Anda di halaman 1dari 48

USAHA KESEHATAN GIGI

SEKOLAH
No Dokumen
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1

PUSKESMAS
Esty Karaki
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014

Segala usaha yang dilakukan oleh tim Pembina dari puskesmas dalam rangka
Pengertian untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.

Tujuan Terlaksananya kegiatan tim pembinaan lingkungan sehat, sekolah sehat.

Surat keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No


Kebijakan Tentang jenis- jenis pelayanan di puskesmas Tompasobaru

Buku Pedoman Untuk tenaga kesehatan tentang Usaha Kesehatan Sekolah di


Referensi Tingkat Sekolah Dasar Direktorat Bina Kesehatan Anak Depkes RI Th 2007

1. Lakukan pendataan jumlah sekolah yang ada, diwilayah kerja puskesmas


2. Lakukan pendataan jumlah anak sekolah yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
3. lakukan koordinasi dengan tim Pembina UKS kecamatan lainnya
(pendidikan,kecamatan dan KUA )
4. Lakukan kerja sama dengan sekolah wilayah kerja puskesmas.
5. Siapkan saran dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan program UKS
6. Buat jadwal untuk kegiatan pembinaan UKS( penyuluhan tentang masalah
Prosedur
kesehatan peserta didik, lingkungan sekolah, kantin sekolah, ruangan
UKGS )
7. Lakukan pembinaan bersama tim Pembina UKS kecamatan di sekolah
paling tidak 1 kali dalam 3 bulan.
8. Evaluasi pelaksanaan UKS di sekolah
9. Lakukan control ulang pembinaan selanjutnya.
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.

Puskesmas Rawat jalan.


Unit Terkait
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAYANAN GIGI PADA IBU
HAMIL
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS Esty Karaki


TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Ibu Hamil baru adalah ibu hamil yang baru pertama kali berkunjung ke poli
KIA Puskesmas Tompasobaru.
Anamnese penyakit adalah rangkaian wawancara terhadap pasien mengenai
keluhan utamanya.
Pemeriksaaan rongga mulut adalah pemeriksaaan gigi geligi dan jaringan
lunak rongga mulut, berupa :
a. Pemriksaan visual langsung ( intra oral ataupun ekstra oral )
b. Pemeriksaan kondisi gigi ( sondasi, perkusi, palpasi CE )
c. Pemeriksaan penunjang ( rontgen foto )
Penegakan diagnose adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh
Pengertian
pasien berdasarkan hasil anamneses dan pemeriksaaan rongga mulut.
Terapi adalah pengobatan atau tindakan perawatan yang dilakukan sesuai
dengan diagnose yang ditegakan.
Pelayanan rujukan :
a. Rujukan antar klinik adalah rujukan yang ditujukan ke klinik Umum
adalah Puskesmas ( bila ada indikasi )
b. Rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki
fasilitas kesehatan yang memadai , yang tidak dapat dilayani di
Puskesmas.

Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memebrikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil baru di BP gigi
Tujuan
Puskesmas Tompasobaru.

Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No


Kebijakan tentang Jenis-jenis Pelayanan di puskesmas

1. Buku Asuhan Pelayanan Kesehatan gigi dan Mulut ( Dep Kes RI )


2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia ( PB PDGI ) Thn 1999.
Referensi
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Dep Kes RI Thn 2001.

Prosedur 1. Petugas memanggil pasien ( Ibu hamil 0 sesuai nomor urut


pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas ibu hamil dengan buku rekam medic
3. Petugas mempersilakan pasien duduk di kursi gigi ( dental chair )
4. Petugas melakukan anamneses
5. Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan gigi mulut ibu hamil (
dengan form odontogram )
6. Petugas menegakan diagnosa
7. Petugas menentukan rencana kegiatan
8. Petugas melaksanakan tindakan perawatan dari atau peresepan sesuai
diagnose.

9. Petugas melakukan rujukan kasus bila diperlukan


10. Petugas memebrikan konseling kesehatan gigi.
11. Petugas membuat nota pembayaran
12. Petugas mencatat hasil pemeriksaan / perawatan dibuku rekam medic
dan register.
13. Petugas menyerahkan kembali buku rekam medic untuk pelayanan di
Unit KIA / KB.

BP Gigi dengan Poli KIA


Unit Terkait
Rekaman Histori Perubahan

Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI SUSU
No Dokumen :

No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2

PUSKESMAS Esty Karaki SKep Ns


TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Pencabutan adalah tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi
dari socketnya.
Anastesi Topikal adalah suatu metode anastesi yang mengoleskan atau
menyemprotkan anestesikum pada kapas dan diletakkan pada membran
mukosa sekitar gigi yang akan dicabut.
Anastesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan
larutan anestesikum di sekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian
lipatan mukobukal, lingual atau bagian palatum.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi susu

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No


tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas.

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia,


Depkes RI. Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Kesehatan Gigi tahun 1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus
Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa
Djaya A, 1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli
Bahasa Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Prosedur 1. Petugas Menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 Povidon Iodin 10%
 Larutananestesikum ( chlor ethyl, Pehacain) dan atau
jarum suntik.
 tang pencabutan
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi
gigi.
3. Petugas mendesinfeksikan sekitar gigi yang akan dicabut
dengan povidon iodine 10%, bila sebelum pencabutan
dilakukan anestesi infiltrasi.
4. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesuai
dengan indikasi tindakan medis yang tepat.
 Gigi tidak goyah : anestesi infiltrasi
 Gigi goyah : anestesi topikal
5. Petugas melakukan tes efek anestesi, bila diperlukan.
6. Petugas melakukan sondasi di sekeliling servik gigi, bila
diperlukan.
7. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan
yang sesuai dengan gigi yang akan dicabut.
8. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada
daerah bekas pencabutan gigi
9. Petugas memberikan obat antiperdarahn secara topical dan atau
sistemik sesuai indikasi jika terjadi perdarahan.
10. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan gigi :
 Tampon digigit selama 30 menit
 Jangan sering kumur-kumur
 jangan makan minum yang panas dulu. selama 1x24
jam.
 Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot
atau dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah
selama 3x24 jam atau sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan
kompres dingin.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
11. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
MONITORING STATUS FISIOLOGI
PASIEN SELAMA PEMBERIAN
ANESTESI LOKAL DAN SEDASI
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman : 1-1

PUSKESMAS Esty Karaki SKep Ns


TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Monitoring status fisiologi pasien selama pemberian anestesi local dan sedasi
adalah tindakan untuk melakukan monitoring keadaan umum, tanda-tanda vital
dan alergi pada pasien selama pemberian anestesi local dan sedasi.

Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan monitoring status fisiologis pasien
selama pemberian anestesi local dan sedasi.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No


Tentang jenis-jenis pelayanan di puskesmas Tompasobaru

Referensi Chris Tanto et all. Kapita Selekta kedokteran, Edisi keempat, Jilid Kedua.
Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014

Prosedur 1. Petugas memantau kesadaran pasien.


2. Petugas memantau pernafasan pasien.
3. Petugas memantau frekuensi nadi pasien.
4. Petugas memantau tekanan darah pasien.
5. Petugas memantau tanda-tanda alergi pada pasien

Unit Terkait 1. Unit BP Umum


2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMELIHARAAN ALAT
MEDIS
No Dokumen :

No revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:

PUSKESMAS Esty Karaki SKep Ns


TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Pemeliharaan alat adalah kegiatan melaksanakan pemeliharaan peralatan


medis dengan cara membersihkan, mensterilkan, serta penyimpanan.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeliharaan alat medis di puskesmas


Tompasobaru.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No


, Tentang Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas.

Referensi Undang-Undang nomor 44 tahun 2007 tentang Rumah Sakit.

Prosedur 1. Petugas membereskan alat-alat medis setelah digunakan


2. Petugas memisahkan alat medis sesuai bahan dan perlu tidaknya
disterilkan
3. Petugas merendam alat medis yang perlu disterilkan dengan larutan
klorin 0.5% selama 10 menit
4. Petugas mencuci alat medis yang sudah direndam dengan sabun
dengan air mengalir
5. Petugas mengeringkan alat yang sudah dicuci
6. Petugas menyimpan alat yang tidak perlu disterilkan pada tempatnya
7. Petugas melakukan sterilisasi alat yang dibutuhkan dalam keadaan
steril sesuai SOP sterilisasi di masing- masing unit
8. Petugas menyimpan alat yang sudah disterilkan pada tempat khusus

Unit Terkait 1. Tim Pengelola Barang Medis


2. Unit BPU
3. Unit BPG
4. Unit KIA
5. Unit Gizi
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
HAK MENOLAK TINDAKAN,
RUJUKAN DAN TINDAK
MELANJUTKAN PENGOBATAN
No Dokumen :

SOP No Revisi
Tanggal Terbit
:
:
Halaman : 1-1

PUSKESMAS
TOMPASOBARU

Pengertian Hak menolak tindakan, rujukan dan tidak melanjutkan pengobatan


adalah hak pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama
pasien, dapat memutuskan untuk tidak melakukan tindakan, rujukan
atau tidak melanjutkan pengobatan terencana.

Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menatalaksanakan pasien yang


menolak tindakan, rujukan, dan tidak melanjutkan pengobatan.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No / SK-AKR


/PKM-MK/ /2016 Tentang Hak Pasien menolak Tindakan,
Rujukan atau Tidak Melanjutkan Pengobatan.

Referensi 1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen.
2. Undang- Undang Republik IndonesiaNomor 29, pasal 52
Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
Prosedur 1. Petugas memberitahukan kepada pasien atau keluarganya
tentang hak pasien untuk bisa menolak tindakan atau rujukan
atau tidak melanjutkan pengobatan.
2. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang
konsekuensi dari keputusan mereka.
3. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang
tanggungjawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang
tersedianya alternative tindakan, pelayanan atau pengobatan.
5. Petugas mempersiapkan formulir penolakan tindakan atau
penolakan rujukan.
6. Petugas mengisi formulir penolakan tindakan atau penolakan
rujukan.
7. Petugas mempersilahkan pasien atau keluarganya untuk
menandatangani formulir penolakan tindakan atau penolakan
rujukan.

Unit Terkait 1. Unit BP Umum


2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
4. Unit Gizi

Rekaman Histori Perubahan

Tanggal Mulai
Isi Perubahan
No Diberlakukan

CUCI TANGAN
No Dokumen : /

No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-1

PUSKESMAS
TOMPASOBARU

Pengertian Mencuci tangan adalah upaya untuk membersihkan kotoran mikroorganisme


yang ada di tangan.

Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan cuci tangan untuk


menghilangkan kotoran dan penularan penyakit.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No


Tentang keselamatan pasien

R1eferensi 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya. Jakarta. 2009
2. Departemen Kesehatan republic Indonesia. Pedoman Pelaksanaan
Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Cetakan III.
Jakarta. 2010

Prosedur 1. Petugas membasahi kedua tangan setinggi pertengahan lengan,


memakai air yang mengalir
2. Petugas menuang sabun cair yang mengandung antiseptic pada
telapak tangan, mengusap dan menggosok kedua telapak tangan
secara lembut.
3. Petugas menggossok kedua punggung tangan dan sela- sela jari tangan
secara bergantian.
4. Petugas menggosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan.
5. Petugas menggosok jari-jari dalam dari kedua tangan saling
mengunci.
6. Petugas menggosok ibujari berputar dalam genggaman tangan secara
bergantian.
7. Petugas menggosok dengan memutar ujung jari-jari tangan di telapak
tangan secara bergantian.
8. Petugas membersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian
dengan cara memutar
9. Petugas membilas seluruh bagian tangan dengan air mengalir
10. Petugas mengeringkan tangan dengan menggunakan tisu atau handuk
sekali pakai sampai benar-benar kering.
11. Petugas menutup kran dengan handuk/tissue tersebut atau dengan
siku.

