PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi seorang ibu
dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan anak akan terjalin
dengan periode yang cukup panjang masa menyusui sangat baik bagi perkembangan
mental dan psisikis anak. Ketika air susu mengalir dari payudara ibu, si anak akan
merasakan betapa besar curahan cinta, kasih saying, dan kehangatan yang diberikan
kepadanya (arifin, 2004).
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu dan
anak selama menyusui. Ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan kalori, protein,
calcium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi
kebutuhan zat gizi saat menyusui (Zalilah,2006). Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI
diperlukan pula makanan tambahan, apabila ibu sedang menyusui bayinya tidak
mendapatkan tambahan makanan. Tentu akan berakibat terjadinya kemunduran dalam
pembuatan dan produksi ASI terlebih lagi jika masa kehamilan ibu juga mengalami
kekurangan gizi. Karena itu, tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui
mutlak diperlukan (mochtdi,1994).
Status gizi ibu menyusui disebabkan oleh banyak factor, salah satu diantaranya adalah
pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah pola makan yang
seimbang, mememnuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis maupun jumlah. Dalam
kehidupan sehari hari, tidak jarang ditemukan ibu menyusui mengalami kekurangan
asupan zat gizi akibat adanya pantangan makanan tertentu yang berkaitan dengan
masalah budaya. Asupan zat gizi seseorang ditentukan oleh kebiasaan makan dan
frekuensi makan.
Asupan zat gizi ibu ditentukan oleh ketersediaan makanan ditingkat keluarga.
Ketersediaan makanan atau ketahanan pangan tingkat keluarga atau rumah tangga sangat
ditentukan kemampuan daya beli atau pendapatan keluarga tersebut. Pada keluarga denga
tingkat pendapatan rendah akan sulit menyediakan makanan yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan gizi anggota keluarganya, sehingga anggota keluarga menjadi rawan masalah
gizi. Golongan ibu menyusui merupakan kelompok zat gizi rawan terhadap masalah
kekurangan gizi (Yuli, 2006).
Meskipun suatu keluarga memiliki pendapatan yang cukup atau kemapuan ekonomi yang
memadai, tidak serta merta akan menjamin pemenuhan kebutuhan gizi suatu keluarga.
Tidak sedikit masalah gizi ditemukan pada anggota keluarga yang mapan secara
ekonomi. Keluarga yang memiliki financial yang cukup tanpa dibarengi denga
pengetahuan gizi dan kesehatan yang memadai memiliki resiko untuk menderita masalah
gizi. Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu menyusui memiliki peran yang penting dalam
praktek pemilihan, pengoalahan dan pengaturan makanan ibu sehari hari.
Berdasarkan data dipuskesmas pangi pangi jumlah ibu menyusui diwilayah tersebut
sebanyak 6 orang pada tahun 2012 (puskesmas pangi pangi 2012). Berdasarkan uraian
diatas maka telah dilakukan penelitina untuk mengetahui factor factor apa saja yang
berhubungan dengan status gizi ibu menyusui dipuskesmas pangi pangi tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan status gizi
ibu menyusui dipuskesmas pangi pangi kabupaten kolaka tahun 2012. Untuk
mengetahui hubungan antar tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi ibu menyusui
dipuskesmas pangi pangi kabupaten kolaka tahun 2012.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah yaitu apakah faktor
determinan yang berhubungan dengan status gizi ibu menyusui?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui Faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi ibu
menyusui
b. Tujuan khusus
Untuk menggambarkan status gizi ibu menyusui
Untuk mengetahui tabu yang ada pada ibu menyusui
Untuk mengetahui tingkat kecukupan asupan energi protein dan Fe .
Untuk mengetahui tentang pelayanan kesehatan ibu menyusui
Untuk menjelaskan pola makan ibu menyusui
Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu menyusui
Untuk menjelaskan tingkat pendapat keluarga ibu menyusui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Definisi operasional
1. Status gizi
Status gizi ibu menyusui adalah keadaan tubuh ibu yang sedang menyusui sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat zat gizi. Status gizi ibu menyusui
diukur dengan menggunakan metode antropometri. Untuk penilaian status gizi ibu
menyusui dengan menggunakan metode antropometri yaitu dengan menggunakan
Indeks masa Tubuh (IMT) pengukuran IMT sebagai berikut :
IMT = Berat Badan (kg)/ Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m) dengan criteria
objektif
2. Tabu
Tabu adalah suatu larangan untukl mengkonsumsi jenis makanan tertentu selama
menyusui karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya
kriteria objektif
Ada : apabila terdapat bahan makanan yang dilarang dikonsumsi selama
menyusui
Tidak ada : apabila tidak terdapat bahan makanan yang dilarang dikonsumsi selama
menyusui
3. Asupan makanan
Asupan ibu menyusui adalah jumlah asupan Energi, Protein, bagi ibu menyusui
selama masa laktasi yang dibandingkan dengan angka kecukupan gizi ibu menyusui
sesuai dengan dan usia laktasi dengan criteria obyektif :
Baik : konsumsi gizi 90% AKG
Cukup : konsumsi gizi 89% AKG (WKPG, 2004)
4. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan ibu menyusui yang dimaksud adalah pemberian kapsil vitamin
A, yang diberikan setelah pasca persalinan.
kriteria obyektif :
baik : apabila ibu mendapatkan tablet vitamin A 2 kali
kurang : apabila ibu mendapatkan tablet vitamin A < 2 kali
5. Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi ibu merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu menyusui yang
meliputi pengetahuan tentang pola makan dan pemberian ASI yang diukur dengan
menggunakan kuisioner dengan metode wawancara.
Kriteria obyektifnya yaitu
Cukup : jika nilai jawaban responden > 60% dari total jawaban yang benar
Kurang : jika nilai jawaban < 60% dari total jawaban benar
6. Pola makan
Pola makan adalah kebiasaan makan yang memberikan gambaran frekuensi makan
seseorang ibu menyusui. Pola makan diukur melalui dengan FFQ dan wawancara.
Adapun kriteria objektifnya adalah sebagai berikut :
Cukup : apabila total skor lebih dari median
Kurang : apabila total skor kurang dari median
7. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah total jumlah pengeluaran baik pengeluaran pangan
maupun non pangan.
Kriteria objektif
Cukup : 60% jumlah pengeluaran pangan
Kurang : > jumlah pengeluaran pangan
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
Populasi dalam survei ini adalah seluruh sasaran yang yang tinggal dan menetap di Desa
pangi - pangi yang mencakup ibu menyusui (n=6) sedangkan sampel adalah sebagian ibu
menyusui yang bertempat tinggal di desa pangi pangi kecamatan poli - polia.
D. Jenis dan cara pengumpulan data
Jenis data :
Data primer : identitas responden , data tentang status gizi, tabu, asupan zat gizi,
pengetahuan, pelayanan kesehatan, serta pendapatan.
Data sekunder : data sekunder meliputi populasi dan keadaan umum lokasi
penelitian yang diperoleh dari camat atau kepala desa.
3. Pelayanan kesehatan
Data yang telah diolah disajikan secara deskriftif
4. Pengetahuan
Data yang diolah disajikan dalam table narasi
5. Pendapatan
Data dipresentasikan atau ditampilkan dengan cara dinarasikan dan menggunakan
table.
Contoh :
Penelitian menunjukkan bahwa sekian persen (%) sampel dari keluarga dengan
tingkat pendapatan keluarga kategori (cukup/ kurang).
6. Asupan gizi
Penyajian data dilakukan secar deskriptif dalam bentuk table dan narasi.
g. Etika
Dalam pengambilan data dasar ini, pertama-tama mahasiswa melakukan perkenalan dan
penyampaian tujuan dari pengambilan data tersebut. Kemudian meminta persetujuan
pada pihak responden untuk dijadikan sampel dengan tanda tangan responden sebagai
sebuah bukti bahwa responden tersebut bersedia untuk dijadikan sampel dalam penelitian
ini.
BAB IV
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak geografis
Desa pangi pangi adalah salah satu desa yang berada di kecamatan poli - polia
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa
- Sebelah Selatan : Desa poli - polia
- Sebelah Timur : Desa welala
- Sebelah Barat : Desa andoengga
b. Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan didesa pangi pangi 2012 yaitu :
Table 1
Jenis kelamin N
Laki-laki
Perempuan
Jumlah 572
c. Mata pencaharian
Pekerjaan penduuduk desa pangi pangi sebagian besar adalah petani
perkebunan dan petani persawahan.
Table 2
Table 3
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada umumnya ibu meyusui yang memiliki umur
kategori tidak beresiko 50,0 % dan yang memiliki umur beresiko yaitu 16,7%.
Table 4
Table 5
Jumlah Anggota N %
Keluarga
Jumlah
d. Pendidikan ayah dan ibu
Table 6
Suami Ibu
Tingkat Pendidikan
n % n %
Tidak sekolah 0 0 16,7
Tidak tamat SD 2 33,3 33,3
Tamat SD 3 50 33,3
Tamat SMP 1 16,7 16,7
Tamat SMA 0 0 0
Tabel 7
Kategori n %
Normal 4 66,4
Lebih 2 33,6
Jumlah 6 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian 66,4% ibu menyusui memiliki status
gizi normal dan 33,6% ibu menyusui memiliki status gizi lebih.
Table 8
Kategori N %
Ya 3 50,0
Tidak 3 50,0
Jumlah 6 100
h. Tabu
1. Makanan pantangan
Tabel 9
Makanan Pantangan N %
Ya 6 100
Tidak 0 0
Jumlah 6 100
i. Tingakt pendapatan
Tablel 10
Kategori N %
Cukup 3 50,0
Kurang 3 50,0
Jumlah 6 100
j. Tingkat konsumsi
Table 11
B. PEMBAHASAN
1. Ibu menyusui (determinan masalah gizi)
Dari hasil analisis data yang kami lakukan didapatkan bahwa di Desa pangi
pangi status gizi menurut IMT yaitu didapatkan status gizi normal 66% dan status
lebih 33%. Selain Asupan Faktor lain yang berhubungan dengan Status Gizi Ibu
Menyusui adalah Pengetahuan.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa pangi pangi seluruh sampel ibu menyusui
memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi. Hal ini di karenakan tingkat
pendidikan responden sebagian besar hanya tamat SD, sehingga mereka tidak
mengetahui makanan apa saja yang baik untuk mereka konsumsi pada saat mereka
menyusui, sehingga terkadang ibu menyusui mengkonsumsi makanan seadanya saja
sesuai dengan kemampuan mereka. Menurut Arifin ( 2004) faktor penunjang status
gizi yang baik ibu menyusui sangat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu menyusui,
karena dengan pengetahuan yang cukup ibu menyusui dapat memberikan kontribusi
yang benar terhadap pemenuhan kebutuhan gizi selama ibu menyusui.
BAB V
ANALSIS MASALAH
A. Indentifikasi masalah
B. Prioritas masalah
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah yaitu apakah faktor
determinan yang berhubungan dengan status gizi ibu menyusui
D. Penyebab masalah
BAB VI
RENCANA PROGRAM INTERVENSI GIZI
A. Rencana program intervensi gizi
B. Seleksi program intervensi gizi
BAB VII
RENCANA KERJA PROGRAM INTERVENSI GIZI
BAB VIII
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran( master table,foto kegiatan, dan dokumen penunjang lainnya)