Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Makalah
kelompok 2 yang berjudul “ Kanker Kolorektal” ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliahKeperawatan Medikal Bedah. Penulis memohon maaf bila masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian
dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar
dapat membuat makalah dengan lebih baik dikesempatan berikutnya. Penulis
berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat
memberikan ilmu pengetahuan bagi yang pembaca.

Palu, 7 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Konsep Teori...................................................................................................................3
1. Definisi Kanker Kolorektal..........................................................................................3
2. Etiologi Kanker Kolorektal..........................................................................................3
3. Patofisiologi Kanker Kolorektal...................................................................................3
4. Manifestasi Klinis........................................................................................................4
5. Pemeriksaan Penunjang................................................................................................4
6. Komplikasi...................................................................................................................5
7. Penatalaksanaan Medis.................................................................................................6
8. Perencanaan Diet.........................................................................................................6
9. Pathway........................................................................................................................8
B. Asuhan Keperawatan Teori.............................................................................................9
1. Pengkajian (Anisykurliya. 2021)..............................................................................9
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI. 2017)........................................................................11
3. Intervensi Keperawatan..............................................................................................12
4. Implementasi Keperawatan........................................................................................15
5. Evaluasi Keperawatan................................................................................................15
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker Kolorektal (KKR) atau disebut juga Colorectal Cancer merupakan


keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, yang dapat terdiri dari kolon atau
rektum maupun keduanya. Faktor-faktor yang turut berperan adalah faktor yang
tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak
dapat dimodifikasi yaitu usia, riwayat kanker kolorektal atau polip adenoma
individual maupun keluarga dan riwayat individual penyakit inflamasi usus kronis.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah inaktivitas atau kurangnya aktivitas,
obesitas, konsumsi tinggi daging merah, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
berlebih. Kanker kolorektel dapat menigkat karena dipengaruhi faktor usia yang
bertambah. Pada usia 40 tahun dan 5o tahun berisiko terjadinya kanker korektal.
Kanker kolorektal dibedakan atas 2 jenis yaitu herediter dan sporadik. Kanker
herediter didapatkan riwayat kanker yang sama pada keluarga berkaitan dengan
autosomal dominan sedangkan sporadik tidak didapatkan riwayat keluarga dan
tidak adanya keterlibatan autosomal dominan (Zannah. 2021).

Kanker kolorektal adalah penyakit yang berasal dari epitel yang melapisi
kolon dan rektum. Dalam pembentukan kanker kolorektal, sebagian besar kanker
muncul dari polip, yang kemudian berkembang menjadi adenoma awal dengan
ukuran kurang dari 1 cm. Adenoma kemudian berkembang menjadi adenoma
lanjut dengan ukuran lebih dari 1 cm dan apabila tidak segera diberikan

iii
penanganan dapat meningkatkan kemungkinan adenoma menjadi kanker
kolorektal. Sel-sel kanker tersebut bisa menyerang kelenjar limpa, jaringan lain
dan pembuluh darah, dan perlahan-lahan akan menimbulkan gejala. Lokasi dari
kanker kolorektal dapat dipengaruhi oleh pola makan. Makanan dengan lemak
tinggi, rendah serat, mengakibatkan waktu transit feses menjadi lebih lama.
Selanjutnya hal tersebut dapat menyebabkan kanker kolon dan rektal terutama di
rektum, yang mana fungsi dari rektum yaitu transit feses serta buang air besar
(Sanjaya. 2023).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kanker kolorektal?


2. Apa yang menyebabkan terjadinya kanker kolorektal?
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya kanker kolorektal?
4. Apa saja manisfestasi klinis dari kanker kolorektal?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari kanker kolorektal?
6. Apa saja komplikasi pada kanker kolorektal?
7. Apa saja penatalaksanaan dari kanker kolorektal?
8. Apa saja perencanaan diet bagi penderita kanker kolorektal?
9. Bagiaman pathway pada penyakit kanker kolorektal?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat memahami definisi kanker kolorektal.


