2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas kehendak dan pertolonganNya
sehingga kami bisa menyelesaikan Pedoman Layanan Klinis Unit Rawat Jalan ini bisa sampai
ditangan pembaca. Pedoman Layanan Klinis Unit Rawat Jalanadalah salah satu bentuk
pertanggungjawaban untukmeningkatkan status derajat kesehatan masyarakat secara umum.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua karyawan Klinik Rawat Inap dan Klinik
Bersalin Afifa yang telah berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada mayarakat
karena tanpa mereka pedoman ini tidak akan bisa sampai di hadapan pembaca. Akhirnya
semoga Pedoman Layanan Rawat Jalan ini membawa manfaat kepada banyak pihak yang
berkepentingan. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran dan
masukan sangat diharapkan untuk kesempurnaan pedoman ini untuk masa yang akandatang
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Klinik merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medis, berupa
medis dasar dan atau medis spesialistik. Diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan juga dipimpin oleh seorang tenaga medis berdasarkan Permenkes RI No.9, 2014.
Sebagai bagian dari klinik, instalasi rawat jalan berupaya meningkatkan pelayanan
kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima maka
instalasi rawat jalan sampai tahun ini menambah pelayanan diantaranya pelayanan umum,
UGD, dan pelayanan gigi, rujukan.
Saat ini upaya peningkatan mutu pelayanan terus dilakukan terutama mutu pelayanan
klinis sehingga diharapkan dapat terwujud pelayanan klinis yang bermutu tinggi ditunjang
dengan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang berkualitas dan memenuhi
standar yang telah ditetapkan.Untuk itu perlu disusun pedoman yang diharapakan menjadi
acuan bagi peningkatan penyelenggaraan pelayanan klinis yang professional dan bermutu.
B. TujuanPedoman
1. Tujuan umum
Menjadi panduan standarisasi pelayanan rawat jalan di Klinik Rawat Inap dan Klinik
Bersalin Afifa
2. Tujuan khusus
a. Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan baik berdasarkan
SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dengan pengutamaan
pada upaya preventif dan kuratif.
c. Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman dan lingkungan
yang aman.
d. Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih, asertif, profesional,
tim, dan sejahtera
C. Sasaran Pedoman
Semua penyelenggara pelayanan klinis baik itu staf medis (dokter/dokter gigi),
paramedis (perawat, bidan), tenaga kesehatan lainnya (nutrisionis/ahli gizi, sanitarian,
analis/laboratorium, apoteker/farmasi, tenaga kesehatan masyarakat, dan tenaga non
kesehatan (administrasi, loket dan rekam medik, sopir, cleaning service, petugas keamanan)
serta pasien yang terkait untuk bekerja sama dalam pelaksanaan pelayanan klinis rawat jalan
di Klinik Rawat Inap dan Klinik Bersalin Afifa.
D. Ruang LingkupPedoman
Ruang lingkup pelayanan klinis di klinik meliputi:
1. Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan, pasien
terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendaftaran untuk dicatatkan data
identitasnya dan dibuatkan rekammediknya. Selanjutnya pasien akan diarahkan ke poli
yang dituju.
2. Pemeriksaan pasien
Pemeriksaan pasien dilakukan di pelayanan klinik sesuai dengan keluhan dan kondisi
pasien. Pemeriksaan dilakukan di pelayanan umum, pelayanan gigi, atau ruang tindakan
terbatas (UGD).
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat merujuk
pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang
yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai kondisi pasien.
4. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih rinci akan
dirujuk ke unit pelayanan terkait, misalnya konsultasi pelayanan umum, UGD, dan
pelayanan gigi, rujukan.
E. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa
mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya
untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan sesuai dengan
kemampuan klinik.
3. Pasien rawat jalan adalah pasien klinik yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kondisinya dapat pulang kerumah.
4. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi
terhadap pasien.
