KELOMPOK KALTENG
A. Latar Belakang
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS KIA) adalah alat manajemen
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja terus menerus.
Hal tersebut dimaksudkan agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap
wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah ataupun wilayah yang yang
membutuhkan penanganan atau tindak lanjuti secara khusus.
Penyajian PWS KIA dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor
terkait/stakeholder yang berkaitan terhadap pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dapat
dijabarkan lebih lanjut bahwa penyajian PWS KIA berkaitan langsung dengan masyarakat
setempat, khususnya aparat yang berperan dalam pendataan dan pergerakan sasaran agar
mendapatkan pelayanan KIA, maupun dalam membantu memecahkan masalah teknis rujukan
kasus resiko tinggi. Dalam hal ini adalah sumber daya masyarakat setempat seperti kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Hasil rekapitulasi PWS KIA ditingkat kabupaten dapat dipakai untuk menentukan puskesmas
yang rawan. Demikian juga PWS KIA tingkat provinsi, yaitu untuk mengindetifikasi kabupaten
yang mana yang memerlukan penanganan khusus dan juga untuk menentukan kabupaten mana
yang rawan sehingga masalah-masalah yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik.
Pengelolaan KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan ini ada beberapa prinsip atau
kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh karena itu dalam makalah ini kelompok akan
membahas “Pengelolaan KIA”
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian
ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian neonatal 16 per 1000
kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun2007 :
Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup
Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup
Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup
Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai 228/100.000 kelahiran
hidup
Padahal sasaran pembangunan menetapkan 2015 angka tersebut harus ditekan hingga
mencapai 102 kematian/100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab itu, program kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana dilaksanakan secara berkesinambungan dan terpadu untuk
mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, dan AKBAL.
BAB II
PEMBAHASAN
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu
memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar
dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-
tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari
usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya.
(Asfryati, 2003, h.27).
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari
bambang, 1986, h.9)
A. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin,ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
f. KIA dapat diperoleh dengan menunjukan Akta Kelahiran, hal ini dimaksudkan agar:
1) Orang tua memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anaknya untuk mencarikan akta
kelahiran.
2) Mendukung RENSTRANAS tahun 2011, bahwa semua anak Indonesia tercatat
kelahirannya.
3) Mendukung RENSTRA Kota Surakarta Tahun 2011, bahwa semua anak
Surakarta tercatat kelahirannya.
4) Mendukung Program Kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak.
5) Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak untuk menjamin kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar baik jasmani , rohani maupun
sosial.
2. Persyaratan
a. Mengisiformulirpermohonan KIA.
b. Foto copy Akta Kelahiran Anak.
c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Orang Tua.
d. Pas foto anakberwarnaukuran 2 X 3 (2 lembar).
3. Mekanisme.
a. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa) melapor ke Dinas.
b. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa)mengisi dan menandatangani formulir
permohonan KIA
c. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi berkas permohonan.
d. Petugas melakukan perekaman data ke dalam data base KIA.
e. Dinas menerbitkan KIA dengan diberikan kepada pemohon
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan Pengolaan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Pengelolaan KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah KIA ini, memberikan manfaat bagi kita semua, dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.