Dosen Pengajar
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Advokasi Gizi. Makalah ini
berjudul “Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil Di Indonesia.”
Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu, jika ada
saran maupun kritikan yang membangun kami akan menerima dengan senang hati, demi
penyusunan makalah yang lebih baik ke depannya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan menambah wawasan bagi para pembaca pada khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
2.2. Sasaran Advokasi Permasalahan Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil...........................8
2.4. Program Pemerintah Dalam Menangani Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu H.......................9
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi yang sering dijumpai pada ibu hamil diantaranya Kurang
Energi Kronis (KEK) dan anemia (Waryana, 2010). Kurang Energi Kronis
(KEK) adalah keadaan seseorang yang menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis)yang ditandai dengan lingkar lengan atas (LILA)
< 23,5 cmsehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Kurang
Energi Kronis (KEK) dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil
(Irianto, 2014).Kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utama ibu (Nurmadinisia dalam Sirojudin, 2012).
3
Pemberian edukasi tidak hanya dari tenaga kesehatan puskesmas
saja, tetapi seluruh masyarakat juga turut andil untuk menangani kasus
KEK pada ibu hamil, berbagai tokoh yang sangat berpengaruh dalam
memberikan edukasi kepada ibu hamil KEK dan keluarganya adalah tokoh
masyarakat (Perangkat Desa, Guru, Kepala Dusun), kader, bidan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah permasalahan Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil di
Indonesia?
2. Siapakah sasaran dari advokasi tentang permasalahan Kekurangan Energi
Kronik Pada Ibu Hamil?
3. Apa tujuan dilaksanakannya advokasi mengenai permasahan Kekurangan Energi
Kronik Pada Ibu Hamil?
4. Apakah program pemerintah dalam menangani permasalah Kekurangan Energi
Kronik Pada Ibu Hamil ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Menurut Depkes RI (1995) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronik merupakan keadaan dimana ibu
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum hamil dari
pra nikah (catin) bahkan usia remaja. Kehamilan pada usia remaja akan
menimbulkan masalah antara lain :
Tiga faktor utama indeks kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan
ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyaraka
yang dapat digambarkan terutama pada status gizi anak balita dan ibu hamil.
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan ibu sebelum dan
selama hamil. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka
janin tersebut akan mempunyai konsekuensi yang kurang menguntungkan dalam
kehidupan berikutnya (Misaroh & Praverawati, 2010).
6
Jarak kehamilan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan
energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya).
Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi bagi ibu
dan janin/bayi berikut yang dikandung (Baliwati, 2014).
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan status gizi seorang ibu
adalah kehamilan usia muda (kurang dari 20 tahun), kehanimilan dengan jarak
yang pendek dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun), kehamilan
yang terlalu sering dan kehamilan yang terlalu tua (lebih dari 35 tahun).
Ketidaktersediaan pangan secara musiman atau secara kronis di tingkat rumah
tangga, distribusi rumah tangga yang tidak proporsional dan beratnya beban
kerja juga menjadi faktor risiko terjadi kurangnya gizi pada ibu hamil.
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah
dibuktikan dari berbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal kehiddupan akan
mempengaruhi kualitas kehidupan brikutnya. Status gizi ibu sebelum dan selama
hamil dapat mempegngaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Jika
status gizi sebelum dan selama hamil normal maka kemungkinan besar ibu akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal
(Budhiharti, 2016).
Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) adalah kurangnya asupan energi
yang berlangsung lama/kronik dengan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi
pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Sampai saat ini masih
banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti
Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia gizi.
Ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm
dinyatakan menderita KEK (Kemenkes RI, 2015). Dampak ibu hamil KEK
berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan
7
kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin
(keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Bereat Lahir Rendah (BBLR) bahkan
kematian bayi, mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan fisik
(stunting), otak dan metbabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular di
usia dewasa KEK (Kemenkes RI, 2015).
8
2.2. Sasaran Advokasi Permasalahan Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu
Hamil
Dalam melaksanakan advokasi mengenai permasalahan Kekurangan
Energi Kronik pada ibu hamil yang terjadi, yang akan dijadikan sasaran dalam
kegiatan ini adalah masyarakat khususnya ibu hamil dan wanita usia subur. Hal ini
dikarenakan ibu hamil dan wanita usia subur yang paling berkaitan dengan angka
kejadian KEK. Banyak ibu hamil dan wanita usia subur yang belum memahami dan
belum menyadari bahwa KEK dapat mengganggu kehamilan.
Maka dari itu masyarakat khususnya ibu hamil dan wanita usia subur
dijadikan sasaran dalam pelaksanaan advokasi, agar masyarakat yang kususnya ibu
hamil dan wanita usia susbur memahami dan menyadari pencegahan dari terjadinya
Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu hamil atau pada saat hamil. Serta masyarakat
menjadi termotivasi untuk melakukan pencegahan dalam hal terjadinya Kekurangan
Energi Kronik Pada Ibu Hamil. Sehingga terwujudlah rasa kepedulian dan rasa
kesadaran untuk mengimplementasikan segala kegiatan pencegahan penyakit
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil.
1. Masyarakat khususnya ibu hamil dan wanita usia subur dapat memahami,
menyadari, termotivasi dan mengaplikasikan berperilaku hidup sehat untuk
pencegahan terjadinya kekurangan energy kronik (KEK) pada saat hamil.
2. Dapat memotivasi masyarakat untuk melakukan pencegahan terjadinya penyakit
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
3. Masyarakat memiliki kepedulian dan memiliki kesadaran untuk
menginplementasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan penyakit
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
9
2.3. Program Pemerintah Dalam Menangani Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
Upaya Pemerintah dalam menanggulangi ibu hamil dengan risiko KEK
menurut Kemenkes RI (2013; h. 15) yaitu dengan cara meningkatkan pendidikan
gizi ibu hamil tentang KEK melalui pemberian Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE), memberikan pelayanan gizi dan pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe, melakukan skrining terhadap ibu hamil
risiko KEK, dan Pemberian Makanan Tambahan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) bagi ibu hamil dengan risiko KEK melalui bimbingan gizi dan KIA
secara berjenjang.
Asuhan yang di berikan untuk ibu hamil dengan KEK yaitu dengan
melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi, memberikan pendidikan kesehatan tentang KEK, melakukan pemeriksaan
penunjang berupa Hb, menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang
beragam seperti (makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah) yang mengandung
karbohidrat, protein, zat besi, lemak, vitamin dan mineral, menganjurkan ibu untuk
istirahat cukup, dan mengonsumsi vitamin maupun tablet tambah darah paling
sedikit 90 pil selama kehamilan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan
generasi berikutnya. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat
adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan
cairan termasuk air serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat,
protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat,
zat besi, seng, kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur yang
berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya Kurang
Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan yag diawali dengan kejadian risiko KEK
dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama yang
diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA).
Diharapkan dengan adanya kegiatan Advokasi gizi, masyarakat khususnya ibu
hamil dan wanita usia subur dapat memahami, menyadari, termotivasi dan
mengaplikasikan berperilaku hidup sehat untuk pencegahan terjadinya kekurangan
energy kronik (KEK) pada saat hamil.
11
DAFTAR PUSTAKA
InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Tetap Produktif, Aktif,
Cegah KEK
12