2. Agar dapat mengetahui penyebab terjadinya kanker kolotrektal.
3. Agar mengetahui perjalanan penyakit kanker kolorektal.
4. Agar mengetahui manifestasi klinis dari kanker kolorektal.
5. Agar mengetahui macam-macam bentuk pemeriksaan kanker kolorektal.
6. Agar mengetahui penatalaksanaan dari kanker kolorektal.
7. Agar mengetahui perencanaan diet bagi penderita kanker kolorektal.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teori

1. Definisi Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas
yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari
usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal.
Lebih jelasnya kolon berada dibagian proksimal usus besar dan rektum di
bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus. Kolon dan rektum berfungsi untuk
menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak berguna
(Sayuti. 2019).

2. Etiologi Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal dibedakan atas 2 jenis yaitu herediter dan sporadik.


Kanker herediter didapatkan riwayat kanker yang sama pada keluarga berkaitan
dengan autosomal dominan sedangkan sporadik tidak didapatkan riwayat
keluarga dan tidak adanya keterlibatan autosomal dominan. Adapun faktor
penyebab kanker kolorektal yaitu (Zannah. 2021):

1. Fakto Modifikasi
Faktor modifikasi yang dimaksud adalah inaktivitas atau kurangnya
aktivitas, obesitas, konsumsi tinggi daging merah, kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol berlebih.
2. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia, riwayat kanker kolorektal
atau polip adenoma individual maupun keluarga dan riwayat individual
penyakit inflamasi usus kronis.

3. Patofisiologi Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal adalah penyakit yang berasal dari epitel yang melapisi
kolon dan rektum. Dalam pembentukan kanker kolorektal, sebagian besar
kanker muncul dari polip, yang kemudian berkembang menjadi adenoma awal
dengan ukuran kurang dari 1 cm. Adenoma kemudian berkembang menjadi
adenoma lanjut dengan ukuran lebih dari 1 cm dan apabila tidak segera

v
diberikan penanganan dapat meningkatkan kemungkinan adenoma menjadi
kanker kolorektal. Sel-sel kanker tersebut bisa menyerang kelenjar limpa,
jaringan lain dan pembuluh darah, dan perlahan-lahan akan menimbulkan
gejala. Lokasi dari kanker kolorektal dapat dipengaruhi oleh pola makan.
Makanan dengan lemak tinggi, rendah serat, mengakibatkan waktu transit feses
menjadi lebih lama. Selanjutnya hal tersebut dapat menyebabkan kanker kolon
dan rektal terutama di rektum, yang mana fungsi dari rektum yaitu transit feses
serta buang air besar (Sanjaya. 2023).

4. Manifestasi Klinis

Gejala dari penyakit kolorektal biasanya bervariasi dimana tergantung dari


lokasi tumor di usus yang sudah berkembang atau bermetastasis ke berbagai
tempat lain atau belum. Adapun gejala yang dapat timbul yang disebabkan
kanker kolorektal yaitu (Latifah. 2020):
1. Konstipasi.
2. Darah dalam feses.
3. Berat badan menurun.
4. Mual.
5. Muntah.
6. Merasa lemah karena anemia.
7. Darah makroskopis pada feses terlihat samar.
8. Merasa tidak nyaman pada abdomen kanan yang persisten dan teraba massa
abdominal.
9. Kecemasan yang selalu muncul pada pasien kanker (Fadlilah et al., 2023)

5. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat mendeteksi kanker kanker


kolorektal (Anisykurliya. 2021) yaitu:
1. Skrining
Skrining berupa pemeriksaan untuk mencari sel kanker pada tubuh dengan
gejala maupun tanpa gejala yang spesifik. Pada kanker kolorektal tes
skrining dapat menemukan polip dan kanker kolorektal dengan melihat
struktur abnormal pada usus besar.
2. Pemeriksaan polip lanjutan
a. Sigmoiddoskopi fleksibel
Pemeriksaan dengan memasukkan alat teropong melaui anus dan masuk
sampai rektum hingga pada bagian bawah usus besar, hal ini untuk
melihat kelainan pada kolon dan rektum.

