Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Latar Belakang

Sejalan dengan pergeseran pemberian layanan kesehatan ke praktik


berorientasi komunitas dari pemerintah, kebutuahan kebutuhan untuk sumber
daya perawat yang disapkan untuk terjun langsung ke komunitas masih terbatas
dan hal ini masih berlangsung lama. Praktik keperawatan kesehatan komunitas
adlah komplikasi intrumen, petunjuk, tip, gambar, grafik, dan lampiran yang
memberikan informasi untuk membantu perawat komunitas dalam member
asuhan keperawatan kepada klien, individu, komunitas, dan keluarga, informasi-
informasi tersebut juga dapat membantu pengajar dan menjadi kerangka
pengetahuan berhubungan dengan semua parameter praktik keperawatan
komunitas dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu mahasiswa sebaiknya
mengerti dan faham tentang masalah kesehatan komunitas.(Stanhope &
Knollmuller,2010)

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Healt Belief Model?


2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan Healt Belief Model?
Tujuan
1. Dapat memahami Healt Belief Model
2. Dapat memahami kekurangan dan kelebihan Healt Belief Model

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Penegrtian Healt Belief Model


Model ini menganggap bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari
pengetahuan maupun sikap, sehingga jika persepsi seseorang tentang sesuatu yang
terkait dengan kesehatan itu baik, misalnya penganjuran pengobatan maka akan
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Health belief model
(HBM) sering kali dipertimbangkan sebagai kerangka utama dalam berperilaku
yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan model ini telah berkembang seak
tahun 1950-an oleh kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan
masyarakat Amerika. HBM merupakan model kognitif untuk meramalkan
perilakupeningkatan kesehatan. Menurut HBM kemungkinan individu akan
melakukan tindakan pencegahan dipengaruhi secara langsung dari hasil dua
keyakinan atau penilaian kesehatan (health belief) yaitu ancaman yang dirasakan
dari sakit atau luka, keuntungan dan kerugian, dan petunjuk berperilaku.

1. Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceiver threat of inury or
illness). Hal ini mengacu pada seauh mana seseorang berfikir bahwa
penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Oleh
sebab itu jika ancaman yang dirasakan meningkat, perilaku pencegahan juga
akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan didasarkan pada
hal-hal berikut.
a. Ketidak kebalan yang dirasakan (perceiver vulnerability). Individu
kemungkinan dapat menciptakan masalah kesehatannya sendirisesuai
dengan kondisi.
b. Keseriusan yang dirasakan (perceiver severity). Individu
mengevaluasi keseriusan penyakit tersebut muncul akibat ulah
individu tersebut atau penyakit tidak ditangani.
2. Keuntungan dan kerugian (benefits and costs). Pertimbangakan antara
keuntungan dan kerugian perilaku untuk memutuskan tindakan pencegahan
atau tidak yang terkait dengan kesehatan.
3. Petunuk berperilaku juga diduga tepat untuk memulai proses perilaku,
yang disebut dengan keyakinan tehadap posisi yang menonjol (salient
position). Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai
masalah kesehatan.
Ancaman, keseriusan, ketidak kebalan, pertimbangan, keuntungan, dan
kerugian dipengaruhi variabel demografi, variabel sosio psikologis, dan variabel
structural. Selanjutnya akan mempengaruhi penilaian atau pengkajian terhadap
masalah kesehatan terdahulu. Hal tersebut merupakan petunjuk untuk melakukan
kecenderungan untuk melakukan pencegahan. Orang yang memiliki pengalaman
dengan penyakit tertentu akan bersikap lain terhadap penyakit tersebut
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman tersebut. Misalnya,
seorang ibu yang sedang anak pertama memiliki kebiasaan sering mengonsumsi
jamu tradisional. Pada saat melahirkan bayinya mengalami distres karena
ketubannya keruh akibat kebiasaan meminum jamu tersebut. Dengan kajadian
tersebut maka pada saat kehamilan berikutnya, ia tidak lagi mengonsumsi jamu
karena takut akan mengalami pengalaman yang tidak baik pada kondisi bayinya.

Penerapan HBM adalah dengan pencegahan yang berkaitan dengan dunia


medis dan mencakup berbagai perilaku seperti pemeriksaan pencegahan,
skrining, dan imunisasi. Misalnya, penerapan HBM dalam imunisasi memberi
kesan bahwa seorang yang mengikuti dan melaksanakn program imunisasi,
percaya bahwa imunisasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah
penyakit, bagi yang tidak diimunisasi kemungkinan berisiko tinggi terkena
penyakit (ketidak kebalan), dan jika terjangkit penyakit tersebut dapat
menimbulkan akibat yang serius. Penekanan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit adalah pada control terhadap risiko, dan HBM diterapkan pada perilaku
itu sendiri serta yang lebih penting untuk mencegah perubahan dalam perilaku.
Perluasan HBM melebihi pencegahan, dan terjadi pada kondisi kesakitan dan
perilaku peran sakit. Glanz dkk (1997) menggambarkan komponen kebutuhan
dasar manusia dan hubungannya dengan HBM pada komponen kebutuhan dasar
manusia yang berhubungan dengan HBM adalah penampilan diri, dihargai dan
dihormati, cinta, sayang, sosial, rasa aman, dan kebutuhan dasar faali.kelima
komponen tersebut sangat berhubungan dengan HBM karena komponen tersebut
merupakan kebutuhan dasar dari semua orang atau masyarakat.
Kekurangan Health Belief Model (HBM) dalam Promosi Kesehatan :

HBM didasarkan pada penelitian terapan dalam masalah promosi


kesehatan atau pendidikan kesehatan bukan penelitian akademis.
HBM didasarkan pada beberapa asumsi yang dapat diragukan seperti
pemikiran bahwa setiap pemilihan selalu didasarkan pertimbangan
rasional. Selain rasionalisasi diragukan, HBM juga tidak memberikan
spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika individu membuat
pertimbangan tertentu.
HBM hanya memerlukan keyakinan kesehatan.
Banyak studi yang menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang
berbeda sehingga sulit dibandingkan. Hal ini menunjukkan hasil yang
bercampur dan prediksi yang tidak konsisten, sehingga dapat disimpulkan
analisis model HBM ini mempertunjukkan bahwa berbagai predictor dapat
berubah sewaktu-waktu.

Anda mungkin juga menyukai