Oleh :
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia, rahmat
kesehatan dan keselamatan kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan laporan ini tepat
pada waktunya. Adapun judul dari laporan ini adalah “kesehatan Ibu dan Anak di Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara” Pada kesempatan ini, penyusun juga berterima kasih kepada
dinas kesehatan provinsi sumatera utara dan semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, penyusun sadar bahwa laporan ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu penyusun menghargai dan berterima kasih atas saran dan kritik dari semua pihak.
Kritik dan saran tersebut dengan tujuan memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang ada
untuk proses penyusunan Laporanselanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait
kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,
yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi
atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,
pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah
keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan
angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian
neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum
tercapai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja dinas kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
C. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja dinas kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai penambah pengetahuan bagi Puskesmas khususnya dalam upaya
2. meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3. Sebagai bahan masukan dalam menyusun perencanaan manajemen sumber daya
manusia khususnya petugas KIA sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja
petugas KIA di Puskesmas wilayah kerja dinas kesehatan provinsi sumatera utara.
4. Sebagai informasi, rujukan dan masukan kepada peneliti selanjutnya.
5. Sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang
ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan ketenagakerjaan
lainnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
Dalam KIA keluarga mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi
kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan
yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu
dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia
bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa
ibunya. (Asfryati, 2003).
I. Pranikah
Pernikahan adalah bersatunya dua orang ke dalam suatu ikatan yang
didalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumah tangga dan
meneruskan keturunan. Menurut Duvall dan Miller, perkawinan merupakan suatu
hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang diakui secara sosial,
menyediakan hubungan seksual dan pengasuhan anak yang sah, dan didalamnya
terjadi pembagian hubungan kerja yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami
maupun istri.
Menurut Olson and Fower, perkawinan adalah sebuah komitmen legal dengan
ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan
emosional, berbagi tanggung jawab dan sumber pendapatan. Berdasarkan Kompilasi
Hukum Islam, perkawinan menurut hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang
sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah. Pranikah adalah masa sebelum adanya
perjanjian antara laki-laki dan perempuan, tujuannya untuk bersuami istri dengan
resmi berdasarkan undang-undang perkawinan, agama maupun pemerintah.
Menurut Syubandono, bimbingan pranikah ialah suatu proses pelayanan
sosial berupa suatu bimbingan penasehatan, pertolongan yang diberikan kepada
calon suami istri, sebelum melaksanakan pernikahan, agar mereka memperoleh
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam perkawinan dan kehidupan kekeluargaan.
Nasehat perkawinan (marriage counseling) ialah suatu proses pertolongan
yang diberikan kepada calon suami dan istri sebelum atau sesudah kawin untuk
membantu mereka memperoleh kebahagiaan dalam perkawinan dan rumah
tangganya. Menurut Aunur Rahim Faqih, bimbingan pernikahan dan keluarga islami
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam menjalankan
pernikahan dan kehidupan berumah tangganya bisa selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
J. Ibu Hamil
Pengertian Ibu hamil
Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk melanjutkan
keturunan. Di dalam tubuh seorang wanita hamil terdapatjanin yang tumbuh di
dalamrahim. Kehamilanmerupakanmasakehidupan yang penting.Seorang ibu hamil harus
mempersiapkan diri sebaik- baiknya agar tidak menimbulkan permasalahan pada
kesehatan ibu, bayi, dan saat proses kelahiran. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan ibu adalah keadaan gizi (Waryana,2010).
Tanda – tanda seorang wanita yang hamil :
1) Ibu berhenti haid
2) Payudara mulai membesar dan mengeras.
3) Pada pagihariibu seringmuntah – muntah, pusing, dan mudah letih.
4) Semakin hari perut seorang wanita hamil akan membesar dan pada saat usia
kehamilan 6 bulan puncak rahim setinggi sekitar pusat.