vi
b. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini hampir sama dengan sigmoidoskopi fleksibel, akan tetapi
kolonoskopi dapat digunakan untuk memasukkan alat khusus untuk
biopsi atau memotong dan mengeluarkan bagian abnormal seprti polip
apabila diperlukan dalam tes laboratorium untuk mendeteksi sel-sel
kanker. Efek samping yang terjadi setelah dilakukannya kolonoskopi
yaitu abdomen akan terasa kembung, nyeri atau kram untuk beberapa saat
dan perubahan ritme jantung akibat sedasi.
d. CT Kolonografi (Kolonoskopi Virtual)
Tes tersebut merupakan tes lanjutan dari CT pada usus besar dan rektum
dengan pandangan x-ray 2 dan 3 dimensi sehingga memungkinkan dokter
dalam melihat polip dari kanker.
3. Pemeriksaan Tinja
a. Tes darah samar feses berbasis guaiac (gFOBT)
Tes Gfobt atau tes darah samar berbasis guaiac bertujuan untuk
mendeteksi darah pada fase dengan reaksi kimia .Apabila hasil positif
maka dibutuhkan pemeriksaan kolonoskopi pada pasien.
b. Uji imunokimia tinja (FIT)
Hal ini bertujuan untuk menguji darah tersembunyi pada feses untuk
menemukan reaksi terhadap protein hemoglobin.
4. Pemeriksaan pencitraan untuk mencari kanker kolorektal
Pemeriksaan tersebut berguna untuk mengetahui seberapa jauh kanker
menyebar dalam tubuh, melihat area yang dicurigai terdapat kanker , dan
menentukan apakah pengobatan pada kanker dapat berkerja. Adapun
pemeriksaan tersebut yaitu berupa :
a. CT scan
Untuk mengetahui apakah kanker kolerektal telah meluas pada organ lain
pada tubuh .hal ini berguna pada paisen yang tidak dapat melakukan tes
infasif seperti kolonoskopi.
b. Ultrasound
Pemeriksaan ultrasound berupa USG endotrektal bertujuan untuk melihat
pertumbuhan kanker pada organ atau jaringan terdekat melalui dalam
rektum melalui dubur.

6. Komplikasi

Hanny (2019) menyatakan bahwa komplikasi yang terjadi akibat kanke


kolorektal dapat bersifat khusus maupun umum, serta komplikasi tersebut dapat
terjadi pada 30 hari pertama maupun 30 hari terakhir setelah operasi kanker
kolorektal. Komplikasi yang dapat terjadi setelah oprasi kanker kolorektal

vii
berupa infeksi non spesifik maupun infeksi yang diakibatkan oleh dehiscence
anastomotic, pendarahan, dan komplikasi pada abdomen berupa fascia
dehiscence serta postoperative ileuse.

7. Penatalaksanaan Medis

Latifah (2020) kanker kolorektal memiliki beberapa penatalaksanaan medis


berupa :
a. Terapi paliatif
Terapi ini bertujuan untuk menjamin kualitas hidup pasien lebih baik dengan
mengatasi dan mencegah obstruksi serta menghentikan pendarahan, serta
mempertahankan aspek spiritual dan psikologis.
b. Terapi kuratif
Terapi tersebut berupa tindakan pembedahan yang bertujuan untuk
mempermudah saluran pencernaan di mana bersifat kuratif maupun non
kuratif. Pada tindakan pembedahan terdapat beberapa penanganan berupa
abdominoperineal resection, hemocolectomy, sigmoid colectomy, transverse
colectomy dan left hemocolectomy.
c. Terapi Lain
Pada kanker kolorektal terdapat beberapa tindakan terapi lain berupa
raditoterapi ajuvan, kemoterapi polatif, dan kemoradioterapi. Kemoterapi
bertujuan untuk mengecilkan ukuran tumor pada pasien dimana tergolong
dalam tindakan preoperasi yang diberikan melalui injeksi maupun oral dan
dapat mengahambat pertumbuhan sel tumor postoperasi ataupun pada pasien
stadium lanjut yang tidak dapat dilakukan operasi.
d. Pembedahan
pembedahan dilakukan guna untuk mengangkat bagian yang terkena kanker
(Hidayat et al., 2023)

8. Perencanaan Diet

a. Konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan dan biji-bijian.


Makanan yang direkomendasi pada penderita kanker kolorektal yaitu deretan
makanan ini kaya akan vitamin, mineral, protein dan serat. Vitamin A
menunjukkan manfaat untuk kanker kolorektal. Ini karena struktur kecil
pada vitamin A, yakni retinoid dapat mencegah memblokir gen HOXA5,
sehingga sel induk kanker usus besar tidak dapat tumbuh dan menyebar.
Guna mendapatkan vitamin A, pasien kanker bisa mengonsumsi wortel dan
jeruk. Selain itu, pilihan makanan dalam diet kanker ini yang bisa dinikmati
antara lain sayuran hijau, mangga, melon, beras merah, quinoa, ikan, dan

viii
daging ayam tanpa lemak. Pilihan lemak terbaiknya berasal dari kacang-
kacangan, minyak zaitun, dan alpukat. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium
dan vitamin D, pasien kanker bisa menikmati greek yogurt tanpa rasa.
Probiotik dalam makanan ini dapat membantu menyehatkan sistem
pencernaan penderita kanker usus besar dan rektum.

b. Jauhi makanan olahan dan tinggi gula

Pantangan makanan untuk penderita kanker harus ditaati. Jika tidak, akan
menimbulkan akibat seperti memicu munculnya gejala kanker usus besar
dan rektum. Pasien harus menghindari makanan yang tinggi gula dan
makanan olahan, seperti snack, daging asap/olahan, dan makanan siap saji.
Mereka juga harus menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh,
contohnya makanan yang digoreng. Pantangan makanan juga kadang
disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Contohnya, saat gejala kanker seperti
mual dan diare kambuh, pasien perlu menghindari makanan asam,
mengandung banyak gas, dan berbau tajam.

c. Makan sedikit tapi sering

Selain memerhatikan pilihan makanan, penderita kanker usus besar dan


rektum harus juga harus bisa mengatur waktu makanan. Mereka tidak bisa
makan dalam porsi besar sekaligus, mengingat usus besar mereka sedang
bermasalah. Belum lagi gejala kanker kolorektal, seperti mual dan muntah
yang muncul juga bisa membuat makanan yang dikonsumsi terbuang sia-sia.

d. Cukup minum air

Aturan diet kanker terakhir adalah cukup minum air. Bukan hanya untuk
mencegah dehidrasi, terpenuhinya asupan cairan bisa meringankan sembelit
yang dirasakan pasien kanker usus. Selain itu, air juga menjaga sel-sel,
organ, dan jaringan tubuh bekerja dengan normal.

e. Rajin Olahraga

Lakukan olahraga setidaknya 30 menit sehari untuk mengendalikan berat


badan ideal dan badan tetap aktif bergerak. Bila Anda baru saja menjalani
operasi, kemungkinan aktivitas fisik seperti ini bisa dilakukan setelah 4-6
minggu kemudian. Pilihan olahraga yang paling aman bagi pasien kanker
kolorektal adalah jalan kaki.

ix
9. Pathway

Faktor Resiko Kanker Kolon

Faktor genetik Faktor Usia


Rendah serat, daging
merah, daging olahan
Riwayat keluarga menderita
Usia > 50 tahun
\ penyakit kanker kolorektal
Feses tidak lembur,
Mutasi sel dalam menjadi zat karsinogen
Kanker Kolon
tubuh

Pembelahan sel Menumpuk di


tidak sempurna dalam usus

Kanker Kolon Obstruksi usus menempel


di dinding usus

Perubahan abnormal
pada dinding usus

x
B. Asuhan Keperawatan Teori

1. Pengkajian (Anisykurliya. 2021)

Pengkajian adalah proses keperawatan dalam melakukan pengumpulan data


pada pasien dalam mengidentifikasi, mencari masalah yang sedang dihadapi
oleh pasien, kebutuhan asuhan keperawatan dan penanganan secara (fisik,
mental, lingkungan, dan sosial) merupakan langkah awal dalam melakukan
tindakan keperawatan dalam melakukan pengkajian.
a. Pengumpulan data meliputi identitas pasien, dan riwayat penyakit
sekarang, terdahulu, beserta riwayat penyakit keluarga. bagaimana riwayat
masalalu pasien mengenai kanker kolorektal, riwayat keluarga terhadap
penyakit, dan terapi obat yang sedang dijalani.
b. Riwayat bio-psiko-sosio-spiritual
Meliputi pengkajian mengenai:
1. Pola nutrisi : bagaimana kebiasaan, frekuensi, jenis makan dan minum
pasien setiap hari. apakah terdapat penurunan berat badan, dan
bagaimana pemenuhan kebutuhan serat, unsur lemak, serta konsumsi
alkohol pada pasien.
2. Pola eliminasi : bagaimana kebiasaan, frekuensi, warna dari BAB dan
BAK, serta konsistensi BAB pada pasien. Pasien dengan kanker
kolorektal cenderung mengalami konstipasi maupun diare disertai
feses yang bercampur dengan darah.
3. Pola personal hygene : bagaimana kebiasaan pasien dalam menjaga
kebersihan dan merawat anggota tubuh preoperasi maupun postoperasi
kanker kolorektal.
4. Pola istirahat tidur : bagaimana ketepatan waktu tidur dan kebiasaan
sebelum tidur.
5. Pola aktivitas dan latihan : bagaimana kegiatan sehari-hari dan

