Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INTERPROFESSIONAL EDUCATION dan


INTERPROFESSIONAL COLLABORATIAN

Di Susun Oleh :
NUR SRI ARLI

(211211916)

Dosen Pengampu :
Meria Kontesa, SKp, M. Kep

Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu


Keperawatan MERCUBAKTIJAYA Padang
Tahun Ajaran 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Interprofessional education dan
Interprofessional collaboration”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan komplementer oleh
dosen Meria Kontesa, SKp, M. Kep
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki

banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik

penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. saya berharap makalah

ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Padang, 30 Septemeber 2021

Penulis

Nur Sri Arli

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Tujuan .................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interprofessional education dan Interprofessional collaboration.......6


2.2 Tujuan dan Manfaat IPE dan IPC........................................................................7
2.3 Gambaran pelaksanaan IPE dan IPC. ..................................................................... 8
2.4 Hambatan dan Halangan IPE dan IPC .................................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan. ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, pendidikan adalah suatu hal
yang penting dalam mengembangkan kualitas pelayanan
kesehatan,berdasarkan hal tersebut maka untuk menyesuaikan kebutuhan
masyarakan perlunya sistem pendidikan yang bermutu dan mempunyai
orientasi pada ilmu pengetahuan yang berkembang pesat seperti saat iniyang
(Febriyani, 2014). Peningkatan permasalahan pasien yang kompleks
membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga profesional
(Keshtkaran et al., 2014). Oleh karena itu kerja sama dan kolaborasi yang baik
antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan
pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pendekatan kolaborasi yang
masih berkembang saat ini yaitu interprofessional collaboration (IPC) sebagai
wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi.
Terkait hal itu maka perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini dengan
melalui proses pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan
kesehatan. Sebuah grand design tentang pembentukan karakter kolaborasi
dalam praktik sebuah bentuk pendidikan yaitu interprofessional education
(IPE) (WHO, 2010, Department of Human Resources for Health).
Perkembangan praktek interprofesional dan fungsional yang terbaik
dapat Dicapai melalui pembelajaran antar professional (Williams et al., 2013).
Menurut Luecth et al. (1990) didalam IEPS (Interdisciplinary Education
Perception Scale) diterangkan terdapat empat komponen persepsi tentang
Interprofessional Education yaitu kompetensi dan otonomi, persepsi

4
Kebutuhan untuk bekerja sama, bukti kerjasama yang sesungguhnya, dan
Pemahaman terhadap profesi lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Interprofessional education dan interprofessional collabration?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat IPE dan IPC ?
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan IPE dan IPC ?
4. Apa saja hambatan dan penanggulangan IPE dan IPC ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Interprofessional education dan
Interprofessional collaboration.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat IPE dan IPC.
3. Untuk mengetahui seperti apa gambaran pelaksanaan dari IPE dan
IPC.
4. Untuk mengetahui apa saja hambatan dan penanggulangan dalam IPE
dan IPC.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interprofessional education dan Interprofessional collaboration


Interprofessional education (IPE) adalah suatu pelaksanaan
pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelaksanaanya dapat
dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap
pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional.
Beberapa ahli mengungkapkan IPE dapat menjadi dasar dalam
pembentukan kolaborasi. Seperti halnya pendapat Mendez et. al.,(2008)
IPE merupakan hal yang potensial sebagai media kolaborasi antar
profesional kesehatan dengan menanamkan pengetahuan dan skill dasar
antar profesional dalam masa pendidikan. IPE merupakan hal yang penting
dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antar profesional yang
ada dengan mempromosikan sikap dan perilaku yang positif antar profesi
yang terlibat di dalamnya.
Sedangkan Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses
dalam mengembangkan dan Mempertahankan hubungan kerja yang efektif
antara pelajar, praktisi, Pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk
mengoptimalkan pelayanan Kesehatan.Ketika banyak petugas kesehatan
Dari latar belakang berbeda, Bekerjasama dengan pasien, Keluarga,
pengasuh dan Masyarakat untuk memberikan Perawatan berkualitas
tertinggi (WHO,2010). Interprofessional Collaboration adalah kerja sama
dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan
umum dimana masing – masing anggota memberikan kontribusi yang unik

6
sesuai dengan batasannya masing –masing. Hubungan keduanya adalah
Meningkatkan kepuasan profesional IPE dan IPC memupuk praktik
kolaboratif di mana dukungan timbal balik meringankan tekanan
pekerjaan, baik dengan menetapkan batasan pada tuntutan yang dibuat
pada satu profesi atau dengan memastikan bahwa dukungan dan
bimbingan lintas-profesional diberikan dengan baik.
2.2 Tujuan dan Manfaat IPE dan IPC
a. Tujuan Interprofessional Education
Tujuan dari Interprofessional education, yaitu :
1. Mempersiapkan semua siswa profesi kesehatan untuk dengan
sengaja bekerja bersama dengan tujuan bersama untuk
membangun perawatan kesehatan yang lebih aman dan lebih baik.
2. Meningkatkan pelatihan berbasis tim (pengetahuan, keterampilan
dan sikap) yang mengarah pada peningkatan kualitas dan
keamanan dalam keperawatan pasien berbasis tim (perilaku dan
kompetensi).
3. Bagaimana perawatan disampaikan sama pentingnya dengan
perawatan apa yang disampaikan.
Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana
melibatkan berbagai profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana
bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009).
Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada
mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan. kompetensi-kompetensi
IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa
berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan
pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi
kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).
b. Manfaat Interprofessional Education
World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di
42 negara tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam
dunia kesehatan menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat

7
meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,
penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome
kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan
pasien.
WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat
menurunkan komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu rawat inap,
ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers), biaya
rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah kematian
pasien.
c. Tujuan Interprofessional Collaboration
Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu
Interprofessional collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya
Mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi. Terkait hal
itu Maka perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini dengan
melalui Proses pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa
pendidikan Kesehatan. IPC merupakan wadah kolaborasi efektif untuk
meningkatkan Pelayanan kesehatan kepada pasien yang didalamnya
terdapat profesi Tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, farmasi,
ahli gizi, dan Fisioterapi (Health Professional Education Quality
(HPEQ), 2011).
d. Manfaat Interprofessional Collaboration.
1. Meningkatkan komunikasi
2. Peningkatan efisiensi
3. Meningkatkan semangat kerja karyawan
4. Menumbuhkan kreativitas
5. Pemecahan masalah yang lebih baik
6. Jaringan
7. Hasil klinis yang lebih baik, efektifitas biaya dan keamanan
8. Memperkuat identitas professional

2.3 Gambaran Pelaksanaan IPE dan IPC

8
Sejak WHO (2010) mengidentifikasi IPE sebagai komponen
penting dari perawatan kesehatan primer pada tahun 1978, berbagai
universitas di dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum mereka.
Salah satu universitas yang relah menerapkan IPE adalah Universitas
Australia. Pada tahun 2009 telah dibentuk sebuah komite yang terdiri dari
perwakilan seluruh program profesi kesehatan di Universitas Australia
yang bertugas membahas pelaksanaan IPE danmengidentifikasi berbagai
hambatan yang ada. Mahasiswa keperawatan, patologi, pendidikan dokter,
kesehatan masyarakat desa, gizi kesehatan, kesehatan masyarakat,
psikologi dan psikiatri di Universitas Australia belajar bersama dan
berkolaborasi dalam sebuah pendidikan interprofessional.
Program pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bekerjasama dengan
profesi kesehatan yang lain. Universitas di Eropa dan Amerika juga telah
mengaplikasikan IPE dalam kurikulum pendidikan mereka. Terdapat
departemen khusus di bagian pendidikan fakultas yang mengelola IPE
secara tersendiri yang mengelola dan melakukan managemen terhadap
pelaksanaan IPE. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah dengan
ceramah dan diskusi di kelas, fieldtrip untuk memperdalam pengetahuan
mereka dan melakukan diskusi kelompok dengan topil-topik pembelajaran
tertentu (The University of Queensland, 2005). Pada pelaksanaan program
IPE terdapat pengelompokan program dan pengembangan governance
model dalam kurikulum IPE. Metode Interprofessional Learning Clinic
(ILC) dan Stimulated Practice Centre (SPC) mempermudah integrasi
pelaksanaan IPE. Para mahasiswa menjadi mampu mengaitkan antara teori
dengan praktek secara teamwork yang dapat meningkatkan outcome
pasien (Wolfson, 2007).
Dengan di terapkan pelaksanaan IPE otomatis pelaksanaan IPC
juga diterapkan Karena dengan adanya Interprofesional ColaborationAtau
dinilai penting serta dapat meningkatkan kualitias dan efektiftivitas pada
sistem pelayanan kesehatan di masyarakat Kolaborasi interpro1esi dalam
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat memiliki potensi yang

9
komprehensif dalam hal menawarkan perawatan pasien dengan biaya yang
sedikit atau hemat biaya dan adanya inovasi baru pada promosi kesehatan
serta pencegahan penyakit di masyarakat.Kolaborasi interpro1esi juga
merupakan penerapan dari UUD Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan daerah pada sektor kesehatan, yang isinya mengenai
kebutuhan sebuahtim medis dalam pelayanan kesehatan. Tim yang
dimaksud tidak hanya terdiri dari para dokter,tetapi juga terdiri dari
beberapa praktisi kesehatan dari bidang-bidang yang terkait,
sepertimisalnya perawat, ahli gizi, 1isioterapis, para teknisi kesehatan dan
lain sebagainya. Karena hal itulah, untuk menciptakan adanya Kolaborasi
Interprofesional atau Interprofesional Colaboration Khususnya di
Indonesia, perlu adanya penerapan sistem atau kurikulum pendidikan bagi
calon praktisi atau tenaga kesehatan yang mencakup mengenai Kolaborasi
Interprofesional.

2.4 Hambatan dan Penganggulangan IPE dan IPC


Berbagai penelitian mengenai hambatan IPE dan IPC sudah banyak
dilakukan. Hambatan ini terdapat dalam berbagai tingkatan dan terdapat
pada pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya ataupun sikap.
Sangat Universitas Sumatera Utara 17 penting untuk mengatasi hambatan-
hambatan ini sebagai persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan
yang lebih baik demi praktik kolaborasi hingga perubahan sistem
pelayanan kesehatan Sedyowinarso, dkk., 2012.
Beberapa hambatan yang mungkin Muncul adalah kalender/
penanggalan Akademik, peraturan akademik, struktur Penghargaan
akademik, lahan praktik klinik, Masalah komunikasi, bagian disiplin ilmu,
Bagian professional, evaluasi pengembangan, Pengembangan pengajar,
sumber keuangan, Jarak geografis, kekurangan pengajar Interdisipliner,
kepemimpinan dan dukungan Administrasi, tingkat persiapan peserta
didik, Logistik, kekuatan pengaturan, promosi, Perhatian dan penghargaan,
resistensi Perubahan, beasiswa, dan komitmen terhadap Waktu (ACCP,
2009).

10
Terdapat beberapa hambatan hambatan Lain, diantaranya hambatan
logistik yang Mencakup jumlah siswa yang ikut serta dalam program IPE
untuk berkolaborasi oleh karena Jadwal mereka. Selain itu, hambatan
internal Yang mencakup pentingnya kebutuhan untuk Tindakan yang
diperlukan untuk mengatasi hambatanhambatan yang muncul dapat
dilakukan dengan penyesuaian jadwal antar profesi yang bersangkutan,
adanya si kap disiplin dan saling memahami untuk terciptanyakomunikasi
dan kedisiplinan yang baik, menyiapkan bahan diskusi di harisebelumnya,
"financial yang cukup u ntuk pengadaan "fasilitas pendukung dalam IPE &
IPC.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Peningkatan komunikasi secara efektif dengan tim kesehatan lain
dibutuhkan dalam pelaksanaan Interprofessional Collaboration
sehingga petugas kesehatan dapat melakukan tindakan pelayanan
kesehatan yang aman dan efektif. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan komunikasi antar profesi adalah dengan catatan
perkembangan pasien terintegrasi.Oleh karena itu kerja sama dan
kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan
kesehatan. Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini
yaitu interprofessional collaboration (IPC) sebagai wadah dalam
upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Becker, K.L, Hanyok, L.A, Walton-Moss, B. (2014). The turf and


baggage of nursing and medicine: Moving forward to achieve success
in interprofessional education. The Journal for Nurse Practitioners,
10:4, 240-244
Bennet, P.N, Gum, L., Lindeman, I., Lawn, S., McAllister, S., Richards,
J., Kelton, M., Ward, H. (2011). Faculty perceptions of
interprofessional education, Nurse Education Today, 31, 571-576
Buring et al. (2009). Interprofessional Education: Definitions, Student
Competencies, and Guidelines for Implementations. Am J Pharm
Educ, 73(4).
Liaw, S.Y, Siau, C., Zhou, W.T, Lau. (2014). Interprofessional
simulation-based education program: A promising approach for
changing stereotypes and improving attitudes toward nurse-phisician
collaboration. Applied Nursing Research, 27, 258- 260.
Pfaff, Michele A. (2014). Learning together: The image gently
interprofessional simulation for nursing and allied health students.
Teaching and Learning in Nursing, 9 (1), 108–114.

13

Anda mungkin juga menyukai