Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

UNIT KIA - KB

KLINIK RAWAT INAP DAN KLINIK


BERSALIN AFIFA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas kehendak dan pertolonganNya
sehingga kami bisa menyelesaikan Pedoman Layanan Klinis Unit KIA-KB ini bisa sampai
ditangan pembaca. Pedoman Layanan Klinis Unit KIA-KB adalah salah satu bentuk
pertanggungjawaban kami kepada pengguna layanan yang telah mempercayai kami sebagai unit
pelaksana dinas kesehatan di tingkat kecamatan dalam rangka bertanggung jawab atas status
derajat kesehatan masyarakat secara umum.
Dalam pedoman ini, partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam menilai
(evaluation) atau umpan balik (feedback) terhadap semua bentuk aplikasi atau penerapan
(implementation) kebijakan-kebijakan pelayanan publik yang diambil. Mengingat fungsi klinik
adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas
pelayanan. Pedpman ini diharapkan dapat menjadi gambaran persepsi masyarakat terhadap
pelayanan publik yang diterima, dan dijadikan pedoman dalam perbaikan kualitas kinerja
pelayanan KIA-KB di Klinik Rawat Inap dan Klinik Bersalin Afifa.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua karyawan Klinik Rawat Inap dan Klinik
Bersalin Afifa yang telah berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada mayarakat
karena tanpa mereka pedoman ini tidak akan bisa sampai di hadapan pembaca. Akhirnya semoga
Pedoman Layanan Unit KIA-KB ini membawa manfaat yang sebesar besarnya kepada banyak
pihak yang berkepentingan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
dukungan berbagai pihak hingga pedoman ini terselesaikan.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klinik sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat Melalui program dan
kegiatannya, klinik berperan serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan
Indonesia.
Program KIA-KB termasuk satu dari program pokok klinik yang bertujuan untuk
memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA-KB secara efektif dan efisien.
Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut pelayanan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Keberhasilan program KIA-KB menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan menurunkan jumlah penduduk menjadi salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia Angka Kematian Ibu dan Bayi belum mencapai target
Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu angka kematian bayi 23/1000 kelahiran
hidup dan angka kematian ibu 102/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di
kabupaten Sidoarjo tahun 2018 sebesar 64,13 per 100.000 dan Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2018 adalah 4,38 per 1.000 kelahiran hidup. Adanya pedoman ini diharapkan
Klinik Rawat Inap dan Klinik Bersalin Afifa dapat menerapkan model pelayanan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif, mendiagnosa dengan evidence base,
penatalaksanaan kasus dengan rasional, dan melayani dengan senyum sapa, salam dan doa.
Hasilnya adalah meningkatnya mutu kesehatan masyarakat dan efisiensi penggunaan sumber
daya yang tersedia di klinik.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
Tersedianya pedoman sebagai acuam dalam penyelenggaraan pelayanan KIA-KB
yang profesional dan bermutu di klinik.
2. Tujuan khusus
a. Menurunkan angka kematian ibu
b. Menurunkan angka kematian bayi/balita
c. Mengatur jarak kehamilan dan menurunkan laju jumlah penduduk
d. Meningkatkan kepuasan dan harapan terhadap pelayanan kesehatan

C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari adanya pedoman ini yaitu dokter, perawat, bidan, administrasi, pasien dan
keluarga.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Prosedur ini mencakup proses pelayanan Unit Pelayanan KIA-KB di mulai dari
penerimaan Rekam Medik, anamnesa, pemeriksaan, penatalaksanaan, rujukan, pencatatan
dan pengembalian Rekam Medik.
1. Ruang lingkup Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Melayani posyandu
Yaitu tempat pelayanan kesehatan bayi, balita, dan pemeriksaan bumil.
b. Pemeriksaan ibu hamil (ANC)
Yaitu pelayanan kesehatan untuk ibu selama kehamilan, dimana dianjurkan minimal
4 kali selama masa kehamilan dan rujukan pada laboratorium meliputi : Hb,
albumin, reduksi, golongan darah, HIV, dan HBSAG.
c. Deteksi dini ibu hamil dengan resiko tinggi
Yaitu pelayanan kesehatan ibu hamil selama kehamilan dengan riwayat ataupun
sedang mengalami resiko tinggi. Jika keluhan tidak dapat tertangani di lakukan
rujukan lebih dini.
d. Pemeriksaan yang berkaitan dengan reproduksi
Yaitu pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan reproduksi.
e. Melayani imunisasi
Yaitu pelayanan kesehatan pada bayi untuk imunisasi dasar dan tambahan, meliputi:
imunisasi HB0, BCG, PCV, PENTABIO, CAMPAK, POLIO, dan IPV.
f. Melayani pemeriksaan ibu nifas
Yaitu pelayanan kesehatan pada ibu sampai 40 hari pasca melahirkan. Memberikan
penyuluhan tentang resiko tinggi ibu hamil dan dilakukan pendampingan
bumil resiko tinggi oleh kader.
2. Melayani KB
Yaitu pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan Keluarga Berencana seperti suntik
KB 1 bulan, suntik kb 3 bulan, pil, implant, dan IUD.

E. Batasan Operasional
1. Pelayanan Atenatal Care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama kehamilan, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam standar pelayanan kebidanan meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), dan pemeriksaan laboratorium.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan pelayanan ibu hamil, ibu niflas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarg aberencana, neonatus, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi dan balita.
3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan bagi pasangan usia subur (PUS) untuk mengatur kehamilan.
4. Pelayanan Kesehatan Reproduksi adalah pelayanan yang berkaitan dengan sistem
reproduksi wanita.
5. Anamnesa adalah kegiatan penggalian informasi pasien tentang penyakit sekarang dan
yang pernah diderita untuk kepentingan penegakan diagnose.
6. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita
serta prasekolah.
7. Diagnosa adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu
penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Terapi adalah kegiatan pengobatan sesuai
dengan diagnosa.
8. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan
masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik secara
vertikal maupun horizontal meliputi sarana rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli,
rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, rujukan bahan
pemeriksaan laboratorium.

9. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang


membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan
dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya
dalam pemecahan masalah.
10. Pencatan pada Rekam Medik adalah penulisan hasil pemeriksaan yang di dapat oleh
petugas yang ditulis pada rekam medik.
11. Pengembalian Rekam medik adalah kegiatan setelah pencatatan rekam medik dimana
rekam medik dalam satu kali 24 jam harus segera di kembalikan lagi ke loket untuk
kelancaran pelayanan
12. Kegiatan Pelayanan Antenatal : Timbang BB dan ukur TB, ukur tekanan darah Nilai
status gizi (ukur LILA), ukur TFU tentukan presentasi janin dan DJJ, berikan bila
diperlukan skrinning status TT, berikan bila diperlukan pemberian tablet Fe 90 tablet
selama kehamilan, test laboratorium rutin dan khusus,tatalaksana kasus temu wicara
(konseling) termasuk P4K dan KB pasca bersalin, semua ibu hamil harus disarankan
periksa HIV.
13. Frekuensi minimal 4 kali : Minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada
triwulan kedua, minimal 2 kali pada triwuran ketiga. standar diatas untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil dengan deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi.
14. Pertolongan persalinan pencegahan infeksi metode persalinan sesuai standart merujuk
kasus yang tidak bisa ditangani, melaksanakan IMD, memberikan injeksi Vit.K1 dan
salep mata pada BBL.
15. Pelayanan Kesehatan Ibu nifas KF1 dalam waktu 6 jam sampai 3 hari setelah
persalinan, KF2 dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari), KF3 dalam
waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari)
16. Pelayanan yang diberikan : Pemeriksaan tensi, nadi, respirasi dan suhu, pemeriksaan
involusi utetus, pemeriksaan lokhea dan pengeluaran per vaginam lainnya,
pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul Vit.A 2
kali dan pelayanan KB pasca bersalin.
17. Pelayanan Kesehatan Neonatus KN1 dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, KN2
dilakukan pada 3-7 hari setelah lahir, dan KN3 dilakukan pada 8-28 hari setelah lahir.
18. Pemeriksaan dan Perawatan BBL : Melaksanakan ASI Eksklusif, perawaatan tali pusat
dan perawatan BBL, memastikan bayi telah diberikan Inj. Vit.K1, pemberian Imunisasi
Hepatitis 0, dan telah diberikan salep mata antibiotik.
19. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan :
a. Faktor resiko bumil Primigravida 35 tahun
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dg kehamilan < 2 thn
d. Lila < 23,5 cm dan penambahan BB < 9 kg
e. Anemia < 11 g/dl
f. TB < 145 cm atau kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
g. Riwayat hipertensi sebelum kehamilan ini
20. Neonatus Komplikasi ( Gawat Darurat Neonatal) :
a. Asfiksia
b. Infeksi Bakteri
c. Kejang
d. Ikterus
e. Diare
f. Hipotermia
g. Masalah pemberian ASI
21. Pelayanan Kesehatan Bayi (Kunjungan Bayi) Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
a. Kunjungan bayi 1 x pada umur 29 hari-3 bln
b. Kunjungan bayi 1 x pada umur 4-6 bln
c. Kunjungan bayi 1 x pada umur 7-9 bln
d. Kunjungan bayi 1 x pada umur 10-12 bln
22. Pelayanan Kunjungan Bayi meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap sebelum usia
1 tahun dan tercatat dalam Buku KIA dan. Pemberian Vit A 100.000 IU (6-11 bln) 1 x
dan tercatat dalam Buku KIA dan Kohort. Konseling ASI Eksklusif, MP ASI, tanda-
tanda sakit dan perawatan bayi di rumah Buku KIA.
23. Pelayanan kesehatan anak balita
a. Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun dan tercatat dalam Buku KIA
b. Pemberian Vit A 200.000 IU 2 x setahun tercatat dalam buku KIA dan Kohort
c. Kepemilikan dan pemanfaatan Buku KIA setiap balita
d. Pelayanan anak sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM KIA-KB adalah :
Jabatan Kualifikasi
Bidan 1. Pendidikan minimal D-III Kebidanan
2. APN
3. Konseling Standarisasi KB
4. CTU
5. Konseling PPIA
6. STR aktif