5. Konsultasi adalah upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien
mengenai hal-hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
6. Anamnesa adalah kegiatan penggalian informasi pasien tentang penyakit sekarang dan
yang pernah diderita untuk kepentingan penegakan diagnose.
7. Diagnosa adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu
penyakit atau kondisi dari yang lainnya.
8. Terapi adalah kegiatan pengobatan sesuai dengan diagnosa.
9. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan
masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik secara
vertikal maupun horizontal meliputi sarana rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli,
rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, rujukan bahan
pemeriksaan laboratorium.
10. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang
membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan
dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya
dalam pemecahan masalah.
11. Pencatatan pada Rekam Medik adalah penulisan hasil pemeriksaan yang di dapat oleh
petugas yang ditulis pada rekam medik.
12. Pengembalian Rekammedik adalah kegiatan setelah pencatatan rekam medic dimana
rekam medic dalam satu kali 24 jam harus segera di kembalikan lagi keloket untuk
kelancaran pelayanan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Rawat Jalan adalah :
NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH
1 Dokter Umum S1 Kedokteran dengan profesi 3
2 Dokter Gigi S1 Kedokteran Gigi 2
4 Perawat D III Keperawatan 2
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan rawat jalan yaitu :
Jumlah tenaga rawat jalan berjumlah 2 dokter umum, 2 dokter gigi, dan 2 perawat
pelaksana.
No Nama Petugas Jabatan
1. Dr. Dedy Tri Soetjahjono Dokter umum
2. Dr. Anugrah Puspitasari Dokter umum
3. Drg. Radika Fahmi Dokter gigi
4. Drg. Deny Dokter gigi
5. Nurul Rahmawati Perawat
6. AgristinTriyasih Perawat
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan rawat jalan yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan unit rawat jalan
Pelayanan rawat jalan dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 24 jam
2. PelayananUnit Gawat Darurat (UGD)
PelayananUnit Gawat Darurat (UGD) dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 24 jam
3. Pelayanan poli gigi
Pelayanan poli gigi dilakukan pada :
Hari : Senin- Jum’at
Jam
Pagi jam 09.00 – 11.00 WIB
Sore jam 17.00 – 20.00 WIB
NB: setiap tanggal merah dokter gigi libur
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelayanan rawat jalan meliputi :
1. Ruang UGD
a. 2 buah bed periksa dan bantal
b. 1 tiang infus
c. Lemari
d. Kotak obat darurat
e. 1 buahkursi
f. Tensimeter, termometer, saturasioksigen, stetoskop
g. Senter
h. Heating set
i. Angkat jahitan set
j. Rawat luka set
k. Infus set, tourniquet, alcohol, kapas, cairan infus.
e. Tensimeter
f. Stetoskop
g. Termometer
h. Hammer
i. Senter
j. Timbangan
k. Pengukur tinggi badan
l. Alat THT
m. CFR
n. Nebulezer
o. Tabung O2
p. Tongue spatel
q. Kitbat dingin/panas
r. Tempat cuci tangan
C. Langkah Kegiatan
1. Tatalaksana pelayanan rawat jalan
a. Petugas penanggungjawab pelayanan
1) Dokter
2) Perawat
b. Perangkat kerja
Perangkat kerja yang termasuk dalam pelayanan rawat jalan yaitu status pasien atau
rekam medis
c. Tatalaksana pelayanan rawat jalan
1) Setelah pasien daftar di loket pendaftaran pasien antri di depan ruangan
pemeriksaan rawat jalan
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada perawat yang sedang bertugas
3) Perawat memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk kedalam
ruangan rawat jalan
4) Perawat melakukan pemeriksaan vital sign dan pengkajian kepada pasien.
5) Dokter/perawat melengkapi rekam medis mulai dari anamneses/pengkajian,
diagnose, rencana, tindakan, dan evaluasi.
6) Perawat klinik mengisi kelengkapan dokumen rekam medis dan mengembalikan
keruang rekam medis setelah selesai pelayanan.
