Oleh:
Untuk mendapatkan skor dari kriteia P, S, C, dan M yaitu dengan cara berikut ini :
1) P (prevalence)
Menunjukkan besar masalah yang menggambarkan jumlah atau kelompok
masyarakat yang terkena masalah, makin besar jumlah semakin tinggi skor
yang diberikan. Pada kriteria P di atas skornya didapatkan dari rumus berikut:
P = 5-A/O
Keterangan:
P = besarnya kelompok atau populasi
A = jumlah aset
O = jumlah pengguna
Interpretasi skor:
1 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit
2 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sedikit
3 = jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar
4 = ju jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar
2) S (seriousness)
Kriteria S adalah keseriusan masalah untuk segera ditanggulangi, misalnya
ditinjau dari kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas atau
mortalitas. Semakin serius masalah semakin tinggi skor yang diberikan.
Interpretasi skor:
1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat
2 = masalah yang ditimbulkan cukup berat
3 = masalah yang ditimbulkan berat
4 = masalah yang ditimbulkan sangat berat
3) C (community concern)
Kriteria C, yaitu perhatian atau kepentingan masyarakat dan pemerintah atau
instansi terkait terhadap masalah tersebut. Makin tinggi tingkat kepentingannya
makin tinggi skor yang diberikan. Interpretasi skor:
1 = tidak mendapat perhatian masyarakat
2 = kurang mendapat perhatian masyarakat
3 = cukup mendapat perhatian masyarakat
4 = sangat mendapat perhatian masyarakat
4) M (manageability)
Manageability merupakan ketersediaan sumber daya (tenaga, dana, sarana dan
metode/cara) yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah. Semakin mampu
sumberdaya yang dibutuhkan, makin tinggi nilai yang diberikan. Penelitian ini
menggunakan data publik yang dapat diakses oleh siapa saja sehingga tidak
diperlukan kelaikan etik.
Interpretasi skor:
1 = tidak dapat dikelola dan diatasi
2 = cukup dikelola dan diatasi
3 = dapat dikelola dan diatasi
4 = sangat dapat dikelola dan diatasi
Setelah nilai dari tiap kriteria didapatkan, kemudian nilai dari tiap kriteria
tersebut di total dengan cara dikalikan, nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas
masalah. Berikut contoh tabel yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah
dengan metote Bryant.
1.
2.
3.
Adapun kelemahan dari metode Bryant adalah hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang
akan diambil.
BAB III
CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN
Pimpinan Puskesmas Gandus yaitu dr. Adi yang baru bertugas 4 bulan. Dalam 7
hari ada 8 orang masayarakat yang mengalami diare, 3 diantaranya adalah anak
Sekolah Dasar. Oleh karena itu dr. Adi berinisiatif untuk melakukan kunjungan ke
lingkungan kerja Puskesmas Gandus dengan tujuan mengetahui permasalahan pada
masyarakat Gandus.
Dari hasil observasi yang dilakukan, sebagian besar masyarakat gandus sudah
terbiasa dari dulu menggunakan sumber air yang berasal dari sungai sebagai
kebutuhan sehari-hari seperti, konsumsi air minum, mandi-cuci-kakus, memasak,
mencuci pakaian dll.
Masyarakat Gandus juga belum mengetahui bagaimana cara mencuci tangan
yang baik dan benar. Selain itu, anak-anak Sekolah Dasar sering jajan sembarangan.
Dr. Adi menduga bahwa penyakit diare yang dialami oleh masyarakat Gandus dan
anak-anak Sekolah Dasar terjadi akibat dari belum menerapkan PHBS.
Selanjutnya dr. Adi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas
untuk mengidentidikasi masalah dan menentukan masalah mana yang perlu
diprioritaskan.
Penjelasan Skor