Anda di halaman 1dari 4

Nomor SOP

: PUSK.OBB.445.807/SOP/....../I/2018
Tanggal Pembuatan
: 8 Januari 2018
Tanggal Revisi
:
Tanggal Pengesahan
: 5 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA drg. Suwidji Dyah R. Banantari


KUPANG NIP. 196802262000122001
UPT PUSKESMAS OEBOBO
TATALAKSANA NEKROSIS
NAMA SOP
PULPA
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang 1. Memahami Tupoksi Kerja
Kesehatan; 2. Memiliki Kualifikasi
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Pendidikan Kedokteran Gigi/
Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi Keperawatan Gigi
dan Kabupaten/Kota;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi
PERALATAN/
KETERKAITAN
PERLENGKAPAN
SOP Mumifikasi 1. Dental unit lengkap,
SOP Penumpatan Gigi 2. Alat diagnosis,
SOP Pencabutan Gigi 3. Alat konservasi,
SOP Kajian Awal 4. Tensi meter,
5. Set peralatan eksodontia,
6. Bahan antiseptik dan
desinfektan,
7. Kapas steril
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Penanganan Pasien akan terkendala ketika terjadi Rekam Medik Pasien
penyimpangan prosedur

Pengertian Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang


disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi
kimiawi.
Tujuan Melakukan prosedur kedokteran gigi pada pasien dengan
diagnosa nekrosis pulpa sehingga keluhan pasien hilang.
Kebijakan 1. SK Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor
PUSK.OBB.445.806/SK/39/I/2018 Tentang Kebijakan
Layanan Klinis
2. SK Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor
PUSK.OBB.445.806/SK/42/I/2018 Tentang Jenis-Jenis
Anestesi Yang Dapat Dilakukan di UPT Puskesmas
Oebobo
3. SK Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor
PUSK.OBB445.806/SK/62/I/2018 Tentang Tenaga
Kesehatan Yang Mempunyai Kewenangan Melakukan
Anestesi di UPT Puskesmas Oebobo
Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi tahun 2015
Prosedur/Langkah- 1. Anamnesa dan pemeriksaan
Langkah a. Kadang dijumpai tidak ada simptom sakit
b. Pada nekrosis total keadaan jaringan periapeks
normal / sedikit meradang sehingga pada tekanan
atau perkusi kadang-kadang peka.
Gejala klinis dan pemeriksaan
a. Tanda klinis yang sering ditemui adalah jaringan
pulpa mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi
berkurang, pada nekrosis sebagian bereaksi
terhadap rangsangan panas.
b. Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis
steril, ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras
dan tidak berbau.
c. Pada nekrosis liquefaksi / gangren pulpa, jaringan
pulpa lisis dan berbau busuk.
d. Perlu dilakukan pemeriksaan klinis vitalitas gigi dan
foto ro jika diperlukan.
Diagnosis banding
a. Pulpitis Ireversibel Akut
b. Degenerasi pulpa
2. Penegakkan diagnosis dan rencana perawatan
3. Informed Consent, untuk tindakan mempertahankan
gigi, minimal lisan yang dicatat dalam rekam medik.
Untuk tindakan pencabutan gigi, informed consent
tertulis.
4. Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan
pendukung yang masih ada. Pada dasarnya perlu
penilaian prognosis yang baik untuk perawatan
mempertahankan gigi.
A. Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan.
Apabila jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat
untuk tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani
dengan perawatan saluran akar, dijelaskan
pada pasien prosedur tindakan kedokteran
pulpitis ireversibel, yaitu dengan pendekatan
mumifikasi
Prosedur Mumifikasi
1) Petugas mempersiapkan alat diagnostik dasar.
2) Petugas mempersilakan pasien duduk di kursi
gigi.
3) Petugas mencuci tangan memakai sabun
sesuai dengan tujuh langkah mencuci tangan.
4) Petugas memakai APD.
5) Petugas menjelaskan setiap tahapan kegiatan
yang akan dilakukan kepada pasien/pengantar.
6) Petugas mempersiapkan alat dan bahan untuk
tindakan mumifikasi.
7) Petugas melakukan tindakan mumifikasi sesuai
SOP Mumifikasi
8) Petugas melakukan tindakan penumpatan
sesuai SOP Penumpatan Gigi
B. Gigi di indikasikan untuk dilakukan pencabutan
Apabila pendukung gigi sudah tidak ada dan
gigi dianggap sudah tidak layak untuk
dipertahankan (dari segi biaya, waktu atau
kesanggupan pasien), maka tindakan pencabutan
menjadi pilihan utama.
Prosedur tindakan cabut tanpa penyulit:
1) Petugas melakukan pengkajian awal sesuai
dengan SOP Pengkajian Awal dan memastikan
tidak adanya kontraindikasi untuk tindakan
pencabutan gigi
2) Pemeriksaan vitalitas Gigi
3) Pemberian Antiseptik pada daerah Pencabutan
dan anestesi
4) Anastesi local/mandibular sesuai kebutuhan
5) Pencabutan
6) Periksa kelengkapan gigi dan periksa soket
7) Kompresi soket gigi
8) Instruksi pasca ekstraksi
9) Bila perlu pemberian obat sesuai indikasi:
a) Antibiotika
b) Analgetika
c) Ruborantia
5. Desinfeksi alat-alat medis yang telah digunakan.
Sampah medis dibuang ke dalam tempat sampah
medis.
6. Petugas melepas APD dan membuangnya ke dalam
tempat sampah medis.
7. Petugas mencuci tangan memakai sabun sesuai
dengan tujuh langkah mencuci tangan.
8. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
setiap kali kunjungan.
9. Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang
telah digunakan.
Unit Terkait Poli Gigi
Diagram Alir -

Anda mungkin juga menyukai