Anda di halaman 1dari 7

”THE HEALTH BELIEF MODEL (HBM)”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 KELAS E:

1. YUDHA FEBRIANSYAH BADJARAD (811420052)

2. MOHAMAD LUTFI PANIGORO (811420090)

3. MUTYA RAHMA WATI MANAN (811420020)

4. AZZAHRA NATASYA HAMBALI (811420115)

5. FITRIYANTI PRATIWI Y. NDAHURA (811420106)

6. THYA JULYANTIKA S. HEMU (811420154)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020/2021
Sejarah Health Belief Model
pada tahun 1950-an peneliti kesehatan public amerika serikat mulai mengembangkan suatu
model yang memiliki target indikasi untuk program edukasi kesehatan. (Hochbaum1958,
Rosenstock 1966). Tapi, psikolog social di amerika serikat ini mendapati masalah dengan
sedikitnya orang yang berpartisipasi dalam program pencegahan dan deteksi penyakit. Penelitian
ini terus berkembang melahirkan model kepercayaan sehat atau health belief model. Irwin
rosenstock (1974) adalah tokoh yang mencetuskan health belief model untuk pertama kalinya
bersama godfrey hochbaum (1958). Mereka mengembangkan nya dengan mengemukakan
kerentanan yang dirasakan untuk penyakit TBC. Stephen kegels (1963) menunjukan hal serupa
mengenaai kerentanan yang dirasakan untuk masalah gigi yang parah dan perhatian untuk
mengunjungi dokter gigi menjadi tindakan preventif sebagai salah satu solusi masalah gigi.

Teori health belief model ini di dasari oleh teori kurt lewin corner 2003 dalam bukunya
menuliskan bahwa hubungan antara prinsip hidup sehat yang benar dengan perilaku yang sehat
ini mengikuti terminology konsep lewin (1951) mengenai valensi yang menyumbangkan bahwa
perilaku dapat berubah lebih atraktif atau kurang aktraktif.

Definisi Health Belif Model


Health Belief Model (HBM) adalah teori psikologi yang berupaya untuk menjelaskan dan
memprediksi perilaku sehat dengan berfokus pada sikap dan keyakinan individu. Konsep dasar
teori HBM adalah bahwa perilaku menjaga kesehatan ditentukan oleh keyakinan atau persepsi
personal individu mengenai suatu penyakit dan strategi-strategi yang tersedia untuk menurunkan
kemunculan penyakit tersebut. Bagaimana seseorang bisa memiliki persepsi tertentu karena di
pengaruhi oleh factor demografis dan psikologis nya. Latar belakang usia, gender,status social
ekonomi, berkontribusi pada bagaimana seseorng memahami dunia. Begitu pula dengan
kepribadian, tekanan dari orang-orang, kebiasaa juga berperan pada pembentukan persepsi.
Selain mempengaruhi factor-faktor tersebut juga mempengaruhi motivasi seseorang untuk
melakukan tindakan, sebelum akhirnya tindakan tersebut benar-benar dilakukan.

Teori Pembentukan Perilaku


Health belief model merupakan integrasi dari tiga teori pembentukan perilaku yaitu:

1. stimulus response theory, melihat bahwa individu akan memunculkan , mengubah,


menghilangkan atau mempertahankan perilakunya berdasarkan konsekuensi dari aksi atau
tindakan yang di ambilnya. Perubahan pada perilakunya dikendalikan oleh perspsinya sendiri
tentang konsekuensi tersebut, sejauh mana konsekuensinya itu berperan sebagai reinforcement,
punishment, atau reward baginya.

2. cognitive theory, menekankan teori nya pada peran hipotesis atau harapan subyektif individu
yang berasal dari persepsi, sikap ataupun keinginan individu. Teori ini menjelaskan bahwa kita
lebih baik mempernaguruhi persepsi atau harapan individu saat kita ingin mengubah perilaku
seseorang daripada kita melakukan intervensi secara langsung terhadap perilakunya.

3. value expectation theory, melihat bahwa perilaku manusia muncul sebagai hasil perkalian
antara nilai dari konsekuensi yang ditimbulkan dari perilaku tersebut dengan estimasi
kemugkinana munculnya konsekuensi tersebut. Dalam teori ini sikap seseorang terhadpa suatu
obyek merupakan hasil perhitungan dari tingkat ekspektasi (harapan) seseorang terhadap atribut-
atribut atau elemen-elemen obyek sikap tersebut. Dengan kata lain sikap = harapan X nilai.

Komponen Health Belief Model


Heatlh belief model mempunyai enam komponen yaitu:

1. Perceived Susceptibility

Perceived susceptibility adalah kepercayaan seseorang dengan menggangap menderita penyakit


adalah hasil melakukan perilaku tertentu. Perceived susceptibility juga diartikan sebagai
perceived vulnerability yang berarti kerentanan yang dirasakan yang merujuk pada kemungkinan
seseorang dapat terkena suatu penyakit. Perceived susceptibility ini memiliki hubungan posistif
dengan perilaku sehat. Jika persepsi kerentanan terhadap penyakit tinggi maka perilaku sehat
yang dilakukan seseorang yang tinggi. Contoh nya seseorang percaya kalua semua orang
berpotensi terkena kanker.

2. Perceived Severity

Perceived severity adalah kepercayaan subyektif individu dalam menyebarkan penyakit


disebabkan oleh perilaku atau percaya seberapa berbahayanya penyakit sehingga menghindari
perilaku tidak sehat agar tidak sakit. Hal ini berarti perceived severity berprinsip pada persepsi
keparahan yang akan diterima individu. Perceived severity juga memiliki hubungan positif pada
dengan perilaku sehat. Jika persepsi keparahan individu tiggi maka ia akan berperilaku sehat.
Contoh nya individu percaya bahwa merokok dapat menyebabkan kanker.

3. Perceived Benefits

Perceived benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode yang disarankan untuk
mengurangi resiko penyakit. Individu yang sadar akan keuntungan atau manfaat deteksi dini
penyakit akan terus melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin.

4. Perceived Barriers

Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang dilakukan. Perceived
barriers secara singkat berarti persepsi hambatan atau persepsi menurunnya kenyamanan saat
meninggalakan perilaku tidak sehat. Jika persepsi hambatan terhadap perilaku sehat tinggi maka
perilaku sehat tidak akan dilakukan. Contoh nya persepsi bahwa perilaku kesehatan yang
disarankan berbiaya tinggi, menyita banyak waktu, prosedunya rumit, dsb.

5. Cues To Action

Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang merasa butuh mengambil
tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk perilaku hidup sehat. Cues to action juga berarti
dukungan atau dorongan dari lingkungan terhadap individu. Seperti peristiwa- peristiwa yang
terjadi pada masyarakat atau pubulikasi media.

6. Self-Efficacy

Self efficacy adalah kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya untuk mempersuasi


keadaan atau merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang dilakukan. Disini individu
membuat perkiraan sejauh mana perilaku kesehatan yang direncanakan nya dapat membawa nya
pada tujuan / capaian tertentu.

Aplikasi Penerapan Komponen Health Belief Model


1. preventive health behavior, yang termasuk promosi kesehatan (seperti olahraga dan perilaku
mengurangi resiko sakit seperti vaksinasi dan penggunaan alat kontrasepsi)

2. sick role behavior, yang artinya menuruti rekomendasi dari medis, biasanya di ikuti oleh
diagnose oleh professional tentang penyakit.

3. clinic use, termasuk kunjungan ke klinik dengan alasan yang bervariasi.

Aplikasi Health Belief Model Dalam Penanganan Pandemi Covid 19


Persepsi Kerentanan (Perceived Susceptibility)
Persepsi kerentanan warga dapat dilihat dari sikap pemerintah terhadap kehadiran penyakit covid
19, dimana pemerintah mengeluarkan serangkaian peraturan dan kebijakan. Sebagian warga
tampak menyadari dan memiliki persepsi bahwa mereka rentan terhadap penyakit covid 19
dalam tingkat yang wajar, dimana hal ini tampak dari tindakan mereka mematuhi protocol
kesehatan.

Persepsi Tingkat Keparahan (Perceived Severity)


Persepsi tingkat keparahan covid 19 dari perspektif warga cenderung beragam, hal ini tampak
dari tidak adanya pola perilaku yang dominan yang ditunjukan oleh masyarakat. Sebagian warga
relative menyadari bahwa tingkat keparahan covid 19 tergolong tinggi, dimana mereka ikut
sosialisasi tetang covid 19 dan ikut peduli menghadapi covid 19. Sebagian warga lainnya terlihat
bersikap tidak peduli, apatis atau tidak mau tahu tentang tingkat keparahan covid 19. Hal ini
Nampak dari banyak nya warga yang belum paham soal penerapan PSBB atau PPKM. Banyak
warga keluyuran diluar rumah dan mengganggap meninggal karena covid 19 adalah suratan
takdir.

