Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEHAMILAN KEBIDANAN

“Pelayanan Ante Natal Terpadu ”

Dosen pengampu : Martini,SKM.,M.KM


Gangsar Indah Lestari, S.ST.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 10 :

1. Nabila Raisha Azzahra (2115471053)


2. Rita Amelia Putri (2115471065)
3. Yollanda Eka Pratiwi (2115471071)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Asuhan Kebidanan
Kehamilan "Pelayanan Ante Natal Terpadu"
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan Pelayanan Ante
Natal Terpadu. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan tugas ini terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon maaf atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

Metro, 20 April 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan Antenatal Terpadu adalah Pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada ibu hamil dengan tujuan kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat. Di mana tenaga kesehatan
harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu meneteksi
dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal.
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas diberikan oleh tenaga yang kompeten
yaitu dokter, bidan, dan perawat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Pelayanan
antenatal terpadu secara keseluruhan sebagai berikut :

o Penyediaan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar


kehamilan berlangsung sehat
o melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan dan persalinan yang bersih dan aman
o Merencanakan antisipasi dan Persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi
o melakukan penanganan serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan
o Melibatkan ibu dan keluarga terutama suami dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil,
o menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sasaran pelayanan?
b. Jelaskan jenis pemeriksaan ante natal terpadu?
c. Bagaimana standar pelayanan Ante Natall ?
d. Jelaskan mengenai KIE dalam pelayanan antenatal terpadu?

1.3 Tujuan
Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan berkualitas
sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan pengalaman
yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Pengalaman
yang bersifat positif adalah pengalaman yang menyenangkan dan memberikan nilai
tambah yang bermanfaat bagi ibu hamil dalam menjalankan perannya sebagai
perempuan, istri dan ibu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SASARAN PELAYANAN
Seluruh wanita hamil di wilayah REBUPLIK INDONESIA. Untuk mendukung
upaya penurunan AKI dan AKB telah dilaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan
ibu, pelayanan kesehatan bayi dan balita serta pelayanan kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana baik di tingkat masyarakat, Puskesmas dan Rumah Sakit, dengan
melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait serta jejaring lain yang turut
mendukung upaya tersebut.

Kehamilan. Itulah saat yang membahagiakan bagi seorang wanita dalam satu
masa di tahapan kehidupannya dan merupakan anugerah yang luar biasa karena saat
itulah seorang ibu mengalirkan emosi cintanya pada sang buah hati. Dalam hal ini,
Ante Natal Care ( perawatan selama kehamilan ) menjadi satu bagian yang tak
terpisahkan dalam mengupayakan kehamilan yang sehat baik bagi ibu maupun bagi
sang buah hati.

Perlu dipahami, bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko komplikasi dan
berhak mendapatkan akses terhadap pelayanan asuhan kehamilan, persalinan, dan
nifas yang berkualitas. Bahkan wanita yang masuk dalam kelompok dengan risiko
rendah bisa saja mengalami komplikasi. Sehingga pelayanan antenatal sudah
selayaknya dilaksanakan secara komprehensif, untuk memastikan bahwa kehamilan
berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu
hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani
persalinan normal.

Salah satu upaya yang diharapkan dapat mendukung upaya tersebut, adalah
dengan melaksanakan pemeriksaan kehamilan melalui Antenatal Terpadu Berkualitas
yang merupakan penyempurnaan pelayanan ANC dengan menggunakan berbagai
sumber daya yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dengan pelayanan
ANC terpadu tersebut, didorong agar pelayanan ANC lebih berkualitas dengan
melengkapi pemeriksaan kehamilan oleh dokter umum, pemeriksaan gigi,
pemeriksaan laboratorium, konseling serta pemberian asam folat.

2.2 JENIS PEMERIKSAAN ANTE NATAL TERPADU


Apabila saat kunjungan antenatal dengan dokter tidak ditemukan faktor risiko
maupun komplikasi, kunjungan antenatal selanjutnya dapat dilakukan ke tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi klinis/kebidanan selain dokter. Kunjungan
antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter adalah kunjungan ke-2
di trimester 1, kunjungan ke-3 di trimester 2 dan kunjungan ke-4 dan 6 di trimester 3.
Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan antenatal, konseling dan memberikan
dukungan sosial pada saat kontak dengan ibu hamil.

Pemeriksaan antenatal dan konseling yang dilakukan adalah:


a. Anamnesis:
-Kondisi umum, keluhan saat ini
- Tanda-tanda penting yang terkait masalah kehamilan: mual/muntah, demam,
sakit kepala, perdarahan, sesak nafas, keputihan, dll
- Gerakan janin
- Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
- Perencanaan persalinan (tempat persalinan, transportasi, calon pendonor darah,
pembiayaan, pendamping persalinan, dll)
- Pemantauan konsumsi tablet tambah darah
- Pola makan ibu hamil
- Pilihan rencana kontrasepsi, dll
b. Pemeriksaan fisik umum
- Pemantauan berat badan
- Pemantauan tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu tubuh, frekuensi nafas
- Pemantauan LiLA pada ibu hamil KEK

c. Pemeriksaan terkait kehamilan


- Pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU)
- Pemeriksaan leopold
- Pemeriksaan denyut jantung janin

d. Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan hemoglobin darah pada ibu hamil anemi,
- Pemeriksaan glukoproeinuri

e. Pemberian imunisasi Td sesuai hasil skrining

f. Suplementasi tablet Fe dan kalsium

g. Komunikasi, informasi, edukasi dan konseling:


-Perilaku hidup bersih dan sehat
- Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
- Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
- Peran suami dan keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
- Asupan gizi seimbang
- KB paska persalinan
- IMD dan pemberian ASI ekslusif
- Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster) Untuk
meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan
memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkitt otak (brain
booster) secara bersamaam pada periode kehamilan

Tenaga kesehatan harus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi ibu
hamil (menggunakan grafik evaluasi kehamilan dan grafik peningkatan berat badan,
terlampir). Apabila hasil pemantauan dan evaluasi melewati garis batas grafik, ibu
hamil harus dikonsultasikan ke dokter.

2.3 Standar Pelayanan Ante Natal

Standar pelayanan antenatal terpadu minimal adalah sebagai berikut (10T):

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td)
bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah,
tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dan malaria pada daerah
endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti: gluko-protein
urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria
daerah non endemis, pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan
darah lengkap untuk deteksi dini thalasemia dan pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenanagan
10. Temu wicara (konseling)Informasi yang disampaikan saat konseling minimal
meliputi hasil pemeriksaan, perawatan sesuai usia kehamilan dan usia ibu,
gizi ibu hamil, kesiapan mental, mengenali tanda bahaya kehamilan,
persalinan, dan nifas, persiapan persalinan, kontrasepsi pascapersalinan,
perawatan bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif

Keterangan:

 Tes laboratorium yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal adalah:


pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan Hb dan pemeriksaaan
glukoproteinuri (atas indikasi).
 Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki vaksin tetanus difteri
dan/atau pemeriksaan laboratorium, fasilitas pelayanan kesehatan dapat
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
untuk penyediaan dan/atau pemeriksaan, atau merujuk ibu hamil ke
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang dapat melakukan
pemeriksaan tersebut.

2.4 Imunisasi TT pada ibu hamil


Pemberian Vaksin TT pada Ibu Hamil. Pemberian vaksin tetanus bisa dilakukan di
puskesmas, posyandu, klinik vaksinasi, ataupun di rumah sakit. Pada kehamilan
pertama, dokter akan merekomendasikan ibu hamil untuk menjalani setidaknya 2
kali suntik vaksin tetanus, dengan jarak pemberian 4 minggu. Waktu pemberiannya
akan ditentukan oleh dokter.

Namun, bila ibu hamil belum pernah mendapatkan vaksin tetanus sebelumnya atau
riwayat vaksinasinya tidak diketahui, vaksin tetanus perlu diberikan sebanyak 3 kali,
dengan pemberian awal sedini mungkin. Jarak antara suntikan pertama dan kedua
adalah 4 minggu, sedangkan jarak antara suntikan kedua dan ketiga adalah 6 bulan.

Jika Bumil hamil lagi dalam waktu dua tahun setelah melahirkan anak pertama,
pemberian vaksin tetanus akan bergantung pada riwayat vaksinasi Bumil. Bila pada
kehamilan pertama Bumil sudah mendapat 2 kali suntikan vaksin tetanus, maka
dokter hanya akan merekomendasikan suntikan penguat vaksin atau booster.

Vaksin tetanus bisa dalam bentuk vaksin TT atau vaksin Tdap (kombinasi vaksin
tetanus-diphtheria-pertussis). Vaksin Tdap dapat diberikan kepada anak-anak usia di
atas 10 tahun dan orang dewasa, termasuk ibu hamil.

Setelah imunisasi tetanus, Bunda mungkin akan merasakan beberapa efek samping,
seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak sementara di tempat suntikan, demam, dan
sakit kepala. Namun, efek samping ini tidak selalu muncul dan bisa hilang dengan
sendirinya.

2.5 KIE Dalam Pelayanan Ante Natal Terpadu


Antenatal terpadu terdapat program pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) dengan tujuan memberikan pendidikan mengenai komplikasi kehamilan,
persiapan persalinan dan membangun psikologis ibu hamil untuk siap menghadapi
persalinannya.

Anda mungkin juga menyukai