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan KIA-KB yaitu :
Jumlah tenaga KIA-KB berjumlah 6 bidan, 1 bidan pelaksana, 3 asisten bidan di pelayanan
KIA-KB dan 2 bidan magang.
No Nama Petugas Jabatan
1. Marinda Feni W Bidan Pelaksana KIA-KB
2. Fepy Sisiliay Asisten Bidan
3. Milla Asisten Bidan
4. Nindya Asisten Bidan
5. Selly Bidan Magang
6. Dea Bidan Magang

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan KIA-KB yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan antenatal care (ANC)
Pelayanan antenatal care (ANC) dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 07.00 s/d 21.00 WIB
2. Pelayanan persalinan (INC)
Pelayanan persalinan (INC) dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 24 jam
3. Pelayanan ibu nifas (PNC)
Pelayanan ibu nifas (PNC) dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 07.00 s/d 21.00 WIB
4. Pelayanan kesehatan bayi dan balita
Pelayanan kesehatan bayi dan balita dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 07.00 s/d 21.00 WIB
5. Pelayanan KB
Pelayanan KB dilakukan pada :
Hari : Setiap hari
Jam : 07.00 s/d 21.00 WIB
6. Pelayanan imunisasi dasar pada bayi dan balita
Pelayanan imunisasi dasar pada bayi dan balita dilakukan pada :
Hari : Minggu kedua dan Minggu keempat setiap bulan
Jam : 07.00 s/d 10.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelayanan KIA-KB meliputi :
1. Ruang KIA-KB
a. 1 buah bed periksa dan selimut
b. 1 buah meja dokter/bidan
c. 3 buah kursi
d. 1 buah alat NST
e. 1 buah Fetal Doppler
f. 1 buah stetoskop
g. 1 buah alat ukur tekanan darah (Spignomanometer)
h. 1 buah timbangan
i. 1 buah metlin fundus
j. 1 buah bengkok
k. 1 buah kom tutup
l. 1 buah metlin LILA
2. Ruang VK/Bersalin
a. 1 buah bed periksa dan selimut
b. 1 buah meja ginekologi
c. 1 buah timbangan bayi
d. 1 buah incubator
e. 1 buah metlin fundus
f. 1 buah metlin panjang bayi
g. 1 buah tempat tidur bayi
h. 2 buah kom tutup
i. 2 buah bengkok
j. 2 buah partus set
k. 1 buah implant set
l. 2 buah IUD set
m. 1 buah stetoskop
n. 1 buah alat ukur tekanan darah (Spignomanometer)
o. 1 buah alat sterilisasi
p. 5 buah celemek
q. 1 buah kulkas penyimpanan vaksin
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan pelayanan KIA-KB meliputi :
1. Pelayanan antenatal care (ANC)
2. Pelayanan persalinan (INC)
3. Pelayanan nifas (PNC)
4. Pelayanan kesehatan bayi dan balita
5. Pelayanan KB
6. Pelayanan imunisasi
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pelayanan KIA-KB yaitu :
1. Anamnesa/wawancara terhadap pasien
2. Pemeriksaan fisik
3. KIE
4. Pemberikan terapi
C. Langkah Kegiatan
1. Tatalaksana pelayanan antenatal care (ANC)
a. Petugas penanggung jawab pelayanan
1) Bidan
2) Dokter
b. Perangkat kerja
Perangkat kerja yang termasuk dalam pelayanan ANC yaitu status pasien atau rekam
medis
c. Tatalaksana pelayanan ANC
1) Setelah pasien daftar di loket dan sudah dilayani di loket pasien antri di depan
ruangan KIA-KB
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada bidan yang sedang bertugas
3) Bidan memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk ke dalam
ruangan KIA-KB
4) Bidan melakukan pemeriksaan ANC pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan
5) Jika ada kasus yang perlu penangan lebih lanjut bidan mengkonsulkan ke Dokter
6) Bidan menjadwalkan kunjungan ulang pasien
7) Pasien melanjutkan pelayanan untuk pengantrian obat
2. Tatalaksana pelayanan persalinan (INC)
a. Petugas penanggung jawab pelayanan
1) Bidan
2) Dokter
b. Perangkat kerja
Perangkat kerja yang termasuk dalam pelayanan INC yaitu status pasien atau rekam
medis
c. Tatalaksana pelayanan INC
1) Setelah pasien daftar di loket dan sudah dilayani di loket pasien antri di depan
ruangan VK/Bersalin
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada bidan yang sedang bertugas
3) Bidan memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk ke dalam
ruangan VK/Bersalin
4) Bidan melakukan asuhan persalinan pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan
5) Bidan menjadwalkan kunjungan ulang pasien
6) Jika ada kasus yang perlu penangan lebih lanjut bidan mengkonsulkan ke Dokter
3. Tatalaksana pelayanan nifas (PNC)
a. Petugas penanggung jawab pelayanan
1) Bidan
2) Dokter
b. Perangkat kerja
Perangkat kerja yang termasuk dalam pelayanan PNC yaitu status pasien atau rekam
medis
c. Tatalaksana pelayanan PNC
1) Setelah pasien daftar di loket dan sudah dilayani di loket pasien antri di depan
ruangan KIA-KB
