bukti kredensial dan pemberian kewenangan klinis pada


dokter praktik mandiri di luar rumah sakit ( konsultasi
telemedicine) radilogi jarak jauh ( teleradiologi ) , EKG,
EMG dan pemeriksaan lain sesuai pelayanan di rumah sakit

Dokumen perjanjian kerja sama / kontrak --> staf medis telah


menandatangani perjanjian sesuai dengan regulasi rumah
sakit

Bukti dokumen verifikasi RS ke Lembaga/badan/instansi


pendidikan/ organisasi yg mengeluarkan ijazah, STR dan atau
sertifikat sesuai kompetensi tenaga medis tersebut

Dokumen kredensial tambahan dari sumber yang untuk


penambahan kewenangan klinis
SK pengangkatan (SK penempatan bagi ASN) staf medis
sesuai persyaratan yang berlaku di rumah sakit dan kebutuhan

Memastikan tenaga medis yang belum terverifikasi (izin /


STR) belum diberikan kewenangan klinis oleh direktur
--> boleh memberikan pelayanan dibawah supervisi sampai
persyaratan terpenuhi dan direktur memberikan kewenangan
klinis (SPK dan RKK)

Bukti penunjukan supervisor dan jadwal supervisi serta


didokumentasikan dalam file kredensial staf medis tersebut

Medical Staff By Law terdapat pengaturan pemberian


kewenangan klinis (dalam bentuk SPK dan RKK ) oleh
Direktur berdasarkan rekomendasi dari komite medik
termasuk kewenangan tambahan

Bukti dokumen penetapan RKK berdasarkan rekomendasi


komite medik

Bukti RKK tambahan setelah dilakukan verifikasi

Dokumen SPK dan RKK staf medis dalam bentuk cetak/


elektronik di seluruh unit pelayanan

Hasil evaluasi tenaga medis hanya memberikan pelayanan


sesuai dengan SPK dan RKK
Perdir panduan penilaian kinerja untuk mengevaluasi mutu
praktik professional berkelanjutan, etik, dan disiplin ( OPPE)
staf medis (disertai profil penilaian indikator kinerja)

Formulir penilaian OPPE mencakup:


(1). Perilaku (termasuk pelanggaran Etik dan Disiplin Profesi)

(2). Pengembangan professional; dan


(3). Kinerja klinis
Bukti peran staf medis terkait pencapaian target indicator
mutu nasional
(kepatuhan cuci tangan, kepatuhan penggunaan APD, Respon
time IGD, Waktu tunggu rawat jalan, dan Ketepatan waktu
visite rawat inap, Waktu tanggap Operasi SC cito, Penundaan
Operasi elektif, Kepatuhan terhadap Clinical Pathway,
kepatuhan penggunaan fornas, Kepuasan pasien)

1) bukti pengkajian data dan informasi hasil pelayanan klinis


dari staf medis (minimal hasil pelayanan klinis dari program
prioritas yang telah ditentukan)

2) Dokumen benchmarking dgn pihak ekternal setara


Hasil OPPE untuk seluruh staf medis minimal dilakukan 1
tahun sekali dan didokumentasikan dalam file kepegawaian

Laporan (bukti) penanganan insiden keselamatan pasien dan


atau pelanggaran etik dan disiplin dilakukan tindakan secara
adil (just culture) berdasarkan hasil analisa terkait kejadian
Temuan yg berdampak pd pemberian kewenangan tenaga
medis harus didokumentasikan dalam file Tenaga medis &
diinfokan & disimpan di unit pelayanan terkait

1)    Ada bukti rekredensial sedikitnya setiap 3 (tiga)/ tahun


yang menggunakan hasil OPPE sebagai salah satu
pertimbangan dalam memberikan rekomendasi kepada
direktur untuk pemberian SPK dan RKK staf medis

2) Bukti SPK dan RKK masih berlaku

file staf medis dilakukan pembaharuan termasuk rekredensial


atau dokumen lain-lain sekurang-kurangnya 3 tahun sekali

bukti data verifikasi ke lembaga/ badan/ institusi Pendidikan


untuk pemberian kompetensi sebagai dasar pemberian
kewenangan tambahan

Perdir tentang Nursing Staff by Law terkait proses kredensial


keperawatan meliputi :
a) memahami peraturan dan perundang-undangan terkait
perawat dan praktik keperawatan;
b) melakukan kredensial terhadap semua bukti pendidikan,
pelatihan, pengalaman.
c) rumah sakit perlu melakukan setiap upaya untuk
memverifikasi informasi penting dari berbagai sumber utama.

bukti dokumen administrasi : ijazah, STR, SIP, sertifikat, dll


ada pada file tenaga keperawatan terbaru

Bukti data verifikasi ke lembaga/ badan/ institusi


penyelenggara pendidikan untuk kompetensi atau
kewenangan tenaga keperawatan yang seragam

Bukti dokumen proses kredensial tenaga keperawatan


dipelihara (di komite keperawatan) dan file pegawai ybs
Penugasan perawat kontrak (pemberian SPK dan RKK)
dilakukan setelah proses kredensial lengkap dan diterbitkan
rekomendasi oleh komite keperawatan

Dokumen bukti penetapan RKK oleh direktur sesuai dengan


rekomendasi komite keperawatan

Dokumen bukti penetapan SPK Perawat sesuai peraturan


perundangan termasuk masa berlaku

1) Panduan penilaian kinerja perawat dengan format dan


metode sesuai ketentuan yang ditetapkan rumah sakit (disertai
profil penilaian indicator kinerja)

2) bukti penilaian kinerja perawat secara periodic,


menggunakan metode dan format sesuai ketentuan rumah
sakit
Bukti peran staf keperawatan : pemenuhan uraian tugas dan
terkait pencapaian target indicator mutu yang diukur di unit
tempatnya bekerja
(Kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan APD,
kepatuhan identifikasi pasien, Kepatuhan upaya pencegahan
risiko jatuh, Kepuasan pasien)

bukti penanganan insiden keselamatan pasien dan atau


pelanggaran etik dan disiplin dilakukan tindakan secara adil
(just culture) berdasarkan hasil analisa terkait kejadian

Dokumen hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap


dampak atas tanggung jawab pekerjaan perawat disimpan
dalam file kredensial perawat.

Perdir kredensial tenaga kesehatan lainnya meliputi :


a) memahami peraturan dan perundang-undangan terkait
tenaga Kesehatan lainnya;
b) Melakukan kredensial terhadap semua bukti pendidikan,
pelatihan, pengalaman.
c) Rumah sakit perlu melakukan setiap upaya untuk
memverifikasi informasi penting dari berbagai sumber utama.
bukti dokumen pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin,
pelatihan, dan pengalaman yang terbaharui di file tenaga
Kesehatan lainnya

data verifikasi ke lembaga/ badan/ institusi penyelenggara


pendidikan untuk kompetensi atau kewenangan tenaga
Kesehatan lain yang seragam

dokumen proses kredensial tenaga Kesehatan lain dipelihara


(di komite Nakes lain) dan file pegawai

bukti penetapan RKK sesuai dengan rekomendasi komite


nakes lain

Dokumen SPK tenaga kesehatan lain sesuai peraturan


perundangan dan ada masa berlaku

Perdir Panduan penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya


dengan format dan metode sesuai ketentuan yang ditetapkan
rumah sakit (lengkap dengan profil indikator penilaian
kinerja)
Bukti penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya secara
periodic, menggunakan metode dan format sesuai ketentuan
rumah sakit
Dokumen kinerja tenaga Kesehatan lainnya harus meliputi
uraian tugas dan pencapaian target indikator mutu unit
(Kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan APD,
kepatuhan identifikasi pasien, Pelaporan hasil nilai kritis
laboratorium, Kepatuhan terhadap Clinical Pathway,
Kepuasan pasien)

bukti penanganan insiden keselamatan pasien dan atau


pelanggaran etik dan disiplin dilakukan tindakan secara adil
(just culture) berdasarkan hasil analisa terkait kejadian

Dokumen hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap


dampak atas tanggung jawab pekerjaan perawat disimpan
dalam file kredensial tenaga kesehatan lain
REGULASI/ DOKUMEN BUKTI produk

SK Direktur No.
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
tentang tenaga kerja Regulasi Pola ketenagaan (1.1)
SK Direktur No.
800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
permenkes 161 tentang registrasi tenaga kesehatan Regulasi Pola ketenagaan (10)
SK Direktur No.
PP No. 50 tahun 2012 tentang sistem keselamatan 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
dan kesehatan kerja Regulasi Pola ketenagaan

KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman


penyusunan perencanaan sumber daya manusia SK Direktur No.
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
rumah sakit Regulasi Pola ketenagaan (1)

KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman


penyusunan perencanaan sumber daya manusia SK Direktur No.
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
rumah sakit Regulasi Pola ketenagaan (1)

KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman


penyusunan perencanaan sumber daya manusia SK Direktur No.
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
rumah sakit Regulasi Pola ketenagaan (1)

KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman


penyusunan perencanaan sumber daya manusia
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta
rumah sakit Pedoman Organisasi

KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman


penyusunan perencanaan sumber daya manusia
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta
rumah sakit Pedoman Organisasi

KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman


penyusunan perencanaan sumber daya manusia
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta
rumah sakit Pedoman Pola Ketenagaan
Evaluasi Kinerja Staf

Uraian tugas di berkas kepegawaian

81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013


tentang tenaga kerja Uraian tugas di berkas kepegawaian

SK Direktur No.
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
tentang tenaga kerja regulasi pola ketenagaan (3)
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013
tentang tenaga kerja
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013
tentang tenaga kerja
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013
tentang tenaga kerja SPT

SK Direktur No.
PP No 77 Tahun 2015 tentang pedoman organisasi 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
rumah sakit regulasi Pola ketenagaan (1.1)
SK Direktur No.
PP No 77 Tahun 2015 tentang pedoman organisasi 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
rumah sakit regulasi Pola ketenagaan (1.2)

KMK No 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang


standar pelayana rumah sakit Form orientasi

KMK No 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang


standar pelayana rumah sakit Form Evaluasi Kinerja
SK Direktur No.
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
tentang tenaga kerja regulasi Pola Ketenagaan (2)

81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013


tentang tenaga kerja

81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013


tentang tenaga kerja
81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013 File Kepegawaian tersusun Rapi Sesuai
tentang tenaga kerja Abjad di ruang Kepegawaian

81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013 File Kepegawaian tersusun Rapi Sesuai


tentang tenaga kerja Abjad di ruang Kepegawaian

81/MENKES/SK/I/2004 UU RI no 13 tahun 2013


tentang tenaga kerja File kepegawaian

Keputusan presiden RI No.40 Tahun 2001 tentang SK Direktur No.


pedoman kelembagaan dan pengelolaan rumah 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
sakit Regulai pola ketenagaan )4)

Keputusan presiden RI No.40 Tahun 2001 tentang


pedoman kelembagaan dan pengelolaan rumah
sakit

Keputusan presiden RI No.40 Tahun 2001 tentang


pedoman kelembagaan dan pengelolaan rumah
sakit

Keputusan presiden RI No.40 Tahun 2001 tentang


pedoman kelembagaan dan pengelolaan rumah
sakit
KMK No 81/ Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman
penyusunan perencanaan sumber daya manusia
kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta
rumah sakit pedoman organisasi unit
SK Direktur No.
PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
pelatihan pegawai negeri sipil regulasi pola ktenagaan (9.1)
PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan
pelatihan pegawai negeri sipil

PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan TOR Uman dan sertifikat di bidang
pelatihan pegawai negeri sipil oengambangan

PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan


pelatihan pegawai negeri sipil RKA
SK Direktur No.
800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
KMK Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 regulasi pola ketenagaan
SK Direktur No.
800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang
regulasi pola ketenagaan
KMK Nomor 725/Menkes/SK/V/2005 sertifikat
KMK Nomor 725/Menkes/SK/V/2006 sertifikat
KMK Nomor 725/Menkes/SK/V/2007 sertifikat

KMK Nomor 725/Menkes/SK/V/2008 UMAN


PP No 50 tahun 2012 tentang sistem keselamatan
dan kesehatan kerja program kerja K3RS

PP No 50 tahun 2012 tentang sistem keselamatan


dan kesehatan kerja program kerja K3RS

PMK No 27 tahun 2007 Dokumen Laporan PPI


PMK No 27 tahun 2008 Dokumen laporan PPI

PMK No 27 tahun 2009 Dokumen laporan PPI


PMK No 27 tahun 2010 Dokumen laporan PPI

PMK No 27 tahun 2011 Dokumen laporan PPI


PP No 50 tahun 2012 tentang sistem keselamatan
dan kesehatan kerja SK Direktur tentang are beresiko
PP No 50 tahun 2012 tentang sistem keselamatan
dan kesehatan kerja bukti pelatihan penanggulangan resiko

PP No 50 tahun 2012 tentang sistem keselamatan


dan kesehatan kerja
UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan Peraturan internal staf medis

dokumen Laporan pelaksanaan


UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran kredensialing

dokumen Laporan pelaksanaan


UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran kredensialing

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran Dokumen MOU / SK

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan Verifikasi ijazah dari Dikti

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan SK pengangkatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan SPK RKK

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran medical staf by law

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran RKK dokter

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran RKK dokter

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran RKK dokter

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran


SK Direktur No.
UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 800/03.F/V.06-WK/I/2022 tentang

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran


UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

PMK Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan


pasien
PMK Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan
pasien

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan Verifikasi Ijazah Dikti

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga SK Direktur No.


kesehatan 800/03.F/V.06-WK/I/2022

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga SK Direktur No.


kesehatan 800/03.F/V.06-WK/I/2022

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga SK Direktur No.


kesehatan 800/03.F/V.06-WK/I/2022

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga SK Dan SPO berkaitan dengan Komite
kesehatan nakes lainnya
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan Dokumen kepegawaian

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan verifikasi ijazah forlap dikti

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga berkas kredensialing tenaga kesehatan
kesehatan lainnya

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga berkas kredensialing tenaga kesehatan
kesehatan lainnya

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga berkas kredensialing tenaga kesehatan
kesehatan lainnya

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan evaluasi kinerja nakes lainnya
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan evaluasi kinerja nakes lainnya

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan evaluasi kinerja nakes lainnya

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan

PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga


kesehatan
PMK No 83 tahun 2019 tentang registrasi tenaga
kesehatan
Pihak
Ver & Val RTL Target waktu
terkait

Anda mungkin juga menyukai