5) Sifatibuberubah – ubah, misalnyaibulebihsukamakan yang asam – asam, rujak, mudah
tersinggung dan sebagainyaa dalah normal.
Pelayanan ANC
Pelayanan antenatal adalah pelayanan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kementrian Kesehatan, 2012). Pelayanan antenatal
adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik
pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan. Tujuan antenatal adalah untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan,
persalinan dan nifas serta menjaga agar bayi yang dilahirkan sehat, memantau
kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang
optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu
dan janin perinatal (Klara, 2014).
Pelayanan antenatal meliputi pendaftaran, pelayanan kesehatan (anamnese, pelayanan
fisik maupun laboratorium, penyuluhan perorangan atau konseling, pelayanan obat dan
rujukan). Standar pelayanan Antenatal :
A. Identifikasi ibu hamil
Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan
antenatal selama masa hamil
B. Palpasi abdominal
Melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memprediksi usia kehamilan, memeriksa posisi bayi, bagian terndah janin dan
masuknya janin ke dalam rongga panggul, mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu (IBI, 2006).
3) Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Melakukan tindakan penceghan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (IBI, 2006).
4) Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Petugas KIA menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenal tanda-tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya (IBI, 2006).
5) Persiapan Persalinan
Petugas KIA memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik (IBI, 2006).
Tablet besi
Tablet besi adalah hasil suplementasi antara zat besi dan asam folat yang diberikan
pada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi selama kehamilan (Dinas
Kesehatan DIY, 2015).
Hemafort
Hemafort adalah jenis tablet besi yang diberikan petugas KIA pada ibu hamil yang
memeriksakan kehamilnnya di Puskesmas Godean II. Tablet besi ini diproduksi oleh PT.
Phapros TBK. Indikasi hemafort untuk kekurangan darah karena kekurngan zat besi,
perdarahan, anak dalam masa pertumbuhan, haid, waktu hamil, baru sembuh dari suatu
penyakit, sesudah operasi, anemia makrositik hiperkromik, anemia karena kurang gizi dan
pencegahan anemia setelah donor darah.
Satu tablet besi memiliki komposisi besi (III) fumarat 300 mg, mangan sulfat 0.4 mg,
tembaga sulfat 0.4 mg, vitamin C 100 mg, asam folat 2 mg, vitamin B12 15 mcg, dan
faktor intrinsik 25 mg. Dosis pemberian untuk dewasa 1x sehari 1 tablet sewaktu atau
sesudah makan, atau menurut petunjuk petugas kesehatan. Keterangan pada umumnya
preparat yang mengandung besi menyebabkn tinja berwarna hitam. Dalam satu kemasan
berisi 10 strip.
Pengertian Menyusui
Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air susu dari
payudara dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui dengan senyaman
mungkin (Nugroho, 2014). Menyusui adalah suatu proses alamiah, berjuta-juta ibu di
seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Bahkan ibu yang buta huruf sekalipun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun
demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah
tidaklah selalu mudah.
Seiring dengan perubahan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian pesat, pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui
justru terkadang terlupakan. Padahal, kehilangan pengetahuan tentang menyusui berarti
kehilangan besar, karena menyusui adalah pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kehidupan manusia (Roesli, 2002).
A. Gambaran Lokasi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terletak di jalan Prof. HM Yamin, SH, No.
41 Medan.
Secara administrative, Sumatera Utara pada tahun 2015 memiliki 33
Kabupaten/Kota yang terdiri dari 8 kota yaitu Sibolga, Tanjung balai, Pematang
Siantar, Tebing tinggi, Medan, Binjai, Padangsidempuan, dan Gunung Sitoli, serta 25
Kabupaten yaitu Nias Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli
Utara, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang,
Langkat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Pakphak Barat, Samosir, Serdang
Bedagai, Batu Bara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Labuhan Batu Selatan,
Labuhan Batu Utara, Nias Utara, dan Nias Barat dengan total Kecamatan sebanyak
440 Kecamatan serta 6. 112 Desa/Kelurahan.
B. Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala Dinas
kesehatan Sumatera Utara drg Ismail Lubis M.M yang terdiri dari 4 bidang yakni
bidang Kesehatan Masyarakat (Heri Valona B. Ambarita, S Kep, M.Kes), bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Teguh Supriyadi, SKM, MPH), bidang
Pelayanan Kesehatan (dr Nelly Fitriani, M.Kes), dan bidang Sumber Daya Kesehatan
(Sri Suryani Purnawati, S.Si, Apt, M.Kes).
Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi 3 seksi yaitu Kesehatan
Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Seksi Promosi dan Pemberdayaan, dan Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dikepalai oleh Sri
Agustina Sembiring Keloko, SKM, M.Si0 yang terdiri dari Program Gizi, Program
Kesehatan Ibu dan Anak, Program Lansia, Tatausaha/anggaran.
Susunan dalam Program Gizi adalah Sebagai Berikut:
1. Urusan peningkatan mutu dan kecukupan gizi
2. Penanggulangan masalah gizi makro dan gizi mikro
3. Urusan kewaspadaan gizi terdiri dari Surveilans gizi dan Ketahanan gizi
4. Urusan pengelolaan konsumsi gizi umum dan gizi khusus
drg Ismail Lubis M.M
Sekertariat
Prog
Kesimpulan
Kasus Kematian Ibu menggambarkan status kesehatan/gizi ibu selama hamil yang
rendah, kondisi wanita pada umumnya, kondisi lingkungan dan masih belum memadainya
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan menyusui. Kematian
ibu menurut defenisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhimya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera.
Untuk mendapatkan data Angka Kematian lbu harus dilakukan melalui survei, baik
yang dilakukan oleh BPS maupun lembaga-lembaga survei yang sudah diakui baik secara
nasional maupun internasional. Namun karena ketiadaan survey maka data yang diperoleh
adalah berdasarkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan Laporan dari Kabupaten/Kota,
yakni dari jumlah kematian ibu dibagi jumlah kelahiran hidup (sasaran ibu hamil) dikali
100.000 Kelahiran Hidup.
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara lahun 2021 sebanyak 248
kasus dari 278.100 sasaran lahir hidup, sehingga bila dikonversikan maka Angka Kematian
Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 adalah sebesar 89,18 per 100.000
Kelahiran Hidup. Argka ini menunj ukkan peningkatan AKI jika dibandingkan dengan tahun
2020 yakni 62,50 per 100.000 Kelahiran Hidup (187 kasus dari 299.198 sasaran lahir hidup),
tahun 2019 yakni 66,76 per 100.000 Kelahiran Hidup (202 kasus dari 302.555 sasaran lahir
hidup), tahun 2018 yakni 60,8 per 100.000 Kelahiran Hidup (186 kasus dari 305.935 sasaran
lahir hidup) dan lahun 2017 yakni 59,93 per 100.000 Kelahiran Hidup (180 kasus dari
300.358 sasaran lahir hidup). Meskipun teradi peningkatan AKI, namun apabila
dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kine{a Tahun 2021 yaitu
93,49 per 100.000 Kelahiran Hidup, maka Angka Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2021 sudah mencapai target.
penyebab kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara tahun 2021 yang terbesar adalah
perdarahan sebanyak 59 kasus (23,79%), Covid-I9 sebanyak 55 kasus (22,18%), hipertensi
sebanyak 33 kasus (13,31%), infeksi dan jantung masing-masing 5 kasus (2,02%), gangguan
darah sebanyak 8 kasus (4,28%), infeksi sebanyak 3 kasus (1,60%), gangguan metabolik
sebanyak 2 kasus (0,81%), abortus I kasus (0,40%) dan sebab lainJain (partus macet, emboli
obstetri,dll) mencapai 80 kasus (32,26%).