Persepsi Tentang Manfaat (Perceived Benefits)


Pemerintah memiliki persepsi tentang manfaat PSBB atau PPKM yang sangat kua, dimana
peraturan-peraturan yang dibentuk hingga kampanye lewat media social sangat gencar.
Pemerintah yakin bahwa PSBB/PPKM bermanfaat untuk mencegah penyebaran covid 19
semakin meluas . persepsi mandaat menurut warga juga nampak bervariasi, mereka menjadi
lebih sadar pentingnya PHBS, memiliki banyak waktu yang berkualitas dengan anggota
keluarga, dapat mengerjakan hobi, menekan biaya transportasi, paham dengan teknologi dan
menekan polusi. Sebagian warga masih ada yang skeptic atau ragu tentang progam pemerintah
yang bermanfaat untuk pencegahan covid 19.

Persepsi Tentang Hambatan (Perceived Barriers)


Persepsi hambatan dari perspektif pemerintah adalah tentang kepatuhan warga tentang kebijakan
maupun peraturan yang telah dibuat. Warga yang tidak dapat diam dirumah menjadi persoalan
meningkatnya kasus covid 19.
Persepsi hambatan dari perspektif warga sangat bervariasi. Salah satu factor terkuat adalah
masalah ekonomi. Jika warga melakukan PSBB maka pendapatan atau penghasilan mereka akan
menurun, bahkan mengalami kebangkrutan atau menjadi penggangguran. Persepsi hambatan
lainnya adalah persepsi masyarakat tentang ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan
layanan yang menjangkau warga sepenuhnya, sepertinya terbatasnya kapasitas rumah sakit,
begitu pula fasilitas yang disediakan rumah sakit.

Tanda / Sinya Untuk Bertindak (Cues To Action)


Pemerintah dari awal sudah memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat untuk menjaga
jarak aman , sampai akhirnya kemudian menyatakan PSBB. Pembatasan moda transportasi
hingga penutupan bandara. Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan tentang protocol
kesehatan yang harapan nya masyarakat dapat mematuhi peraturan tersebut.

Persepsi Self- Efficacy


Persepsi self efficacy dari perpektif pemerintah percaya apabila masyarakat mematuhi peraturan
demi mengatasi penyebaran covid 19. Upaya sudah maksimal dilakukan oleh pemerintah bukan
hanya pada pasien saja, namun juga pada pada aspek lainnya yang terdampak, antara lain
kebijakan di bidang perekonomian dan pendidikan. Pemerintah percaya kebijakan yang
dikeluarkan dapat menangani penyebaran covid 19.
Persepsi self efficacy yaitu sebagian masyakat percaya bahwa tindakan berdiam diri didalam
rumah dapat berhasil menangani penyebaran covid 19 dan mereka pun sanggup melakukannya.
Kebijakan pemerintah tentang kerja dari rumah, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, beribadah
dirumah saja, memberikan rasa aman pada masyarakat sehingga dapat meningkatkan self
efficacy.
Kelebihan Helth Belief Model (HBM)

 HBM mudah dan murah


 HBM adalah bentuk intervensi praktis untuk peneliti dan perawat kesehatan khususnya
yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit (misal screening, imunisasi dan
vaksinasi )
 HMB adalah analisator perilaku yang beresiko terhadap kesehatan.

Kelemahan Health Belief Model (HBM)

 Rosenstock berpendapat bahwa model HBM mungkin lebih berlaku untuk masyarakat
kelas menengah saja.
 Sheran dan Orbel menyatakan dalam penelitian sebelumnya item kuisioner HBM tidak
random dan dapat dengan mudah dibaca oleh responden sehingga validasinya diragukan
 Penelitian cross sectional untuk memperjelas hubungan perilaku dan keyakinan
seseorang.

Daftar pustaka
https://ariga-ayni-fpsi13.web.unair.ac.id/artikel_detail-112374-perilaku%20sehat-health
%20belief%20model%20sebagian%20dasar%20berprilaku%20sehat.html
(di akses pada tanggal 12 oktober 2021)

Purwodiharjo,Otty Mulijaty dan Suryani,Angela Oktavia. 2020. Aplikasi Health belief Model
Dalam Penanganan Pandemi Covid 19 Di provinsi DKI Jakarta. Jurnal Perkotaan. Vol 12 No.1 .
https://ejounal.atmajaya.ac.id/indeks.php/perkotaan/article/view/1262
( diakses pada tanggal 12 oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai