Anda di halaman 1dari 18

TUGAS EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT DIABETES MELITUS


Tugas yang di ampu oleh Ibu Lia Amalia S.KM, M.KES

Disusun Oleh
AZZAHRA NATASYA HAMBALI
(811420115)
Kelas E/ Semester 3

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2021
PENDAHULUAN
Diabetes sering dijuluki sebagai “the silent killer” yang ahli membunuh dengan
diam-diam dan perlahan-lahan. Karena dari banyak nya “kekejaman” diabetes ada
beberapa kejadian seperti tukang gerobak yang tidak menyadari infeksi kakinya yang
parah, karena ia tidak merasakannya. Ada juga seorang ibu yang tangan nya terbakar
parah ketika ia sedang memasak lagi-lagi tidak menyadari bahwa tangannya terbakar.
Salah satu komplikasi dari diabetes adalah neuropati, atau rusaknya jaringan saraf
yang berakibat hilang nya fungsi sensor dari saraf tersebut.
Kerumitan lain dari diabetes adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat obat
yang digunakan untuk terapi. Seperti pada penderita diabetes harus berkali-kali di bawa
ke rumah sakit akibat kadar gula yang terlalu rendah. Hal tersebut di sebabkan oleh
obat diabetes yang di konsumsi.Diabetes merupakan penyakit yang sangat
rumit.Jangankan pasien, dokter pun masih banyak yang bingung dengan penyakit
ini.Jutaan dolar di keluarkan untuk penelitian yang berkaitan dengan diabetes.Dari
mulai pencegahan, pengobatan gula darah, sampai pada penanggulan komplikasinya.

Di Indonesia orang sering menyebut sebagai “kencing manis”. Istilah ini tidak
salah sebab penderita diabetes sering sekali ditemukan kadar gula darah yang sangat
tinggi di dalam urine. Pada tahun 2000 di perkirakan sekitar 150 juta orang di dunia
mengidap diabetes mellitus jumlah ini akan meningkat pada tahun 2005 dan sebagian
besar peningkatan itu akan terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang seperti
indonesia. Pupolasi penderita diabetes di indonesia di perkirakan berkisar antara 1,5
sampai 2,5 persen kecuali di manado 6 %. Denagan penduduk 200 juta jiwa, berarti
lebih kurang 3-5 juta penduduk di indonesia menderita diabetes. Walaupun diabetes
mellitus bukan merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara
lamgsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat, (Kurniali,2013).

SEJARAH DIABETES MELITUS


Diperkirakan diabetes sudah ada pada sekitar 1550 SM.Pada 1922 Frederick
Banting bersama dengan Charles Best menemukan ekstraksi dan injeksi insulin yang
berhasil ke manusia jadi, pemahaman tentang diabetes masih cukup baru jika
dibandingkan dengan perjalanan panjang sejarah penyakit itu sendiri.
Pada tahun 1850 perbedaan antara tipe dua dan tipe satu dimulai, saat itu para
profesosional medis percaya bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai perbedaan di antara kedua nya untuk menjamin dua kategori tersebut.
Semenjak itu diabetes tipe 2 terus meingkat hingga mencapai 90% dari mereka yang
terkena diabetes. Pada tahun 1980 penderita diabetes jumlahnya 180 juta orang dan di
tahun 2014 meningkat menjadi 442 juta orang. Per tahun 2017 pasien diabetes didunia
jumlahnya 425 juta.
Setiap pada tanggal 14 November di peringati sebagai hari diabetes
sedunia.Peringatan ini pertama kali dibuat pada tahun 1991 oleh internasional diabetes
fondation dan organisasi kesehatan dunia. Satu alas an WHO dan IDF ingin
menciptakan hari diabetes sedunia adalah peningkatan yang mengkhawatirkan pada
penyakit yang dapat dicegah ini. Mengapa tanggal 14 november dipilih sebagai hari
diabetes sedunia ? karena hari itu menandai hari lahirnya orang yang ikut menemukan
insulin yaitu Frederick Banting.
Menurut Organisasi Kesehtan Dunia , diabetes adalah penyakit metabolik kronis.
Penyakit ini menunjukan tingkat glukosa yang tinggi dalam aliran darah.Jika tidak
ditangani, dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata,
ginjal dan saraf, ( Septianto,Rezki Gigih, dkk. 2020).

DEFINISI DIABETES MELLITUS


Nama lengkap penyakit ini adalah diabetes melitus yaitu suatu gangguan dari
kelenjar pankreas, kelenjar pankreas adalah organ yang menghasilkan hormon insulin.
Menurut perkiraan medis diabetes tidak dapat di sembuhkan, tetapi bisa di kontrol
dengan pengobatan seumur hidup. Serta kalangan medis kedokteran mencatat bahwa
penderita diabetes 25 kali lebih mudah terserang kebutaan, 17 kali lebih mudah
terserang penyakit ginjal serta 2 kali lebih mudah terserang penyakit jantung koroner.
Secara medis pengobatan kencing manis adalah dengan memberikan tambahan insulin
baik dalam bentuk suntikan maupun dalam bentuk tablet oral, yang pada tujuan nya
adalah bukan untuk menormalkan kembali fungsu kelenjar pankreas nya tetapi sebagai
penghasil hormon insulin, (Prayogo Utomo,2005).
Diabetes mellitus adalah kondisi dimana yang berkaitan dengan kadar gula
darah (glukosa) tinggi dan abnormal dalam darah dan urine. Ketiadaan, ketidakcukupan
atau resistensi autoimun insulin hormon pankreatik bisa menyebabkan diabetes. Insulin
menyediakan metode natural bagi tubuh untuk mengoksidasi glukosa untuk
menyediakan energi, tanpa cukup insulin glukosa akan membesar dalam aliran darah
sampai kadar yang berbahaya. (Ahli WebMD,2010)
Jika sekresi insulin berkurang atau terhenti, akibat hilangnya sel-sel beta maka
kadar dalam darah akan menjadi sangat tinggi. Ginjal tidak akan mampu menyerap
kembali semua glukosa dan sebagian dari gula tersebut terlepas ke dalam urine
bersamaan dengan air dan elektrolit. Lebih jauh lagi, terjadi penumpukan hasil
pemecahan protein tubuh dan sebagian metabolisme lemak yang disebut keton,
(Yasmin Asih, 1998).

TANDA – TANDA DIABETES MELITUS


Gejala klinis :
1. Poliuria (sering kencing)
2. Poliphagia (cepat lapar)
3. Polidipsia (sering haus)
4. Lemas
5. Berat badan menurun
Gejala Lain :
1. Gatal – gatal
2. Mata kabur
3. Gatal dikemaluan wanita
4. Impotensia
5. Kesemutan
6. Kelelahan
7. Gampang mengantuk
8. Sering merasa pegal dan ngilu
9. Tidak teratur nya waktu haid pada wanita

gejala-gejala akibat diabetes mellitus pada usia lanjut yang sering di temukan adalah
(Bustan, 2007) :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retonipati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus vukvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati visseral
11. Amiotropi
12. Ulkusneurotropik
13. Hipertensi

TRIAD EPIDEMIOLOGI (AGEN,HOST,ENVIRONMENT)


Model segi tiga epidemiologi menggambarkan relasi 3 komponen penyakit yaitu pejamu
(host), penyebab (agen) dan lingkungan (environment), perubahan pada satu
komponen akan mengakibatkan perubahan keseimbangan yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kejadian penyakit (Irwan, 2017).

HOST/PEJAMU

LINGKUNGAN AGEN/GAYA HIDUP

Segitiga epidemiologi Diabetes Melitus


Sumber :wiki.isikhnas.com
Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga epidemiologi (epidemiological triangle).
Hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan secara sederhana sebagai timbangan,
yaitu agent pada satu sisi, host pada sisi yang lain sedangkan environment sebagai
penumpunya.
Keadaan sehat adalah suatu keadaan di mana terjadi keseimbangan antara host, agent
dengan environment host. Perubahan keseimbangan akan menyebabkan seseorang
menjadi sakit. Penurunan daya tahan tubuh akan menyebabkan 'bobot' agent menjadi
lebih berat sehingga seseorang menjadi sakit. Apabila agent lebih banyak atau lebih
ganas sedangkan faktor pejamu tetap, maka bobot agent menjadi lebih berat.
Sebaliknya bila daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat, maka orang tersebut
berada dalam keadaan sehat. Apabila faktor lingkungan berubah menjadi cenderung
menguntungkan agent, maka orang tersebut akan menjadi sakit, (Masriadi, 2017).

HOST/PEJAMU
Hal yang perlu di ketahui tentang pejamu meliputi karakteristik, gizi atau daya tahan
tubuh, pertahanan tubuh, hygiene pribadi, gejala dan tanda penyakit dan pengobatan.
faktor yang terkena atau terinfeksi penyakit. Diabetes mellitus dapat menyerang
manusia dan hewan. Pada manusia tingkat kejadian akan lebih tinggi pada individu
yang mempunyai riwayat keturunan dan individu yang memiliki berat badan yang
berlebih atau obesitas.

AGENT
Agent terdiri dari agent kimia, mekanik, stress (psikologis) atau biologis. Namun
,Diabetes mellitus bukan penyakit menular yang disebabkan oleh satu agen yang pasti.
Yang dapat menyebabkan diabetes mellitus antara lain:
1. pola atau kebiasaan buruk individu
2. gangguan pankreas maupun resistensi insulin
3. psikis/stress

LINGKUNGAN
Kejadian diabetes melitus lebih tinggi di alami oleh individu yang berasal dari kondisi
sosial ekonomi yang baik. faktor kebudayaan juga dapat memicu timbulnya diabetes
melitus seperti pada budaya timur yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan
berkarbohidrat tinggi yang dapat menaikan kadar gula darah seseorang, (Wina
Marthalia, 2017).

JENIS DIABETES MELITUS


Ada dua bentuk diabetes mellitus, yaitu diabtes mellitus tipe 1 dan diabestes mellitus
tipe 2. Perbedaan nya adalah diabetes mellitus tipe satu memerlukan insulin sedangkan
diabetes mellitus tipe 2 tidak memerlukan insulin.Sekitar sepuluh persen pasien
diabetes mellitus menderita diabetes mellitus tipe satu dan Sembilan puluh persen nya
menderita diabetes tipe 2. Diabetes mellitus sebenarnya biasa hanya disebut diabetes,
walaupun secara teknis terdapat dua bentuk yaitu diabetes mellitus dan diabetes
insipidus, yang kondisi keduanya sangat berbeda, namun sama-sama di tandai dengan
produksi urin encer secara berlebihan.
Diabetes tipe 1
Yaitu kondisi kronis ketika pankres terlalu sedikit membuat insulin (atau tidak
membuat sama sekali) karena sel beta dalam pancreas tidak dihancurkan oleh
system imun.Kemudian tubuh tidak mampu menggunakan glukosa (gula) darah
dengan efektif untuk energi.Penyakit ini cenderung terjadi pada masa kanak-
kanak, remaja atau dewasa awal, tetapi tidak menutup kemungkinan bias terjadi
pada umur berapa saja. Gejala dan tanda nya seperti merasa sangat haus,
lapar, ingin selalu buang air kecil (kencing) dan kehilangan berat badan. Naik
turun ya kadar glukosa darah bias menyebabkan pandangan kabur. Kadar
glukosa darah yang naik sangat ekstrim bias membuat lesu dan koma. Untuk
mengobati diabetes seseorang harus di injeksi insulin, mengikuti diet yang
sesuai, berlatih setiap hari dan melakukan tes glukosa darah selama beberapa
kali sehari. Diabetes jenis ini pernah dikenal sebagai diabetes anak muda atau
diabetes serangan masa muda.
Diabetes tipe 2
Yaitu dimana penderita nya masih bisa memproduksi insulin sendiri namun relatif
tidak mencukupi. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan kombinasi dari resistensi
insulin dan kelainan pada produksi insulin pada beta sel pancreas. Seiring
berjalan nya waktu difungsi beta sel pancreas akan semakin parah dan berakibat
kekurangan insulin absolute. kebanyakan diabetes mellitus tipe 2 juga menderita
obesitas atau minimal kegemukan terutama di daerah perut. Obesitas ini
berkontribusi terhadapa resistensi insulin, dimana otot tidak dapat menggunakan
insulin secara efektif. Diabetes mellitus ini sering terjadi pada individu berusia
lebih dari 30 tahun dan semakin parah ketika bertambah usia. Gejala nya seperti
meningkatnya pengeluaran urin, meningkatnya nafsu makan dan rasa haus,
kehilangan atau naik turunnya berat badan yang tidak bias dapat dijelaskan
penyebabnya. Diabetes tipe ini di obati dengan pengurangan berat badan , diet
untuk diabetes dan latihan senam. Jika gagal mengontrol naiknya gula darah,
maka menggunakan medikasi oral. Jika medikasi oral belum cukup dilakukan
medikasi insulin, (Para Dokter Dan Ahli WebMD,2010).

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


Riwayat alamiah penyakit adalah Perjalanan penyakit secara alamiah dimulai
dari masa sebelum sakit hingga masa akhir penyakit dengan tanpa adanya
intervensi dari luar.Menurut Control Diseases Center Tahun 2010 menyatakan
bahwa riwayat alamiah penyakit merupakan almiah time atau waktu dan
perkembangan penyakit atau individu, diawali pada saat paparan dengan penyebab
penyakit kausal hingga akhir dari penyakit, apakah seseorang tersebut mengalami
kesembuhan, kematian, kecacatan.Terjadinya kecenderungan/tren perubahan pola
kesakitan ataupun kematian menunjukkan bahwa penyakit sebagai sebab utama
kesakitan ataupun kematian dapat dicegah. Meskipun demikian, peningkatan risiko
akan dialami oleh orang yang sehat. Faktor risiko itu antara lain usia dan jenis
kelamin. Namun, jika disebabkan oleh penyakit tertentu,kesakitan dan kematian
pada sebagian besar populasi dapat dicegah. (Supardi, 2016)

1. Periode Pre-Patogenesis
Tahap ini individu berada dalam keadaan sehat/normal.Akan tetapi, telah terjadi
interaksi antara penjamu dengan agen di luar tubuh penjamu. Seseorang belum
merasakan gejala (symptom) dan belum dinyatakan menderita penyakit Diabetes
Melitus.Dapat berpindah menjadi pre-diabetes dipengaruhi oleh factor resiko
masing-masing individu, (Hidayani, 2020).
2. Periode Pre-diabetes
Kondisi dimana gula darah seseorang berada antara kadar normal dan diabetes,
lebih tinggi daripada normal tetapi tidak cukup di kategorikan dalam diabetes tipe
2, Belum terdapat abnormalitas dari metabolisme tetapi sudah membawa faktor
genetik (carries).
Dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun
3. Perode Diabetes Kimiawi
Seseorang belum muncul gejala - gejala terkena penyakit diabetes
(asimptomatik) dan sudah terdapat abnormalitas metabolisme pada pemeriksaan
laboratorium.
4. Periode Klinis
Periode dimana penderita sudah menunjukan gejala-gejala dan tanda-tanda
penyakit diabetes mellitus.
5. Tahap Akhir Penyakit
Penyakit komplikasi yang muncul dari penyakit diabetes mellitus dapat
menimbulkan kecacatan atau kematian misalnya katarak, gangrene, stroke.
Apabila tidak muncul komplikasi, individu tersebut tetap akan menjadi carier atau
pembawa sifat penyakit dan dapat menularkan ke keturunan nya, (Galuh Sistha,
2018).

DIAGNOSIS DIABETES MELITUS


Diabetes dapat di diagnosis melalui tiga cara:
1. Gejala klasik diabetes yang di sertai dengan kadar gula darah yang lebih dari
200 mg/dL.
A. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar
dan keluar nya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi
intrasel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang
hipertonik (sangat peka). Dehidrasi intra sel merangsang pengeluaran
ADH dan menimbulkan rasa haus.
B. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein di otot dan
ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa
sebagai energi. Gangguan aliran darah yang di jumpai pada pasien
diabetes lama juga berperan menimbulkan kelelahan.
C. Polifagia (peningkatan rasa lapar) akibat keadaan pasca absortif yang
kronik, katabolisme protein dan lemak. Dan kelaparan relatif sel-sel.
(Safrudin,2008)
2. Kadar gula darah puasa (setelah puasa 8 jam atau lebih) yang lebih dari 126
mg/dl.
3. Kadar gula darah yang lebih dari 200 mg/dL setelah mengonsumsi 75 gram gula
oral (di sebut juga tes toleransi glukosa oral 2 jam)

American diabetes association (ada) merekomendasikan kalau kadar gula darah


yang di gunakan untuk menegakkan diagnosis diabetes haruslah di ulang dua kali
untuk mengonfirmasi diagnosis, (Kurniali, 2013).

PENULARAN DIABETES MELITUS


Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak menular.Namun adapun
factor- factor yang mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus.
1. Factor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes itu sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic ke arah terjadinya diabetes mellitus.
2. Faktor Imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang di anggapnya seolah-olah sebagai jaringa asing, yaitu otoantibodi
terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin andogen.
3. Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses aotuimunyang menimbulkan
destruksi sel beta.
4. Faktor Gaya Hidup
Banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan berkadar gula tinggi, tetapi
kurang aktifitas gerak atau berolahraga yang menyebabkan penimbunan gula
bisa merusak kelenjar pancreas sehingga kelenjar pancreas tidak cukup
mengeluarkan insulin yang menyebabkan gula dan hidrat arang yang terkandung
dalam makanan dan minuman sebagian besar terbuang karena tidak bisa di
ubah menjadi glukogen. Kadar glukosa dalam darah lebih tinggi dari keadaan
normal sehingga glukosa masuk ke dalam air seni, (Hasdianah, 2016).

MASA INKUBASI
Penyakit diabetes melitus bukan penyakit yang di sebabkan oleh virus atau
bakteri yang membutuhkan masa inkubasi dalam tubuh. tetapi diabetes melitus
merupakan kadar gula darah yang tinggi dalam darah dan urin. penyakit ini tidak bisa di
tentukan kapan akan terkena dan berapa lama penyakit ini berkembang dalam tubuh.
semua tergantung dengan pola atau gaya hidup seseorang. adapun cara untuk
mengetahui adanya penyakit diabtes melitus.
Penyakit diabetes melitus dapat diketahui dengan cara memeriksa kandungan
gula dalam darah. pemerikasaan kandungan gula darah yang paling sering dilakukan
adalah kandungan gula darah setelah puasa (fasting food glucose test) atau kandungan
gula darah 2 jam sehabis makan (postprandial blood glucose test). kadar gula setelah
puasa biasanya berkisar antara 70-100 mg per 100 ml darah. demikian juga halnya
dengan kandungan gula darah pada pemeriksaan 2 jam setelah makan, apabila
kandungan darah yang ditemukan pada kedua tes itu berkisar antara 110-120 mg per
100 ml darah, harus dilakukan tes lebih lanjut karena kandungan gula darah sedemikian
itu sudah merupakan petunjuk adanya penyakit diabetes.
Oral glucose tolerence test (OGIT) merupakan tes yang lebih lanjut terhadap
adanya penyakit diabetes. untuk melakukan tes ini penderita di haruskan puasa selama
24 jam. kemudian penderita di beri minum air dengan kadar gula 75-100 gram. sebelum
di beri minum darah dan urin penderita di ambil lebih dulu untuk diperiksa kandungan
gulanya. pemeriksaan selanjutnya adalah berturut-turut setelah jarak waktu ½ jam , 1
jam, dan 1 ½ jam. dalam hal-hal tertentu juga pemeriksaan dilakukan setelah waktu 3
jam. dalam keadaan normal kandungan gula darah akan menurun sesuai dengan jarak
waktu setelah pemberian cairan gula.

Sampel Darah Bukan Diabetes Penderita Diabetes


Darah Vena < 110 > 130
Darah Kapiler <120 > 140
Plasma Darah <135 > 155
Konsentrasi Glukosa (Mg/100 Ml)
Sumber : Worlf Health Organization
Bagi penderita yang sudah jelas menunjukan tanda diabetes, dianjurkan untuk
dapat memeriksa sendiri adanya gula dalam urin, (Sjahmien, 1998).

KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES


Sebelum mengetahui cara pencegahan nya kita harus mengetahui penyakit apa
saja yang timbul setelah terkena penyakit diabetes.
1. MATA (DIABETIK RETINOPATHY)
setiap penderita diabetes harus di periksa mata setahun sekali untuk melihat
perkembangan dari komplikasi ini. bagi penderita diabetes melitus tipe 2,
pemeriksaan mata harus dilakukan segera setelah di diagnosis. alasannya
karena kita tidak tahu kapan sang pasien menderita diabetes, karena timbulnya
sering tanpa gejala. dokter mata akan perlu memberikan tetes obat yang
melebarkan pupil mata, sehingga ia dapat memeriksa pembuluh darah retina
dengan alat opthalmoskop. bila di temukan kelainan maka tindakan dapat
dilakukan adalah penyinaran atau fotokoagulasi untuk mencegah kebutaan.
2. GINJAL (DIABETIK NEPHROPATHY)
setiap penderita harus diperiksa urine nya untuk kadar protein atau mikri-
albumin, biasanya sekitar 6 bulan sampai 12 bulam sekali. pada ginjal yang
normal maka protein seharusnya dapat di filter dengan baik oleh ginjal, karena
molekul ini besar. bila ditemukan sedikit protein (mikroalbumin) pada
pemeriksaan urine, maka ini tandanya ginjal nya mulai rusak (bocor). bila tidak di
kontrol bocornya ginjal ini akan mempercepat gagal ginjal dan berakibat pasien
harus melakukan cuci darah. berdasarkan penelitian, penggunaan obat golongan
angiotensin converting enzym inhibitors (ace inhibitor) dan angiotensin reseptor
blockers (arbs) yang umum di gunakan sebagai obat darah tinggi dapat
mencegah dan mengurangi perkembangan dari bocornya protein ini. oleh sebab
itu, setipa pasien yang ada darah tinggi atau terdeteksi adanya protein dalam
urine, harus meminum obat golongan ini.
3. GINJAL (DIABETIK NEUROPATHY)
penderita diabetes akan menderita kerusakan saraf tepi, terutama saraf yang
bertanggung jawan untuk menerima sensor dari luar. pada keadaan yang parah
pasien tidak lagi dapat merasakan rangsangan dari luar, sehingga mereka akan
mudah menderita luka kronis. daerah tubuh yang rawan akan luka kronis adalah
daerah yang sering kali luput dari perhatian seperti kaki. penderita diabetes juga
dapat merasakan sakit yang konstan pada daerah-daerah tangan dan kaki. ini di
sebabkan karena saraf yang rusak menjadi tidak stabil ketika menerima
rangsangan, baik dari otak maupun dari luar. jadi, kalau ada penderita diabetes
yang mengeluh nyeri, rasa seperti di setrum listrik, ngilu, dan sebagainya ini
merupakan tanda dari neuropathy. pasien juga harus rutin periksa kakinya, baik
oleh dokter maupun diri sendiri. sepatu yang digunakan juga harus nyaman dan
lembut untuk mengurangi resiko lecet, yang sering kali mengarah ke komplikasi
yang lebih parah. luka kecil pada penderita diabetes dapat menjadi besar dan
parah karena sirkulasi pperedaran darah biasanya juga sudah tidak terlalu baik,
yag berakibat terhambatnya proses penyembuhan.

