SEKOLAH
No Dokumen
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1
PUSKESMAS
Esty Karaki
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014
Segala usaha yang dilakukan oleh tim Pembina dari puskesmas dalam rangka
Pengertian untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2
Ibu Hamil baru adalah ibu hamil yang baru pertama kali berkunjung ke poli
KIA Puskesmas Tompasobaru.
Anamnese penyakit adalah rangkaian wawancara terhadap pasien mengenai
keluhan utamanya.
Pemeriksaaan rongga mulut adalah pemeriksaaan gigi geligi dan jaringan
lunak rongga mulut, berupa :
a. Pemriksaan visual langsung ( intra oral ataupun ekstra oral )
b. Pemeriksaan kondisi gigi ( sondasi, perkusi, palpasi CE )
c. Pemeriksaan penunjang ( rontgen foto )
Penegakan diagnose adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh
Pengertian
pasien berdasarkan hasil anamneses dan pemeriksaaan rongga mulut.
Terapi adalah pengobatan atau tindakan perawatan yang dilakukan sesuai
dengan diagnose yang ditegakan.
Pelayanan rujukan :
a. Rujukan antar klinik adalah rujukan yang ditujukan ke klinik Umum
adalah Puskesmas ( bila ada indikasi )
b. Rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki
fasilitas kesehatan yang memadai , yang tidak dapat dilayani di
Puskesmas.
Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memebrikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil baru di BP gigi
Tujuan
Puskesmas Tompasobaru.
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI SUSU
No Dokumen :
No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pengertian Pencabutan adalah tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi
dari socketnya.
Anastesi Topikal adalah suatu metode anastesi yang mengoleskan atau
menyemprotkan anestesikum pada kapas dan diletakkan pada membran
mukosa sekitar gigi yang akan dicabut.
Anastesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan
larutan anestesikum di sekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian
lipatan mukobukal, lingual atau bagian palatum.
No Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman : 1-1
Pengertian Monitoring status fisiologi pasien selama pemberian anestesi local dan sedasi
adalah tindakan untuk melakukan monitoring keadaan umum, tanda-tanda vital
dan alergi pada pasien selama pemberian anestesi local dan sedasi.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan monitoring status fisiologis pasien
selama pemberian anestesi local dan sedasi.
Referensi Chris Tanto et all. Kapita Selekta kedokteran, Edisi keempat, Jilid Kedua.
Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014
No revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:
SOP No Revisi
Tanggal Terbit
:
:
Halaman : 1-1
PUSKESMAS
TOMPASOBARU
Tanggal Mulai
Isi Perubahan
No Diberlakukan
CUCI TANGAN
No Dokumen : /
No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-1
PUSKESMAS
TOMPASOBARU
TUMPATAN DENGAN
GLASSIONOMER
No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014
Tujuan Menjadi acuan dalam mengisi kavitas dengan bahan tumpatan Glass ionomer
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014
Pengertian Pembersihan karang gigi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan cara
mengambil/ mengangkat endapan/ kotoran yamg melekat erat pada
permukaan gigi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pembersihan karang gigi
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2
Pengertian Incisi abses intra oral adalah suatu tindakan membuka jaringan abses
yang ada di dalam mukosa rongga mulut dengan alat scalpel agar cairan
pus keluar.
Anestesi Topikal adalah suatu metode anestesi yang mengoleskan atau
menyemprotkan anestetikum pada kapas dan diletakkan pada membrane
mukosa sekitar gigi yang akan dicabut
No Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :1-2
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014
Pengertian Dry socket adalah keadaan socket gigi post ekstraksi yang ditandai dengan
keadaan alveolus yang tidak diisi oleh jedalan darah, tulang alveolus tidak
ditutupi jaringan baru, terjadi infeksi nekrotik yang terbatas, dan timbul rasa
sakit.
Perawatan Dry Socket adalah tindakan untuk mengatasi dry socket yang
didasarkan atas :
Menghilangkan rasa nyeri.
Menghilang infeksi.
Menghilang iritasi.
Memacu pertubuhan jaringan baru
Menutup socket dengan jendelan darah baru.
Melindungi socket dari kontaminasi kuman-kuman
Pengertian Pencabutan adalah tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi dari
socketnya.
Anastesi Blok adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum pada selaput perineural (sekitar nervus alveolaris inferior
sebelum masuk kekanalis mandibularis), sehingga dapat menahan impuls
afferent yang dating ke sentral (pusat).
Metode ini digunakan untuk menganastesi semua gigi yang diinjeksi kecuali
incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anestesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum disekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian lipatab
mukobukal,lingual atau bagian palatum.
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1-2
Pengertian Pencabutan gigi tetap dengan penyulit adalah suatu tindakan mengeluarkan
gigi tetap dengan kondisi patah mahkota gigi/akar gigi atau terjadi
penulangan antara gigi dengan tulang alveolus.
Anestesi blok adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum pada selaput perineural (sekitar nervus alveolaris inferior
ssebelum masuk ke kanalis mandibularis), sehingga dapat menahan impuls
afferent yang datang ke sentral (pusat).
Metode ini digunakan untuk menganestesi semua gigi yang diinjeksi kecuali
incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anestesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum disekitar gigi yang akan dicabut, yaitu dibagian lipatan
mukobukal, lingual atau bagian palatum.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi tetap dengan penyulit.
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014
Pengertian Informed consent adalah pemberian informasi kepada pasien dan persetujuan
pasien sebelum dilakukan tindakan medis dengan tujuan member
perlindungan terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh petugas.
Tujuan Sebagai pedoman petugas didalam penyampaian informasi kepada pasien
dan pelaksanan persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan medis.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Pemberian Layanan Khusus.
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Hak dan Kewajiban Pasien di Puskesmas Tompasobaru.
Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran pasal 45 ayat (1) sampai dengan (6).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Pasal 68 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelengaraan Praktik
Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/
Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik.
Prosedur 1. Petugas menyiapkan formulir informed consent.
2. Petugas menjelaskan tentang diagnose penyakit dan indikasi tindakan.
3. Petugas menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas menjelaskan tentang manfaat tindakan.
5. Petugas menjelaskan tentang resiko/kemungkinan komplikasi
tindakan.
6. Petugas menjelaskan akibat jika tidak dilakukan tindakan.
7. Petugas menjelaskan informasi lainnya yang mungkin masih
diperlukan.
8. Petugas mengecek pemahaman pasien/ keluarga.
9. Setelah pasien dan atau keluarga paham tentang tindakan yang akan
dilakukan dan setuju untuk dilakukan tindakan, petugas mengisi
formulir informed consent.
10. Petugas meminta pasien atau keluarganya untuk menandatangani
formulir informed consentdengan disertai saksi.
11. Petugas menandatangani informed consentyang sudah ditandatangani
pasien atau keluarganya dan saksi.
12. Jika pasien atau keluarganya tidak setuju untuk dilakukan tindkan,
petugas meminta pasien atau keluarganya untuk menandatangani
formulir penolakan tindakan.
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit KIA-KB
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014
Pengertian Sterilisasi alat medis adalah tindakan untuk menjadikan alat-alat medis
steril.
Dekontaminasi adalah Langkah pertama dalam menangani peralatan,
perlengkapan dan benda-benda lain yang sudah terkontaminasi.
Tujuan Sebagai acuan kerja didalam melakukan sterilisasi alat medis.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru .
Referensi 1. Pedoman kerja Puskesmas I-IV, depkes RI, 1989/1990.
2. Ikhtisar Bedah Minor, Pegangan untuk Unit Bedah Rawat
Jalan/Puskesmas, Edisi 2. Alih Bahasa dr.Edward Lukito, Hipocrates
1995.
3. APN (Asuhan Persalinan Normal)-Dep Kes RI TH.2004
4. Manual book Corona ZTP80A Dryer sterilizer.
Prosedur 1. Petugas merendam Alat Medis yang sudah digunakan dengan
larutan Clorin 0,5 % (1bagian Bayclin dan tambahkan 9 Bagian air)
dengan memakai wadah dari bahan plastic selama 10 menit.
2. Petugas mencuci alat dibawah air mengalir dengan menggunakan
sikat dan sabun/ detergen untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran
sampai bersih.
3. Petugas mengeringkan alat medis yang sudah bersih
Sterilisasi basah / rebus
4. Petugas memasukkan alat-alat medis yang telah bersih kedalam alat
sterilisasi basah.
5. Petugas menghubungkan kabel ke aliran listrik untuk menghidupkan
alat sterilisasi.
6. Petugas memastikan alat-alat sudah disterilkan dalam keadaan air
medidih selama kurang lebih 10 menit.
7. Petugas mencabut kabel alat sterilisasi yang menghubungkan dengan
aliran listrik jika sudah selesai sterilisasi.
8. Petugas mengambil alat-alat yang sudah disterilkan dengan korentang,
keringkan kemudian disimpan.
Sterilisasi kering
9. Petugas meletakkan alat yang sudah dicuci dan dikeringkan secara
benar diatas rak, alat yang tidak tahan panas diletakkan dibagian atas,
alat yang tahan panas dibagian bawah.
10. Petugas menutup pintu sterilisasi sebelum menghubungkan kabel
power ke listrik untuk menghidupkan alat sterilisasi.
11. Petugas menekan tombol pemanas sterilisasi, lampu akan menyala dan
lapisan bawah akan mulai proses sterilisasi, lampu sterilisasi pemanas
akan mati saat suhu yang diatur untuk sterilisasi tercapai, jika ingin
lapisan atas dan bawah bekerja bersama-sama maka petugas menekan
tombol pemanas terlebih dahulu kemudian tekan tombol ozon
sterilisasi
dan lampu sterilisasi panas ozon akan menyala yang berarti kedua-
duanya sedang bekerja.
Kedua lampu akan mati sendiri apabila suhu dalam cabinet sudah
tercapai
12. Petugas tidak boleh membuka pintu sterilisasi, karena sterilisator
masih berproses selama 10 menit setelah lampu indicator mati, untuk
memastikan efek sterilisaasi.
Unit Terkait 1. BP Gigi
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1–2
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1–3
Pengertian Anestesi local adalah tindakan nmenghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa
disertai hilangnya kesadaran
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindakan anestesi lokal.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Jenis – jenis pelayanan di Puskesmas. Tompasobaru
Referensi 1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua. Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014
2. Siregar M.B, Bachsinar B. Atlas berwarna dan Dasar-Dasar Bedah
Minor. Edisi I(Revisi). Widya Medika. Jakarta. 1995.
3. William De jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. EGC. Jakarta.
2005.
Prosedur Anestesi Lokal dengan menggunakan Lidokain
A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
a. Lidocain 2% atau Lidocain compositun (lidocain dan ephineprine)
b. Spuit jarum suntik 1ml atau 3ml
c. Kapas alcohol 70%
d. Larutan Iodin Povidon 10%
B. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi epinephrine)
petugas memastikan bukan merupakan kontradiksi, meliputi :
a. Organ akral 9 end organ), misalnya telinga, jari tangan dan kaki,
cuping hidung dan penis
b. Penderita lanjut usia (geriatri)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderita diabetes mellitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Infiltrasi,blok saraf,blok spinal pada persalinan SOPntan dengan
bayi yang belum lahir.
C. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identitas pasien
b. memberitahukan pasien/ keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis
(informed consent)
c. Mempersilakan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman
D. Petugas memilih teknik anestesi :
Tiga teknik pilihan dalam anestesi local dengan lidokain:
1. Teknik Infiltrasi :Penyuntikan lidokain langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka, atau insisi. Cara yang sering digunakan
adalah blockade lingkaran dan obat disuntikan intradermal atau
subkutan.
2. Teknik Field Block :Obat di tempatkan pada cabang-cabang sarat
yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3. teknik Block Saraf : Obat ditempatkan pada batang sarat yang
besar, sehingga daerah yang dilayani (distal) sarat yang
bersangkutan akan teranastesi.
Pelayanan rujukan :
Rujukan antar klinik adalah rujukan yang ditujukan ke Klinik Umum dalam
Pusakesmas (bila ada indikasi).
Rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai, yang tidak dapat dilayani di puskesmas.
Tujuan Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP gigi Puskesmas Tompasobaru.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi Buku pedoman kerja Puskesmas I-IV
Prosedur 1. Petugas memangil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu status.
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk dikursi gigi (dental chair)
4. Petugas melakukan anamnese.
5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang diagnose (roentgen foto),
bila diperlukan.
6. Petugas memberikan formulir pemeriksaan penunjang (bila poin 5
dilakukan).
7. Petugas menegakkan diagnose.
8. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium bila terdapat hal-hal
yang mencurigakan pada anamneses.
9. Petugas memberikan formulir pemeriksaan laboratorium (bila poin 8
dilakukan)
10. Petugas menentukan rencana perawatan.
11. Petugas melaksanakan tindakan perawatan dan atau peresapan sesuai
diagnose.
12. Petugas melaksanakan rujukan kasus, bila diperlukan.
13. Petugas membuat nota pembayaran tindakan.
14. Petugas mencatat hasil perawatan dibuku rekam medic dan register.
15. Petugas menyerahkan buku rekam medic di ruangan rekam medic.
Unit Terkait BP Gigi
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
Pengertian Segala usaha yang dilakukan oleh tim Pembina dari puskesmas dalam rangka
untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.
Tujuan Terlaksananya kegiatan tim Pembina UKS di Puskesmas sesuai standar yang
terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi
Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan pendataan jumlah sekolah yang ada diwilayah kerja
Puskesmas.
2. Lakukan pendataan jumlah anak sekolah yang ada diwilayah kerja
Puskesmas
3. lakukan koordinasi dengan Tim Pembina UKS Kecamatan lainnya
(UPTD Pendidikan, Kecamatan, dan KUA)
4. Lakukan kerjasama dengan sekolah wilayah kerja puskesmas
5. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan program
UKS
6. Buat jadwal untuk kegiatan pembinaan UKS (penyuluhan tentang
masalah kesehatan peserta didik, lingkungan sekolah, kantin sekolah,
ruangan UKS).
7. Lakukan pembinaan bersama Tim Pembina UKS Kecamatan ke
sekolah paling tidak 1 kali dalam 3 bulan
8. Evaluasi pelaksanaan UKS di sekolah
9. Lakukan kontrak ulang pembinaan selanjutnya
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
puskesmas non rawat inap
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014
Pengertian Segala usaha atau bantuan yang di berikan berupa bimbingan dan atau
tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek
kesehatan pribadi.
Tujuan - Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
- Memiliki sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
- Mempunyai kemampuan berprilaku hidup sehat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi
Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan kontrak waktu dan tempat.
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan.
3. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan
kesehatan (Buku, Leaftlet, Lembar balik, Video, Brosur, Media KIE
lainnya sesuai kebutuhan)
4. Siapkan tim penyuluh yang telah terbentuk.
5. Lakukan pembinaan atau penyuluhan tentang materi kesehatan yang
telah disepakati sebelumnya.
6. Evaluasi pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah
7. Jika ditemukan permasalahan maka dirujuk ke Puskesmas sesuai
dengan kasus yang ditemukan.
8. Lakukan kontrak ulang pembinaan selanjutnya
9. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-1
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1
PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014
Pengertian Pencabutan pada gigi sulung yang akan digantikan dengan gigi permanen
Tujuan Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP gigi Puskesmas Tompasobaru.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
/tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas memangil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu status.
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk dikursi gigi (dental chair)
4. Petugas melakukan anamnese.
5. Petugas menegakkan diagnose.
6. Petugas Menyiapkan anestesi topical :
a. Chlorethyl bila gigi goyang
b. Injeksi Infiltrasi jika gigi belum goyang
7. Petugas melakukan ekstraksi gigi
8. Petugas member instruksi kepada pasien untuk mengigit tampon yang
berisi Povidon iodine / bethadine pada bekas gigi yang di ekstraksi
9. Petugas memberikan instruksi untuk mengigit tampon selama 30
menit
10. Petugas mencatat hasil perawatan dibuku rekam medic dan register.
11. Petugas menyerahkan buku rekam medic di ruangan rekam medic.
Unit Terkait BP Gigi
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INJEKSI DENGAN MANDIBULA
BLOCK ANAESTESI
No. Dokumen : /
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-1
PUSKESMAS
TOMPASOBARU Esty Karaki SKep Ns
NIP. 19760822 2007012014
Pengertian
Tujuan Sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam melakukan injeksi dengan
mandibular block anaestesi.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
/ /tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi -
Prosedur
1. Pasien di panggil dan dipersilakan masuk
2. Duduk di dental chair
3. Asepsis daerah injeksi dengan popidon iodine
4. Lakukan palpisasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga
kuku jari menempel pada linea obligua dengan bagian belakang
jarum suntik terletak diantara kedua premolar pada sisi yang
berlawanan, jarum diarahkan sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi
mandibula kea rah ramus dan jari
5. Jarum ditusukkan pada apeks trigonum pteygomandibular dan dengan
gerakan jarum diantara ramus dan ligamentum serta otot yang
menutupi facies interna ramus diteruskan sampai ujungnya kontak
dengan dinding posteror sulkus mandibularis
6. Keluarkan 1,5 cc obat anaestesi disini ( rata-rata) ke dalaman insersi
jarum adalah 15 mm, tapi bervariasi tergantung ukuran mandibula dan
proporsinya berubah sejalan dengan pertambahan umurnya )
7. Dapat juga menganaestesi nervus lingualis dengan cara mengeluarkan
obat anaestesi pada pertengan perjalanan masuknya jarum.
8. Observasi pasien sambil menunggu efek anaestesi.
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-1
PUSKESMAS
TOMPASOBARU Esty Karaki SKep Ns
NIP. 19760822 2007012014
Pengertian -
Tujuan Sebagai pedoman bagi tenaga kerja dalam melakukan metode injeksi
infiltrasi