Anda di halaman 1dari 12

KOLABORASI INTERPROFESI DALAM PENGELOLAAN KIA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK

KELOMPOK KALTENG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS KIA) adalah alat manajemen
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja terus menerus.
Hal tersebut dimaksudkan agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap
wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah ataupun wilayah yang yang
membutuhkan penanganan atau tindak lanjuti secara khusus.
Penyajian PWS KIA dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor
terkait/stakeholder yang berkaitan terhadap pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dapat
dijabarkan lebih lanjut bahwa penyajian PWS KIA berkaitan langsung dengan masyarakat
setempat, khususnya aparat yang berperan dalam pendataan dan pergerakan sasaran agar
mendapatkan pelayanan KIA, maupun dalam membantu memecahkan masalah teknis rujukan
kasus resiko tinggi. Dalam hal ini adalah sumber daya masyarakat setempat seperti kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Hasil rekapitulasi PWS KIA ditingkat kabupaten dapat dipakai untuk menentukan puskesmas
yang rawan. Demikian juga PWS KIA tingkat provinsi, yaitu untuk mengindetifikasi kabupaten
yang mana yang memerlukan penanganan khusus dan juga untuk menentukan kabupaten mana
yang rawan sehingga masalah-masalah yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik.
Pengelolaan KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan ini ada beberapa prinsip atau
kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh karena itu dalam makalah ini kelompok akan
membahas “Pengelolaan KIA”
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian
ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian neonatal 16 per 1000
kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun2007 :
 Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup
 Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup
 Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup
 Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai 228/100.000 kelahiran
hidup
Padahal sasaran pembangunan menetapkan 2015 angka tersebut harus ditekan hingga
mencapai 102 kematian/100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab itu, program kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana dilaksanakan secara berkesinambungan dan terpadu untuk
mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, dan AKBAL.
BAB II
PEMBAHASAN

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu
memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar
dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-
tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari
usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya.
(Asfryati, 2003, h.27).
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari
bambang, 1986, h.9)
A. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin,ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

B. Prinsip Pengelolaan Program KIA


Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok :
1) Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas
kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan
ataupun melalui kunjungan rumah.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar

C. Pelayanan dan Jenis Indikator KIA


1. Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
 Ukur Tekanan darah
 Pemberian Imunisasi TT lengkap
 Ukur Tinggi fundus uteri
 Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan
kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
2. Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat:
a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan
dan perawat.
b. Dukun bayi :
Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan
yang dinyatakan lulus. Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
c. Deteksi dini ibu hamil berisiko :
Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10
tahun
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm
5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6. Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital.
7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi .
Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
1) Hb kurang dari 8 gram %
2) Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90
mmHg
3) Oedema yang nyata
4) Eklampsia
5) Perdarahan pervaginam
6) Ketuban pecah dini
7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
8) Letak sungsang pada primigravida
9) Infeksi berat atau sepsis
10) Persalinan prematur
11) Kehamilan ganda
12) Janin yang besar
13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.
14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
Risiko tinggi pada neonatal meliputi :
1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram
2) Bayi dengan tetanus neonatorum
3) Bayi baru lahir dengan asfiksia
4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
5) Bayi baru lahir dengan sepsis
6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
7) Bayi preterm dan post term
8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
d. Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Terdapat 6 indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM
untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan yaitu :
Cakupan Kunjungan ibu hamil K4
a. Pengertian :
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5T dengan frekuenasi
kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali . Standar 5 T yang
dimaksud adalah :
1. Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan
2. Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet besi
b. Definisi operasional
Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah memperoleh ANC sesuai standar
K4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu
hamil
c. Cara perhitungan
Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoelh pelayanan ANC sesuai standar
K 4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
d. Sumber data :
1. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4
diperoleh dari catatan register kohort ibu dan laporan PWS KIA.
2. Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan Pusat Statistik atau
BPS kabupaten atau propinsi jawa timur.
e. Kegunaan
1. Mengukur mutu pelayanan ibu hamil
2. Mengukur tingkat keberhasilan perlindungan ibu hamil melalui pelayanan standar
dan paripurna. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai
standar K4 Perkiraan penduduk
3. Mengukur kinerja petugas kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan ibu hamil

D. Manajemen Kegiatan KIA


Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan Wilayah setempat-KIA
(PWS-KIA) dengan batasan :
Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta
alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan
untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu
1. Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para pengelola program
dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indicator Neonatal

2. Indikator Pemamtauan Non teknis :


Indikatorini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan
mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam
berbagai tingkat administradi, yaitu :
a.Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis
memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti
oleh para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan
memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh
para penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta
dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-
desamana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang
jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta
penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.

E. Persyaratan Dan Mekanisme Kartu Insentif Anak (KIA)

1. Ketentuan Kartu Insentif Anak (KIA).


a. Waktu penyelesaian KIA untuk Sebagai Kartu Insentif Anak yang berdomisili di Kota
Surakarta.
b. Memberikan fasilitas tertentu pada berbagai bidang sesuai kebutuhan anak.
c. KIA bisa digunakan pula sebagai Kartu Identitas Anak sebelum anak memiliki
Identitas Resmi (KTP) perseorangan 7 (tujuh) hari kerja dan untuk kolektif
14 (empatbelas) hari kerja.
e. Pembuatan KIA tidak dipungut biaya (gratis).

f. KIA dapat diperoleh dengan menunjukan Akta Kelahiran, hal ini dimaksudkan agar:
1) Orang tua memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anaknya untuk mencarikan akta
kelahiran.
2) Mendukung RENSTRANAS tahun 2011, bahwa semua anak Indonesia tercatat
kelahirannya.
3) Mendukung RENSTRA Kota Surakarta Tahun 2011, bahwa semua anak
Surakarta tercatat kelahirannya.
4) Mendukung Program Kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak.
5) Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak untuk menjamin kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar baik jasmani , rohani maupun
sosial.
2. Persyaratan
a. Mengisiformulirpermohonan KIA.
b. Foto copy Akta Kelahiran Anak.
c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Orang Tua.
d. Pas foto anakberwarnaukuran 2 X 3 (2 lembar).
3. Mekanisme.
a. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa) melapor ke Dinas.
b. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa)mengisi dan menandatangani formulir
permohonan KIA
c. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi berkas permohonan.
d. Petugas melakukan perekaman data ke dalam data base KIA.
e. Dinas menerbitkan KIA dengan diberikan kepada pemohon
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan Pengolaan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Pengelolaan KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien.

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah KIA ini, memberikan manfaat bagi kita semua, dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai