Anda di halaman 1dari 39

PENERIMAAN PASIEN BARU DI VK

No. Dokumen No.Revisi Halaman


01/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
PENGERTIAN Cara menerima pasien rawat inap di ruang bersalin
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan bidang kompetensi dan
TUJUAN
keahliannya
Keputusan Direktur RS Wates Husada Nomor 01/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Inap
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Pastikan identitas pasien
4. Periksa TTV, CHPB

PROSEDUR 5. Lakukan NST


a. Pada pasien usia kehamilan 28 minggu
b. Jika pasien dari poli obgyn langsung di rencanakan sc cito tidak
usah di lakukan nst
6. Konsulkan hasil pemeriksaan kepada DPJP

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


JADWAL VISITE DOKTER

No. Dokumen Halaman


No.Revisi
02/VK.RSWH/1017/V/2022 1/2
1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Waktu dokter mengunjungi pasien untuk melaksanakan asuhan
PENGERTIAN medis kepada pasien di RS Wates Husada
Sebagai pedoman bagi tenaga medis untuk melaksanakan asuhan
TUJUAN
medis yang aman
Keputusan Direktur RS Wates Husada Nomor 09/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Inap
1. Ketentuan mengenai visite dokter spesialis telah diatur sesuai
dengan hasil yang telah disepakati dalam Rapat Komite Medik.
2. Waktu untuk pelaksanaan visite dokter adalah antara pukul 06.00-
21.00 WIB dan tidak boleh mengganggu waktu istirahat pasien.
3. Kunjungan kepada pasien jangan dilaksanakan dengan tergesa-
gesa, hal inidimaksudkan agar lebih teliti dalam memeriksa
terutama pasien yang bermasalah sehingga mampu mendeteksi
tanda-tanda keadaan gawat lebih awal
PROSEDUR
4. Kunjungan / visite dokter spesialis diatur sebagai berikut :
1) Dokter Obsgyn:
a. Selasa jam 18.00-21.00 WIB
b. Sabtu jam 09.00-13.00 WIB
2) Dokter Anak :
a. Senin jam 18.00-21.00 WIB
b. Kamis jam 18.00-21.00 WIB
JADWAL VISITE DOKTER

No. Dokumen No.Revisi Halaman


02/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/2

5. Apabila dokter belum visite pada waktu yang telah ditetapkan,


perawat di ruangan wajib mengingatkan dokter untuk visite
melalui alat komunikasi yang tersedia secara maksimal.
6. Bila dalam keadaan emergency dokter belum bisa
dihubungi,penanganan pasien bisa dilimpahkan kepada dokter
PROSEDUR
jaga IGD RS Wates Husada.
7. Bila dokter berhalangan untuk visite maka wajib mendelegasikan
kewajibannya pada dokter jaga IGD RS Wates Husada.
8. Dokter wajib menulis tanggal dan jam visite pada lembar berkas
rekam medis catatan perkembangan pasien terintegrasi.

1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap Bersalin
3. Komite Medik
EPISIOTOMI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
PENGERTIAN Suatu tindakan dengan melakukan robekan pada perineum
Pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat
TUJUAN daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas
jaringan
1. Memberikan layanan yang terbaik kepada pasien
KEBIJAKAN
2. SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
1. Anastesi Lokal
a. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan
bantulah agar ibu merasa tenang.
b. Pasanglah jarum no 23 pada spuit 10 ml, kemudian isi spuit
dengan anastesi (lidokain HCL 1%, xilokain 10 mmg/ml).
c. Letakkan dua jari(telunjuk dan jari tengah) diantara kepala
janin dan perineum. Masuknya bahan anastesi kedalam
sirkulasi bayi dapat menimbulkan akibat yang fatal, oleh sebab
itu gunakan jari-jari penolong sebagai pelindung kepala bayi.
PROSEDUR
d. Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah
komisura posterior yaitu bagian sudut bawah vulva.
e. Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat ke sebelah
kiri garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk memastikan
bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah.
f. Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml
Lidokain 1 %
g. Tunggu 1-2 menit agar efek anastesi bekerja maksimal sebelum
episiotomi dilakukan.
EPISIOTOMI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/2

2. Tindakan episiotomi
a. Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan
b. Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi dan
perineum, searah dengan rencana sayatan.

PROSEDUR c. Tunggu fase akne (puncak his) kemudian selipkan gunting


dalam keadaan terbuka diantara jari telujuk dan tengah
d. Gunting perineum dimulai dari fourcet 45 derajat ke lateral
(kiri/kanan)
e. Lanjutkan pimpinan bersalin.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


KBE
(Kompresi Bimanual Eksternal)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


04/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Suatu serangkaian tindakan dengan cara menekan uterus melalui
PENGERTIAN dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah
telapak tangan yang melingkupi uterus
1. Agar perdarahan berkurang atau berhenti
TUJUAN
2. Uterus berkontraksi kembali
1. Uterus tidak berkontaksi setelah dilakukan KBI
KEBIJAKAN
2. SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
1. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan
corpus uteri dan diatas simpisis pubis
2. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang
corpus uteri, sejajar dengan dinding depan corpus uteri. Usahakan

PROSEDUR mencakup/memegang bagian belakang uterus seluas mungkin


3. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan
depan dan belakang agar pembulu darah didalam anyaman
miometrium dapat dijepit secara manual. Cara ini dapat menjepit
pembulu darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


KBI
(Kompresi Bimanual Internal)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Suatu serangkaian tindakan dimana uterus ditekan diantara telapak
tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam untuk
PENGERTIAN menjepit pembulu darah di dalam miometrium (sebagai pengganti
mekanisme kontraksi)
1. Agar perdarahan berkurang atau berhenti
TUJUAN
2. Uterus berkontraksi kembali
1. Jika terjadi atonia uteri
KEBIJAKAN
2. SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
1. Segera lakukan kompresi bimanual interna (KBI)
a. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan
lembut masukkan secara obstetric (menyatukan kelima ujung
jari) melalui introitus kedalam vagina ibu
b. Periksa vagina dan servik jika ada selaput ketuban atau bekuan
darah pada cavum uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus
tidak dapat berkontraksi secara penuh
c. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada vornik anterior,

PROSEDUR tekan dinding anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan
dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan
sehingga uterus ditekan dari arah depan ke belakang.
d. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembulu darah yang
terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga
merangngsang mio metrium untuk berkontraksi.
e. Evaluasi keberhasilan
KBI
(Kompresi Bimanual Internal)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/3

2. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan


a) melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan
keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala
empat.
b) Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung,
periksa ulang perineum, vagina dan servik apakah terjadi
laserasi. Jika demikian segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan.
c) Jika uterus tidak berkontraksi dalam 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal.
3. Berikan 0,2 mg ergometrin IM / misoprostol 600-1000 mcg/rectal.
Jangan berikan ergometrin pada ibu dengan hipertensi karena
ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
PROSEDUR
4. Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16/18), pasang infuse
dan berikan 500 cc larytan ringer laktat yang mengandung 20 unit
oksitosin.
5. Pakai sarung tangan streil atau desinfeksi tingkat tinggi dan ulangi
KBI. Alasan : KBI dengan ergometrin dan oksitosin akan
membantu uterus berkontraksi
6. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1-2 menit, segera rujuk
ibu karena hal ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan
tindakan gawat darurat di fasilitas kesehatan rujukan yang mampu
melakukan tindakan operasi dan tranfusi darah.
7. Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan tindakan KBI
dan infus cairan hingga ibu tiba ditempat rujukan.
a. Infus 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit.
KBI
(Kompresi Bimanual Internal)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/VK.RSWH/1017/V/2022 1 3/3

b. Berikan tambahan 500 ml/ jam hingga tiba di tempat rujukan


atau hingga cairan yang di infuskan mencapai 1,5 L dan
kemudian lanjut dalam jumlah 125 cc/jam.
PROSEDUR
8. Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500 ml (botol ke dua)
cairan infus dengan tetesan sedang dan tambah dengan pemberian
cairan secara oral untuk rehidrasi.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


06/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
PENGERTIAN Ketuban pecah sebelum proses persalinan berlangsung
TUJUAN Agar tidak terjadi infeksi pada ibu dan janin
SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
KONSERVATIF
1. Berikan antibiotika (ampicilin 4x500 mg / eritromisin bila alergi
ampicilin ) dan metronidasol 2 x 500 mg selama 7 hari.
2. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu di rawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
3. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa negative beri dexametashone, observasi tanda-
tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan
37 minggu.
4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi

PROSEDUR berika tokolitik (salbutamol), dexametashone dan induksi sesudah


24 jam.
5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu ada infeksi berikan antibiotik
dan lakukan induksi.
6. Nilai tanda-tanda infeksi(suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra
uterin).
7. Pada usia 32-34 minggu berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar
Lesitin dan Spingomielin tiap minggu. Dosis betametasone 12 mg
sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexa metasone IM 5 mg Setiap
6 jam sebanyak 4 kali.
KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


06/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/2

AKTIF
1. Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin bila gagal SC.
Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intra vaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.

PROSEDUR 2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri :
a. Bila skor pelvic < 5 lakukan pematangan servik, kemudian
induksi jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC
b. Bila skor pelvic > 5 induksi persalinan, partus pervaginam.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Robekan perineum dibagi menjadi 4 tingkat :
1. Tingkat 1: Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina
dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
2. Tingkat 2: Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot
perinei tranversalis, tetapi tidak mengenai otot
PENGERTIAN spingter ani
3. Tingkat 3: Robekan mengenai perineum sampai dengan otot
spingter ani
4. Tingkat 4: Robekan mengenai perineum sampai dengan otot
spingter ani dan mukosa rectum
- Reparasi perineum sesuai bentuk anatomisnya
TUJUAN - Menghentikan perdarahan akibat robekan perineum
1. Dilaksanakan pada semua robekan perineum yang masih dalam
golden periode. Bila sudah melewati golden periode perlu
KEBIJAKAN
mempertimbangkan kondisi robekan yang terjadi
2. SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
1. PERSIAPAN ALAT
a. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan :
1) Wadah DTT berisi : sarung tangan, Naldfoeder, jarum jahit,
benang jahit Cromic.Cacgud no 2/0 atau 3/0, kasa steril,
pinset.
PROSEDUR
2) Povidone iodine
3) Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan
dalam wadah DTT
Patahkan ampul Lidokain 1% perkirakan jumlah Lidokain
1% yang akan digunakan.
MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/4

b. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
c. Pasang kain bersih dibawah bokong ibu
d. Atur lampu sorot ke arah vulva / perineum ibu
e. Pastikan lengan atau tangan tidak memakai perhiasan, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.
f. Pakai sarung tangan DTT pada tangan kanan
g. Ambil spuit sekali pakai 10 ml dengan tangan yang bersarung
tangan, isi tabung suntik dengan lidokain 1 % dan letakkan
kembali ke dalam wadah DTT.
h. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan.
i. Gunakan kasa bersih, basuh vulva dan perineum dengan larutan
povidion iodium dengan gerakan satu arah dari vulva ke
perineum. Tunggu selama 2 menit sebelum menyuntikkan
PROSEDUR
lidokain 1 %.
2. ANASTESI LOKAL
a. Beritahu ibu akan disuntik yang akan terasa nyeri dan
menyengat
b. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum,
masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka
c. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang
terhisap. Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali
masukkan, ulangi melakukan aspirasi.
d. Suntikkan anastesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka
daerah perineum.
e. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum
suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan
MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/VK.RSWH/1017/V/2022 1 3/4

aspirasi dan suntikkan anastesi sambil menarik jarum suntik.


f. Lakukkan langkah no b-e di atas pada kedua tepi robekan.
g. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
medapatkan hasil optimal dari anastesi lokal
3. PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM TINGKAT 3
a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan.
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum,
pasang tampon kasa kedalam vagina.
c. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci
pemegang jarum
d. Pasang benang jahit pada mata jarum
e. Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum
f. Ujung otot spingter ani yang terpisah karena robekan, di klem
dengan menggunakan pean lurus
PROSEDUR
g. Kemudian tautkan ujung otot spingter ani dengan melakukan 2-
3 jahitan
h. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti
melakukan jahitan pada robekan perineum tingkat 2.
4. PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM TINGKAT 4
a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum,
pasang tampon atau kasa kedalam vagina
c. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci
pemegang jarum
d. Pasang benang jahit pada mata jarum
e. Tentukan dengan jelas batas luka robekan perrineum. Mula-
mula dinding depan rectum yang robek dijahit dengan jahitan
jelujur.
MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/VK.RSWH/1017/V/2022 1 4/4

f. Jahit vasia perirektal dengan menggunakan benang yang


sama sehingga bertemu kembali
g. Jahit vasia sektum rektovaginal dengan menggunakan benang
yang sama sehingga bertemu kembali
h. Ujung otot spingter ani yang terpisah karena robekan, di
PROSEDUR
klem dengan menggunakan pean lurus
i. Kemudian tautkan ujung otot spingter ani dengan melakukan
2-3 jahitan.
j. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti
melakukan jahitan pada robekan perineum tingkat 2.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


08/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan, letak
memanjang/sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala,
PENGERTIAN keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu serta dengan
tenaga ibu sendiri.
TUJUAN Melakukan pertolongan persalinan normal secara benar
1. Kehamilan aterm letak belakang kepala
KEBIJAKAN
2. SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
A. PERSIAPAN
1. Pasien
2. Instrumen dan medikamentosa
3. Bayi
4. Penolong
B. PENGENALAN KALA II
1. His datang 4-5 kali dalam 10 menit lama His 40-50 detik
2. Ibu ingin mengedan terus menerus, anus membuka, perineum

PROSEDUR menonjol
3. Pada periksa dalam di dapatkan :
a. Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba
b. Penurunan hodge III+ atau ketinggian 3+
c. Penunjuk/denominator UUK kiri/atas
d. Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
C. PIMPINAN KALA II
1. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase akme/ puncak
his dan meminta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan
PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


08/VK.RSWH/1017/V/2022 1 3/4

mengaitkan pada lipat siku agar tekanan


1. Abdomen menjadi efektif
2. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali
tungkai ibu diatas ranjang persalinana dan dengar DJJ bayi pada
waktu tersebut
3. Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi maju kearah vulva.
A. EPISIOTOMI
B. EKSPULSI KEPALA
1. Pada his berikut minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin
untuk mengedan sekuat mungkin.
2. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur
defleksi kepala), letakkan telapak tangan lain pada perineum
dengan membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga bagian
PROSEDUR diantara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk
membantu lahirnya berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung,
mulut dan dagu
3. Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum,
perhatikan proses putar paksi luar
4. Ambil kain, handuk bersih, seka muka, mulut, hidung dan
kepala bayi dari darah, air ketuban atau fernik kasiosa.
Bersihkan pula lipat paha, perinneum dan daerah disekitar
bokong ibu.
C. MELAHIRKAN BAYI
1. Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara
biparetal. Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakkan bayi
kearah bawah sehingga lahir bahu depan
.
PERSALINAN NORMAL

No.
No. Dokumen Halaman
Revisi
08/VK.RSWH/1017/V/2022 3/4
1

2. Gerakkan bayi kearaah atas sehingga lahir bahu belakang.


Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut
turut dada dan lengan, perut pinggul dan tungkai.
D. MENEJEMEN AKTIF KALA III (lihat prosedur manajemen aktif
kala 3)
1. Bila plasenta telah lepas, lahirkan plasenta secara Brandt-
Andrew :
a. Penolong pada sisi kanan ibu
b. Regangkan tali pusat dengan menarik klem penjepit dengan satu
tangan
c. Dengan empat jari tangan lain, dorong korpus uteri ke dorso
cranial hingga plasenta masuk ke sekmen bawah rahim dan
lumen vagina
d. Regangkan lagi tali pusat, tekan supra simpisis secara simultan
PROSEDUR
agar plasenta terdorong keluar.
e. Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat. Tampung plasenta
dengan tangan kiri (mangkok logam).
E. PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI (lihat prosedur episiotomi)
F. PEMANTAUAN KALA IV
1. Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot
datar dan lubang pada bagian bokong untuk memantau darah
yang keluar
2. Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut
3. Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15
menit hingga 2 jam pasca kala III
4. Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya.
5. Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil tidak ada komplikasi
pasangkan kasa penyerap dan celana. Pakaikan kain dan
PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


08/VK.RSWH/1017/V/2022 1 4/4

f. Jahit vasia perirektal dengan menggunakan benang yang


sama sehingga bertemu kembali
g. Jahit vasia sektum rektovaginal dengan menggunakan benang
yang sama sehingga bertemu kembali
h. Ujung otot spingter ani yang terpisah karena robekan, di
PROSEDUR klem dengan menggunakan pean lurus
i. Kemudian tautkan ujung otot spingter ani dengan melakukan
2-3 jahitan.
j. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan
jahitan pada robekan perineum tingkat 2..

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


PIL KB

No. Dokumen
No.Revisi Halaman
1 1/2
09/VK.RSWH/1017/V/2022

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
PENGERTIAN estrogen / progestin dnegan 7 tablet tanpa hormon aktif
- Menekan ovulasi
- Lendir serviks menjadi kental
TUJUAN
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba
- Mencegah implantasi
1. Semua pasangan suami istri yang ingin menunda kehamilan
KEBIJAKAN
2. SK Direktur No. 09/SK/IX/2022
1. Beri salam pada klien
2. Tanyakan pada klien masalah reproduksi dan masalah kesehatan
yang berhubungan dengan perhatian khusus pada kontrasepsi pil
3. Berilah informasi tentang kontrasepsi pil :
a. Efektifitas
b. Cara kerja dalam mencegah kehamilan
c. Bagaimana pemakaian pil
d. Keuntungan dan kerugian

PROSEDUR e. Efek samping


f. Tanda-tanda yang harus diperhatikan dan kapan harus kembali ke
rumah sakit.
4. Tegaskan bahwa klien dapat menghentikan kontrasepsi
5. Berikan kontrasepsi pil pada klien
6. Berikan penjelasan pemakaian kontrasepsi pil pada klien :
a. Bagaimana cara minum pil
b. Efek samping dan cara penanganannya
c. Masalah kesehatan yang timbul dan mengharuskan klien datang
PIL KB
Instalasi rawat inap bersalin

No. Dokumen No.Revisi Halaman


09/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/2

ke rumah sakit
1. Mintalah klien mengulangi petunjuk pemakaian kontrasepsi pil
2. Tanyakan pada klien apakah masih ada yang kurang jelas
PROSEDUR
3. Beritahu klien kapan harus kontrol
4. Beri salam perpisahan

UNIT TERKAIT
KURETASE PADA ABORTUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


10/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
cavum uteri dengan melakukan invasi dan manipulasi instrument
PENGERTIAN (sendok kuret) kedalam kavum uteri yang dikerjakan pada wanita
dengan usia kehamilan < 20 minggu
TUJUAN Membersihkan kavum uteri dari sisa buah kehamilan
Keputusan direktur RS Wates Husada Nomor 10/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
tentang kebijakan pelayanan instalasi rawat inap
A. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
B. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
1. PASIEN
a. Bersihkan dengan air sabun perut bawah dan lipatan paha
dan pasang cairan serta selang infus.
b. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
kardiopulmoner.
c. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut
bawah.
PROSEDUR
d. Medikamentosa :
1) Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kg BB)
2) Ketamin HCL 0,5 mg/Kg BB, Tramadol 1-2 mg/Kg BB)
3) Sedativa (diazepam 10 mg)
4) Atropin sulfas 0,25-0,50 mg/ml
e. Larutan antiseptik (povidon iodin 10 %)
f. Oksigen dengan regulator
g. Instrumen :
1) Cunam tampon 1
KURETASE PADA ABORTUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


08/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/4

1) Cunam peluru atau tenakulum 1


2) Klem ovum (foester/fenster clamp) lurus dan lengkung 2
3) Sendok kuret 1 set
4) Penera kavum uteri (uterine sound / sondage) 1
5) Spekulum sim S atau L dan kateter karet 2 dan 1
6) Tabung 5 ml dan jarum suntik no 23 sekali pakai
a. Dilatators
1. PENOLONG (Operator dan Anastesi)
a. Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung
b. Sarung tangan DTT/steril
c. Alas kaki (sepatu Boot)
d. Instrumen :
1) Lampu sorot
2) Mangkok logam
PROSEDUR
3) Penampung darah dan jaringan
A. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TIINDAKAN
B. TINDAKAN
1. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetik
a. Pethidin hanya diberikan apabila tersedia antidotum dan alat
resusitasi
2. Lakukan kateterisasi kandung kemih
3. Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah dan konsistensi uterus.
a. Periksa juga kemungkinan penyulit atau kondisi patologis
lainnya.
4. Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan
larutan klorin 0,5 %
5. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru
KURETASE PADA ABORTUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


10/VK.RSWH/1017/V/2022 1 3/4

6. Masukkan spekulum sim S/L secara vertikal dengan satu


tangan kedalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga
posisi menjadi transversal.
7. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya
8. Tarik spekulum bawaha (hingga lumen vagina tampak jelas)
masukkan bila spekulum atas secara vertikal kemudian putar
dan tarik ke atas hingga serviks terlihat jelas.
9. Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisi
10. Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas
antiseptik yang dijepit dengan cunam tampon ), tentukan
bagian serviks yang akan dijepit
11. Jepit servik dengan tenaculum pada tempat yang telah
ditentukan.
12. Keluarkan speculum atas setelah penjepitan terpasang dengan
PROSEDUR
baik
13. Lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkungan uterus
dengan penera cavum uteri. Pegangan gagang tenakulum,
masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks
hingga menyentuh fundus (keluarkan dulu jaringan yang
tertahan pada kanalis)
a. Lakukan pengambilan jaringan dengan klem ovum (dorong
klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus
kemudian tutup dan tarik) bila diatas serviks cukup besar.
b. Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan cincin yang
halus dan rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus.
c. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi
jaringan yang terjepit atau keluar.
14. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,
KURETASE PADA ABORTUS
Instalasi rawat inap bersalin

No. Dokumen No.Revisi Halaman


10/VK.RSWH/1017/V/2022 1 4/4

masukkan ujung sendok kuret (sesuai lengkungan uterus)


melalui kanalis servisis kedalam uterus hingga menyentuh
fundus uteri (untuk mengukur kedalaman)
15. Lakukan kerokkan dinding uterus secara sistematis dan searah
jarum jam , hingga bersih (seperti mengenai bagian bersabut)
a. Masukkan sendok kuret sesuai dengan lengkungan uteri,
setelah mencapai fundus putar gagang sendok 180 derajat,
baru lakukan pengerokkan, untuk dinding cavum uteri yang
berlawanan dengan lengkungan cavum uteri.
16. Keluarkan jaringan dan bersihkan darah yang mengenai lumen
vagina bagian belakang

PROSEDUR 17. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks


18. Lepaskan spekulum bawah
19. Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium patologi
C. DEKONTAMINASI
D. CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
E. PERAWATAN PASCA TINDAKAN
1. Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan beri
instruksi bila terjadi kelainan/komplikasi
2. Catat kondisi pasien dan buat laporan
3. Buat instruksi pengobatan dan pemantauan kondisi pasien
20. Beritahu kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan sudah
selesai tapi pasien masih memerlukan perawatan
UNIT TERKAIT
KURETASE PASCA PERSALINAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


11/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
cavum uteri dengan melakukan invasi dan manipulasi instrumen
PENGERTIAN (sendok kuret) kedalam cavum uteri yang dikerjakan pada wanita
pasca melahirkan.
TUJUAN Melepas sisa jaringan plasenta yang masih melekat dicavum uteri
Keputusan direktur RS Wates Husada Nomor 11/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
tentang kebijakan pelayanan instalasi rawat inap
A. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
B. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
1. Pasien
a. Pasang cairan dan selang infus, perut bawah dan lipatan paha
sudah dibersihkan dengan air dan sabun
b. Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi
cardiopulmoner
c. Siapkan kain alas bokong , sarung kaki dan penutup perut
bawah
PROSEDUR
d. Medikamentosa :
1) Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kg BB), Ketamin HCL 0,5
mg/Kg BB, Tramadol 1-2 mg/Kg BB)
2) Sedativa (diazepam 10 mg)
3) Atropin sulfas 0,25-0,50 mg/ml
e. Larutan antiseptik (povidon iodin 10 %)
f. Oksigen dengan regulator
g. Instrumen :
1) Cunam tampon 1
KURETASE PASCA PERSALINAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


11/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/4

1) Klem ovum (foester/fenster clamp) lurus 2


2) Sendok kuret pasca persalinan 1
3) Spekulum sim S atau L dan kateter karet 2 dan 1
4) Tabung 5 ml dan jarum suntik no 23 sekali pakai
1. Penolong (operator dan asisten)
a. Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung
b. Sarung tangan DTT/steril
c. Alas kaki (sepatu Boot)
d. Instrumen :
1) Lampu sorot
2) Mangkok logam
3) Penampung darah dan jaringan
A. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
B. TINDAKAN
PROSEDUR
1. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgesik
2. Lakukan kateterisasi bila penderita tidak dapat berkemih
3. Lakukan pemeriksaan bimanual setelah kandung kemih
dikosongkan, tentukan besar uterus dan bukaan serviks.
4. Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan
larutan klorin 0,5 %
5. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru
6. Pasang spekulum sim S atau L, masukkan bilahnya secara
vertikal kemudian putar ke bawah
7. Pasang spekulum sim S berikutnya dengan jalan memasukkan
bilahnya secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas
sehingga portio tampak jelas
8. Minta asisten untuk memegang speculum atas dan bawah,
pertahankan pada posisinya semula
KURETASE PASCA PERSALINAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


11/VK.RSWH/1017/V/2022 1 3/4

9. Gunakan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi


dengan larutan antiseptik, kemudian bersihkan lumen vagina
dan portio. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang
tersedia, kembalikan cunam ke tempat semula
10. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas portio
(perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau jam 12)
11. Lepaskan spekulum atas setelah portio terpasang
12. Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok curet
pasca persalinan dengan tangan kanan, pegang diantara ibu jari
dan telunjuk gagang (gagang sendok berada pada telapak
tangan) kemudian masukkan hingga menyentuh fundus.
13. Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum, letakkan
telapak tangan pada bagian atas fundus uteri (sehingga

PROSEDUR penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung


sendok kuret ).
14. Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, gagang klem
ovum dipegang kembali oleh operator
Ambil kapas (dibasahi dengan larutan antiseptik) dengan
cunam tampon, bersihkan darah dan jaringan pada lumen
vagina.
15. Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio.
16. Lepaskan spekulum bawah
17. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung
kaki, masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5
%
18. Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan
antiseptik.
KURETASE PASCA PERSALINAN
Instalasi rawat inap bersalin

No. Dokumen No.Revisi Halaman


11/VK.RSWH/1017/V/2022 1 4/4

C. DEKONTAMINASI
D. CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
PROSEDUR
E. PERAWATAN PASCA TINDAKAN

UNIT TERKAIT
MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen No.Revisi Halaman


12/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Penanganan persalinan kala III atau kala uri secara aktif dengan
PENGERTIAN pemberian oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir dan melakukan
traksi terkendali pada tali pusat
1. Segera menginisiasi separasi plasenta
TUJUAN 2. Memperpendek waktu yang dibutuhkan dalam kala III
3. Mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan
Keputusan direktur RS Wates Husada Nomor 09/SK/IX/2013 tentang
KEBIJAKAN
kebijakan pelayanan instalasi rawat inap
A. LETAKKAN BAYI PADA TEMPAT YANG AMAN (bagian
dari prosedur utama)
B. KLEM TALI PUSAT
1. Klem tali pusat ± 5m dari umbilikus bayi
a. Jepit tali pusat di antara jari tengah dan telunjuk,geser jari-
jari tersebut ke arah ibu
b. Pasang klem kedua pada tali pusat yang telah diekspresi
berjarak ± 3cm dari klem pertama
PROSEDUR 2. Oleskan povidon iodine 10% di sekeliling tali pusat antara
kedua klem
3. Pegang tali pusat diantara dua klem dengan satu
tangan,kemudian gunting tali pusat diantara kedua klem
tersebut.
4. Serahkan bayi pada asisten dan rawat sebagaimana mestinya.
C. PEMBERIAN OKSITOSIN
1. Lakukan pemeriksaan bahwa ini adalah kehamilan tunggal.
Berikan oksitosin 10 IU intramuskuler.
MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen No.Revisi Halaman


12/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/3

D. TRAKSI TERKENDALI TALI PUSAT


1. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
2. Letakkan satu tangan di atas simpisis untuk menahan uterus,
tangan kain memegang klem tali pusat untuk menegakkan
dan membuat tarikan terkendali pada tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi kuat, tegangkan pada talipusat
dan dorong uterus ke dorso kranial.
E. MELAHIRKAN PLASENTA
1. Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan
ringan dan melepas pegangan secara bergantian pada korpus
uteri apabila juluran tali pusat bertambah panjang.
2. Lakukan gerakan ini beberapa kali hingga plasenta tampak
PROSEDUR
pada vulva.
3. Lahirkan plasenta dengan bantuan tangan yang lain,
kemudian lakukan eksplorasi kelengkapan plasenta.
4. Bila plasenta tidak lengkap :
a. Bila selaput ketuban robek, gunakan klem untuk menarik
sisa selaput tersebut
b. Bila jumlah kotiledon tidak lengkap, lakukan eksplorasi
digital/manual dalam cavum uteri untuk mengeluarkan
jaringan yang tertinggal.
5. Lakukan pijatan ringan pada uterus dengan telapak atau jari-
jari tangan sehingga kontraksi berlangsung baik, segera
setelah plasenta lahir.
F. PENANGANAN KALA IV (Lanjutan prosedur utama)
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


13/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Plasenta manual adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengeluarkan plasenta pada keadaan retensio plasenta/perdarahan
banyak pada kala uri.
PENGERTIAN
Retensio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta belum
keluar setelah 30 menit kala uri.
TUJUAN Mengeluarkan plasenta yang masih berada di dalam rongga uterus.
Keputusan direktur RS Wates Husada Nomor 09/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
tentang kebijakan pelayanan instalasi rawat inap
A. PERSIAPAN
1. Pasang set dan cairan infuse
2. Jelaskan pada ibu prosedur dan tindakan
3. Lakukan anastesia verbal atau analgesia per rectal
4. Siapkan dan jalankan prosedur pecegahan infeksi
B. TINDAKAN PENETRASI KEDALAM KAVUM UTERI
1. Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
2. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
PROSEDUR
tagangkan pada satu tangan sejajar lantai
3. Masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke
bawah) kedalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali
pusat secara obstetri.
4. Minta seorang asisten/penolong lain untuk memegangkan klem
tali pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk menahan
fundus uteri setelah mencapai bukaan serviks.
Masukkan tangann dalam hingga ke cavum uteri sehingga
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


13/VK.RSWH/1017/V/2022 1 2/4

mencapai tempat implantasi plasenta sambil menahan fundus


uteri.
1. Bentangan tangan obstetric menjadi datar seperti memberi
salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling
merapat).
A. MELEPASKAN PLASENTA DARI DINDING UTERUS
1. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling
bawah.
a. Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat
tetep disebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan
diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung
tangan menghadap ke bawah (posterior ibu).
b. Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas

PROSEDUR tali pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara


plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan
menghadap keatas (anterior ibu).
2. Perluas perlepasan dengan jalan menggeser tangan ke kanan
dan ke kiri sambil di geserkan ke atas (cranial ibu) hingga
semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus setelah
ujung jari-jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus.
Catatan :
a. Bila tepi plasenta tidak teraba / plasenta berada pada
dataran yang sama tinggi dengan dinding uterus makan
hentikan upaya plasenta manual karena hal itu
menunjukkan plasenta inkreta (tertanam dalam
miometrium).
b. Bila hanya sebagian dari implantasi plasenta dapat di
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


13/VK.RSWH/1017/V/2022 1 3/4

lepaskan dan bagian lainnya melekat erat maka hentikan


pula plasenta manual karena hal tersebut adalah plasenta akreta.
Untuk keadaan ini sebaiknya ibu diberi uterotonika tambahan
(misoprostol 600 mcg/rectal sebelum di rujuk).
B. MENGELUARKAN PLASENTA
1. Lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang
tertinggal sementara satu tangan masuh didalam cavum uteri.
2. Pindahkan tangan luar dari fundus ke suprasimpisis (tahan
sekmen bawah uterus) kemudian instruksikan asisten atau
penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam
membawa plasenta keluar (hindari terjadinya percikan darah)
3. Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan
suprasimpisis) uterus ke arah dorso kranial setelah plasenta
dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah
PROSEDUR
disediakan.
C. PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN
1. Dekontaminasi sarung tangan (sebelah dilepaskan) dan
peralatan lain yang digunakan.
2. Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
4. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.
D. PEMANTAUAN PASCA TINDAKAN
1. Periksa kembali tanda vital ibu
2. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
3. Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih
diperlukan dan asuhan lanjutan.
4. Beritahu pada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


13/VK.RSWH/1017/V/2022 1 4/4

selesai tapi ibu masih memerlukan pemantauan dan asuhan


lanjutan.
PROSEDUR
5. Lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan
sebelum di pindah keruang rawat gabung.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap bersalin


SEKSIO SESAREA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


14/VK.RSWH/1017/V/2022 1 1/5

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Wates Husada
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Januari 2022
dr. Titin Ekowati, M.Kes
Seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
PENGERTIAN sayatan pada dinding uterus yang masih untuh (intact)

TUJUAN Melakukan pertolongan persalinan perabdominal


Keputusan direktur RS Wates Husada Nomor 09/SK/IX/2022
KEBIJAKAN
tentang kebijakan pelayanan instalasi rawat inap
A. PERSETUJUAN MEDIK
B. MENETAPKAN INDIKASI SEKSIO SESAREA
C. MENENTUKAN JENIS SEKSIO SESARIA
D. MEMPERSIAPKAN TIM
E. PENCEGAHAN INFEKSI DAN PERSIAPAN OPERASI
1. Pasien
2. Penolong
F. TINDAKAN PEMBIUSAN
G. TINDAKAN OPERASI
PROSEDUR
1. Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan povidon iodin 10 %
persempit dengan doek steril
2. Lakukan insisi mediana dengan pisau bedah sepanjang ±12 cm
3. Perdalam sayatan pada dinding abdomen sampai menembus
peritoneum dan perlebar.
4. Observasi kondisi ataupun kelainan pada uterus, adneksa dan
parametrium dengan jalan menarik dinding abdomen ke kiri-
kanan
5. Angkat dinding perut dengan retractor, selipkan kasa usus
SEKSIO SESAREA
SEKSIO SESAREA
SEKSIO SESAREA
No.Revis
No. Dokumen Halaman
No. Dokumen No.Revisi
SEKSIO SESAREA
i Halaman
15/VK.RSWH/1017/V/2022 NO.Revisi Halaman2/5
UNIT TERKAIT No.rawat
Dokumen
14/VK.RSWH/1017/V/2022
Instalasi inap bersalin 1 1 3/5
14/VK.RSWH/1017/V/2022 1 4/5
No. Dokumen No.Revisi Halaman
basah melingkupi dengan
9. Reperitonialiasasi
14/VK.RSWH/1017/V/2022 sisi uterus danplain
benang menyisihkan
catgut nousus,1 5/5 ovarium,
1
ditandatangani oleh operator. lainnya.
10.tuba dan organ
Keluarkan kasa intraabdominal
usus basah, bersihkan rongga abdomen dan
3. Buat
1. Sayat instruksi
dansegmen
keadaan perawatan
bawah
bayi meliputi :
lakukan periksa ulanguterusuntuk dengan pisau (sehingga
menyakinkan mudah
tidak adanya
a. Jadwal
ditembus
3) Resiko pemeriksaan
danfungsi perlebar ulang
reproduksi tekanan
denganpasien darah,
jari), frekuensipecahkan
nadi dan
dan kehamilan/persalinan
kemudian
perdarahan dari tempat jahitan atau tempat lain.
nafas dan
11.ketuban
Jahityang akan
peritoneum hisap datang
cairan
secaraketuban yang keluar.
jelujur terkunci dengan benang plain
b. Jadwal
a. Segmen
b. Kontrasepsi pengukuran jumlah produksi urine
catgut no 1 bawah uterus dibuka dengan jari operator sesuai
c. Berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terinci yang
12.c.Jahit
Lakukan
denganototarah konseling
secara insisi tajam.
dan rencanakan
terputus dengan benang upaya-upaya
plain catgut pencegahan
no.1
2. mencakup : nama, obat, dosis, cara pemberian dan
PROSEDUR 13.Luksir
kehamilan
Jepit keluar(bila
fascia kepala tidak
abdominalis janin.
dilakukan
Kemudian
pada tubektomi).
ujung lahirkan
proksimaljelaskan
seluruh
dan hingga
tubuh
distal
waktu/jam
dengan
pasiencara pemberian
memahami,
yang sesuai. menerima
Bersihkan
sayatan dengan kocher dan dijahitdan seluruh
dapat
jelujur muka
memilih
dengan janin metode
dengan
polyglycolic
D. NASEHAT
kain
kontrasepsi DAN
kasa lembab. KONSELING
yang sesuai. PASCA OPERASI
acid
1. Kepada
3. d.
Jepit
Jelaskan
tali keluarga
pusatkembali
padapasien
jarak
resiko10-15
yang cmdihadapi
dari umbilicus
oleh pasien,
dan gunting.
berikan
14. Jahit kulit secara terputus dengan benang sutera no 2/0 atau
a. Beritahukan
Bayi
cukup
diserahkan
waktu bahwa :berdiskusi
polyglycolic aciduntuk
pada
no. 4/0 dokter anakhingga
untuk perawatan
diyakini bahwa selanjutnya.
pasien
1) Operasi
4. Lahirkan
telah cukup telah
plasenta
mengerti selesai
dengan dan
dan kasa
paham. sampaikan
melepaskan jalannya
secara manualoperasi,
dari
15. Tutup luka operasi dan povidon iodine
kondisi ibu saatkemudian ini dan apa tarikyangtali diharapkan minimal
PROSEDUR 16.tempat
Lepas kainimplantasi,
penutp abdomen secara hati-hati pusat
tanpadan sedikit
menyentuh
PROSEDUR mencakup
menekan fundus. 24 jam pasca operasi
kasa penutup luka operasi
PROSEDUR
2) Waktu
5. Jepit tepi luka lahir,
insisijenis
pada kelamin, panjang badan, dengan
berat badan
17. Bersihkan vagina dari segmen
sisa darah bawahdan uterus
bekuan dengan klem
dan keadaan
fenster/foester,kasa bayi
terutama
menggunakan yang pada
dijepitkedua
padaujung luka sayatan.
fenster/foester klem
3) Resiko
6. Lakukan fungsi kedalam
eksplorasi reproduksi
cavum pasien
uteridari dan kehamilan/
dengan kasa yang
18. Bersihkan daerah vulva sampai paha sisa darah atau
persalinan
dijepitkan pada yang klem akan datang menggunakan 2-3 jari tangan
atau dengan
cairan tubuh.
4) Kontrasepsi
operator yang dibalut dengan kasa. Pastikan tidak ada bagian
A. DEKONTAMINASI
b. Jelaskan
plasenta yang rencana
tertinggal. perawatan dan perkirakan waktu pasien
B. CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
dapat dipulangkan
C. 7. Lakukan
PERAWATAN jahitanPASCA hemostatis BEDAHdengan simpul 8 pada kedua ujung
c. Mintakan
robekan uterus pada dengan keluarga untuk ikut mengawasi pasien
1. Periksa tekanan darah, menggunakan
frekuensi nadibenang polyglycilicatau
dan pernapasan, ukur
khususnya
kronik catgut terhadap resikodengan
fungsi penjahitan
reproduksi berupa bawah bekas
jumlah urine no yang 1, lanjutkan
tertampung dikantong urine,segmen periksa/ukur
seksio sesarea
secara
jumlahjelujur
perdarahan terkunci selamasebanyak
operasi.2 lapis.
2.
8. Kepada pasien (setelah sadar/dapat melalui
berkomunikasi) ulang luka
2. Pastikan
Buat laporan tidakoperasiadanyadan perdarahan
cantumkan hasil evaluasi pemeriksaan diatas
a. Beritahukan
jahitan. bahwa :
pada lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai
1) Keadaan pasien saat ini
APGAR dan kondisi bayi saat lahir. Lembar operasi
2) Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan

Anda mungkin juga menyukai