7) Dokter memberikan resep, kemudian perawat menyerahkan resep ke bagian
farmasi.
8) Pasien melanjutkan pelayanan untuk pengantrian obat
9) Rencana rujukan
a. Dokter
a. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang disterilisasi secara berkala
d. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang divalidasi secara berkala
e. Menggunakan sarung tangan
f. Tersedianya tempat cuci tangan
g. Tersedianya handsanitizer
h. Tersedianya sampah medis dan sampai non medis
b. Perawat
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang disterilisasi secara berkala
d. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang divalidasi secara berkala
e. Menggunakan sarung tangan
f. Tersedianya tempat cuci tangan
g. Tersedianya hand sanitizer
h. Tersedianya sampah medis dan sampah non medis
c. Petugas rekam medis
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Tersedianya handsanitizer
d. Petugas administrasi
a. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Tersedianya handsanitizer
e. Petugas farmasi
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Tersedianya handsanitizer
f. Pasien dan keluarga pasien
a. Menggunakan masker
b. Tersedianya tempat cuci tangan
c. Tersedianya handsanitizer
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan klinis perlu diperhatikan
keselamatan kerja karyawan klinik dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan pelayanan klinis rawat jalan.
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungannya. Mengacu pada pengertian
tersebut maka diharapkan setiap petugas medis maupun non medis dapat menerapkan sistem
keselamatan kerja diantaranya:
1) Tersedianya APD yang memenuhi standar serta dapat menggunakannya dengan benar baik
itu masker, penutup kepala, handscoon, skort/apron, kacamata, pelindung kaki, dan
sebagainya.
2) Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius
3) Serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas.
4) Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien.
5) Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan penyakit
sehingga unsure keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Menjaga mutu pelayanan rawat jalan bukan hanya tugas dari tim pengendalian mutu, tetapi
juga tugas dari semua petugas yang terkait dalam pelayanan rawat jalan. Langkah untuk menjaga
mutu pelayanan rawat jalan yaitu dengan menerapkan budaya kerja. Budaya kerja tersebut
meliputi :
1. Penerapan 3S
3S (Senyum, salam, sapa) merupakan hal yang penting dilakukan pada setiap
pemeriksaan. Penerapan 3S tersebut sebagai upaya untuk mempertahan mutu pelayanan
rawat jalan. Apabila dokter atau perawat melakukan dab menerapkan 3S, pasien akan
merasa nyaman saat mendapatkan pemeriksaan.
2. Hadir 5 menit sebelum waktu pelayanan
Pelayanan rawat jalan dilakukan 24 jam setiap hari. Upaya menjaga mutu pelayanan
juga dapat dilakukan dengan cara hadir 5 menit sebelum waktu pelayanan. Hal
tersebutdilakukan agar pasien tidak merasa kecewa saat akan berobat karena menunggu
dokter atau perawat yang bertugas terlalu lama
3. Cepat tanggap dalam bertindak
Beberapa pasien yang datang merupakan pasien dengan keadaangawat darurat. Cepat
tanggap dalam bertindak merupakan upaya yang dilakukan dokter atau perawat dalam
memberikan pelayanan rawat jalan terutama UGD dengan sistem triage.
4. Penerapan 5R
Dalam memberikan pemeriksaan rawat jalan, dokter atau perawat juga dituntut untuk
menerapkan 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, dan Rajin). Ringkas dalam melakukan
tindakan, rapih setelah menggunakan alat-alat pemeriksaan, resik dalam menjaga ruangan,
rawat dalam menjaga kesterilan alat, dan rajin dalam bekerja.
1.
BAB IX
PENUTUP
Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari KlinikRawat
Inap dan Klinik Bersalin Afifa yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan
target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.
Semoga dengan adanya pedoman pelayanan klinis rawat jalan ini pelayanan di Instalasi
Rawat Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.