Anda di halaman 1dari 3

2.2.

1 IPE

2.2.1.1 PENGERTIAN IPE

Interprofessional education (IPE) adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelaksanaanya
dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik
untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional.
Beberapa ahli mengungkapkan IPE dapat menjadi dasar dalam pembentukan kolaborasi. Seperti halnya
pendapat Mendez et. al.,(2008) IPE merupakan hal yang potensial sebagai media kolaborasi antar
profesional kesehatan dengan menanamkan pengetahuan dan skill dasar antar profesional dalam masa
pendidikan. IPE merupakan hal yang penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antar
profesional yang ada dengan mempromosikan sikap dan perilaku yang positif antar profesi yang terlibat
di dalamnya. Sedangkan Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan
dan Mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, Pasien/ klien/ keluarga serta
masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan Kesehatan.Ketika banyak petugas kesehatan.

Dari latar belakang berbeda, Bekerjasama dengan pasien, Keluarga, pengasuh dan Masyarakat untuk
memberikan Perawatan berkualitastertinggi (WHO,2010). Interprofessional Collaboration adalah kerja
sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan umum dimana masing –
masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai dengan batasannya masing –masing.
Hubungan keduanya adalah Meningkatkan kepuasan profesional IPE dan IPC memupuk praktik
kolaboratif di mana dukungan timbal balik meringankan tekanan pekerjaan, baik dengan menetapkan
batasan pada tuntutan yang dibuat pada satu profesi atau dengan memastikan bahwa dukungan dan
bimbingan lintas-profesional diberikan dengan baik.

2.2.1.2 TUJUAN DAN MANFAAT IPE

a. Tujuan Interprofessional Education


Tujuan dari Interprofessional education, yaitu :
1. Mempersiapkan semua siswa profesi kesehatan untuk dengan sengaja bekerja bersama dengan
tujuan bersama untuk membangun perawatan kesehatan yang lebih aman dan lebih baik.
2. Meningkatkan pelatihan berbasis tim (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang mengarah pada
peningkatan kualitas dan keamanan dalam keperawatan pasien berbasis tim (perilaku dan kompetensi).
3. Bagaimana perawatan disampaikan sama pentingnya dengan perawatan apa yang disampaikan.

Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi dalam
pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang
kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan. kompetensi-kompetensi
IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi
kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).

b. Manfaat Interprofessional Education World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di
42 negara tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan
hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,
penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan
pelayanan serta keselamatan pasien.
WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang dialami pasien,
jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah
sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah kematian

2.2.1.3 GAMBARAN PELAKSANAAN IPE

Sejak WHO (2010) mengidentifikasi IPE sebagai komponen penting dari perawatan kesehatan primer
pada tahun 1978, berbagai universitas di dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum mereka.
Salah satu universitas yang relah menerapkan IPE adalah Universitas Australia. Pada tahun 2009 telah
dibentuk sebuah komite yang terdiri dari perwakilan seluruh program profesi kesehatan di Universitas
Australia yang bertugas membahas pelaksanaan IPE danmengidentifikasi berbagai hambatan yang ada.
Mahasiswa keperawatan, patologi, pendidikan dokter, kesehatan masyarakat desa, gizi kesehatan,
kesehatan masyarakat, psikologi dan psikiatri di Universitas Australia belajar bersama dan berkolaborasi
dalam sebuah pendidikan interprofessional.
Program pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkanpengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lain. Universitas di Eropa dan Amerika juga telah
mengaplikasikan IPE dalam kurikulum pendidikan mereka. Terdapat departemen khusus di bagian
pendidikan fakultas yang mengelola IPE secara tersendiri yang mengelola dan melakukan managemen
terhadap pelaksanaan IPE. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah dengan ceramah dan diskusi di
kelas, fieldtrip untuk memperdalam pengetahuan mereka dan melakukan diskusi kelompok dengan
topil-topik pembelajaran tertentu (The University of Queensland, 2005). Pada pelaksanaan program IPE
terdapat pengelompokan program dan pengembangan governance model dalam kurikulum IPE. Metode
Interprofessional Learning Clinic (ILC) dan Stimulated Practice Centre (SPC) mempermudah integrasi
pelaksanaan IPE. Para mahasiswa menjadi mampu mengaitkan antara teori dengan praktek secara
teamwork yang dapat meningkatkan outcome pasien (Wolfson, 2007).

2.2.1.4 HAMBATAN PENANGGULANGAN IPE

Berbagai penelitian mengenai hambatan IPE dan IPC sudah banyak dilakukan. Hambatan ini terdapat
dalam berbagai tingkatan dan terdapat pada pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya
ataupun sikap. Sangat Universitas Sumatera Utara 17 penting untuk mengatasi hambatan- hambatan ini
sebagai persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi praktik kolaborasi
hingga perubahan sistem pelayanan kesehatan Sedyowinarso, dkk., 2012. Beberapa hambatan yang
mungkin Muncul adalah kalender/ penanggalan Akademik, peraturan akademik, struktur Penghargaan
akademik, lahan praktik klinik, Masalah komunikasi, bagian disiplin ilmu, Bagian professional, evaluasi
pengembangan, Pengembangan pengajar, sumber keuangan, Jarak geografis, kekurangan pengajar
Interdisipliner, kepemimpinan dan dukungan Administrasi, tingkat persiapan peserta didik, Logistik,
kekuatan pengaturan, promosi, Perhatian dan penghargaan, resistensi Perubahan, beasiswa, dan
komitmen terhadap Waktu (ACCP,2009). Terdapat beberapa hambatanhambatan Lain, diantaranya
hambatan logistik yang Mencakup jumlah siswa yang ikut serta dalam program IPE untuk berkolaborasi
oleh karena Jadwal mereka. Selain itu, hambatan internal Yang mencakup pentingnya kebutuhan untuk
Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi hambatanhambatan yang muncul dapat dilakukan dengan
penyesuaian jadwal antar profesi yang bersangkutan, adanya si kap disiplin dan saling memahami untuk
terciptanyakomunikasi dan kedisiplinan yang baik, menyiapkan bahan diskusi di harisebelumnya,
"financial yang cukup u ntuk pengadaan "fasilitas pendukung dalam IPE & IPC.

Anda mungkin juga menyukai