xi
olahraga yang sedang dijalani pasien apakah terdapat kontak dengan
zat karsinogenik.
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : bagaimana kebiasaan
pasien dalam melakukan kegiatan yang sangat berpengaruh terhada
kesehatan pasien saat ini.

7. Pola hubungan peran: bagaimana kebiasaan hubungan peran pasien


terhadap keluarga dan orang sekitar.
8. Pola persepsi dan konsep diri: bagaimana pandangan pasien
terhadap dirinya dan keluarga.
9. Pola nilai kepercayaan: bagaimana rutinitas terhadap kepercayaan
agama yang dianut.
10. Pola reproduksi seksual: bagaimana kesehatan sitem reproduksi serta
hubungan seksual pasien.
c. Riwayat Pengkajian Nyeri
Pengakajian nyeri pada pasien meliputi paliatif, quality, region,
skala, dan time:

P : apa yang menyebabkan gejala nyeri pada pasien


Q: pada pasien kanker kolorektal cenderung merasakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: pasien dengan kanker kolorektal akan merasakan nyeri di bagian
abdomen inferior
S: skala nyeri pada pasien kanker kolorektal tidak menentu tergantung
pada stadium kanker pada pasien
T : pasien dengan kanker kolorektal cenderung merasakan nyeri
ketika BAB atau adanya kontraksi pada abdomen
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan kepala dan leher, rambut dan
kulit kepala, telinga, mata, hidung, mulut, bibir, dan rahang.

e. Pemeriksaan Dada

xii
Pemeriksaan dada membutuhkan teknik berupa inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Pasien dengan kanker kolorektal cenderung
terdapat normal, tergantung dengan stadium beserta penyebaran kanker
dalam tubuh.

f. Pemeriksaan Kardiovaskular

Pemeriksaan kardiovaskuler memerlukan tehnik yang sama pada


pemeriksaan dada berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Gangguan pada sistem kardiovaskuler tergantung pada riwayat
kesehatan pasien serta penyebaran kanker didalam tubuh.
g. Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi : pada pasien dengan kanker kolorektal bentuk perut
sedikit membuncit.
b) Auskultasi : pasien terdapat bising usus hiperaktif maupun
hipoaktif.
c) Perkusi : pasien dengan kanker kolorektal cenderung terdapat
suara kembung
d) Palpasi : terdapat nyeri tekan abdomen inferior
h. Pemeriksaan Ekstremitas Atas dan Bawah
Pemeriksaan tersebut meliputi perabaan nadi, warna dan suhu kulit,
gerakan ekstremitas, kelengkapan jari-jari, serta edema.

i. Pemeriksaan Genetalia

Pemeriksaan genetalia meliputi kebersihan dan pertumbuhan rambut


halus disekitar kemaluan.
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI. 2017)

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi.


b. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor.

xiii
xiv
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Setelah dilakukan tindakan
1. Diare berhubungan Manajemen nutrisi (SIKI. 2018)
keperawatan 3X24 jam maka,
dengan proses infeksi
eliminasi fekal membaik dengan Observasi
(SDKI. 2017)
kriteria hasil (SLKI. 2019):
a. Identifikasi penyebab diare.
a. Konsistensi feses membaik. b. Identifikasi riwayat pemberian makan.
b. Frekuensi defekasi membaik.
c. Identifikasi gejala invaginasi.
c. Peristaltik usus membaik.
d. Nyeri abdomen menurun. d. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi
tinja.
e. Monitor tanda dan gejala hipovolemia.
f. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perinial.
g. Monitor Jumlah penegluaran.
h. Monitor keamanan penyiapan makanan.
Terapeutik
a. Berikan asupan cairan oral.
b. Pasang jalur intravena.
c. Berikan cairan intravena.
d. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit.

