Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan
kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Angka kematian ibu, di Indonesia masih cukup tinggi.
Tujuan pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs) berkomitmen untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa
secara nasional Angka kematian Ibu pada tahun 2015 di Indonesia adalah 305/100.000 kelahiran
hidup.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak
adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus).
Berdasarka profil Kesehatan Nusa Tenggara Timur tahun 2018 AKI 161 per 100.000 Kelahiran
Hidup dimana menagalami peningkatan menjadi 41 per 100.000 Kelahiran Hidup dibandingkan
tahun 2017. Angka Kematian Ibu Di puskesmas manutapen per tahun 2020 sebesar 0 kasus.
Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Kota Kupang.

Upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dapat dilakukan dengan cara setiap
ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan
ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan
yang memadai. Gambaran upaya kesehatan meliputi : 1). Pelayanan kesehatan ibu hamil, 2).
Pelayanan imunisasi Tetanus bagi wanita usia subur dan ibu hamil, 3).Pelayanan kesehatan ibu
bersalin, 4).pelayanan kesehatan ibu nifas, 5) Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), dan 6) pelayanan
kontrasepsi/KB.

Pada tahun 2019 sebanyak 93,58% puskesmas teregistrasi telah melaksanakan orientasi
P4K yang berarti belum mencapai target renstra Kementerian Kesehatan tahun 2019 yaitu
sebesar 100%. Sebanyak 9 (sembilan) provinsi telah mencapai target renstra melaksanakan
orientasi P4K Salah satunya adalah Provisi Nusa Tenggara Timur.

1
Berdasarkan data dari Rapat Tinjaun Manajemen Mutu, pencapaian yang didapatkan dari
target pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan KIA Januari-juni 2020 didapatkan
pencapaian cakupan kunjunga ibu hamil K-4 didapatkan 40,1% dengan target pencapaian 47,5%;
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan didapatkan 46,3% dengan target 48,0%; cakupan
komplikasi kebidanan yang di tangani didapatkan 30,4% dengan target 40,0 %; pelayanan nifas
didapatkan 32,2% dengan target 49,5 % ; kunjungan neonatus didapatkan 100% dengan target
100%; neonates dengan komplikasi yang di tanagni didapatkan 53,2% dengan target 37,5 % .

Berdasarkan data tersebut didapatkan program KIA-KB yang belum tercapai target dan
tidak secara langsung di pengaruhi oleh pendemi COVID-19 Adalah Cakupan kompliasi
kebidanan yang ditangan, cakupan kunjungan ibu hamil K-4, dan pelayanan nifas, sehingga
evaluator memilih program penanganan komplikasi kebidanan untuk di evaluasi .

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk menilai program Puskesmas yang belum tercapai target.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui penyebab tidak tecapainya target program komplikasi kebidanan yang
di tangani .
2. Untuk mengetahui prioritas penyebab tidak tecapainya target program komplikasi
kebidanan yang di tangani.
3. Untuk merencanakan alternatif penyelesaian masalah penyebab tidak tecapainya target
program komplikasi kebidanan yang di tangani.

1.3 Manfaat

1. Menjadi salah satu acuan untuk perencanaan program selanjutnya.


2. Menjadi cermin untuk menilai kinerja para Nakes
3. Masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan berkualitas.
4. Untuk melengkapi tugas dokter internsip.

2
BAB 2

Tinjauan Pustaka Dan Motode Evaluasi

2.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak

1. Pengertian Program KIA

Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah.

2. Tujuan Program KIA

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam mengatasi


kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan
sebagainya.

b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita
serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.

3
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama
melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

3. Prinsip Pengelolaan Program KIA

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan


serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok :

a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik
serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan


pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.

c. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun
di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara
terus menerus.

d. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang
baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

2.2 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pelayanan antenatal :

Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal sesuai meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan ) pemeriksaann laboratorium rutin
dan khusus , derta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Dalam penerapan terdiri atas:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur Tekanan darah

3. Nilai Status Gizi ( ukur Lila)

4. Ukur Tinggi fundus uteri

4
5. Tentukan Presentasi janin dan DJJ

6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila diperlukan

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Tes Laboratorium

9. Tatalaksana Khusus

10. Temu wicara (konselling), termaksud P4K dan KB pasca persalinan

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan


ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan
kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

b. Pertolongan Persalinan

Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang


amanyang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.

Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :

1. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan
dan perawat.

2. Dukun bayi :

Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan
yang dinyatakan lulus.

Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau
dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

c. Deteksi dini ibu hamil berisiko :

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

2. Anak lebih dari 4

3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10
tahun

5
4. KEK dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5cm atau penambahan berat badan
kurang dari 9 kg selama masa kehamilan

5. Anemia dengan Hb kurang dari 11g/dl

6. Tinggi badan kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang

7. Riwayat HT pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini

8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis , antara lain : TBC, kelainan jantung-ginbjal-


hati, psikosis, kelainan endokrin (diabetes mellitus, SLE dll) tumor dan keganasan

9. Riwayat kehamilan buruk

10. Riwayat persalinan dengan komplikasi

11. Riwayat keluarga menderita penyakit HT, DM dan riwayat cacat kongenita

12. Riwayat Nifas dengan komplikasi

13. Kelainan jumlah janin

14. Kelainan besar janin

15. Kelainan letak dan posisi janin.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi . Risiko tinggi pada
kehamilan meliputi :

1. Hb kurang dari 8 gram %

2. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90
mmHg

3. Edema yang nyata

4. Eklampsia

5. Perdarahan pervaginam

6. Ketuban pecah dini

7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

8. Letak sungsang pada primigravida

6
9. Infeksi berat atau sepsis

10. Persalinan prematur

11. Kehamilan ganda

12. Janin yang besar

13. Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.

14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

1. BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram

2. Bayi dengan tetanus neonatorum

3. Bayi baru lahir dengan asfiksia

4. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir

5. Bayi baru lahir dengan sepsis

6. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram

7. Bayi preterm dan post term

8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

2.3 Evaluasi Program

Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Pemantaun dilaksanakan secara berkala dan terus menerus,
untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan, supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah
suatu jarak-waktu (interval) lebih lama, biasanya setiap 6 bulan s/d 1 tahun. Dengan evaluasi
dapat dinilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai. Dalam
mengukur keberhasilan tersebut diperlukan indikator. Hasil evaluasi sangat berguna untuk
kepentingan perencanaan dan pengembangan program

7
2.4 Indikator Program
Terdapat indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM untuk
pelayanan kesehatan ibu wajib dilaksanakan yaitu :

1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

a. Pengertian :

1) Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi;

2) Komplikasi dalam kehamilan : a) Abortus, b) Hiperemesis Gravidarum, c)


perdarahan per vaginam, d) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), e) kehamilan lewat waktu, f) ketuban pecah dini.

Komplikasi dalam persalinan : a) Kelainan letak/presentasi janin, b) Partus


macet/ distosia, c) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), d)
perdarahan pasca persalinan, e) Infeksi berat/ sepsis, f) kontraksi dini/persalinan
prematur, g) kehamilan ganda.

Komplikasi dalam Nifas : a) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,


eklampsia), b) Infeksi nifas, c) perdarahan nifas.

b. Definisi operasional

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi


kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED,
Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

c. Cara perhitungan

Pembilang : Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definit


di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu..

Penyebut : Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.

Konstanta : 100

8
Rumus :

d. Sumber data :

1) Jumlah komplikasi yang ditangai yang diperoleh dari catatan register kohort ibu
dan laporan PWS KIA.

2) Jumlah perkiraan ibu risiko tinggi yang di tangani dari sasaran ibu hami risiko
tinggi yang diperoleh dari BPS Kabupaten atau provinsi

e. Kegunaan

1) Memperkirakan besarnya masalah ibu hamil risiko tinggi yang dihadapi oleh
program KIA.

2) Melakukan upaya tindak lanjut dengan intervensi secara intensif.

2.5 Metode Evaluasi

Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak periode Januari-juni 2020 dilakukan dengan
metode Problem Solving Cycle dengan pendekatan system dimana data diperoleh dari hasil RTM
oleh Manajemen Mutu Puskesmas Manutapen Agustus 2020 dan Wawancara bersama Bidan
Kordinator (Bikor) dan penangung jawab program KIA-KB.

Langka-lagkahnya sebagai berikut :

a. Identifikasi Masalah Berdasarkan Indikator Program


b. Penetapan Prioritas Masalah Dengan Criteria Matriks USG
 Seberapa mendesak isu itu harus dibahas dan diselesaikan (U = Urgency)
 Seberapa serius, kaparahan akibat yang ditimbulkan jika tidak diselesaikan (S =
Severity)
 Seberapa besar kemungkinan akan memburuk jika isu atau masalah dibiarkan saja
(G = Growth)
 Skor = U + S + G

9
 Untuk semua variable (unsur-unsur U, S dan G) diberikan nilai antara 1 (tidak
penting) sampai dengan 10 (sangat penting)
c. Membuat kerangka konsep yang menghubungkan masalah diprioritaskan dengan
kemungkinan Penyebab
d. Menentukan Prioritas penyebab masalah
e. Alternatif penyelesaian masalah dan prioritas alternatif penyelesaian masalah.
Menggunakan cara ekonometrik. Kriteria yang dipakai adalah: Magnitude (M), yakni
kriteria yang menunjukkan besarnya masalah. Importance (I), yakni ditentukan oleh jenis
kelompok penduduk yang terkena masalah. Vulnerability (V), yaitu ada tidaknya metode
atau cara penanggulangan yang efektif. Cost (C), yaitu biaya yang diperlukan untuk
penanggulangan masalah tersebut. Hubungan keempat kriteria dalam menentukan
alternatif penyelesaian masalah (P) adalah sebagai berikut:

P =MxIxV
C

10
BAB 3

Penyajian Data Dan Analisis Masalah

3.1 Keadaan Umum Puskesmas Manutapen

a. keadaan Geografis

Kota Kupang yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor .... Tahun 1996 pada tanggal
25 Aprill, terletak antara 100 36’ 14” – 100 39’ 58” LS dan antara 1230 32’ 23” – 1230 37’ 01”.
Dengan terbentuknya Kota Kupang pada saat itu maka Puskemas Manutapen yang sebelumnya
adalah Puskesmas Pembantu (PUSTU) Manutapen berubah status menjadi Puskesmas
Manutapen pada tanggal 15 November 2015 (Rawat Jalan). Wilayah Kerja Puskesmas
Manutapen berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Airnona

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan NBD, NBS dan Nunhila

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Solor dan Kelurahan Bonopoi

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Penkase Oeleta

Saat ini, Puskesmas Manutapen terletak di Kelurahan Manutapen Kecamatan Alak. Wilayah
kerja Puskesmas Manutapen mencakup 3 (tiga) Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Alak
dengan luas wilayah kerja sebesar 2,3 km2. Kelurahan yang termasuk dalam Wilayah Kerja
Puskesmas Manutapen adalah Kelurahan Manutapen, Kelurahan Mantasi, dan Kelurahan
Fatufeto.

b. Keadaan Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kupang Tahun 2020 tercatat jumlah penduduk
Kecamatan Alak (wilayah kerja Puskesmas Manutapen) sebanyak 15.011 jiwa berbagi menjadi
Kelurahan Manutapen 7.630, Kelurahan Mantasi 1.225, dan Kelurahan Fatufeto 6.156.

3.2 Identifikasi Masalah

Data yang diambil merupakan data tahun 2020 dari bulan Januari sampai Juni,
sehingga target yang dipergunakan dihitung persentase dalam 6 bulan.

11
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan Indikator Program

Target 2020
Program UKM Capaian (%)
(%)

20 0,214
Indeks Keluarga Sehat

Persentase Pengawasan Sarana Air Minum 93 0

Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan 45/22,5 0

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80/40,0 30,4


Persentase ibu bersalin mendapatkan persalinan 96/48,0 46,3
(Oleh Nakes - SPM 2)
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 (SPM 1) 95/47,5 40,1

Cakupan pelayanan nifas 99/49,5 32,2

Cakupan Balita Mendapat kapsul Vit. A 97 88

Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI 85 76,4


pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang 69 48,5
mendapat ASI eksklusif
Cakupan Penemuan dan Pengobatan semua kasus 80/33,3 19,4
TB (CDR)
100 0
Pembagian Obat Cacing
Persentase Warga Negara Usia 15-59 Tahun 80 0
mendapatkan screening kesehatan sesuai standar
(SPM 6)
Persentase Penderita Hipertensi mendapat 80
pelayanan kesehatan sesuai standar (SPM 8)  
Persentase Penyandang DM mendapat pelayanan 12
kesehatan sesuai standar (SPM 9)  
Persentase ODGJ Berat yang mendapatkan
100 16,7
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar (SPM 10)

Melihat tabel di atas, dari 16 program yang belum mencapai target, terdapat 7 program
yang tidak mecapai target yang secara langsung tidak di pengaruhi oleh pendemi covid 19 yaitu

12
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 (SPM 1),
Cakupan pelayanan nifas, Cakupan Balita Mendapat kapsul Vit. A, Cakupan Pemberian
Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, Presentase bayi usia
kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan Persentase ODGJ Berat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar (SPM 10).

3.3 Penetapan Prioritas Masalah

Tabel 3.2 Penetapan Prooritas Masalah


Growt
No Masalah Urgency Seriousness Nilai
h

1 Cakupan komplikasi kebidanan 7 9 6 22


yang ditangani

2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 8 8 8 24


(SPM 1)

3 Cakupan pelayanan nifas 7 6 6 19

4 Cakupan Balita Mendapat kapsul 6 6 6 18


Vit. A
5 Cakupan Pemberian Makanan 8 7 7 22
Pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan keluarga miskin
6 Presentase bayi usia kurang dari 6 8 9 8 25
bulan yang mendapat ASI eksklusif
7 Persentase ODGJ Berat yang 4 6 5 15
mendapatkan pelayanan kesehatan
jiwa sesuai standar (SPM 10)

Penetapan prioritas masalah dengan menggunakan Criteria Matrix USG. Teknik tersebut
melihat 3 faktor: Urgency: Seberapa mendesak isu itu harus dibahas dan diselesaikan , Severity:
Seberapa serius, kaparahan akibat yang ditimbulkan jika tidak diselesaikan dan Growth:
Seberapa besar kemungkinan akan memburuk jika isu atau masalah dibiarkan saja. Dari tabel di
atas diambil 5 besar prioritas masalah yaitu Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif, Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 (SPM 1), Cakupan komplikasi

13
kebidanan yang ditangani, Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin dan Cakupan pelayanan nifas, yang selanjutnya dibagikan kepada 4 orang
dokter dimana saya memilih Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani menjadi prioritas
masalah .

4.3 Berbagai Penyebab Masalah

Saya melihat dari 3 faktor: masukan (input), proses dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut
mempengaruhi keluaran (output). Faktor masukan terdiri dari 4M: Man, Money, Material dan
Method. Faktor Proses terdiri dari: Planing, Organizing, Actuacting dan Controling.

Penyebab masalah Saya jabarkan dengan metode bagan tulang ikan. Hasil ini Saya dapatkan
melalui data PWS Puskesama Manutapen dan Wawancara bersama penanggung jawab program
dan Bidan Kordinator. Saya memasukan faktor positif dan negatif yang mempengaruhi hasil
output.

14
INPUT LINGKUNGAN

MAN METHOD
- Jumlah Nakes tercukupi - SOP Tersedia
- Letak puskesmas dapat di jangkau
- Kurangnya Konseling dan edukasi terhadap
- Wilayah cakupan terjangkau
pasien
- Koordinasi dengan lintas sector
- Kepedulian ibu terhadap imunisasi anak
masih kurang sudah baik

MONEY
- Anggaran yang tersedia cukup
Material
- Jumlah faskes memadai
- Alat dan bahan untuk edukasi
tersedia
- Ketersediaan obat cukup Cakupan Penanganan
Komplikasi Kebidanan yang
di tangani tidak mencapai
Actuating target
PLANNING
- Perencanaan mengenai program terususun dengan
- System pencatatn sudah terkoordinasi
baik
- Disiplin pencatatn kasus baik
- SOP lengkap
- Kerja sama antar nakes baik
- Data proyeksi sesuai.
- Tidak ada kendala koordinasi antar TIM
- Rapat kerja tersedia
dgn puskesmas dan dinkes

Organizing CONTROLLING
- Pembagian kerja nakes proposional - Tersedia laporan bulanan
- Koordinasi antar Nakes sudah baik - Evaluasi program per 6 bulan
- Koordinasi antar nakes dalam pelaksanaa program - Format pencatatan tersedia
berjalan baik
- Komunikasi antar nakes baik
PROSES

15
Hasil Wawancara dengan Penanggug Jawab program dan Bidan koordinator factor
negatif yang saya dapatkan, saya seleksi sebagai faktor penyebab masalah. Penyebab masalah
yaitu SOP tidak lengkap, Bidan tidak membaca dan memahami SOP yang tersedia, Pelayanan
yang diberikan tidak semua mengikuti SOP, proyeksi besar, dan disiplin pencatata kasus masih
kurang.

3.5 Penetapan Prioritas Penyebab Masalah

Tabel 3.3. Penetapan Prioritas Penyebab Masalah


Penentuan Prioritas Penyebab
Total
No Penyebab Masalah Masalah

Urgency severity Growth

1 - Kurangnya Konseling dan edukasi terhadap


ibu
5 4 4 13

2
- Kepedulian ibu terhadap imunisasi anak
masih kurang 4 3 3 10

Pelayanan yang diberikan tidak semua mengikuti SOP dianggap sebagai penyebab
masalah rendahnya Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani. Hal ini mungkin disebabkan
karena SOP Tidak lengkapn ataupun Bidan tidak membaca dan memahami SOP yang sudah
tersedia.

3.6 Alternatif Penyelesaian Masalah

Dari penentuan prioritas masalah maka diperoleh masalah rendahnya Cakupan komplikasi
kebidanan yang di tangani. Maka dibuatlah kerangka konsep untuk kemungkinan penyebab dari
sedikitnya rendahnya Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani kemudian diprioritaskan
untuk dicarikan alternatif pemecahan masalah. Ternyata yang menjadi prioritas penyebab adalah
Kurangnya Konseling dan edukasi terhadap pasien dan Kepedulian ibu terhadap imunisasi anak
masih kurang

16
Penulis memberikan beberapa alternatif untuk menyelesaikan masalah:

1. Sosialisasi cara KIE jadwal imunisasi tehdap ibu.


Tujuan : Meningkatkan pemahaman Nakes.
Sasaran : Nakes di wilayah kerja puskesmas pasir pamjang.
Bentuk kegiatan : Pemberian Materi Konseling edukasi mengenai jadwal imunisasi
Waktu kegiatan : Setiap 6 bulan.
Dana : Puskesmas.
2. Sosialisi pentingnya jdwal imunisasi dan manfaat imunisasi dasaar
Tujuan : Menigkatkan Pemahaman ibu
Sasaran : Ibu yang mempunayi anak usia 0 sampe 2 tahun
Bentuk Kegiatan : Sosialisi pentingnya jdwal imunisasi dan manfaat imunisasi dasaar
Waktu kegiatan : Setiap 6 bulan.
Dana : Puskesmas.

3.7 Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah

Tabel 4.4 Penetapan prioritas alternatif penyelesaian masalah

Efektifitas Jumlah

M I V MxIxV
No. Daftar alternatif Jalan Keluar Efisiensi (C)

1 Sosialisasi cara KIE jadwal 5 4 4 2 40


imunisasi terhadap ibu
2 Sosialisasi pentingnya jdwal 5 4 3 2 30
imunisasi dan manfaat
imunisasi dasaar

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah sosialisasi cara KIE jadwal
imunisasi tehdap ibu menjadi alternatif penyelesaian masalah yang dipilih.

17
18
BAB 4

Penutup

4.1 Kesimpulan

1. Pencapaian Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Kunjungan Ibu


Hamil K4 (SPM 1) Cakupan pelayanan nifas Persentase ibu bersalin mendapatkan
persalinan Oleh Nakes belum mencapai target.

2. Masalah utama adalah Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.

3. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani belum tercapai disebabkan oleh SOP tidak
lengkap, Bidan tidak membaca dan memahami SOP yang tersedia, Pelayanan yang
diberikan tidak semua mengikuti SOP, proyeksi besar, dan disiplin pencatata kasus masih
kurang.

4. Penyebab utama adalah pelayanan yang diberikan tidak semua mengikuti SOP yang
tersedia..

5. Alternatif penyelesaian masalah adalah pembuatan SOP dan sosialisasi SOP.

4.2 Saran

Berdasarkan penetapan prioritas alternatif masalah, penulis menyarankan untuk


pembuatan SOP yang dapat di kerjakan 1-2 hari.

19
DAFTAR PUSTA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia :Profil Kesehatan Indonesia; Jakarta.2019


2. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur: Profil Kesehatan Nusa Tenggara
Timur; NTT.2018
3. UPT Puskesmas Manutapen Dinas Kesehatan Kota Kupang: Profil Kesehatan
Puskesmas Manutapen.2018
4. DepKes RI, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) .Jakarta; 2010.
5. https://pkmgading.files.wordpress.com/2011/09/juknis-spm.pdf
6. Definisi Operasional Profil Kesehatan. 2015

20

Anda mungkin juga menyukai