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada bidan yang sedang bertugas
3) Bidan memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk ke dalam
ruangan KIA-KB
4) Bidan melakukan pemeriksaan PNC pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan
5) Jika ada kasus yang perlu penangan lebih lanjut bidan mengkonsulkan ke Dokter
6) Bidan menjadwalkan kunjungan ulang pasien
7) Pasien melanjutkan pelayanan untuk pengantrian obat
4. Tatalaksana kesehatan bayi dan balita
a. Petugas penanggung jawab pelayanan
1) Bidan
2) Dokter
b. Perangkat kerja
Perangkat kerja yang termasuk dalam pelayanan kesehatan bayi dan balita yaitu
status pasien atau rekam medis
c. Tatalaksana pelayanan kesehatan bayi dan balita
1) Setelah pasien daftar di loket dan sudah dilayani di loket pasien antri di depan
ruangan KIA-KB
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada bidan yang sedang bertugas
3) Bidan memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk ke dalam
ruangan KIA-KB
4) Bidan melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan
5) Jika ada kasus yang perlu penangan lebih lanjut bidan mengkonsulkan ke Dokter
6) Keluarga pasien melanjutkan pelayanan untuk pengantrian obat
5. Tatalaksana pelayanan KB
a. Petugas penanggung jawab pelayanan
1) Bidan
2) Dokter
b. Perangkat kerja
1) Rekam medis
2) Lembar balik tentang KB
3) Alat kontrasepsi
c. Tatalaksana pelayanan KB
1) Setelah pasien daftar di loket dan sudah dilayani di loket pasien antri di depan
ruangan KIA-KB
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada bidan yang sedang bertugas
3) Bidan memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk ke dalam
ruangan KIA-KB
4) Bidan melakukan pemeriksaan terhadap pasien
5) Bidan memberikan penjelasan pada pasien tentang macam-macam alat KB, efek
samping, dan kelebihan dari masing-masing alat KB
6) Bidan memberikan asuhan KB yang sesuai dengan keinginan pasien, dan apabila
perlu tindak lanjut maka akan dikonsultasikan kepada dokter
7) Bidan menjadwalkan kunjungan ulang pasien
6. Tatalaksana pelayanan imunisasi
a. Petugas penanggung jawab
Petugas yang bertanggungjawab dalam pelayanan imunisasi adalah bidan
b. Perangkat kerja
1) Rekam medis
2) Buku KIA pasien
3) Vaksin imunisasi
4) Spuit untuk vaksin imunisasi
c. Tatalaksana pelayanan imunisasi
1) Setelah pasien daftar di loket dan sudah dilayani di loket pasien antri di depan
ruangan KIA-KB
2) Status pasien atau rekam medis diantar oleh petugas rekam medis dan diberikan
pada bidan yang sedang bertugas
3) Bidan memanggil nama pasien dan mempersilahkan pasien masuk ke dalam
ruangan KIA-KB
4) Bidan memberikan penjelasan pada orangtua/ibu pasien bahwa pasien akan
mendapatkan suntikan imunisasi, manfaat, dan efek samping dari imunisasi yang
akan diberikan
5) Bidan melakukan penyuntikan imunisasi sesuai dengan usia pasien berdasarkan
SOP
6) Bidan menjadwalkan imunisasi ulang
7) Keluarga pasien melanjutkan pelayanan untuk pengantrian obat penurun demam
jika memang diperlukan
7. Tatalaksana pengisian inform consent (persetujuan tindakan)
a. Petugas penanggung jawab
Petugas yang bertanggungjawab dalam pengisian inform consent adalah bidan
b. Perangkat kerja
Perangkat kerja yang dibutuhkan dalam pengisian inform consent adalah formulir
inform consent (persetujuan tindakan)
c. Tatalaksana pengisian inform consent
1) Bidan yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent
pada pasien atau keluarga pasien
2) Pasien menyetujui dan mengisi inform consent dengan lengkap
3) Apabila pasien sudah mengisi inform consent, kemudian bidan melakukan tugas
selanjutnya
BAB V
LOGISTIK
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Unit Farmasi. Kebutuhan obat
pada pelayanan KIA-KB hanya menyediakan obat emergency. Semua dipantau setiap bulan oleh
petugas. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh Unit farmasi setelah mendapat
persetujuan dari direktur klinik. Distribusi obat, alat medis, dan bahan habis pakai dari Unit
Farmasi dilakukan setiap satu bulan sekali berdasarkan permintaan dari unit KIA-KB.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Keselamatan sasaran kegiatan sangatlah penting untuk diperhatikan. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kondisi pasien maupun dokter atau bidan yang bertugas. Terlebih jika pasien
memiliki riwayat penyakit menular yang dapat menular melalui udara atau cairan tubuh pasien
pada dokter atau bidan yang bertugas.

a. Dokter
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang disterilisasi secara berkala
d. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang divalidasi secara berkala
e. Menggunakan sarung tangan
f. Tersedianya tempat cuci tangan
g. Tersedianya handsanitizer
h. Tersedianya sampah medis dan sampai non medis
b. Bidan
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang disterilisasi secara berkala
d. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang divalidasi secara berkala
e. Menggunakan sarung tangan
f. Tersedianya tempat cuci tangan
g. Tersedianya handsanitizer
h. Tersedianya sampah medis dan sampai non medis
c. Petugas rekam medis
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Tersedianya handsanitizer
d. Petugas administrasi
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Tersedianya handsanitizer
e. Petugas farmasi
a. Menggunakan alat perlindungan diri (APD)
b. Menggunakan masker
c. Tersedianya handsanitizer
f. Pasien dan keluarga pasien
a. Menggunakan masker
b. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang disterilisasi secara berkala
c. Menggunakan alat-alat pemeriksaan yang divalidasi secara berkala
d. Tersedianya tempat cuci tangan
e. Tersedianya handsanitizer
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dokter dan bidan yang bertugas wajib menjaga keselamatan diri saat bekerja selama
melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Salah langkah untuk menjaga keselamatan saat bekerja
yaitu dengan tersedianya alat pemadam kebakaran yang dipasang di beberapa tempat yang
mudah terlihat dan adanya petugas yang sudah pernah mengikuti pelatihan K3. Selain itu,
tersedianya safety box untuk menyimpan jarum suntik (needle) yang sudah terpakai di dalam
ruangan KIA-KB dan VK/Bersalin juga merupakan salah satu langkah untuk menjaga
keselamatan kerja.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Menjaga mutu pelayanan KIA-KB bukan hanya tugas dari tim pengendalian mutu, tetapi
juga tugas dari semua petugas yang terkait dalam pelayanan KIA-KB. Langkah untuk menjaga
mutu pelayanan KIA-KB yaitu dengan menerapkan budaya kerja. Budaya kerja tersebut meliputi
:

1. Penerapan 3S
3S (Senyum, salam, sapa) merupakan hal yang penting dilakukan pada setiap
pemeriksaan. Penerapan 3S tersebut sebagai upaya untuk mempertahan mutu pelayanan
KIA-KB. Apabila dokter atau bidan melakukan menerapkan 3S, pasien akan merasa nyaman
saat mendapatkan pemeriksaan.
2. Hadir 5 menit sebelum waktu pelayanan
Sebagian besar pelayanan KIA-KB dilakukan pada waktu pagi hingga malam hari, yaitu
pukul 07.00 s/d 21.00 WIB. Upaya menjaga mutu pelayanan juga dapat dilakukan dengan
cara hadir 5 menit sebelum waktu pelayanan. Hal tersebut dilakukan agar pasien tidak
merasa kecewa saat akan melakukan pemeriksaan karena menunggu dokter atau bidan yang
bertugas terlalu lama.
3. Cepat tanggap dalam bertindak
Beberapa pasien yang datang merupakan pasien dengan keadaan gawat darurat. Cepat
tanggap dalam bertindak merupakan upaya yang dilakukan dokter atau bidan dalam
memberikan pelayanan KIA-KB. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan dan menekan
AKI dan AKB, serta untuk menjaga kualitas pelayanan KIA-KB.
4. Penerapan 5R
Dalam memberikan pemeriksaan KIA-KB, dokter atau bidan juga dituntut untuk
menerapkan 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, dan Rajin). Ringkas dalam melakukan
tindakan, rapih setelah menggunakan alat-alat pemeriksaan, resik dalam menjaga ruangan,
rawat dalam menjaga kesterilan alat, dan rajin dalam bekerja.
5.
BAB IX
PENUTUP
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
Pedoman Pelayanan KIA-KB Klinik Rawat Inap dan Klinik Bersalin Afifa. Pedoman Pelayanan
Program KIA-KB Klinik Rawat Inap dan Klinik Bersalin Afifa disusun sebagai upaya perbaikan
secara terus menerus terhadap mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua karyawan Klinik Rawat Inap dan Klinik
Bersalin Afifa yang telah berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin dan juga semua
masyarakat. Tak lupa kami harapkan kepada semua pembaca atas kritik dan saran yang
konstruktif demi perbaikan dimasa mendatang.

Semoga Pedoman Pelayanan Program KIA-KB Klinik Rawat Inap dan Klinik Bersalin Afifa
ini bisa menjadi pedoman terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di Klinik Rawat Inap dan
Klinik Bersalin Afifa. Selain itu, penyusunan pedoman ini juga diharapkan memiliki manfaat
bagi pihak yang berkepentingan.

Anda mungkin juga menyukai