15
e. Ambil sampel feses untuk kultur.
Edukasi
a. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap.
b. Anjurkan menghindari makanan pembentukan
gas, pedas dan mengandung laktosa.
c. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI.
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat anti motilitas.
b. Kolaborasi pemberian obat antispasmodik atau
spasmolitik.
c. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses.
Setelah dilakukan tindakan
2. Nyeri kronis berhubungan Manajemen nyeri (SIKI. 2018):
keperawatan 3X24 jam maka,
dengan infiltrasi tumor.
tingkat nyeri menurun dengan Observasi
kriteria hasil (SLKI. 2019):
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
a. Keluhan nyeri menurun.
kualitas, intensitas nyeri.
b. Meringis menurun.
c. Gelisah menurun. b. Identifikasi skala nyeri.
d. Gelisah menurun.
c. Identifikasi respon nyeri nonverbal.
e. Kesulitan tidur menurun.
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
e. Identifakasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri.
f. Identifikasi pengaruh buidaya terhadap respon
nyeri.

16
g. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup.
h. Monitor keberhasilan terapi komplementar yang
sudah diberikan.
i. Monitor efek samping penggunaan antibiotik.
Terapeutik
a. Berikan teknis nonfarmakologis untuk
meredakan nyeri.
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri.
c. Fasilitasi istirahat dan tidur.
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
b. Jelaskan startegi meredakan nyeri.
c. Anjutrkan memonitor nyeri secara mandiri.
d. Anjurkan mengguankan analgetik secara
tepat.
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi

17
Kolaborasi pemberian analgetik

18
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah intervensi disusun dan ditujukan pada

nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi.

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan epitel dari
kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan di
kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem
pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada
dibagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus.
Kolon dan rektum berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-
zat yang tidak berguna (Sayuti. 2019). Kanker kolorektal adalah penyakit yang berasal
dari epitel yang melapisi kolon dan rektum.

Dalam pembentukan kanker kolorektal, sebagian besar kanker muncul dari polip,
yang kemudian berkembang menjadi adenoma awal dengan ukuran kurang dari 1 cm.
Adenoma kemudian berkembang menjadi adenoma lanjut dengan ukuran lebih dari 1 cm
dan apabila tidak segera diberikan penanganan dapat meningkatkan kemungkinan
adenoma menjadi kanker kolorektal. Sel-sel kanker tersebut bisa menyerang kelenjar
limpa, jaringan lain dan pembuluh darah, dan perlahan-lahan akan menimbulkan gejala.
Lokasi dari kanker kolorektal dapat dipengaruhi oleh pola makan. Makanan dengan
lemak tinggi, rendah serat, mengakibatkan waktu transit feses menjadi lebih lama.
Selanjutnya hal tersebut dapat menyebabkan kanker kolon dan rektal terutama di rektum,
yang mana fungsi dari rektum yaitu transit feses serta buang air besar (Sanjaya. 2023).

B. Saran

Seharusnya kita perlu mengetahui tentang penyakit pneumonia agar kita dapat
mencegah hal itu timbul dalam lingkungan kita. Penulis juga menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penulisan makalah
berikutnya. 

20
DAFTAR PUSTAKA

Zannah, S.J, dkk. 2021. Hubungan Usia dengan Stadium Saat Diagnosis Penderita Kanker
Kolorektal di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal Sains dan Kesehatan.
2 (5): 701-705.

Sanjaya, I.W, dkk. 2023. Karakteristik Klinis pada Pasien Kanker Kolorektal yang
Menjalani Kolonoskopi di RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2019-2020. Aeculapius
Medical Journal. 3 (1): 43-48.

Sayuti, M dan Nouva. 2019. Kanker Kolorektal. Jurnal Averrous. 5 (2): 76-88.

Latifah, R.N. 2020. Karakteristik Klinis Penderita Kanker Kolorektal Di Indonesia – Suatu
Studi Literatur. Universitas Hasanuddin.

Hanny, F. 2019. Peran Prognostic Nutritional Index Terhadap Terjadinya Komplikasi Luka
Operasi Pasca Tindakan Laparotomi Pada Pasien Kanker Kolorektal Di Rsup H.
Adam Malik Medan. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anisykurliya, N. 2021. Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Penyakit Kanker Kolorektal Di
Ruang Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Universitas Islami Sultan
Agung Semarang.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat: Jakarta.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat: Jakarta.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat: Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai