Pengertian Peradangan yang terjadi pada gusi sebagai akibat dari invasi toksin
bakteri tanpa di sertai kehilangan perlekatan. Penyebanya Oral Hygiene
yang buruk atau penyakit sistemik
Kriteria diagnosis / gejala :
a. Kemerahan tepi gingival
b. Pendarahan negative / positif
c. Karang gigi negative / positif
2. Tujuan Sebagai pedoman untuk menghilangkan pendarahan gusi, bau mulut,
dan mengembalikan kondisi gusi.
3. Kebijakan Keputusan kepala Puskesmas No.
4. Referensi Keputusan mentri Kesehatan Nomor HK02.02/MENKES/62/2015
Tentang Panduan praktik Klinis Bagi Dokter Gigi.
5. Peralatan 1. Scaller
2. Handscoon
3. Masker
4. Kapas
5. Alkohol 70%
6. Excavator
7. Kaca mulut
8. Sonde
9. Pinset
10. Alat tulis
6. Prosedur 1. Petugas mempersilahkan kepada pasien duduk di Dental Unit
2. Petugas mencuci tangan dan keringkan
3. Petugas memakai handscoon
4. Petugas menyiapkan alat
5. Petugas memeriksa pasien
6. Petugas meminta pasien melakukan informed consent
7. Petugas melakukan scalling supra dan sub gingival
8. Petugas memberitau pasien bahwa tindakan suda selesai
9. Petugas merapikan alat dan merendam alat ke dalam baskom
yang berisi klorin 0,5% selama 10 menit
10. Petugas melepas handscoon dan buang ke tempat sampah
medis lalu mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
dan keringkan tangan
11. Petugas mengakhiri kegiatan dengan pendokumentasian
7. Dokumen Register BPG, Informed Cxonsent, rekam medis
terkait
8. Unit terkait Loket Pendaftaran, BPG
9. Hal-hal yang
perlu di
perhatikan
10. Rekaman NO YANG DI RUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL
Historis MULAI DI
Perubahan BERLAKUKAN
GINGIVITIS
1. Pengertian Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi.
Penyebabnya terlambat tanggal gigi sulung
Kriteria gejala :
a. Tampak gigi sulung dan gigi tetap pengganti dalam rongga
mulut
b. Derajat kegoyangan gigi negative / positif
2. Tujuan Sebagai pedoman pencabutan gigi susu yang masih ada serta
mengupayakan pergantian gigi berlangsung baik.
3. Kebijakan
4. Referensi a. Protocols for clinical pediatric dentistry vol. 4, annual 1996,
journal of pedodontics
b. Keputusan mentri Kesehatan Nomor HK
02.02/MENKES/62/2015 Tentang Panduan praktik Klinis bagi
Dokter Gigi
5. Peralatan 1. Alat tulis
2. Handscoon
3. Masker
4. Kapas
5. Kaca mulut
6. Pinset
7. Anestesi topical/ chlor ethyl
8. Tang gigi susu
6. Prosedur 1. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di Dental Unit
2. Petugas mencuci tangan dan keringkan
3. Petugas memakai handscoon
4. Petugas menyiapkan alat
5. Petugas memeriuksa pasien
6. Petugas meminta keluarga pasien untuk melakukan informed
consent
7. Petugas menyemprotkan Chlor Ethyl ke kapas
8. Petugas menempelkan kapas yang telah di semprotkan chlor
ethyl pada gusi dan tunggu beberapa saat
9. Petugas menempatkan tang pada gigi
10. Bila tang sudah dalam genggaman yang kuat di tangan petugas,
maka gigi mulai di luksasi atau rotasi
11. Petugas mencabut gigi dengan tang
12. Petugas perintahkan pasien untuk menggigit kapas yg di
letakkan tepat di soket bekas pencabutan
13. Petugas memberikan instruksi pemeliharaan bekas luka kepada
pasien/ orang tua pasien setelah pencabutan
14. Petugas memberitahu pasiren bahwa tindakan sudah selesai
15. Petugas merapikan alat dan merendamnya ke dalam baskom
berisi klorin 0,5% selama 10 menit
16. Petugas melepaskan handscoon dan buang ke tempat sampah
medis lalu cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan
keringkan tangan
17. Petugas mengakhiri kegiatan dengan pendokomentasian
1. Pengertian Gigi terbenam atau impaksi adalah kondisi dimana erupsi gigi tidak bisa
sempurna mencapai dataran oklusi atau bahkan tidak erupsi sama
sekali karena kurangnya tempat pada rahang, hal ini biasanya terjadi
pada gigi molar ke 3 rahang bawah dan rahang atas serta caninus
rahang atas
2. Tujuan Sebagai pedoman untuk menghilangkan ras sakit dan penyembuhan
akibat gigi terbenam atau impacted
3. Kebijakan
4. Referensi Keputusan Mentri Kesehatan Nomor HK 02.02/MENKES/62/2015
Tentang Panduan praktik Klinis bagi Dokter Gigi
5. Peralatan 1. Handscoon
2. Masker
3. Kaca mulut
4. Gelas Kumur
5. Betadine
6. Prosedur 1. Petugas mempersilahkan duduk kepada pasien di Dental Unit
2. Petugas mencuci tangan dan keringkan
3. Petugas memakai handscoon
4. Petugas menyiapkan alat
5. Petugas memeriksa pasien
6. Petugas memberikan resep
7. Petugas merujuk pasien ke rumah sakit untuk tindakan
odontektomi
7. Dokumen Register BPG, form rujukan, rekam medik
terkait
8. Unit terkait Loket pendaftaran, BPG, Farmasi
9. Hal hal yang
perlu di
perhatikan
10. Rekaman NO YANG DI RUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL
Historis MULAI DI
Perubahan BERLAKUKAN
1. Pengertian Pengeluaran gigi dari Alveolus dimana gigi tersebut sudah tidak bisa
dilakukan perawatan
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan tindakan pencabutan gigi sesuai
dengan keluhan pasien
3. Kebijakan
4. Referensi Keputusan Mentri Kesehatan Nomor HK 02.02/MENKES/62/2015
Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi
5. Peralatan 1. Masker
2. Handscoon
3. Tampon Kapas/Kassa
4. Disposible syringe 3 cc
5. Pehacain
6. Alat tulis
7. Gelas kumur
8. Kaca mulut
9. Sonde
10. Pinset
11. Nierbaken
12. Bein lurus
13. Bein bengkok 1 pasang
14. Cryer 1 pasang
15. Set tang cabut gigi permanen
6. Prosedur 1. Petugas mempersilahkan kepada pasien untuk duduk di Dental
unit
2. Petugas mencuci tangan dan keringkan
3. Petugas memakai handscoon
4. Petugas menyiapkan alat
5. Petugas memeriksa pasien
6. Petugas meminta pasien untuk melakukan Informed consent
7. Masukkan cairan larutan anestesi local (pehacain) kedalam
spuit, lalu keluarkan udara yg terjebak di dalam spuit
8. Lakukan penyuntikan anestesi local dengan cara mandibular
blok dan anestesi infiltrasi untuk pencabutan rahang bawah
dan anestesi infiltrasi untuk rahang atas
9. Lakukan pencabutan gigi dengan tahap sebagai berikut :
a. Patikan bagian sekitar gigi seudah baal/ kebas
b. Gunakan bein untuk membuka perlekatan marginal gusi di
sekeliling gigi
c. Siapkan tang cabut yang sesuai dengan gigi yang akan di
cabut
d. Letakkan tang pada bagian mahkota gigi mendekati
bifurkasi atau sampai mendapat pegangan yang pas
e. Setelah tang sudah menempati posisi yang di harapkan,
petugas dapat melakukan luksasi
f. Cabut gigi dengan tang
g. Pasien diminta berkumur dan dilakukan spooling oleh
petugas untuk memastikan soket bekas pencabutan bersih
dari sisa gigi dan jaringan lainnya
h. Pasien diminta untuk menggigit tampon yang diletakkan
tepat pada soket gigi bekas pencabutan
i. Masukkan alat ke dalam baskom yang berisi chlorin 0,5%
direndam selama 10 menit
j. Buang syringe ke dalam safety box
k. Petugas melepaskan handscoon dan buang ke tempat
sampah medis lalu cuci tangan dengan sabun di bawah air
yang mengalir kemudian keringkan tangan.
10. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan kepada
pasien sebagai berikut :
Pasien menggigit tampon kurang lebih 10 menit hingga
darah berhenti
Pasien tidak boleh memainkan bekas luka dengan
lidahnya
Makan di sisi yang tidak di cabut
Hindari makanan dan minuman yg bersuhu tinggi
Obat di minu sesuai anjuran petugas
11. Tulis resep sesuai dengan kebutuhan pasien
12. Petugas memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
13. Petugas mengakhiri kegiatan dengan pendokumentasian
14. Pasien diminta untuk datang kembali untuk control apabila
dalam waktu 1 minggu masih terdapat keluhan.
ABSES PERIAPIKAL
ABSES PERIODONTAL
1. Pengertian Abses periodontal adalah Infeksi purulent local pada jaringan yang
berbatasan dengan poket periodontal yang dapat memicu
kerusakan ligament periodontal dan tulang alveolar
ANESTESI LOKAL
Anestesi topical
a. Petugas menyemprotkan Chlor Ethyl pada kapas
b. Petugas menempelkan kapas tersebut ke mukosa gigi
bagian bukal dan palatinal/lingual
7. Dokumen Terkait Rekam Medik, Informed Consent
8. Unit terkait BPG