komplikasi bisa bersifat akut, dan ada yang kronik. komplikasi akut di tandai dengan :
infeksi (karbunkel, angren, pielonefritis). terjadi ketoasidosis di ikuti koma. komplikasi
kronik berhubungan dengan kerusakan dinding pembuluh darah kecil di bagian ujung
organ yang disebut mikroangipati. manifestasinya berupa retinopati,
glomeruloskelerosis dan neuropati, (Kurniali, 2013).

PENGENDALIAN DIABETES MELITUS


Secara umum, pengendalian diabetes mellitus di maksudkan untuk mengurangi gejala,
membentuk berat badan ideal, dan mencegah akibat lanjut atau komplikasi. Dengan
demikian prinsip dasar manajemen pengendalian atau penanganan diabetes mellitus
meliputi :
1. Pengaturan makanan, yang pertama dan kunci manajemen diabetes mellitus
yang sekilas tampak nya mudah tapi kenyataan nya sulit mengendalikan diri
terhadap ‘nafsu makan’
2. Latihan jasmani
3. Perubahan perilaku resiko
4. Obat anti diabetic
5. Intervensi bedah: sebagai pilihan terakhir kalau memungkinkan dengan cangkok
pankreas

Status Diabetes Tindakan Manajemen


1. Public Sehat Edukasi , Informasi, dan
Kepedulian
2. Kelompok Resiko Penyaringan
Perbaikan Gaya Hidup
3. Prediabetik / sindrom metabolic Diagnose Dini
Pemeriksaan Lab
4. Penderita Diabetes Intervensi Diet dan Olahraga
Pengobatan
Pencegahan Kemungkinan
Komplikasi
Pemeriksaan Khusus
5. Diabetes mellitus di Rumah Pengobatan Intensif
Sakit Perawatan Khusus
Pencegahan Komplikasi
6. Kronik Diabetes Melitus Rehabilitasi komplikasi
Pemeriksaan periodic
Manajemen Pengendalian Diabetes
Sumber : Buku Perpustakaan Nasional RI
Dengan demikian, diabetes mellitus salah satu raja penyakit, memerlukan manajemen
pengendalian yang baik dan terbukti sangat efektif dan efisisien. Strategi efektif yang
ditunjukan kepada deteksi awal , peningkatan perawatan, dana self-management akan
menjadi kunci keberhasilan pencegahan komplikasi diabetes.

UPAYA PENCEGAHAN
Kunci utama pencegahan diabetes mellitus terletak pada tiga titik yang saling
berkaitan yaitu : pengendalian berat badan, olahraga, dan makanan yang sehat.
1. pencegahan Premodial kepada masyarakat yang sehat untuk berprilaku positif
mendukung kesehatan umum dan upaya menghindarkan diri dari resiko diabetes
mellitus. Misalnya berperilaku hidup sehat, tidak merokok, makanan yang bergizi,
ataupun bisa diet, membatasi diri terhadap makanan tertentu atau kegiatan
jasmani yang memadai.
2. Promosi Kesehatan, d itunjukan pada kelompok beresiko untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko yang ada. Dapat dilakukan penyuluhan dan penambahan
ilmu terhadapa masyarakat.
3. Pemcegahan Khusus, di tujukan kepada mereka yang mempunyai resiko tinggi
untuk melakukan pemerikasaan atau upaya sehingga tidak jatuh ke diabetes
melitus. Upaya ini dapat berbentuk konsultasi gizi/dietetik.
4. Diagnosis Awal, dapat dilakukan dengan penyaringan (srcreening), yakni
pemeriksaan kadar gula darah kelompok resiko.
5. Pengobatan yang tepat, dikenal sebagai macam upaya dan pendekatan
pengobatan terdapat penderita untuk tidak jatuh ke diabetes mellitus yang lebih
berat atau komplikasi.
6. Disability Limitation, pembatasan kecacatan yang ditunjukan kepada upaya
maksimal mengatasi dampak komplikasi diabetes mellitus sehingga menjadi
lebih berat.
7. Rehabilitasi social maupun medis, memperbaiki keadaan yang terjadi akibat
komplikasi atau kecacatan yang terjadi karena diabetes mellitus. Upaya
rehabilitasi fisik berkaitan dengan akibat lannjut diabetes mellitus yang telah
menyebabkan adanya amputasi.

PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS


Jika diabetes melitus sudah menyerang, maka komplikasi segera mengancam. Karena
itu, segera di pikirkan dan di upayakan pencegahan terhadap kemungkinan komplikasi
pada berbagai organ target.
A. Terhadap kemungkinan komplikasi pada mata, dilakukan pemeriksaan secara
teratur, dan jika dapat dilakukan pengobatan dengan cepat dan tepat dapat
mencegah 90% kemungkinan komplikasi kebutaan.
B. Perawatan yang tepat terhadap kaki dengan pemeriksaan dan pendidikan pasien
dapat mencegah 85% kemungkinan di amputasi
C. Pengendalian dan pengobatan hipertensi dapat mengurangi komplikasi penyakit
jantung dan stroke sebesar 33-50 % dan 33% kegagalan ginjal.
Dengan demikian, diabetes melitus sebagai salah satu raja penyakit memerlukan
manajemen pengendalian yang baik dan terbukti sangat efektif dan efisien. Strategi
efektif yang ditujukan kepada deteksi awala, peningkatan perawatan, dana self-
management akan menjadi kunci keberhasilan pencegahan komplikasi diabetes,
(Bustan,2007).

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yasmin. 1998. Anatomi Fisiologi (Kelenjar Endokrin dan Sistem


Pernafasan).Jakarta. Buku Kedokteran ECG.

Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. PT Rineka Cipta.


Hasdianah HR dan Suprapto, dr. Sentot Imam. 2016. Patologi dan Patofisiologi
Penyakit. Yogyakarta. Nurha Medika

Kurniali, Peter C. 2013. Hidup Bersama Diabetes. Jakarta. PT Elex Media Komputindo .

Marthalia,Wina. 2017. Teori Perjalanan Penyakit Diabetes Melitus Berdasarkan


Segitiga Epidemiologi. https://id.scribd.com/document/366790032/Teori-
Perjalanan-Penyakit-Diabetes-Militus-Berdasarkan-Segitiga-Epidemiologi-
Kelompok-III (di akses pada tanggal 25 oktober 2021)

Moehyi,Sjahmien. 1998. Pengaturan Makanan Dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit.


Jakarta. PT Gramedia

Para dokter dan ahli WebMD. 2010. Kamus Kedokteran. Jakarta Barat. Permata Putri
Media.

Septianto,Rezki Gigih, dkk. 2020. Mengenal Hari Diabetes Sedunia dan


Sejarahnya.https://wecare.id/2020/10/mengenal-hari-diabetes-sedunia-dan-
sejarahnya/ (di akses pada tanggal 23 oktober 2021)

Sistha, Galuh. 2018. Riwayat Alamiah Penyakit Diabetes Melitus.


https://id.scribd.com/presentation/372030490/Riwayat-Alamiah-Penyakit-
Diabetes-Melitus (di akses pada tanggal 23 oktober 2021)

Tolinggi, Safrudin.2008. Gangguan Fungsi Insulin Menyebabkan Diabetes. Seri


Kesehatan. Universitas Negeri Gorontalo

Utomo, Prayogo. 2005. Apresiasi Penyakit (Pengobatan Secara Tradisional dan


Modern). Jakarta . PT Rineka Cipta

Supardi, S. d. (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM. Jakarta: P2M2

Hidayani, W. R. (2020). Epidemiologi. Sleman: Budi Utama

Irwan. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta: CV Absolute Media

Masriadi.(2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: Rajawali Press

Anda mungkin juga menyukai