Unit Terkait Semua unit pelayanan

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan

TUMPATAN DENGAN
GLASSIONOMER
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Tumpatan GlassIonomere adalah pengisian kavitas bahan glass ionomer

Tujuan Menjadi acuan dalam mengisi kavitas dengan bahan tumpatan Glass ionomer

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No /SK-AKR/PKM-


MK/ / 2016 tentangjenis-jenis Pelayanan di Puskesmas.
Referensi Manual Glass Ionomer
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 Mixing pad/glass slab
 Spatula plastic
 Plastis instrument
 cotton pellet
 cotton roll
 Glass Ionomer
 Cocoa butter
 Mata bur yang sesuai
 Articulating paper
 Carver
2. Petugas menyiapkan kavitas yang akan dilakukan penumpatan dari
jaringan karies dan atau tumpatan sementara (post perawatan kapping
pulpa dan mumifikasi)
3. Petugas mengisolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll
4. Petugas mengeringkan kavitas dengan cotton pellet
5. Petugas membuat perbandingan standar powder dan liquid adalah
3.6/1.0 g. konsistensi ini diperboleh dengan satu takaran sendok
powder dan satu tetes liquid
6. Petugas mengambil powder, kocok botol powder agar di peroleh
konsistensi powder yang homogeny kemudian ketuk dan buka tutup
powder, isi sendok takaran powder sepenuh penuhnya dan ratakan
powder pada pembatas ditengah yang ada pada botol powder dan
letakkan di atas mixing pad
7. Petugas mengambil liquid, letakkan botol pada posisi horizontal dan
pertahankan posisi ini hingga gelembung keluar dari ujunh botol
liquid, kemudian putar botol pada posisi vertical, pegang ujung botol
sekitar 5 cm diatas mixing pad, stabilkan posisi tangan dan tekan botol
liquid secara pelan pelan dan lembut.
8. Petugas melakukan pengadukan, gunakan spatula plastic, bagi powder
menjadi 2 bagian yang sama dan aduk bagian pertama dengan seluruh
liquid yang ada selama 10 detik, tambahkan bagian kedua powder
dan aduk selama 15-20 detik untuk mendapatkan campuran yang
homogen 9 total waktu pengadukan tidak boleh lebih dari 30 detik).
9. petugas memasukkan hasil adukan kedalam kavitas menggunakan
plastis instrument dan padatkan dengan tekanan untuk memastikan
tidak ada gelembung udara yang terjebak, tambahkan sisa bahan
diatas permukaan oklusal dan tutup semua pinggiran fissure dari
kavitas, pastikan utnuk menyelesaikan prosedur ini selagi bahan masih
mengkilap, segera setelah bahan mulai kehilangan permukaan yang
mengkilap gunakan dengan tekanan jari, teknik ini akan memberikan
penekanan lebih dari bahan kedalam kavitas
10. Petugas menutup seluruh permukaan dari tumpatan dengan cocoa
butter menggunakan cotton pellet, biarkan mongering untuk
mendapatkan lapisan pelindung
11. Petugas melakukan trimming untuk membebaskan oklusi jika bahan
tumpatan ketinggian
12. Petugas mengaplikasikan lagi dengan cocoa butter jiak dilakukan
trimming.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMBERSIHAN KARANG GIGI
No Dokumen :
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-2

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Pembersihan karang gigi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan cara
mengambil/ mengangkat endapan/ kotoran yamg melekat erat pada
permukaan gigi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pembersihan karang gigi

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No


tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas .

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 Alat pembersih karang gigi
 Kapas
 Povidon iodine 10%
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Pembersihan karang gigi dengan manual scaller
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dibersihkan
karang giginya dengan povidon iodine 10%
 Petugas membersihkan karang gigi (supraginggiva dan
subginggiva) dengan alat scaller yang telah disiapkan
 Petugas melakukan pemolesan dan menyikatkan dengan brush
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang telah dibersihkan
karang giginya dengan povidon iodine 10%
4. Pembersihan karang gigi dengan Ultrasonic scaller
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dibersihkan
karang giginya dengan povidon iodine 10 %
 Petugas membersihkan karang gigi (supraginggiva dan
subginggiva) denganUltrasonic scaller
 Petugas melakukan pemolesan dan menyikatkan dengan brush
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang telah dibersihkan
karang giginya dengan povidon iodine 10 %.
5. Petugas memberikan pesan-pesan / instruksi ccara menjaga kebersihan
gigi

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INCISI ABSES
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2

Esty Karaki SKep Ns


PUSKESMAS
NIP. 19760822 2007012014
TOMPASOBARU

Pengertian Incisi abses intra oral adalah suatu tindakan membuka jaringan abses
yang ada di dalam mukosa rongga mulut dengan alat scalpel agar cairan
pus keluar.
Anestesi Topikal adalah suatu metode anestesi yang mengoleskan atau
menyemprotkan anestetikum pada kapas dan diletakkan pada membrane
mukosa sekitar gigi yang akan dicabut

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan incise abses (intra oral)

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No


Tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru.

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 Povidon Iodine 10%
 Larutan anestetikum topical
 alat-alat untuk incise abses
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Petugas mendesinfeksi sekitar area abses yang akan diincisi dengan
povidon iodine 10%
4. Petugas meletakkan kapas yang telah disemprotkan anestetikum
topical (chlor ethyl ) pada area abses yang akan diincisi.
5. Petugas melakukan incise pada bagian bawah abses searah pembuluh
darah dengan alat incise
6. Petugas mengeluarkan pus dengan menekan abses sampai benar-benar
bersih.
7. Petugas mengoleskan povidon iodine 10% pada luka bekas incise dan
diberi tampon.
8. Petugas memberikan instruksi menjaga luka bekas incise abses
 Jangan sering kumur-kumur.
 Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam.
 Jangan merokok dulu sampai darah pada daerah bekas incise
berhenti
 Bekas incise jangan di korek-korek, di sedot-sedot atau
dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas incise jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24
jam atau sesuai kondisi
 Minum obat sesuai aturan
 Kontrol bila ada keluhan
9. Petugas memberikan resep ssesuai indikasi.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PERAWATAN DRY SOCKET
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :1-2

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Dry socket adalah keadaan socket gigi post ekstraksi yang ditandai dengan
keadaan alveolus yang tidak diisi oleh jedalan darah, tulang alveolus tidak
ditutupi jaringan baru, terjadi infeksi nekrotik yang terbatas, dan timbul rasa
sakit.
Perawatan Dry Socket adalah tindakan untuk mengatasi dry socket yang
didasarkan atas :
 Menghilangkan rasa nyeri.
 Menghilang infeksi.
 Menghilang iritasi.
 Memacu pertubuhan jaringan baru
 Menutup socket dengan jendelan darah baru.
 Melindungi socket dari kontaminasi kuman-kuman

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan perawatan dry socket

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No


tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru .

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Richard, P.J., Brian, J.P., 1996, Kedaruratan Dalam Praktik Dokter
Gigi, Hipokrates, Jakarta, Indonesia.
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 kapas
 povidon iodine 10%
 jarum suntik
 larutan anestetikum
 antiseptic agent.
 zinc oxide
 eugenol
2. Posisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Petugas mendesinfeksi area yang akan disuntikkan dengan povidon
iodine 10%
4. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesui dengan
indikasi tindakan medis yang tepat.
5. Petugas melakukan tes efek anestesi.
6. Petugas membersihkan socket dari jaringan nekrotik.

7. Petugas mengirigasi socket dengan antiseptic agent, lalu dikeringkan


dengan kapas
8. Petugas menghaluskan tulang-tulang yang runcing.
9. Petugas membuat perdarahan baru dari socket yang bersangkutan
dengan mengisolasikan socket dari saliva.
10. Petugas membuat adonan zinc oxide eugenol yang kemudian diperas
dengan kain kasa agar tidak terlalu basah sambil menanti terjadinya
jedalan darah dalam socket.
11. Petugas menutup lubang socket dengan pasta.
12. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
socket tersebut.
13. Petugas memberikan instruksi pasca perawatan dry socket
 Tampon digigit selama 30 menit.
 Jangan sering kumur-kumur.
 Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam atau
sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Perawatan ini diulang tiap hari untuk 2 atau 3 hari.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
14. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi.

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI TETAP
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :1-2

Esty Karaki SKep Ns


PUSKESMAS
NIP. 19760822 2007012014
TOMPASOBARU

Pengertian Pencabutan adalah tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi dari
socketnya.
Anastesi Blok adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum pada selaput perineural (sekitar nervus alveolaris inferior
sebelum masuk kekanalis mandibularis), sehingga dapat menahan impuls
afferent yang dating ke sentral (pusat).
Metode ini digunakan untuk menganastesi semua gigi yang diinjeksi kecuali
incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anestesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum disekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian lipatab
mukobukal,lingual atau bagian palatum.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi tetap

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No /SK-AKR /PKM-


MK/ / /2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas
Tompasobaru .

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan Surat Pernyataan Persetujuan/IOnformed
Consent untuk diisi dan ditandatangani.
2. Petugas Menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 Povidon Iodin 10%
 Larutananestesikum
 jarum suntik.
 bein
 tang pencabutan
3. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi.
4. Petugas mendesinfeksikan sekitar gigi yang akan dicabut sampai area
yang akan disuntikkan dengan povidon iodine 10%.
5. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesuai
dengan indikasi tindakan medis yang tepat.
 Pencabutan gigi atas : anestesi infiltrasi.
 Pencabutan gigi bawah : anestesi blok dan infiltrasi.
6. Petugas melakukan tes efek anestesi.
7. Petugas melakukan sondasi di sekeliling servik gigi.
8. Petugas memisahkan gigi dari gusi dengan bein.
9. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang
sesuai dengan gigi yang akan dicabut.
10. Petugas melakukan gerakan luksasi sambil di tarik kea rah
bukal/labial sampai gigi keluar dari socketnya.
11. Petugas membersihkan area sekitar gigi yang dicabut dari ekses ekses
yang tertinggal ( pecahan gigi dan tulang alveolus, sisa karang gigi).
12. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
bekas pencabutan gigi
13. Petugas memberikan obat antiperdarahan secara topical dan atau
sistemik sesuai indikasi jika terjadi perdarahan.
14. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan gigi :
 Tampon digigit selama 30 menit
 Jangan sering kumur-kumur
 jangan makan minum yang panas dulu. selama 1x24 jam.
 jangan merokok dulu sampai darah pada daerah bekas
pencabutan berhenti.
 Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau
dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama
3x24 jam atau sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres
dingin.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
15. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI TETAP
DENGAN PENYULIT
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1-2

PUSKESMAS Esty Karaki SKep Ns


TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Pencabutan gigi tetap dengan penyulit adalah suatu tindakan mengeluarkan
gigi tetap dengan kondisi patah mahkota gigi/akar gigi atau terjadi
penulangan antara gigi dengan tulang alveolus.
Anestesi blok adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum pada selaput perineural (sekitar nervus alveolaris inferior
ssebelum masuk ke kanalis mandibularis), sehingga dapat menahan impuls
afferent yang datang ke sentral (pusat).
Metode ini digunakan untuk menganestesi semua gigi yang diinjeksi kecuali
incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anestesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum disekitar gigi yang akan dicabut, yaitu dibagian lipatan
mukobukal, lingual atau bagian palatum.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi tetap dengan penyulit.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Tompasobaru No /SK-AKR/PKM-


MK/ / /2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas
Tompasobaru.

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan Surat Pernyataan Persetujuan/Informed Consent
untuk diisi dan ditandatangani pasien
2. Petugas Menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 larutan rivanol
 Povidon Iodin 10%
 jarum suntik
 Larutan anestesikum
 bein, chisel dan tangpencabutan
 bur atau tatah gigi
 benang cat gut dan alat-alat penjahitan
3. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi.

4. Petugas mendesinfeksikan sekitar gigi yang akan dicabut sampai area


yang akan disuntikkan dengan povidon iodine 10%.
5. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesuai
dengan indikasi tindakan medis yang tepat.
 Pencabutan gigi atas : anestesi infiltrasi
 Pencabutan gigi bawah : anestesi blok dan infiltrasi
6. Petugas melakukan tes efek anestesi.
7. Petugas melakukan sondasi di sekeliling servik gigi.
8. Petugas melakukan pemisahan gigi dari gusi dengan bein.
9. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang
sesuai dengan gigi yang akan dicabut.
10. Petugas melakukan gerakan luksasi sambil ditarik kea rah
bukal/labial sampai akar gigi keluar dari socketnya.
11. Petugas melakukan separasi gigi dengan bur atau tatah gigi jika gigi
sulit dicabut.
12. Petugas melakukan separasi alveolus sekitar cervik gigi dengan bur
jika gigi masih sulit dicabut.
13. Petugas melakukan pencabuatan gigi dengan bein, chisel dan atau
tang pencabuatan sesuai indikasi.
14. Petugas membersihkan dan menghaluskan tulang-tulang yang runcing
pada socket bekas pencabutan.
15. Petugas melakukan suturing (penjahitan) jika luka bekas pencabutan
sangat terbuka.
16. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
bekas pencabutan gigi
17. Petugas memberikan obat antiperdarahn secara topical dan atau
sistemik sesuai indikasi jika terjadi perdarahan.
18. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan gigi :
 Tampon digigit selama 30 menit
 Jangan sering kumur-kumur
 jangan makan minum yang panas dulu. selama 1x24 jam.
 Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau
dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama
3x24 jam atau sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres
dingin.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
19. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INFORMED CONSENT
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Informed consent adalah pemberian informasi kepada pasien dan persetujuan
pasien sebelum dilakukan tindakan medis dengan tujuan member
perlindungan terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh petugas.
Tujuan Sebagai pedoman petugas didalam penyampaian informasi kepada pasien
dan pelaksanan persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan medis.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Pemberian Layanan Khusus.
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Hak dan Kewajiban Pasien di Puskesmas Tompasobaru.
Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran pasal 45 ayat (1) sampai dengan (6).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Pasal 68 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelengaraan Praktik
Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/
Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik.
Prosedur 1. Petugas menyiapkan formulir informed consent.
2. Petugas menjelaskan tentang diagnose penyakit dan indikasi tindakan.
3. Petugas menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas menjelaskan tentang manfaat tindakan.
5. Petugas menjelaskan tentang resiko/kemungkinan komplikasi
tindakan.
6. Petugas menjelaskan akibat jika tidak dilakukan tindakan.
7. Petugas menjelaskan informasi lainnya yang mungkin masih
diperlukan.
8. Petugas mengecek pemahaman pasien/ keluarga.
9. Setelah pasien dan atau keluarga paham tentang tindakan yang akan
dilakukan dan setuju untuk dilakukan tindakan, petugas mengisi
formulir informed consent.
10. Petugas meminta pasien atau keluarganya untuk menandatangani
formulir informed consentdengan disertai saksi.
11. Petugas menandatangani informed consentyang sudah ditandatangani
pasien atau keluarganya dan saksi.
12. Jika pasien atau keluarganya tidak setuju untuk dilakukan tindkan,
petugas meminta pasien atau keluarganya untuk menandatangani
formulir penolakan tindakan.
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit KIA-KB

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
STERILISASI ALAT MEDIS
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Sterilisasi alat medis adalah tindakan untuk menjadikan alat-alat medis
steril.
Dekontaminasi adalah Langkah pertama dalam menangani peralatan,
perlengkapan dan benda-benda lain yang sudah terkontaminasi.
Tujuan Sebagai acuan kerja didalam melakukan sterilisasi alat medis.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru .
Referensi 1. Pedoman kerja Puskesmas I-IV, depkes RI, 1989/1990.
2. Ikhtisar Bedah Minor, Pegangan untuk Unit Bedah Rawat
Jalan/Puskesmas, Edisi 2. Alih Bahasa dr.Edward Lukito, Hipocrates
1995.
3. APN (Asuhan Persalinan Normal)-Dep Kes RI TH.2004
4. Manual book Corona ZTP80A Dryer sterilizer.
Prosedur 1. Petugas merendam Alat Medis yang sudah digunakan dengan
larutan Clorin 0,5 % (1bagian Bayclin dan tambahkan 9 Bagian air)
dengan memakai wadah dari bahan plastic selama 10 menit.
2. Petugas mencuci alat dibawah air mengalir dengan menggunakan
sikat dan sabun/ detergen untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran
sampai bersih.
3. Petugas mengeringkan alat medis yang sudah bersih
Sterilisasi basah / rebus
4. Petugas memasukkan alat-alat medis yang telah bersih kedalam alat
sterilisasi basah.
5. Petugas menghubungkan kabel ke aliran listrik untuk menghidupkan
alat sterilisasi.
6. Petugas memastikan alat-alat sudah disterilkan dalam keadaan air
medidih selama kurang lebih 10 menit.
7. Petugas mencabut kabel alat sterilisasi yang menghubungkan dengan
aliran listrik jika sudah selesai sterilisasi.
8. Petugas mengambil alat-alat yang sudah disterilkan dengan korentang,
keringkan kemudian disimpan.
Sterilisasi kering
9. Petugas meletakkan alat yang sudah dicuci dan dikeringkan secara
benar diatas rak, alat yang tidak tahan panas diletakkan dibagian atas,
alat yang tahan panas dibagian bawah.
10. Petugas menutup pintu sterilisasi sebelum menghubungkan kabel
power ke listrik untuk menghidupkan alat sterilisasi.
11. Petugas menekan tombol pemanas sterilisasi, lampu akan menyala dan
lapisan bawah akan mulai proses sterilisasi, lampu sterilisasi pemanas
akan mati saat suhu yang diatur untuk sterilisasi tercapai, jika ingin
lapisan atas dan bawah bekerja bersama-sama maka petugas menekan
tombol pemanas terlebih dahulu kemudian tekan tombol ozon
sterilisasi

dan lampu sterilisasi panas ozon akan menyala yang berarti kedua-
duanya sedang bekerja.
Kedua lampu akan mati sendiri apabila suhu dalam cabinet sudah
tercapai
12. Petugas tidak boleh membuka pintu sterilisasi, karena sterilisator
masih berproses selama 10 menit setelah lampu indicator mati, untuk
memastikan efek sterilisaasi.
Unit Terkait 1. BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENATALAKSANAAN SYOK
ANAFILAKSI
No Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1–2

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Syok Anafilaksiadalah salah satu manifestasi reaksi antaraantibodi dan


alergennya yang menimbulkan penyakit alergi yang berat dengan gejala-
gejala sebagai berikut :
 Gejala Prodromal merupakan gejala dini gangguan
kardiovaskuler atau pulmoner atau gastrointestinal atau kulit,
berupa : perasaan tidak enak, lemah, gatal di hidung dan
palatum, bersin, kuping berdengung, dada rasa tertekan.
 Gejala Kardiovaskuler, berupa takikardi , palpitasi dan
hipotensi.
 Gejala Pulmonerberupa rhinitis, bensin,gatal hidung dan
palatum. Hal tersebut dapat diikuti spasme bronkus yang berat
dengan/atau tanpa batuk, edema larings yang menimbulkan
sesak, anoksia dan apnoe.
 Gejala Gastrointestinal berupa nausea, muntah, sakit perut
dan diare.
 Gejala Kulit berupa rasa gatal, artikaria dan angioedemia
Disamping gejala-gejala tadi, kadang-kadang pasien ngompol atau langsung
syok.
Diagnosis reaksi anafilatik mudah ditegakkan bila jelas adanya hubungan
antara masuknya allergen dan gejala.
Penatalaksanaan syok anafilaksi adalah tindakan untuk mengatasi syok
anafilaksi.
Tujuan Sebagai acuan kerja melakukan tindakan pertolongan pertama untuk pasien
dengan syok anafilaksi di puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No /
Tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru.
Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi Tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Eliastarn M., dkk, 1998, Penuntun Kedaruratan Medis, EGC, Jakarta.
4. Masykur Rahmat., 2005, Makalah Tatalaksana Syok Anafilaksi Pada
Perawat Gigi di Puskesmas
Prosedur 1. Petugas membaringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala
2. Petugas memberikan O2 dengan kecepatan aliran 2-4 liter/menit.
3. Petugas memberikan 0,25cc adrenalin dalam larutan 1 : 1000 subkutan (s.c)
yang dapat diulang setiap 15 menit menurun beratnya gejala.
4. Petugas memberikan injeksi dexametason 1-2 mg/kg/BB im
5. Petugas memberikan diphenhydramin 1-2mg/kg/BB im
6. Petugas mengawasi perkembangan gejala prodromal dan tekanan darah
sesering mungkin, saluran nafas, nadi dan kesadaran selama minimal 30
menit.
7. Petugas melakukan observasi selama5-10 menit jika tekanan darah sistolik
telah mencapai 90-100mm Hg (dab penyuntikan ulang adrenalin tidak perlu
dilakukan terlalu cepat, tetapi melihat hasil observasi dulu).
8. Petugas mengulang injeksi adrenalin/ epineprin 0,25-0,40 ml im/sc jika
tekanan darah sistolik kurang dari 90 mm Hg.
9. Petugas memeriksa kembali tekanan darah setelah 10-15 menit kemudian
10. Petugas mengobservasi pasien jika tekanan darah sistolik > 90mm Hg
11. Petugas merujuk ke RS, jika tekanan darah sistolik <90mm Hg
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
ANESTESI LOKAL
No Dokumen :

No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1–3

Esty Karaki SKep Ns


PUSKESMAS
NIP. 19760822 2007012014
TOMPASOBARU

Pengertian Anestesi local adalah tindakan nmenghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa
disertai hilangnya kesadaran
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindakan anestesi lokal.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang Jenis – jenis pelayanan di Puskesmas. Tompasobaru

Referensi 1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua. Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014
2. Siregar M.B, Bachsinar B. Atlas berwarna dan Dasar-Dasar Bedah
Minor. Edisi I(Revisi). Widya Medika. Jakarta. 1995.
3. William De jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. EGC. Jakarta.
2005.
Prosedur Anestesi Lokal dengan menggunakan Lidokain
A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
a. Lidocain 2% atau Lidocain compositun (lidocain dan ephineprine)
b. Spuit jarum suntik 1ml atau 3ml
c. Kapas alcohol 70%
d. Larutan Iodin Povidon 10%
B. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi epinephrine)
petugas memastikan bukan merupakan kontradiksi, meliputi :
a. Organ akral 9 end organ), misalnya telinga, jari tangan dan kaki,
cuping hidung dan penis
b. Penderita lanjut usia (geriatri)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderita diabetes mellitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Infiltrasi,blok saraf,blok spinal pada persalinan SOPntan dengan
bayi yang belum lahir.
C. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identitas pasien
b. memberitahukan pasien/ keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis
(informed consent)
c. Mempersilakan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman
D. Petugas memilih teknik anestesi :
Tiga teknik pilihan dalam anestesi local dengan lidokain:
1. Teknik Infiltrasi :Penyuntikan lidokain langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka, atau insisi. Cara yang sering digunakan
adalah blockade lingkaran dan obat disuntikan intradermal atau
subkutan.
2. Teknik Field Block :Obat di tempatkan pada cabang-cabang sarat
yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3. teknik Block Saraf : Obat ditempatkan pada batang sarat yang
besar, sehingga daerah yang dilayani (distal) sarat yang
bersangkutan akan teranastesi.

PROSEDUR I (TEKNIK INFILTRASI):


Untuk lesi-lesi permukaan (superfisialis)
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3. Petugas memasukan jarum suntik menyusur kulit secara subkutan.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan perlahan-lahan sambil mencabut jarum, bila
tidak masuk pembuluh darah.
6. Petugas saat mencabut jarum pada jarak tertentu, dilakukan aspirasi
kembali dan penyuntikkan, demikian seterusnya sampai daerah yang
dimaksud selesai di anestesi.
7. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang telah dianestesi agar
zat anestetik merata sambil menunggu kerja obat.

PROSEDUR II (TEKNIK FIELD BLOCK):


Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic
2. Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3. Petugas menusukkan jarum suntik, arahankan pada satu sisi daerah
yang akan dianestesi.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan obat sambil jarum ditarik mundur.
6. Petugas menarik jarum tapi tidak sampai habis lalu menyuntikkan kea
rah yang bersudut denganarah suntikan pertama (sisi lain dari lesi).
7. Petugas melakukan aspirasi.
8. Petugas menyuntikan obat sambil jarum ditarik mundur.
Petugas mengulangi prosedur diatas pada benjolan satunya.
9. Petugas menyuntikkan obat dengan ujung-ujung suntikan pada kedua
sisi bertemu dengan ujung suntikan yang dibuat pada benjolan
lainnya.
10. Bila perlu, petugas memberikan suntikan pada lapisan yang lebih
dalam atau pada jaringan di bawah lesi.

PROSEDUR III (TEKNIK BLOK SYARAF) :


Biasa digunakan untuk tindakan yang agak luas.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic.
2. Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3. Petugas memasukkan jarum suntik pada daerah proksimal dari daerah
yang akan dilakukan tindakan.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah merasa kesemutan pada saat
jarum ditusukkan (Jika merasa kesemutan berarti posisi suntik sudah
tepat).
5. setelah suntikan selesai, petugas melakukan masase (pijatan pada
daerah suntikan untuk membantu penyerapan obat)
6. Petugas mengalihkan perhatian pasien misalnya dengan diajak bicara
sambil melakukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan menusuk
daerah yang akan dilakukan tindakan dengan benda tajam seperti
jarum.
7. Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil.
Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
SELESAI PELAYANAN BP GIGI
No. : /
Dokumen
No Revisi :
SOP Tanggal terbit
Halaman
:
: 1-2

Esty Karaki SKep Ns


PUSKESMAS NIP. 19760822 2007012014
TOMPASOBARU

Pengertian Anamnese Penyakit adalah rangkaian wawancara terhadap pasien mengenai


: Keluhan utamanya.

Pemeriksaan rongga mulut adalah pemeriksaan gigi-geligi dan jaringan


lunak rongga mulut, berupa :
 Pemeriksaan visual langsung (intra oral dan atau ekstra oral).
 Pemeriksaan kondisi gigi (sondasi,perkusi,palpasi,CE).
 Pemeriksaan penunjang (rontgen foto).

Penegakkan diagnosa adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh


pasien berdasarkan hasil anamneses dan pemeriksaan rongga mulut.

Terapi adalah pengobatan atau tindakan perawatan yang dilakukan sesuai


dengan diagnose yang ditegakkan.

Pelayanan rujukan :
Rujukan antar klinik adalah rujukan yang ditujukan ke Klinik Umum dalam
Pusakesmas (bila ada indikasi).
Rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai, yang tidak dapat dilayani di puskesmas.
Tujuan Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP gigi Puskesmas Tompasobaru.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi Buku pedoman kerja Puskesmas I-IV
Prosedur 1. Petugas memangil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu status.
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk dikursi gigi (dental chair)
4. Petugas melakukan anamnese.
5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang diagnose (roentgen foto),
bila diperlukan.
6. Petugas memberikan formulir pemeriksaan penunjang (bila poin 5
dilakukan).
7. Petugas menegakkan diagnose.
8. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium bila terdapat hal-hal
yang mencurigakan pada anamneses.
9. Petugas memberikan formulir pemeriksaan laboratorium (bila poin 8
dilakukan)
10. Petugas menentukan rencana perawatan.
11. Petugas melaksanakan tindakan perawatan dan atau peresapan sesuai
diagnose.
12. Petugas melaksanakan rujukan kasus, bila diperlukan.
13. Petugas membuat nota pembayaran tindakan.
14. Petugas mencatat hasil perawatan dibuku rekam medic dan register.
15. Petugas menyerahkan buku rekam medic di ruangan rekam medic.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN USAHA
KESEHATAN SEKOLAH DI
PUSKESMAS
No. Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1

Esty Karaki SKep Ns


PUSKESMAS
NIP. 19760822 2007012014
TOMPASOBARU

Pengertian Segala usaha yang dilakukan oleh tim Pembina dari puskesmas dalam rangka
untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.
Tujuan Terlaksananya kegiatan tim Pembina UKS di Puskesmas sesuai standar yang
terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi
Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan pendataan jumlah sekolah yang ada diwilayah kerja
Puskesmas.
2. Lakukan pendataan jumlah anak sekolah yang ada diwilayah kerja
Puskesmas
3. lakukan koordinasi dengan Tim Pembina UKS Kecamatan lainnya
(UPTD Pendidikan, Kecamatan, dan KUA)
4. Lakukan kerjasama dengan sekolah wilayah kerja puskesmas
5. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan program
UKS
6. Buat jadwal untuk kegiatan pembinaan UKS (penyuluhan tentang
masalah kesehatan peserta didik, lingkungan sekolah, kantin sekolah,
ruangan UKS).
7. Lakukan pembinaan bersama Tim Pembina UKS Kecamatan ke
sekolah paling tidak 1 kali dalam 3 bulan
8. Evaluasi pelaksanaan UKS di sekolah
9. Lakukan kontrak ulang pembinaan selanjutnya
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
KESEHATAN DI SEKOLAH
No. Dokumen :
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Segala usaha atau bantuan yang di berikan berupa bimbingan dan atau
tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek
kesehatan pribadi.
Tujuan - Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
- Memiliki sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
- Mempunyai kemampuan berprilaku hidup sehat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi
Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan kontrak waktu dan tempat.
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan.
3. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan
kesehatan (Buku, Leaftlet, Lembar balik, Video, Brosur, Media KIE
lainnya sesuai kebutuhan)
4. Siapkan tim penyuluh yang telah terbentuk.
5. Lakukan pembinaan atau penyuluhan tentang materi kesehatan yang
telah disepakati sebelumnya.
6. Evaluasi pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah
7. Jika ditemukan permasalahan maka dirujuk ke Puskesmas sesuai
dengan kasus yang ditemukan.
8. Lakukan kontrak ulang pembinaan selanjutnya
9. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN PELAYANAN DI
SEKOLAH
No. Dokumen :

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-1

Esty Karaki SKep Ns


PUSKESMAS
NIP. 19760822 2007012014
TOMPASOBARU

Pengertian Upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif)


Tujuan Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit,kelainan, dan cacat.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tompasobaru No /
tentang Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi
Prosedur Pelaksanaan Penjaringan Kesehatan di sekolah:
1. Lakukan Kontrak waktu dan tempat
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan
3. Lakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk ketersediaan formulir
penjaringan anak sekolah.
4. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan
kesehatan anak sekolah (snelen chart/ Kartu E, Microtoise,Timbangan
BB, UKS kit atau dental unit)
5. Siapkan Tim Penjaringan kesehatan Puskesmas
6. Lakukan penjaringan kesehatan terhadap peserta didik di sekolah
7. Lakukan rekap hasil penjaringan kesehatan disekolah
8. Buat Laporan hasil rekap penjaringan kesehatan untuk
puskesmas,Sekolah, danTP UKS Kecamatan
9. Evaluasi Pelaksanaan penjaringan kesehatan di sekolah.
10. Jika di temukan permasalahan maka di rujuk ke puskesmas sesuai
dengan kasus yang ditemukan
11. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN PEMBINAAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT
DI SEKOLAH
No. Dokumen : /

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1

PUSKESMAS Esty Karaki SKep Ns


TOMPASOBARU NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat


mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik
dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Tujuan Mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk
perilaku hidup sehat dan terhindar dari pengaruh negative
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tompasobaru No
tentang jenis-jenis pelayanan di puskesmas Tompasobaru
Referensi
Prosedur Pelaksanaan Pembinaan lingkungan sekolah sehat di sekolah :
1. Lakukan kontrak waktu dan tempat.
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan.
3. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan
kesehatan (Buku, Leaftlet, Lembar balik, Video, Brosur, Media KIE
lainnya sesuai kebutuhan)
4. Anjurkan kepada sekolah untuk membuat rambu-rambu/ petunjuk
yang terkait dengan lingkungan kesehatan seperti: cara mencuci
tangan yang baik dan benar,membuang sampah pada tempatnya,
kawasan tanpa rokok, dan sebagainya.
5. Siapkan tim Pembina dari Puskesmas untuk membina lingkungan
sekolah sehat
6. Lakukan koordinasi dengan tim Pembina UKS kecamatan terkait
dengan pembinaan lingkungan sekolah sehat
7. lakukan pembinaan lingkungan sekolah sehat sesuai kebutuhan
sekolah seperti kantin sehat, sarana air bersih, sarana tempat cuci
tangan dengan air mengalir dan sabun, sarana WC/ Jamban, halaman
bermain,pagar, taman/kebun/toga,tempat sampah, SPAL,ruang UKS,
Melakukan 3M plus, Ketersediaan pohon-pohon perindang.
8. Evaluasi pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat disekolah
9. Lakukan kontrakpembinaan lingkungan sekolah sehat di sekolah
untuk berikutnya
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI SULUNG
No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1

PUSKESMAS
Esty Karaki SKep Ns
TOMPASOBARU
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian Pencabutan pada gigi sulung yang akan digantikan dengan gigi permanen
Tujuan Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP gigi Puskesmas Tompasobaru.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
/tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas memangil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu status.
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk dikursi gigi (dental chair)
4. Petugas melakukan anamnese.
5. Petugas menegakkan diagnose.
6. Petugas Menyiapkan anestesi topical :
a. Chlorethyl bila gigi goyang
b. Injeksi Infiltrasi jika gigi belum goyang
7. Petugas melakukan ekstraksi gigi
8. Petugas member instruksi kepada pasien untuk mengigit tampon yang
berisi Povidon iodine / bethadine pada bekas gigi yang di ekstraksi
9. Petugas memberikan instruksi untuk mengigit tampon selama 30
menit
10. Petugas mencatat hasil perawatan dibuku rekam medic dan register.
11. Petugas menyerahkan buku rekam medic di ruangan rekam medic.
Unit Terkait BP Gigi
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INJEKSI DENGAN MANDIBULA
BLOCK ANAESTESI
No. Dokumen : /

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-1

PUSKESMAS
TOMPASOBARU Esty Karaki SKep Ns
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian

Tujuan Sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam melakukan injeksi dengan
mandibular block anaestesi.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No
/ /tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi -
Prosedur
1. Pasien di panggil dan dipersilakan masuk
2. Duduk di dental chair
3. Asepsis daerah injeksi dengan popidon iodine
4. Lakukan palpisasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga
kuku jari menempel pada linea obligua dengan bagian belakang
jarum suntik terletak diantara kedua premolar pada sisi yang
berlawanan, jarum diarahkan sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi
mandibula kea rah ramus dan jari
5. Jarum ditusukkan pada apeks trigonum pteygomandibular dan dengan
gerakan jarum diantara ramus dan ligamentum serta otot yang
menutupi facies interna ramus diteruskan sampai ujungnya kontak
dengan dinding posteror sulkus mandibularis
6. Keluarkan 1,5 cc obat anaestesi disini ( rata-rata) ke dalaman insersi
jarum adalah 15 mm, tapi bervariasi tergantung ukuran mandibula dan
proporsinya berubah sejalan dengan pertambahan umurnya )
7. Dapat juga menganaestesi nervus lingualis dengan cara mengeluarkan
obat anaestesi pada pertengan perjalanan masuknya jarum.
8. Observasi pasien sambil menunggu efek anaestesi.

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INJEKSI DENGAN METODE
INFILTRASI
No. Dokumen : /

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-1

PUSKESMAS
TOMPASOBARU Esty Karaki SKep Ns
NIP. 19760822 2007012014

Pengertian -

Tujuan Sebagai pedoman bagi tenaga kerja dalam melakukan metode injeksi
infiltrasi

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tompasobaru No


tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Tompasobaru
Referensi -

Prosedur 1. Pasien di panggil dan dipersilakan masuk


2. Duduk di dental chair.
3. Asepsis daerah injeksi dengan povidon iodine.
4. Jarum di masukkan ke dalam lipatan mukobukal dan latewral
5. Aspirasi
6. Bila tidak ada darah saat aspirasi, masukkan obat anaestesi perlahan
lahan untuk rahang atas 1,5 cc di bagian labial, 0,5 cc di bagiam
palatal, untuk rahang bawah 1, 5 cc di bagian bukal, 0,5 cc di bagian
lingual.
7. tarik spuit
8. observasi pasien sambil menungggu efek anaestesi.

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai