2020/2021
Sejarah Health Belief Model
pada tahun 1950-an peneliti kesehatan public amerika serikat mulai mengembangkan suatu
model yang memiliki target indikasi untuk program edukasi kesehatan. (Hochbaum1958,
Rosenstock 1966). Tapi, psikolog social di amerika serikat ini mendapati masalah dengan
sedikitnya orang yang berpartisipasi dalam program pencegahan dan deteksi penyakit. Penelitian
ini terus berkembang melahirkan model kepercayaan sehat atau health belief model. Irwin
rosenstock (1974) adalah tokoh yang mencetuskan health belief model untuk pertama kalinya
bersama godfrey hochbaum (1958). Mereka mengembangkan nya dengan mengemukakan
kerentanan yang dirasakan untuk penyakit TBC. Stephen kegels (1963) menunjukan hal serupa
mengenaai kerentanan yang dirasakan untuk masalah gigi yang parah dan perhatian untuk
mengunjungi dokter gigi menjadi tindakan preventif sebagai salah satu solusi masalah gigi.
Teori health belief model ini di dasari oleh teori kurt lewin corner 2003 dalam bukunya
menuliskan bahwa hubungan antara prinsip hidup sehat yang benar dengan perilaku yang sehat
ini mengikuti terminology konsep lewin (1951) mengenai valensi yang menyumbangkan bahwa
perilaku dapat berubah lebih atraktif atau kurang aktraktif.
2. cognitive theory, menekankan teori nya pada peran hipotesis atau harapan subyektif individu
yang berasal dari persepsi, sikap ataupun keinginan individu. Teori ini menjelaskan bahwa kita
lebih baik mempernaguruhi persepsi atau harapan individu saat kita ingin mengubah perilaku
seseorang daripada kita melakukan intervensi secara langsung terhadap perilakunya.
3. value expectation theory, melihat bahwa perilaku manusia muncul sebagai hasil perkalian
antara nilai dari konsekuensi yang ditimbulkan dari perilaku tersebut dengan estimasi
kemugkinana munculnya konsekuensi tersebut. Dalam teori ini sikap seseorang terhadpa suatu
obyek merupakan hasil perhitungan dari tingkat ekspektasi (harapan) seseorang terhadap atribut-
atribut atau elemen-elemen obyek sikap tersebut. Dengan kata lain sikap = harapan X nilai.
1. Perceived Susceptibility
2. Perceived Severity
3. Perceived Benefits
Perceived benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode yang disarankan untuk
mengurangi resiko penyakit. Individu yang sadar akan keuntungan atau manfaat deteksi dini
penyakit akan terus melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin.
4. Perceived Barriers
Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang dilakukan. Perceived
barriers secara singkat berarti persepsi hambatan atau persepsi menurunnya kenyamanan saat
meninggalakan perilaku tidak sehat. Jika persepsi hambatan terhadap perilaku sehat tinggi maka
perilaku sehat tidak akan dilakukan. Contoh nya persepsi bahwa perilaku kesehatan yang
disarankan berbiaya tinggi, menyita banyak waktu, prosedunya rumit, dsb.
5. Cues To Action
Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang merasa butuh mengambil
tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk perilaku hidup sehat. Cues to action juga berarti
dukungan atau dorongan dari lingkungan terhadap individu. Seperti peristiwa- peristiwa yang
terjadi pada masyarakat atau pubulikasi media.
6. Self-Efficacy
2. sick role behavior, yang artinya menuruti rekomendasi dari medis, biasanya di ikuti oleh
diagnose oleh professional tentang penyakit.
Rosenstock berpendapat bahwa model HBM mungkin lebih berlaku untuk masyarakat
kelas menengah saja.
Sheran dan Orbel menyatakan dalam penelitian sebelumnya item kuisioner HBM tidak
random dan dapat dengan mudah dibaca oleh responden sehingga validasinya diragukan
Penelitian cross sectional untuk memperjelas hubungan perilaku dan keyakinan
seseorang.
Daftar pustaka
https://ariga-ayni-fpsi13.web.unair.ac.id/artikel_detail-112374-perilaku%20sehat-health
%20belief%20model%20sebagian%20dasar%20berprilaku%20sehat.html
(di akses pada tanggal 12 oktober 2021)
Purwodiharjo,Otty Mulijaty dan Suryani,Angela Oktavia. 2020. Aplikasi Health belief Model
Dalam Penanganan Pandemi Covid 19 Di provinsi DKI Jakarta. Jurnal Perkotaan. Vol 12 No.1 .
https://ejounal.atmajaya.ac.id/indeks.php/perkotaan/article/view/1262
( diakses pada tanggal 12 oktober 2021)