Jika dibandingkan dengan tahun 2020 maka penyebab kematian ibu terbesar adalah
perdarahan sebanyak 67 kasus (35,83%), hipertensi sebanyak 51 kasus (27 ,27%), gangguan
darah sebanyak 8 kasus (4,28%), infeksi sebanyak 3 kasus (1,600/o), gangguan metabolik
sebanyak 1 kasus (0,53o/o), dan sebab lainJain (abortus, partus macet, emboli obstetri)
mencapai 57 kasus (30,48%). Tahun 2019, penyebab kematian ibu terbesar juga adalah akibat
perdarahan (30,69%), hipertensi (23,760/o), infeksi dan gangguan darah (masing-masing
3,47Vo), gangguan metabolik (1,49%) dan sebab lainJain (37 ,13%).
Tingginya kasus kematian ibu tahun 2021 ini disebabkan oleh beberapa hal antara
lain:
1. Banyaknya ibu hamil serta melahirkan yang terpapar Covid - 19 dan meninggal dunia.
Sepanjang tahun 2021 kasus kematian ibu akibat Covid l9 sebanyak 55 kasus atau
sebesar 22,l8 yo dari total penyebab kematian ibu dan menjadi penyebab kematian ibu
terbesar kedua setelah perdarahan.
2. Banyaknya ibu hamil merasa ragu untuk memeriksakan kehamilannya ke puskesmas
karena takut tertular Covid-I9 yang menyebabkan ibu hamil tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu hamil secara standar dan lengkap.
3. Keterbatasan AIat pelindung diri (APD) untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan bagi
petugas di puskesmas dan masih ada petugas yang belum mengetahui pedoman
pelayanan pada masa pandemi Covid- 19.
4. Adanya pembatasan beberapa pelayanan berdasarkan pedoman pelayanan pada masa
pandemi Covid-l9 terutama pada ibu yang terinfeksi Covid- 19.
Keberhasilan pencapaian target kosus kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara tahun
2021 didukung oleh berbagai faktor diantaranya terjadi upaya peningkatan pemahaman,
keterampilan dan kemampuan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memalui
pembinaan, bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan yang telah dilaksanakan. Disamping itu
dalam 5 (lima) tahun terakhir, adanya pengucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
Kesehatan Non Fisik untuk program jampersal, rumah tunggu bagi ibu hamil, dan
pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan baik DAK Fisik maupun DAK
Non Fisik meliputi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Permasalahan yang dihadapi dalam penunrnan kasus kematian ibu. Kematian ibu
disebabkan oleh faktor multi dimensi, bukan oleh akses dan kualitas pelayanan kesehatan
saja, tetapi kematian ibu juga dipengaruhi oleh adanya penyebab tidak langsung (lndirect
kauses), perilaku individu/keluarga serta kesetaraan gender dalam pendidikan, sosial, budaya
dan ekonomi. Diperlukan penguatan komitmen dari pemerintah daerah dalam mensukseskan
Program Kesehatan Maternal Neonatal, serta kedasama lintas program dan sektor untuk dapat
menurunkan kasus kematian itru.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka sebagai saran penelitian
sebagai berikut:
1. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara hendaknya menempatkan petugas
KIA secara proporsional berdasarkan jumlah petugas KIA dan berdasarkan keragaman
masa kerja sehingga ada pemerataan distribusi petugas KIA.
2. Diharapkan kepada Petugas KIA di semua Puskesmas Provinsi Sumatera Utara untuk
meningkatkan kemauan dan motivasi agar lebih giat memberikan pelayanan KIA sesuai
standar guna pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Pimpinan Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara senantiasa meningkatkan kemampuan
petugas dengan cara memberi refreshing, on the job training serta kesempatan mengikuti
pelatihan, seminar-seminar tentang Program KIA atau memberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga petugas KIA dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara menginstruksikan kepada petugas KIA
Dinas Kesehatan supaya melakukan supervisi secara rutin kepada kepala puskesmas dan
hasilnya dievaluasi bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA