BAB I
PENDAHULUAN
Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang
diharapkan. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Saat ini AKI di Indonesia yaitu sebesar 259 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan
AKB yaitu sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Hasil tersebut masih
jauh dari target Indonesia Sehat 2010 yaitu AKI 125 per 100.000 kelahiran hidup,
sedangkan AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada tahun 2009 yaitu pencapaian AKI sebesar
226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup.
Tingginya AKI dan AKB ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan di Indonesia
masih belum baik, khususnya mengenai derajat kesehatan ibu dan anak.2
Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, meskipun jumlah persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini
kemungkinan disebabkan antara lain oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang
belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya.
Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan
2
post partum. Penyebab ini dapat diminimalkan apabila kualitas antenatal care
dilaksanakan dengan baik.3
Puskesmas memiliki enam program pokok, salah satunya adalah program KIA. 4
Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan
anak, serta untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak adalah
dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan
kesehatan ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan
primer.2
Indikator yang digunakan untuk menilai program KIA antara lain kunjungan ibu
hamil pertama (K1), cakupan kunjungan keempat ibu hamil (K4), cakupan buku
KIA, deteksi dini kehamilan berisiko oleh tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga
kesehatan, penanganan komplikasi obstetrik, pelayanan nifas, pelayanan neonatal,
penanganan komplikasi neonatal, pelayanan kesehatan anak balita, pelayanan
kesehatan anak balita sakit.2
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program untuk mengurangi AKI
dan AKB. Program tersebut antara lain Safe Motherhood. Program ini di Indonesia
dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB), pelayanan pemeriksaan
dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan aman, serta pelayanan obstetri
esensial di pusat layanan kesehatan masyarakat.5
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat
manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara
terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.6
2.2. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak pra sekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
5
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
keluarganya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.7
2.3. Prinsip Pengelolaan Program KIA6
Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di
fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan
melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk
memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi :
1. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik :
a. Lihat postur, tonus, dan aktifitas bayi.
b. Lihat pada kulit bayi.
c. Hitung pernafasan dan lihat tarikan dinding dada ketika bayi sedang tidak
menangis.
d. Hitung detak jantung dengan stetoskop. Stetoskop diletakkan pada dada kiri
bayi setinggi apeks.
e. Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer.
f. Lihat dan raba bagian kepala.
g. Lihat pada mata.
h. Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput lendir). Jika bayi menangis,
masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam dan raba
langit-langit.
i. Lihat dan raba pada bagian perut, tali pusat, punggung dan raba tulang
belakang.
j. Lihat pada lubang anus, hindari untuk memasukkan alat atau jari dalam
melakukan pemeriksaan anus.
k. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar.
l. Lihat dan raba pada alat kelamin bagian luar. Tanyakan pada ibu apakah bayi
sudah buang air kecil.
10
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal , tetapi tetap
mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh
tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta
penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam
penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
11
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan
jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik
Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu,
mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat congenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio
sesarea, ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa
nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat
cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu.
Catatan : penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9 – 12 kg
selama masa kehamilan
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
1. Ketuban pecah dini.
2. Perdarahan pervaginam :
Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
Intra Partum : robekan jalan lahir
12
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
2. Asfiksia
3. Infeksi Bakteri
4. Kejang
5. 5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi
neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak perubahan
yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim
kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit dapat
cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi
kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama
kemudian bulan pertama kehidupannya.
Faktor resiko pada neonatus akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi,
deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-
gejala sebagai berikut :
1. Tidak mau minum/ menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang / Letargis.
4. Frekwensi napas ≤ 30 x/menit dan ≥ 60 x/menit.
5. Suhu tubuh ≤ 35,5°C dan ≥ 37,5°C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.
7. Merintih.
8. Ada pustule kulit.
9. Nanah banyak di mata.
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat.
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI.
14. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram)
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
1. Asfiksia bayi baru lahir.
2. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
16
Hipotermi
Hipoglikemia
Ikterus
Masalah pemberian minum
3. Gangguan napas
4. Kejang
5. Infeksi Neonatus
6. Klasifikasi dalam MTBM :
Infeksi bakteri (termasuk klasifikasi Infeksi Bakteri Lokal dan Penyakit
Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat)
Ikterus (termasuk klasifikasi Ikterus Berat dan Ikterus)
Diare (termasuk klasifikasi Diare Dehidrasi Berat dan Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang)
Berat badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI.
Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam peningkatan akses dan kualitas
penanganan komplikasi neonatus tersebut antara lain penyediaan puskesmas mampu
PONED dengan target setiap kabupaten/kota harus mempunyai minimal 4 (empat)
puskesmas mampu PONED.
Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan
serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas
dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
Untuk mendukung puskesmas mampu PONED ini, diharapkan RSU
Kabupaten/Kota mampu melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif (PONEK) yang siap selama 24 jam. Dalam PONEK, RSU harus
17
mampu melakukan pelayanan emergensi dasar dan pelayanan operasi seksio sesaria,
perawatan neonatus level II serta transfusi darah.
Sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departemen
Kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan
19
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
Visi Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi: Terwujudnya Puskesmas Putri Ayu
dengan pelayanan, masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun
2018.
Misi Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan.
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam pembangunan kesehatan.
Jumlah Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu berdasarkan data tahun
2017 berjumlah 72.297 Jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Berdasarkan
Jenis Kelamin Tahun 2017
Desa Jumlah Penduduk L P
Kel.Legok 19.503 10.132 9.371
Kel.Solok Sipin 15.129 7.793 7.336
Kel.Sungai Putri 14608 7.571 7.037
Kel.Murni 7.876 3.948 3.928
Kel.Selamat 15.181 7.748 7.433
7 Perawat gigi 4
8 Asisten 4
apoteker
9 Ahli gizi 1
10 Sanitarian 2
11 Keteknisian 3
medis
Total 60
Tabel 4.3 Tenaga Kerja Non Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
4.2. Data Kunjungan Ibu Hamil di poli KIA Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi Periode April-Juni 2018
Gambar 4.1 Kunjungan Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi Periode April-Juni 2018
250
200
150
100
50
0
April Mei Juni
4.3.2. Wawancara dengan Ibu Hamil Poli KIA di Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi
1. Menurut ibu bagaimana pelayanan di Poli KIA Puskesmas Putri Ayu?
“Kalau menurut saya sudah bagus”
2. Apakah ada masalah selama ibu datang ke Poli KIA Puskesmas Putri
Ayu?
“Saya rasa tidak ada”
3. Apakah ibu pernah mengikuti senam ibu hamil di Puskesmas Putri
Ayu sebelumnya?
“Tidak pernah”
4. Apakah ibu pernah mendapat konseling mengenai senam ibu hamil?
“Pernah”
5. Kenapa ibu tidak pernah mengikuti senam ibu hamil di Puskesmas Putri
Ayu?
“Karena tidak sempat”
6. Apakah ibu kesini bersama keluarga?
“Iya, saya datang sama suami saya”
27
BAB V
MASALAH KESEHATAN
Masalah yang ditemukan pada poli KIA di Puskesmas Putri Ayu periode
April-Juni tahun 2018 adalah:
A. Input
1. Tenaga kerja untuk turun ke lapangan kurang
2. Alat-alat untuk pemeriksaan fungsinya sudah tidak terlalu bagus
3. Ruangan poli terasa panas
4. Ibu hamil malas datang untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
poli KIA
B. Proses
1. Petugas di poli KIA memiliki kerja rangkap
2. Jadwal kegiatan kelas ibu hamil berubah-ubah
C. Output
1. Sedikitnya ibu hamil yang mengikuti kegiatan senam hamil
2. Menurunnya jumlah kunjungan ibu hamil pada periode April-Juni
2018
Puskesmas, untuk melengkapi dapat ditambah dengan data primer yang diperoleh
melalui observasi dan wawancara dengan ketua dan pengelola imunisasi secara
langsung. Adapun konfirmasi data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Sedikitnya ibu hamil yang mengikuti kegiatan senam hamil
Jumlah ibu hamil pada periode April-Juli tahun 2018 hanya 12 orang,.
Berdasarkan wawancara dengan petugas poli KIA, selama konseling ibu
hamil telah diberitahukan mengenai kegiatan senam hamil
2. Menurunnya jumlah kunjungan ibu hamil pada periode bulan April-Juni
2018
Berdasarkan dari catatan di poli KIA, jumlah ibu hamil yang datang ke
poli KIA pada periode April-Juni 2018 mengalami penurunan. Jumlah ibu
hami yang datang dari bulan April-Juni 2018 berturut-turut yaitu 227
orang, 211 orang dan 173 orang.
5.1.3. Pernyataan Masalah
1. Sedikitnya ibu hamil yang mengikuti kegiatan senam hamil
Hanya 1,9% ibu hamil yang mengikuti senam hamil di Puskesmas Putri
Ayu periode April-Juni 2018
2. Menurunnya jumlah kunjungan ibu hamil pada periode April-Juni 2018
Untuk menentukan prioritas masalah pada makalah ini, maka digunakan metode
MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment).
29
Menurunnya jumlah N 6 5 4 3
kunjungan ibu hamil BN 30 20 12 6 68
2 pada bulan Juni 2018
BN
Keterangan:
B : Bobot *Bobot ditentukan 1-5
N : Nilai **Nilai ditentukan 1-10
BN : Bobot x Nilai
Dari hasil MCUA diatas diperoleh urutan prioritas masalah pada makalah ini adalah
sedikitnya ibu hamil yang mengikuti kegiatan senam hamil di Puskesmas Putri Ayu.
Tabel 5.2 Penentuan prioritas masalah dengan metode USG
Keterangan :
a. U (Urgency) : Beratnya masalah
b. S (Seriousness) : Keseriusan masalah
c. G (Growth) : Potensi perkembangan masalah
Skor ditentukan 1-5 dan skor kolom Total : U+S+G
Dari hasil tabel MCUA dan USG diatas, maka diperoleh masalah yang
prioritas pada adalah: “Sedikitnya ibu hamil yang mengikuti kegiatan senam hamil di
Puskesmas Putri Ayu”.
5.2. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
5.2.1. Diagram Alur (Flow Chart)
Ibu hamil datang
Loket pendaftaran
31
32
Berikut ini adalah konfirmasi data terhadap beberapa penyebab masalah yang
telah diidentifikasi seperti diagram fish bone:
1. Tidak ada brosur/leaflet
Hal ini dapat dilihat dari observasi di Poli KIA dimana tidak terlihat adanya
brosur/leaflet mengenai senam hamil.
2. Tenaga kerja untuk turun ke lapangan tidak cukup
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan petugas Poli KIA, diketahui
informasi mengenai senam hamil hanya diberikan saat konseling dan tidak
banyak kegiatan penyuluhan di luar gedung puskesmas
3. Kurangnya kesadaran tentang pentingnya senam hamil
Berdasarkan dari wawancara dengan petugas Poli KIA, pada saat konseling
ibu hamil telah diinformasikan mengenai senam hamil dan manfaatnya. Tetapi
masih banyak ibu hamil yang tidak ikut kegiatan senam hamil.
Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan artinya
dengan menangulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah sudah
dapat dipecahkan. Karena itu, dilakukan urutan dominan (pentingnya) dengan cara
diskusi, adu argumentasi dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk
menentukan penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa penyebab
yang paling dominan yaitu kurangnya kesadaran tentang pentingnya senam hamil.
33
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS,
DAN USULAN KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH
6.2 Memilih Alternatif Cara Pemecahan Masalah yang Terbaik dengan MCUA
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel
MCUA yang dapat dilihat pada Tabel 6.2.
34
Dapat memecahkan
masalah dengan
Waktu singkat
Murah biaya
dilaksanakan
Kriteria
sempurna
Mudah
Jumlah
No.
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Bobot 5 4 3 2
1. Memberikan/ N 10 8 9 5
meningkatkan
konseling /
penyuluhan kepada BN 50 32 27 10 119
ibu hamil dan
keluarganya
2. Membuat leaflet / N 9 7 8 6
media informasi
lain mengenai
tujuan dan manfaat BN 45 28 24 12 109
senam hamil
Berdasarkan hasil MCUA diatas didapatkan prioritas pemecahan masalahnya
adalah memberikan konseling/penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarganya
mengenai tujuan dan manfaat senam hamil.
senam hamil
Mempersiapkan Presentan lebih Presentan Waktu : Kepala Tanpa Materi
3. bahan siap untuk telah siap dan segera dan Puskesmas Biaya presentasi
presentasi dan memberikan bahan diselesaikan dan dan
presentan yang penyuluhan presentasi pada minggu Penanggung presentan
akan telah siap ke 2 jawab telah siap
memberikan program
penyuluhan KIA
Melakukan Meningkat kan Petugas Lokasi: Kepala Dana Meningkat
4. kegiatan pengetahuan ibu kesehatan di Lokasi : Puskesmas Operasional nya
penyuluhan hamil mengenai poli KIA dan Ruang dan Puskesmas pengetahuan
kepada ibu senam hamil KB pertemuan Penanggung ibu hamil
hamil puskesmas jawab mengenai
mengenai Putri Ayu. program senam hamil
senam hamil Waktu: KIA
Segera dan
diselesaikan
pada minggu
ke 3
6.2. Evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat memecahkan masalah. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan cara:
1) Membandingkan frekuensi atau tingkat masalah atau sebab masalah
sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat menggunakan
bar chat atau,
2) Menggunakan format evaluasi yang disediakan.
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Nastia, Gina Indah P.,dkk. Promosi Kesehatan Ibu Dan Anak Melalui Corporate
Social Responsibility (CSR) Bidang Kesehatan Ibu Dan Anak. Prosiding KS :
Riset & PKM. 2014;3(2):365-374
2. Sistiarani, C, Gamelia, E. Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program
Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibagor
Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Kesmasindo. 2012;5(2):95-120
3. Kemenkes RI. 2016. Permenkes RI No. 39 Tahun 2016 tentang PIS PK. Jakarta:
Depkes RI
4. Kemenkes RI. 2014. Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Jakarta: Depkes RI
5. Zahtamal, dkk. Determinant Factor Analysis on Mother and Child Health Service
Problem. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2011;6(1)
6. Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu Dan Anak (Pws-Kia). Jakarta: Depkes RI
7. Tasrim, dkk. 2014. Leadership (Masalah Kesehatan KIA). Kendari: STIK
Mandala Waluya