Puji syukur kepada Tuhan YME, karena atas karuniaNya maka penyusunan
Buku Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga RS Bhayangkara Tulungagung
telah terselesaikan dengan baik.
Buku Pedoman Penundaan pelayanan atau pengobatan Pasien RS
Bhayangkara Tulungagung ini merupakan penduan yang digunakan Rumah Sakit
untuk pelaksanaan tugas sehari-hari, agar tetap fokus pada tugas, tidak
menyimpang dari tugas utama, dan tetap berpedoman pada pelayanan pasien di RS
Bhayangkara Tulungagung.
Kami berharap bahwasanya Buku Pedoman Penundaan pelayanan atau
pengobatan Pasien Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung ini dapat menjadi
landasan pelayanan rumah sakit agar tercipta lingkungan yang terorganisir dan tidak
terjadi misinformasi antara RS Bhayangkara Tulungagung dengan pengguna
layanan rumah sakit.
Tulungagung,
Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penundaan / perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan
jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti
:kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
Penundaan pelayanan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila
pasien
harus
mendapatkan
menunggu
terlayani
pelayanan
diagnostik
dalam
dan
waktu
yang
pengobatan
lama
untuk
atau
dalam
B. Ruang Lingkup
Penundaan atau perubahan jadwal pelayanan pada pasien harus
dilihat sebagai masalah antar disiplin dan atau multi disiplin. Oleh karena itu
kebijakan ini secara berlaku untuk semua karyawan di RS BHAYANGKARA
TULUNGAGUNG, termasuk dokter, perawat dan paramanajer.
Penundaan pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung, meliputi :
C. Batasan Operasional
Batasan operasional diperlukan untuk menghindari timbulnya salah
pengertian atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah. Oleh karena itu
penulis menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu
luas dan terjadi persepsi serta pemahaman yang jelas.
1. Penundaan Pelayanan atau Pengobatan Pasien
Penundaan / perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti :
kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
2. Pasien
Pasien adalah orang yang sakit. Pasien jalan / luar / rawat jalan yaitu
pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan, biasanya pasien
yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan.
3. Keluarga pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah suami
istri, ayah dan ibu kandung, ank-anak kandung, saudara-saudar kandung
atau pengampunya.
4. Rumah sakit
Adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan
layanan, pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit
yang di lengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan dokter
dan perawatnya ( kamus besar bahasa indonesia ).
5. Dokter
Adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar
negeri yang di akui oleh pemerintah republik indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang republik indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang republik indonesia No. 44 Tahun 23009 tentang rumah
sakit.
3. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
4. Manual persetujuan tindakan kedokteran konsil kedokteran Indonesia
tahun 2006
5. Peraturan pemerintahan No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
6. Peraturan menteri kesehatan rebuplik indonesia No.290 / MENKES /
PER / III / 2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD Rumah Sakit Bhayangkara
Tulungagung adalah :
Nomor
Nama Jabatan
Kualifikasi
Formal
Keterangan
Ka Ru IGD
Dokter IGD
SI
Bersertifikat
Keperawatan
BLS/BTCLS/PPGD
Dokter Umum
Bersertifikat ACLS/ATLS
D III
Bersertifikat
Keperawatan
BLS/BTCLS/PPGD
Dokter Umum
Bersertifikat ACLS/ATLS
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Ka Ru
2 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana
c. Untuk Dinas Malam :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standart Ruangan
Ruangan yang digunakan juga mempengaruhi pelayanan disebuah
Rumah Sakit, oleh karena itu fisik bangunan dan denah tata ruang harus
menunjang dalam melakukan tindakan pelayanan medik.
Persyaratan fisik bangunan Instalasi Gawat Darurat
1. Fisik bangunan
Luas
IGD
disesuaikan
memperhitungkan
denga
beban
kemungkinan
kerja
RS
dengan
penanganan
korban massal/bencana
Ambulans
kendaraan
yang membawa
pasien
dapat
Memiliki
ambulans yang
bisa
menampung
Ruang tunggu
Ruang administrasi
Ruang triase
Ruang resusitasi
Ruang tindakan
Ruang pemeriksaan
Ruang observasi
Ruang infeksi
Gudang.
B. Standar Fasilitas
Fasilitas kelengkapan ruangan seperti peralatan medis dan obat juga
mempengaruhi kepuasan pelayana di suatu rumah sakit , adapun standar
peralatan di Rumah sakit sebagai berikut :
1. Peralatan emergency
2. Peralatan Bedah
Bedah set
Lampu penerangan
Benang jahit
Seterilisator
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Penjelasan penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang
disebabkan oleh masalah medis dilakukan oleh dokter yang akan melakukan
pelayanan atau pengobatan. Pada kondisi dimana dokter tidak dapat member
penjelasan alas an penundaan tindakan, maka dapat diwakilkan kepada Karu.
Penjelasan tentang penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan yang disebabkan oleh masalah unit dilakukan oleh petugas unit
terkait.
Penjelasan tentang penundaan / perubahan pelayanan jadwal pelayanan atau
pengobatan yang disebabkan oleh masalah kerusakan alat dilakukan oleh
penanggung jawab unit.
Informasi yang diberikan ke pasien berkaitan dengan penundaan/ perubahan
jadwal pelayanan atau pengobatan paling sedikit meliputi: alasan penundaan,
rencana jadwal berikutnya.
Untuk pasien dengan indikasi CITO dan mengalami penundaan tindakan /
pelayanan atau pengobatan yang mengakibatkan baik masalah adiministrasi
maupun masalah kerusakan alat, maka pasien tersebut harus segera dirujuk ke
rumah sakit yang mempunyai pelayanan atau pengobatan sejenis.
Semua proses penundaan pelayanan atau pengobatan pasien dicatat dalam
laporan perawat.
A. PENUNDAAN SETELAH PASIEN DIRAWAT
1.
2.
3.
kerusakan
alat,
maka
Penanggung
jawab
unit tersebut
tersebut.
Pemberitahuan
atau
dari
pengamatan
bahwa
pasien
membutuhkan
rawat
jalan
segera
tersebut.
Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas
bagian pendaftaran menginformasikan bahwa dokter yang
bersangkutan berhalangan sehingga tidak dapat praktik,
menginformasikan dokter pengganti, dan permohonan maaf
penjadwalan ulang.
5) Jika dokter yang bersangkutan berhalangan tidak dapat praktik,
(terencana) maka :
Petugas bagian
pendaftaran
rawat
jalan
segera
pengamatan
bahwa
pasien
membutuhkan
kepada Direksi.
2) Direktur pelayanan klinik menyampaikan kepada bagian/unit terkait.
Bagian/unit tersebut : rekam medis, rawat inap, rawat jalan, UGD, Bagian
Pelayanan Medis Khusus ( ICU) , pemasaran melalui surat edaran
3) Jika dokter yang bersangkutan terlambat datang untuk visite :
Perawat ruangan rawat inap segera menginformasikan kepada pasien
dan keluarga pasien bahwa dokter yang bersangkutan terlambat
datang untuk visite dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi menurun, maka dapat disarankan untuk
-
menghubungi Dokter
ada
perubahan
(sebutkan
jam
praktiknya)
dan
berhalangan
sehingga
tidak
dapat
praktik,
tersebut.
Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi lemah dan hasil evaluasi visual atau
pengamatan bahwa pasien membutuhkan perawatan di UGD maka
informasikan ke pasien dan keluarga pasein, komunikasikan ke
-
dokter setiap
tersebut.
Sarankan :
- Jika pasien dalam kondisi menurun, maka dapat disarankan untuk
ketidaknyamanan tersebut.
Sarankan :
- Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan untuk periksa
-
BAB V
LOGISTIK
1. Admission
Setiap pasien yang berobat ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung
selalu didaftarkan ke bagian admission, dari bagian admisson
disiapkan
status dan slip pembayaran pasien, kemudian status dan slip pembayaran
diantarkan oleh petugas admission ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung.
2. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung
akan diberikan nomor rekam medis dan status medis pasien, dan yang sudah
selesai berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas admission (prosedur permintaan dan penyerahan status ke bagian
rekam medis sesuai dengan SPO terlampir).
3. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
Pasien IGD RS Bhayangkara Tulungagung yang memerlukan tindakan
lanjut/konsul ke dokter spesialis pada jam kerja, perawat akan menghubungi
dokter konsulen dan bila kondisi pasien memungkinkan untuk tindak lanjut di
poliklinik, maka pasien diantar oleh perawat IGD RS Bhayangkara
Tulungagung ke bagian IRJ. ( Prosedur konsul pasien IGD ke dokter spesialis
yang sedang praktek sesuai SPO terlampir).
4. Kasir
ke IGD RS Bhayangkara
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatn pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
- Asesmen resiko
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
- Pelaporan dan analisis insiden
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
- Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
- Kesalahan akibat melakukan suatu tindakan
- Tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil
B. Tujuan
- terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien
-
dan
masyarakat
Menurunkan kejadian tidak di harapkan ( KTD ) di rumah sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
KTD
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
peningkatan keselamatn pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) di sebutkan bahwa
setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Dalam hal ini yang di maksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja dalam kondisi yang sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan di dalam dan diluar rumah sakit.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja. Dalam hal ini tim PPK dan perlindungan terhadap
rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-undang
No. 01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a.Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam kondisi sehat dan selamat
b.Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di
golongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a.Kondisi dan lingkunagn kerja
b.Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
a. Pengertian Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah semua fungsi atau kegiatan yang harus
dilakukan mencapai sasaran perubahan dalam hal mutu jasa atau barang
yang di produksi. Rumah Sakit adalah salah satu bidang jasa yang bergerak
dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu pengendalian mutu sangat
penting agar terciptanya kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan.
b. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Rumah Sakit
1) Standar tenaga kerja
2) Standar fasilitas ( bangunan dan sarana penunjang kesehatan )
3) Manajemen Rumah Sakit
4) Kebijakan yang diterapkan
Jika faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu tersebut
berjalan dengan baik, maka kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan juga
akan meningkat.
a. Standar Tenaga Kerja Dan Fasilitas Rumah Sakit Bhayangkara
Tulungagung
Tenaga kerja Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung Memiliki
Tenaga Kerja sebagai berikut:
1)
Dokter umum
2)
Dokter spesialis
3)
Dokter gigi
4)
Perawat
5)
Bidan
6)
Ahli Gizi
7)
Ahli Radiologi
8)
Ahli Laboratorium
9)
Cleaning servis
10)
Satpam
11)
b. Fasilitas
1)
2)
Ruang Operasi
Ruang ICU
Ruang Kebidanan
Ruang Apotik
Ruang Laboratorium
Ruang Perinatologi
Fasilitas Kelengkapan
Monitor
Sterilisator
Alat resusitasi
Alat bedah
Dll
BAB IX
PENUTUP
Penundaan pelayanan atau pengobatan pasien adalah penundaan atau
perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan yang disebabkan oleh berbagai hal
seperti : kondisi pasien, dokter berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi
dan lain lain ( bukan berasal dari keinginan pasien).
Tujuan dari penundaan pelayanan atau pengobatan pasien ini adalah
Sebagai acuan apabila terjadi penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau
pengobatan secara konsisten, Agar pasien mendapatkan informasi yang jelas
tentang penyebab penundaan / perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan,
Memberikan kepuasan pelanggan( pasien dan keluarga ), Untuk menghindari
terjadinya komplikasi pasien, Agar pelayanan atau pengobatan dapat berjalan
dengan lancar
Selain itu, Buku Pedoman akan bermanfaat bagi seluruh dokter dan perawat
RS Bhayangkara Tulungagung dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi
kemajuan dan perkembangan penundaan pelayanan atau pengobatan pasien.