Anda di halaman 1dari 21

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PROTAP UKGMD
PROTAP UKGMD
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
KESEHATAN
GIGI DAN
MULUT
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
TEKNIK MEDIK 1. Menyiapkan Alat , Obat Obatan gigi, membuka kran angin
kompresor , mengisi aqua bila tabung kosong
2. Menerima pasien :
a. Mengambil kartu
b. Anamnesa
c. Diagnosa Dan Tindakan
d. Bila Ada Pasien dengan keluhan penyakit lain konsul ke
dokter
3. Membuat Resep
4. Menyiapkan Surat Rujukan Untuk Pasien Yang akanditujuk
5. Mengisi Buku Register Pasien
6. Mensterilkan Alat
7. Menyimpan Peralatan Yang Sudah Disterilkan Ke Dalam
Lemari alat
8. Membereskan Obat obat yang sudah dipakai
9. Membersihkan Dan Membereskan Ruangan
10. Membuat Laporan hasil Kegiatan Gigi Setiap 1 Bulan Sekali
Ke Kabupaten
11. Mengarsipkan seluruh laporan kegiatan gigi dan mulut
12. Membuat visualisasi data kegiatan gigi dan mulut
13. Mengikuti Rapat bulanan / lokbul di Puskesmas
14. Mengikuti rapat Program Ke Dinas Kesehatan
15. Melaksanakan Kegiatan UKGS setiap Bulan
16. Melaksanakan Kegiatan UKGMD Setiap Bulan
17. Melaksanakan Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
18. Membuat laporan tahunan kegiatan kesehatan gigi dan mulut
ke Kabupaten
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PROTAP UKGMD
PROTAM UKGMD
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 HALAMAN
7
PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TETAP TERBIT
PROTAP
UKGMD

03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners


NIP. 19720206 197902 2001
TEKNIK MEDIK 1. Menentukan Desa yang Akan Dikunjungi
2. Menyiapkan Alat UKGMD KIT
3. Menyiapkan Buku Register UKGMD Dan Surat Perintah
4. Penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Kepada
Masyarakat
5. Pemeriksaan Kesehatan Gigi Dan Mulut
6. Merujuk Pasien Ke Puskesmas
7. Mengumpulkan Laporan Tentang Kesehatan Gigi dari
Kader Membuat Laporan Bulanan tentang Kesehatan Gigi
dan Mulut Masyarakat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PROTAP UKGS

PROTAM UKGS
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 HALAMAN
7
PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TETAP TERBIT
PROTAP UKGS

03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners


NIP. 19720206 197902 2001
TEKNIK MEDIK 1. Menentukan SD yang akan dikunjungi
2. Menyiapkan peralatan UKGS KIT
3. Menyiapkan buku Register UKGS
4. Menyiapkan Surat perintah untuk ditanda tangani oleh
Kepala Sekolah
5. Mengunjungi Kepala Sekolah / Guru disekolah yang dituju
untuk meminta izin
6. Mengisi identitas murid kelas I, III dan V ke dalam buku
register UKGS
7. Menggosok gigi bersama
8. Pemeriksaan gigi dan mulut kepada anak sekolah
9. Merujuk anak sekolah ke Puskesmas

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENAMBALAN GIGI

PENAMBALAN GIGI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7
PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TETAP TERBIT
PENAMBALAN
GIGI

03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners


NIP. 19720206 197902 2001
TUJUAN / 1. Untuk menghilangkan penyakit dan memulihkan kesehatan
2. Untuk memberi perawatan pada gigi
ALASAN UTAMA
3. Untuk mencegah menderita sakit
4. Untuk menghindari infeksi
5. Untuk menjamin mastikasi yang nyaman dan efisien
PRINSIP 1. Outline kavitas harus melibatkan lesi karies , pit serta fisur
PREPARASI yang mudah terkena karies
2. Bentuk kavitis harus sedemikian rupa untuk memberikan
tahanan yang baik pada tambalan terhadap gaya mastikasi dan
retensi yang memadai terhadap gaya gerak
TEKNIK 1. Menyiapkan alat diagnostik untuk tambalan
2. Bersihkan kavitas dengan eksavator dianjurkan menggunakan
PENAMBALAN
bor dapatkan jalan masuk dan tentukan kedalaman kavitas
GIGI
3. Hilangkan semua jaringan karies
4. Cuci , keringkan dan siapkan preparasi kavitas menggunakan
air syringe
5. Berikan lapisan pada kavitas
6. Aduk bahan tambal , kondenssikan bahan tambal ke kavitas
rapikan sesuai dengan permukaan kavitas gigi
7. Periksa oklosi , oleskan tambalan dengan cairan varnish
8. Instruksi kepada pasien untuk tidak makan dahulu sseama 1
jam
SUMBER PERAWATAN GIGI ANAK EDISI 2 TAHUN 1992

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


INJEKSI SUPRAPERIOSTEAL
( INFILTRASI PADA MAKSILA DAN MANDIBULA)

INJEKSI SUPRAPERIOSTEAL
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
INJEKSI
SUPRAPERIOSTEAL
( INFILTRASI PADA
MAKSILA DAN 03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
MANDIBULA) NIP. 19720206 197902 2001

DASAR Istilah Injeksi Supraperiosteal digunakan untuk menunjukan


PEMIKIRAN tempat didalam jaringan dimana anestetikum dideponir dalam
hubungannya dengan periosteum bukal dan labial. Teknik ini
oleh beberapa operator disebut Infilstrasi

Anestetikum yang dideponir di atas periosteum setinggi apeks


gigi akan mengalir ke dalam periosteum dan tulang melalui
proses Difusi Ansetetikum akan berpenestrasi ke dalam serabut
sarap yang masuk ke apeks gigi dan menginervasi alveolus dan
membran periodontal. Dalam keadaan normal , akan terbentuk
keadaan anestesia pada struktur struktur tersebut
TEKNIK Dengan menggunakan kasa atau kapas yang diletakan diantara
jari dan membran mukosa mulut , tariklah pipi atau bibir serta
membran mukosa yang bergerak ke arah bawah untuk rahang
atas dan ke arah atas untuk rahang bawah , untuk memperjelas
daerah lipatan mukobukal atau mukolabial

Garis yang membatasi mukosa bergerak dan tidak bergerak


bisa diperjelas dengan mengulaskan lodine pada jaringan
tersebut. Membran mukosa akan berwarna lebih gelap
daripada mukoperiosteum. Suntiklah jaringan pada lipatan
mukosa dengan jarum mengarah ke tulang dengan
mempertahankan agar bevel mengarah ke tulang

dan jarum sejajar bidang tulang


lanjutkan tusukan jarum menyelusuri periosteum sampai ujungnya
mencapai setinggi akar gigi. Untuk menghindari gembungan pada
jaringan dan mengurangi rasa sakit , deponirlah 1 2 cc
anestetikum . injeksi yang perlahan akan memperkecil atau
mengurangi rasa sakit. Diharapkan anestesia akan terjadi dalam
waktu 5 menit
DOKUMENTASI PETUNJUK PRAKTIS ANESTESI LOKAL
TERKAIT (ATLAS OF LOCAL ANAESTHESIA IN DENISTRY )
TAHUN 1993
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INJEKSI BLOK PADA MANDIBULAR

