Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Penentuan Prioritas Masalah


Metode Bryant

Oleh:

Rizka Febriana Fitrie 04011181419007


Annisa Kurnia Sari 04011181419029
Dika Dwiyasa 04011181419049
Maya Fitriani 04011181419069
Leo Setyadi 04011281419091

FAK U LTAS K E D O K T E RAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk meningkatkan kriteria dan mutu perencanaan program kesehatan
diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang
menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatanyang
perlu dilakukan di masa yang akan datang, yang jelas tujuannya. Langkah-langkah
perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu sama dengan alur pikir siklus
pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah:
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas
3. Menetapkan tujuan
4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik
5. Menyusun rencana operasional
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan
prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada
kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara
sistematis. Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat
saat ini merupakan tugas yang penting. Metode untuk menetapkan prioritas secara
adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting.
Masalah itu sendiri adalah terdapatnya kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah bila rumusan
tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan
secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.
Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses
perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini dapat dikatakan sebagai suatu
persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas
ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju
pelaksanaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah
masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Cara memilih prioritas masalah dibedakan
atas dua yaitu secara Scoring dan Non Scoring. Kedua cara tersebut pelaksanaannya
berbeda-beda. Pemilihan kedua cara tersebut berdasarkan ada tidaknya data yang
tersedia, yaitu teknik skoring dan teknik nonskoring. Dalam menentukan prioritas
masalah ada banyak metode yang dapat digunakan. Pada makalah ini akan membahas
penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Bryant (Skoring).

2.2 Definisi Metode Bryant


Metode Bryant merupakan salah satu metode menentukan prioritas masalah
yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemberian skoring (1= paling minimal, sampai
5= paling maksimal) oleh masing-masing tim penilai berdasarkan beberapa kriteria
dan dilanjutkan dengan mencari total skor dengan cara mengalikan masing-masing
skor kriteria. Cara ini telah dipergunakan di beberapa negara yaitu di Afrika dan
Thailand. Cara ini menggunakan 4 macam kriteria, yaitu :
 Community Concern, yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah
tersebut penting.
 Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit tersebut
 Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut
 Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk
mengatasinya.
Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi skoring, kemudian
masing-masing skor dikalikan. Hasil perkalian ini dibandingkan antara masalah-
masalah yang dinilai. Masalah-masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat
prioritas yang tinggi pula. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang
ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah
satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah dihitung
nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah.
Metode Bryant menggunakan skor yang berdasarkan pada kriteria: P =
besarnya kelompok atau staf yang terkena masalah, S = tingkat keseriusan atau
kegawatan masalah, C = dampak masalah terhadap perusahaan atau istansi terkait, M
= ketersediaan teknisi atau kesediaan perangkat.

Rumus: Total skor = P x S x C x M

Untuk mendapatkan skor dari kriteia P, S, C, dan M yaitu dengan cara berikut ini :
1) P (prevalence)
Menunjukkan besar masalah yang menggambarkan jumlah atau kelompok
masyarakat yang terkena masalah, makin besar jumlah semakin tinggi skor
yang diberikan. Pada kriteria P di atas skornya didapatkan dari rumus berikut:
P = 5-A/O
Keterangan:
P = besarnya kelompok atau populasi
A = jumlah aset
O = jumlah pengguna

Interpretasi skor:
1 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit
2 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sedikit
3 = jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar
4 = ju jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar

2) S (seriousness)
Kriteria S adalah keseriusan masalah untuk segera ditanggulangi, misalnya
ditinjau dari kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas atau
mortalitas. Semakin serius masalah semakin tinggi skor yang diberikan.
Interpretasi skor:
1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat
2 = masalah yang ditimbulkan cukup berat
3 = masalah yang ditimbulkan berat
4 = masalah yang ditimbulkan sangat berat

3) C (community concern)
Kriteria C, yaitu perhatian atau kepentingan masyarakat dan pemerintah atau
instansi terkait terhadap masalah tersebut. Makin tinggi tingkat kepentingannya
makin tinggi skor yang diberikan. Interpretasi skor:
1 = tidak mendapat perhatian masyarakat
2 = kurang mendapat perhatian masyarakat
3 = cukup mendapat perhatian masyarakat
4 = sangat mendapat perhatian masyarakat

4) M (manageability)
Manageability merupakan ketersediaan sumber daya (tenaga, dana, sarana dan
metode/cara) yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah. Semakin mampu
sumberdaya yang dibutuhkan, makin tinggi nilai yang diberikan. Penelitian ini
menggunakan data publik yang dapat diakses oleh siapa saja sehingga tidak
diperlukan kelaikan etik.
Interpretasi skor:
1 = tidak dapat dikelola dan diatasi
2 = cukup dikelola dan diatasi
3 = dapat dikelola dan diatasi
4 = sangat dapat dikelola dan diatasi

Setelah nilai dari tiap kriteria didapatkan, kemudian nilai dari tiap kriteria
tersebut di total dengan cara dikalikan, nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas
masalah. Berikut contoh tabel yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah
dengan metote Bryant.

No Permasalahan P S C M Total Prioritas

1.

2.

3.

Adapun kelemahan dari metode Bryant adalah hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang
akan diambil.
BAB III
CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

Pimpinan Puskesmas Gandus yaitu dr. Adi yang baru bertugas 4 bulan. Dalam 7
hari ada 8 orang masayarakat yang mengalami diare, 3 diantaranya adalah anak
Sekolah Dasar. Oleh karena itu dr. Adi berinisiatif untuk melakukan kunjungan ke
lingkungan kerja Puskesmas Gandus dengan tujuan mengetahui permasalahan pada
masyarakat Gandus.
Dari hasil observasi yang dilakukan, sebagian besar masyarakat gandus sudah
terbiasa dari dulu menggunakan sumber air yang berasal dari sungai sebagai
kebutuhan sehari-hari seperti, konsumsi air minum, mandi-cuci-kakus, memasak,
mencuci pakaian dll.
Masyarakat Gandus juga belum mengetahui bagaimana cara mencuci tangan
yang baik dan benar. Selain itu, anak-anak Sekolah Dasar sering jajan sembarangan.
Dr. Adi menduga bahwa penyakit diare yang dialami oleh masyarakat Gandus dan
anak-anak Sekolah Dasar terjadi akibat dari belum menerapkan PHBS.
Selanjutnya dr. Adi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas
untuk mengidentidikasi masalah dan menentukan masalah mana yang perlu
diprioritaskan.

No Permasalahan P S C M Total Prioritas

1. Penggunaan sumber air yang 4 3 2 1 24 3


kurang baik

2. Perilaku mencuci tangan yang 3 3 4 3 108 1


kurang baik

3. Kebiasaan jajan sembarangan 3 3 3 3 81 2

Penjelasan Skor

a. Penjelasan skor mengenai masalah penggunaan sumber air yang kurang


baik pada indikator :
1. Community concern atau public concern ( C ) mendapat skor 2, artinya
permasalahan ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat karena
masyarakat sekitar sudah terbiasa dalam menggunakan sumber air alami
yang berasal dari sungai.
2. Prevalence ( P ) mendapat skor 4 artinya individu yang terkena sangat
besar karena banyaknya masyarakat yang menggunakan sumber air yang
kurang baik.
3. Seriousness ( S ) mendapat skor 3 artinya masalah yang ditimbulkan berat.
Karena dengan penggunaan sumber air yang kurang baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
4. Manageability ( M ) mendapat skor 1 artinya masalah tersebut tidak dapat
dikelola dan diatasi karena terbentur dengan presepsi warga yang sudah
terbiasa menggunakan sumber air yang yang berasal dari sungai,
kebiasaan tersebut sudah menjadi budaya di daerah desa tersebut.

b. Penjelasan skor mengenai masalah perilaku mencuci tangan yang kurang


baik, pada indikator :
1. Community concern atau public concern ( C ) mendapat skor 4 yang
artinya masalah ini sangat mendapatkan perhatian masyarakat karena
masyarakat sering melakukan cuci tangan namun tidak menggunakan
sabun sehingga mudah tepaparnya masyarakat dari penyakit.
2. Prevalence ( P ) mendapat skor 3 yang artinya individu yang terkena
cukup besar karena dengan perilaku mencuci tangan yang kurang baik
dapat berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
3. Seriousness ( S ) mendapat skor 3 artinya masalah yang ditimbulkan berat,
mencuci tangan yang kurang baik dapat menimbukan berbagai penyakit
terutama pada saluran pencernaan.
4. Manageability ( M ) mendapat skor 3 yang artinya masalah ini dapat
dikelola dan diatasi melalui penyuluhan kepada masyarakat agar dapat
merubah prilaku mencuci tangan dengan baik dan benar serta melakukan
penyeluhuan edukasi dini kepada anak-anak di Sekolah Dasar agar dapat
mengetahuinya manfaat dari mencuci tangan dengan baik dan benar.

c. Penjelasan skor mengenai masalah jajan sembarangan pada anak-anak SD,


pada indikator :
1. Community concern atau public concern ( C ) mendapat skor 3 yang
artinya masalah ini cukup mendapatkan perhatian masyarakat karena
anak-anak Sekolah Dasar tidak pernah membawa bekal.
2. Prevalence ( P ) mendapat skor 3 yang artinya individu yang terkena
cukup banyak karena tidak sedikit anak yang tidak membawa bekal.
3. Seriousness ( S ) mendapat skor 3 artinya masalah yang ditimbulkan
berat, jajan sembarangan dapat meningkatkan risiko terkena infeksi pada
saluran pencernaan.

4. Manageability ( M ) mendapat skor 3 yang artinya masalah ini dapat


dikelola dan diatasi melalui penyuluhan kepada masyarakat dan sekolah
agar dapat mengedukasi akan pentingnya makanan yang bersih dan sehat.
Beberapa solusinya yaitu: menyarankan orangtua agar membawakan
bekal untuk anaknya dan menyediakan fasilitas kantin yang bersih dan
sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, F. 2005. Sikap Manusia dan Pengaturanny edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka
Keluarga
Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.
Dinkes. 2006. Profil Kesehatan Sumatera Utara. http://www.depkes. go. id.
http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultas-desain/desain-
komunikasi-
Khulaila, A., et al. 2013. Analisis Kesehatan di Kota Mataram tahun 2011: suatu
Penerapan Bryant Method. Public Health and Preventive Medicine Archive.
1 (2): 167-174.
Sari, N. 2014. Perancangan Aplikasi Service Desk Penanganan Keluhan dan
Kerusakan Perangkat Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi. 2 (1): 1-7.
Sibuea, Dewi. 2007. Raih hidup sehat dengan cuci tangan pakai sabun - Hari
Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS),
http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=424&pg. Diakses
pada tanggal 17 November 2017

Anda mungkin juga menyukai