INJEKSI BLOK PADA MANDIBULAR


NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
INJEKSI BLOK
PADA
MANDIBULAR
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
DASAR Blok n a alveolaris inferior bisa dilakukan dengan mendeponirkan
PEMIKIRAN anestetikum sekitar nervus tersebut sebelum masuk ke canalis
mandibularis . metode ini dianjurkan karena injeksi
supraperiosteal biasanya tidak efektif terutama untuk regio gigi
gigi molar
Suclus mandi bularis terletak pada facies interna ramus
mandibulac berisi jaringan ikat longgar yang dilakukan oleh n
alveolaris dan pembuluh darahnya sebelah medialnya tertutup oleh
ligamentum sphenomandibularis dan m. Pterygoideus medialis
Raphe pterygomandibularis terletak tepat di bawah mukosa dan
bisa diraba mulut dibuka lebar lebar , Raphe membentang dari
crista mylohyoidea pada mandibular, di sebelah posterior molar
ketiga ke hamulus pterygoideus
TEKNIK Palpasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga kuku jari
menempel pada linca obliqu dengan Barrel ( bagian yang berisi
anestetikum) ayringe terletak di kedua premolarpada sisi
berlawanan, arahkan jarus sejajar engan dataran oklusal gigi gigi
mandibula ke arah rumus dan jari
Tusukan jarum pada apeks trigonum pterygomandibulare dan
teruskan gerakan jarum diantara rumus dan ligamentum
ligamentum serta otot otot yang menutupi facies internaramus
sampai ujungnya berkonyak pada dinding posterior sulcus
mandibulari. Deponirkan kurang lebih 1,5 cc anestetikum di
sekitar n alveolaris interior ( Kedalam insersi jarum rata rata 15
mm tetapi berfariasi tergantung pada ukuran mandibula dan
perubahan proporsinya sejalan dengan pertambahan umur ) N.
Lingualis bisanya teranestesi dengan cara mendponirkan sejumlah
kecil anestetikum pada pertengahan perjalanan masuknya jarum
DOKUMENTASI PETUNJUK PRAKTIK ANESTESI LOKAL
TERKAIT ( ATLAS OF LOCAL ANAESTHESIA IN DENTISTRY)
TAHUN 1993
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
EXODONTIA ( PENCABUTAN GIGI )

EXODONTIA ( PENCABUTAN GIGI )


NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
EXODONTIA
( PENCABUTAN
GIGI )
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
DEFINISI Ialah Suatu Tindakan mengeluarkan / ekstrasi gigi dari soketnya
tanpa ras asakit , higienis dan aman
GEJALA KLINIS Pada Kasus Infeksi
DAN Keadaan umum membaik
Tidak ada trismus
PEMERIKSAAN
Rasa sakit sudah mereda / hilang
Seiring dijumpai adanya fistel atau bekas insisi oral ( post
abses sub mukous) atau ekstra oral ( Abses subkutan )
Ada gigi dengan karies profunda dengan sondasi (-)
Intra oral : Fistel multiple kadang kadang ada sekuester
Gigi dengan karies profunda
Gigi goyang
Eksta oral : dapat pembengkakan , fistel multuple sekuester
Konsul dari disiplin ilmu medis lain untuk fokus infeksi \
Kasus non infeksi
Gigi dengan kelainan pertumbuhan
Supernumerary
Ekstra oral : Tidak ada kelainan
Sakit (-)
Intra oral : ada gigi berlebih dengan bentuk nervariasi seprti
kaninus atau premolar dengan ukuran kecil
Kadang kadang intra oral tidak muncul
Bila impaksi mungkin dijumpai adanya dastema
Jumlah gigi tidak lengkap
PEMERIKSAAN A. Pemeriksaan Radiologis : Bila diperlukan
B. Pemeriksaan Labolat orium darah
PENGUNJUNG
TERAPI Antiseptik
PROSEDUR Anestesi lokal
Pencabutan
MEDIK
Periksa Kelengkapan gigi dan periksa soket
Kompresi soket gigi
Tamponade
Instruksi pasca esktrasi
Bila perlu pemberian obat
Antibiotika
Analgetika
Ruborantia
PERALATAN Standar Alat Diagnostik
Set Eksodoonita
KEBERHASILAN Penutupan Soket Secara Sempurna
PERAWATAN
DOKUMENTASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUIBLIK INDONESIA
JAKARTA -2002
TERKAIT
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEDOKTERAN GIGI
INDONESIA
BIDANG BEDAH MULUT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI

PELAYANAN KESEHATAN GIGI


NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PELAYANAN TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


KESEHATAN TERBIT
GIGI
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
PROSEDUR 1. Pasien Datang
ATAU TAHAPAN 2. Pendaftaran : Nama, Alamat, umur , Jenis Kelamin
3. Pemeriksaan Awal : TD , BB , TB, Keluhan Yang Dirasakan /
Tujuan Berobat ( BP Umum , BP Gigi , KIA , MTBS )
4. BP Giigi
a. Anamnesa : - Keluhan yang dirasakan
- Sudah berapa hari sakit gigi yang diderita
Pemeriksaan Diagnosa Umum
- Ada Alergi obat / tidak
- Penyakit Jantung
- Diabetes Melitus
- Asma dll
Pemeriksaan Extra Oral
- Relasi Bibir
- Tonus Bibir
- TMJ
- Wajah
Intra Oral
- Ada karies / lubang di gigi
- Kebersihan mulut
b. Diagnosa dan therapy
1. Karies Filling
2. Pulpa PSA -
- Ekstraksi ( PSA tidak berhasil )

3. Periodontik kronis ekstraksi apabila gejala reda dan


derajat kegoyangan gigi sudah parah
4. Periodonitis akut / AGS : Ekstraksi setelah gelaja /
abses hilang
5. Persistensi ekstraksi
6. Gingiitis scalling
7. Gangren pulpa : PSA Atau Ekstraksi Apabila
Peradangan Reda
8. Perikoronitis : radang Reda Dilakukan Operculectomi /
Odontektomi
9. Stomatitis aptosa
10. Gangguan gigi lainnya : rujuk Ke RS
C. Apotek Untuk mengambil obat
D. Pasien pulang
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KARIES EMAIL DENGAN KAVITAS
KARIES MENCAPAI DENTIN DENGAN KAVITAS
KARIES PADA SEMEN / KARIES AKAR GIGI

KARIES EMAIL DENGAN KAVITAS


KARIES MENCAPAI DENTIN DENGAN KAVITAS
KARIES PADA SEMEN / KARIES AKAR GIGI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
- KARIES EMAIL
DENGAN
KAVITAS
- KARIES
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
MENCAPAI
NIP. 19720206 197902 2001
DENTIN
DENGAN
KAVITAS
- KARIES PADA
SEMEN /
KARIES AKAR
GIGI
DEFINISI - Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini
yang lapisan permukaan rusak
- Karies yang sudah berkembang mencapai dentin
- Karies yang umumnya terjadi pada individu umur 35 thn
- Karies yang disebabkan oleh resesi gigi / terbukanya semen
PATOFOSIOLOGI Bergantung pada keparahan proses kerusakan
GEJALA KLINIS Jika Akut disertai rasa ngilu , jika kronis umunya tidak ada rasa
DAN ngilu
PEMERIKSAAN Pemeriksaan dengan alat standar
Bergantung pada lokasi karies email ;
- Jika menganggu estetika , di tumpat
- Jika tidak menganggu ; recontouring , poles , ulas flour
Bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis
- Pulp capping indrek ekskavasi jaringan karies , berikan
pelapis dentin Ca(OH)2
(Sesuai dengan klasifikasi Billings )
I. Poles Dan Ulas dengan flour
II. Recountouring , Poles dan ulas flour
III. Tumpatan
IV. Perawatan endontik dan tumpatan
Semua yang dilakukan harus disertai edukasi pasien dan konsul
diet

KEBERHASILAN - Pulp capping , klinis tidak ada keluhan radiografik foto


PERAWATAN Rontgen terbentuk repraratif dentin
- Perawatan endodonik , klinsis tidak ada keluhan radiografik
periapeks Normal
DOKUMEN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK
TERKAIT INDONESIA
JAKARTA 2002
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEDOKTERAN
GIGI INDONESIA
BIDANG KONSERVASI GIGI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PULPITIS REVERSIBEL / PULPITIS AWAL / PULPITIS HIPEREMI

PULPITIS REVERSIBEL / PULPITIS AWAL / PULPITIS


HIPEREMI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP PULPITIS TERBIT
REVERSIBEL /
PULPITIS AWAL /
PULPITIS
HIPEREMI 03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
DEFINISI Radang Pulpa Ringan sampai sedang akmibat rangsang radang
dapat sembuh setelah rangsang dihilangkan
PATOFISIOLOGI Pulpitis awal dapat terjadi karena karies dalam , trauma tumpatan
resin komposit / amalgam / ionomer gelas
Gambaran mikroskopis ditandai oleh lapisan odontoblas rusak ,
vasodilatas , odem , sel radang kronis , kadang sel radang akut
GEJALA KLINIS Nyeri tajam terjadi singkat tetapi tidak spontan , tidak terus
DAN menerus. Nyeri hilang setelah rangsangan hilang berupa panas /
PEMERIKSAAN dingin asam / manis . rangsangan dingin lebih nyeri daripada
panas
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Vitalitas pulpa dan radiografik
PENUNJANG
TERAPI / Menghilangkan Penyebab
PROSEDUR Tumpatan tetap dengan basis semen gelas ionomer
MEDIK Kavitas dalam diberi pelapis Ca(OH) atau pulp capping indirek
dan ditumpat tetap
PERALATAN Dental unit gigi lengkap , alat diagnosis lengkap alat dan bahan
DAN BAHAN penumpatan lengkap
OBAT
KEBERHASILAN Gigi sehat , tidak ada keluhan spontan dan tidak sensitif terhadap
PERAWATAN perubahan suhu
DOKUMENTASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TERKAIT JAKARTA 2002
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEODKTERAN
GIGI INDONESIA
BIDANG KONSERVASI GIGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PULPITIS / PULPITIS IRREVERSIBEL

PULPITIS / PULPITIS IRREVERSIBEL


NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
PULPITIS /
PULPITIS
IRREVERSIBEL
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
DEFINISI Radang Pulpa yang ringan ( baru terjadi ) atau yang berlangsung
lama, ditandai nyeri spontan terutama kena rangsang dingin
PATOFISIOLOGI Radang Pulpa akut akibat proses karies yang lama. Kerusakan
jaringan pulpa mengakibatkan gangguan sistem mikro sirkulasi
pulpa yang berakibat odem, syaraf tertekan dan menimbulkan
nyeri hebat
GEJALA KLINIS Nyeri tajam , menyengat , berlangsung cepat, dapat hilang dan
DAN timbul secara spontan , serta secara terus menerus , nyeri timbul
PEMERIKSAAN akibat temperatur , terutama dingin, manis , dan asam .
kavitasdalam , mencapai pulpa atau karies dibawah tumpatan
lama.
PEMERIKSAAN Foto Rontgen dan Vitaliteser
PENUNJANG
TERAPI / Perawatan edondontik disesuaikan dengan keadaan gigi , yaitu
PROSEDUR gigi apeks terbuka dan gigi apkes tertutup . pada dewasa muda
MEDIK dengan pulpitis ringan dilakukan pulpotomi Ca(OH), dan pada
pulpitis yang berlangsung lama dilakukan pulpotomi formoerosol
menunggu apeksogenesis. Pada gigi dewasan dengan perawatan
saluran akar dan dilanjutkan restorasi yang sesuai
1a. Pulpotomi Ca(OH)
Anestesi islolasi ( Rubberdam ), Desinfeksi gigi, preparasi kavitas
pembukaan atap pulpa , pulpotomi dengan ekskavator tajam ,
pendarahan , aplikasi Ca(OH)2, sementasi dengan aplikasi pasta
ZnOE dan tumpatan Tetap

1b Pulpotomi Formocresol
Anestesi , isolasi (Rubberdam ) , Desinfeksi gigi, dengan kavatis ,
pembiaka atap pulpa , pulpotomi dengan

Ekskavator tajam, pendarahan ditekan dengan kapas dibawahi


formocresol , aplikasi para ZnOE pada dasar kavitas m, tumpatan
tetap
2.Pulpektomi dan perawatan saluran akar
Anestesi , pengukuran panjang akar , preparasi kavitas ,
pembukaan atap pulpa , pulpotomi pulpa dengan ekskavator
tajam , pendarahan ditekan dengan kapas steril , preparasi kavitas
pembukaan atap pulpa , pulpatomi, pulpa dengan ekskavator tajam
, pendarahan ditekan dengan kapas steril, preparasi ruang pulpa ,
ekstirpasi pulpa , pembentukan saluran akar , irigari NaOCL 2,5 %
PENYULIT Pada tindakan pulpektomi bila saluran akar gigi terlalu bengkok,
atau sempit/buntuk , letak gigi terlalu distal dan aspeks lebar
KEBERHASILAN Nyeri hilang segera perawatan
1. Kesembuhan pulpotomi Ca (OH)2
Jaringan pulpa yang berontak langsung dan mengalami
nekrosis superfisial, dibawahnya akan terbentuk jembatan
dentin dan terjadi apekso genesis
2. Kesembuhan pulpotomi formocresol
Terjadinya apeksogenesis jaringan pulpa yang berontak dengan
formocresol , dibawahnya mengalami degenerasi selebihnya
masih vital yang menentukan proses pembentukan akar gigi
DOKUMENTASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TERKAIT JAKARTA 2002
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEODKTERAN
GIGI INDONESIA
BIDANG KONSERVASI GIGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PULPITIS IRREVERSIBEL AKUT

PULPITIS IRREVERSIBEL AKUT


NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
PULPITIS
IRREVERSIBEL
AKUT
03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001
DEFINISI Radang Pulpa lama ditandai dengan rasa nyeri akut spontan
setelah terjadinya / terbentuknya eksudat /mikroabses didalam
pulpa
PATOFOSIOLOGI Radang Pulpa akut akibat proses karies yang berlanjut dan
berlangsung lama. Kerusakan pulpa menyebabkan gangguan
mikrosirkulasi dan terjadi udem & Mikroabses didalam pulpa
GEJALA KLINIS Nyeri tajam yang berlangsung terus menerus menjalar ke
DAN belakang telinga. Penderita tidak dapat menunjukan gigi yang
PEMERIKSAAN sakit . kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan atau
tumpata. Pulpa terbuka dan masih vita
PEMERIKSAAN Radiografik
PENUNJANG
TERAPI 1. Pada Akar tunggal, langsung dilakukan perawatan saluran akar
PROSEDUR 2. Pada akar ganda dilakukan anestesi , pulpotomi da ekstirpasi
MEDIK jaringan pulpa untuk meredakan ras asakit pemberian egenol
dan ditumpat sementara. Jika waktunya memungkinkan
diteruskan denmgan perawatan saluran akar
3. Pada apeksyang lebar atau terbuka, dilakukan pulpotomi
darurat dan pada kunjungan berikutnya dilakukan pulpotomi
formokresol
KEBERHASILAN Klinis tidak ada Keluhan baik secara spontan maupun dengan
PERAWATAN rangsangan. Gambaran foto rontgenlogik periapek normal
DOKUMENTASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TERKAIT JAKARTA 2002
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEODKTERAN
GIGI INDONESIA
BIDANG KONSERVASI GIGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


NEKROSIS PULPA / GANGREN PULPA
NEKROSIS PULPA / GANGREN PULPA
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
NEKROSIS
PULPA /
GANGREN
PULPA 03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
NIP. 19720206 197902 2001

DEFINISI Kematian jaringan Pulpa sebagian / seluruhnya sebagai kelanjutan


proses karies atau trauma
PATOFISIOLOGI Kematian Jaringan Pulpa Dengan atau tanpa kehancuran jaringan
pulpa
GEJALA KLINIS Tidak ada simpton sakit. Tanda klinis yang sering ditemui adalah
DAN jaringan pulpap mati, perubahan warna gigi, transluensi
PEMERIKSAAN rangsangan panas. Pada nekrosis sebagian bereaksi terhadap
rangsangan panas. Pada nekrosis total keadaan jaringan periapeks
normal / sedikit meradang sehingga pada tekanan atau perkusi
kadang kadang normal / peka. Mekrosis koagulasi dulu disebut
nekrosis steril, ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras dan
tidak berbau. Pada nerkosis liquefaksi / gargren dan tidak berbau .
pada nekrosis liquefaksi / gargren pulpa, jaringan pulpa lisis dan
berbau busuk
Pemeriksaan idisis vitalitas gigi dan foto rontgen penting di
lakukan
PEMERIKSAAN Vataliteser , eksplorer dan radio grafik
PENUNJANG
TERAPI / Perawatan saluran akar dan restorasi
PROSEDUR Bila apeks gigi lebar / terbuka dilakukan perawatan apeksifikasi.
MEDIK Setelah prepasi selesai , saluran makan diisi dengan Ca (OH)
sampai 1-2 dari ujung akar dan ditumpat tetap . evaluasi secara
berkala 3 6 bulan sampai terjadi penutupan apeks .
( Pemeriksaan Radiografik)

KEBERHASILAN Secara Klinis Tidak ada gejala sakit


PERAWATAN Gambaran Radiografik periapeks normal. Bila sebelum perawatan
ada kelainan periapeks maka kelainan tersebut mengecil atau
menetap. Jika apeks terbuka, setelah perawatan akan menutup
oleh jaringan kertas dengan berbagai tipe penutupan
DOKUMENTASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TERKAIT JAKARTA 2002
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEODKTERAN
GIGI INDONESIA
BIDANG KONSERVASI GIGI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ABSES PERIAPEKS AKUT DAN ABSES PERIAPEKS
KRONIS
ABSES PERIAPEKS AKUT DAN ABSES PERIAPEKS
KRONIS
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01/PKM/GIGI/201 1 -2 HALAMAN
7

PROSEDUR TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TETAP TERBIT
ABSES
PERIAPEKS
AKUT DAN
ABSES 03 JANUARI 2017 EUIS WIDIANINGSIH, S.Kep.Ners
PERIAPEKS NIP. 19720206 197902 2001
KRONIS
DEFINISI Abses yang masih terlokalisiri di dalam alveolar atau terjadi
penjalaran ke arah sub mukosa
PATOFISIOLOGI Abses Periapeks sebagai proses lanjutan kematian pulpa dan
menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses tersebut
GEJALA KLINIS Pembengkakan , abses yang terjadi didaerah akar gigi nekrosis
DAN dan dapat menimbulkan gejala demam . pada pemeriksaan palpasi
PEMERIKSAAN dan perkusi terasa sakit
PEMERIKSA Foto Rontgen dan Vitaliteser
PENUNJANG
TERAPI 1. Bila terjadi fluktuasi / abses selain dilakukan pembukaan
/TINDAKAN kamar pulpa untuk drainasedari saluran akar juga di lakukan
insisi jika apeks atau tertutup sehingga instrumentation dan
tidak lebih dari 1 mm dari apeks gigi dengan nomor alat #25
2. Pembukaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar , drainase ,
irigasi , pemberian dan ditutup sementara
3. Bila apeks lebar, kamar pulpa dibuka , preparasi saluran akar
irigasi 8, keringanan dan saluran akar di isi dengan Ca(OH)2
hingga 1 mm sebelum apeks. Setelah 1 minggu Ca(OH)2
didalam saluran akar di keluarkan dan saluran akar
dibersihkan dan diisi kembali dengan Ca(OH)2 yang baru.
Kemudian ditutup dengan tumpatan tetap. Evaluasi
dilakukansetelah 3 6 hingga terbentuknya

Penutupan Apeks

Selanjutnya perawatan saluran akar dapat dilakukan dengan


semestinya
KEBERHASILAN Gigi Sehat, klinis tidak ada keluhan secara spontan maupun
PERAWATAN dengan rangsangan
DOKUMENTASI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TERKAIT JAKARTA 2002
STANDAR PELAYANAN MEDIS KEODKTERAN
GIGI INDONESIA
BIDANG KONSERVASI GIGI

Anda mungkin juga menyukai