Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN DANA UNTUK PENYULUHAN ANEMIA


PADA REMAJA PUTRI SMPN 4 BANJARBARU

1.1. Latar Belakang

Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang menentukan sumberdaya


manusia (SDM) di samping juga merupakan Hak Azazi Manusia (HAM).
Pesatnya perkembengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta
keberhasilan pembangunan Negara kita telah terjadi peningkatan status
kesehatan baik tingkat individu, keluarga atau tingkat kesehatan penduduk
semakin baik dan harapan hidup semakin meningkat (Adriyani &
Wirjatmadi, 2012).

Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa


transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah
masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat.
Remaja dalam masyarakat dikenal dengan berbagi istilah yang menunjukkan
kelompok umur yang tidak termasuk kanak-kanak tetapi bukan pula dewasa
(Yusuf, 2011).

Masa remaja merupakan fase individu mengalami perkembangan


sehingga dapat mencapai kematangan secara mental, emosional, social serta
fisik. Salah satu permasalahan yang dihadapi remaja adalah permasalahan
yang berkaitan dengan gizi antara lain anemia, kekurangan energy protein
dan obesitas (Dewi, 2013).

Anemia adalah penyebab kedua terkemuka di dunia dari kecacatan


dan dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius
(WHO, 2014). Anemia juga merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia
terutama Negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia. Pada umumnya, anemia lebih sering terjadi pada wanita
dan remaja putri dibandingkan dengan pria. Yang sangat disayangkan
adalah kebanyakan penderita tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bahkan
ketika tahu pun masih menganggap anemia sebagai masalah sepele. Anemia

1
pada remaja puteri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut Word
Health Organization (WHO, 2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-
88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar
26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes
RI, 2013).

Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012


menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil
sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun
sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Menurut data hasil
Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan
penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita
berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Wanita mempunyai resiko
terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes RI,
2013).

Dari data laporan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru bulan November


tahun 2015, hasil pemeriksaan kadar Hb remaja puteri SMP diperoleh data
dari 5 sekolah SMP dengan jumlah seluruh remaja putri sebanyak 1200
orang. Diantara para remaja putri tersebut didapatkan angka tertinggi remaja
putri yang anemia di SMPN 4 Banjarbaru yaitu sekitar 39,35% atau
sebanyak 85 orang.

Menurut Wahdini Hakim, remaja puteri lebih rentan dibandingkan


dengan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja
putri yang sudah menstruasi adalah tiga kali lebih besar dari pada laki-laki.
Selain itu anemia pada remaja putri dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik
serta kesehatan reproduksi (Okezone, 2013).

Penyebab terjadinya anemia defisiensi zat besi juga ialah kehilangan


darah yang disebabkan salah satunya akibat menstruasi pada remaja putri
setiap bulannya. Pola menstruasi pada remaja putri meliputi siklus
menstruasi dan lama menstruasi. Siklus menstruasi adalah jarak antara
mulainya menstruasi yang lalu dengan menstruasi berikutnya.

2
Remaja putri yang mengalami siklus menstruasi pendek menyebabkan
jumlah darah yang keluar secara komulatif menjadi lebih banyak dan dapat
menyebabkan anemia (Wliyati dan Riyanto, 2012).

Selain itu, kehadiran makanan siap saji yang sudah menjadi tren
dikalangan remaja putri biasanya rendah zat besi, kalsium, riboflavin,
vitamin A dan asam folat dan dapat mempengaruhi pola makan remaja putri.
Pada umumnya perilaku remaja putri lebih banyak mengkonsumsi makanan
nabati yang kandungan zat besi nya sedikit dibandingkan dengan makanan
hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. Kebiasaan
remaja putri yang ingin tampil langsing sehingga membatasi asupan
makanannya membuat remaja putri mudah terserang anemia. Menurut Dian,
remaja putri begitu menginjak usia remaja cenderung ingin kurus, akhirnya
mengadakan diet sendiri tanpa pengawasan, akibatnya mengidap anemia
(Kompas, 2014).

Menurut Merryana (2012), dampak anemia bagi remaja putri


diantaranya adalah menurunnya kesehatan reproduksi, terhambatnya
perkembangan motoric, mental dan kecerdasan, menurunkan kemampuan
dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan
tidak mencapai optimal, menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
dan mengakibatkan muka pucat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aprellyia pada tahun 2015


terdapat hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia
pada remaja putri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kirana pada tahun 2012 yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara
asupan zat besi dengan kejadian anemia remaja putri.

Penelitian yang dilakukan oleh Yulaeka pada tahun 2015 menyatakan


adanya hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia remaja
putri di SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Wliyati dan Riyanto pada tahun 2012 yang
menunjukan bahwa ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian
anemia remaja putri dan penelitian Farida (2007) yang menunjukkan ada

3
hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri.
Semakin pendek siklus menstruasi maka semakin sering frekuensi remaja
putri mengalami menstruasi, hal ini yang dapat menyebabkan pendarahan
menstruasi manjadi berlebih.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian


tentang hubungan antara asupan zat gizi dan lamanya menstruasi dengan
anemia remaja putri di SMPN 4 Banjarbaru.

1.2. Nama Kegiatan


Kegiatan ini dinamakan dengan kegiatan “ Penyuluhan Anemia Remaja
Putri di SMPN 4 Banjarbaru”.

1.3. Tema Kegiatan


Tema dari kegiatan ini adalah mengurangi angka anemia pada remaja putri
di SMPN 4 Banjarbaru.

1.4. Tujuan Kegiatan


1.4.1. Tujuan Umum
Melakukan penyuluhan anemia dan pembagian jus buah tomat dan
kurma untuk remaja putri di SMPN 4 Banjarbaru.
1.4.2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan pengetahuan pada remaja putri di SMPN 4
Banjarbaru.
 Mengurangi angka kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 4
Banjarbaru.

1.5. Manfaat Kegiatan


1.5.1. Manfaat Bagi Remaja Putri
Dengan melaksanakan kegiatan ini, diharapkan remaja putri di SMPN
4 Banjarbaru dapat mengerti dan memahami akan pentingnya
mengonsumsi pangan yang mengandung zat besi sehingga dapat
terhindar dari anemia defisiensi besi.
1.5.2. Manfaat Bagi Penyelenggara

4
Dapat menambah pengalaman baru dalam melakukan penyuluhan gizi
dan menjadi sumber refereni bagi penyuluhan-penyuluhan
selanjutnya.

1.6. Sasaran Kegiatan


Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah remaja putri di SMPN 4
Banjarbaru.

1.7. Tempat dan Waktu Kegiatan


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 23 september 2017 yang
bertempat di SMPN 4 Banjarbaru.

1.8. Rencana Kegiatan


Rencana kegiatan yaitu melaksanakan penyuluhan tentang anemia gizi dan
membagikan jus buah tomat dan kurma kepada remaja putri di SMPN 4
Banjarbaru.

1.9. Susunan Kepanitiaan


(terlampir)

1.10. Susunan Acara


(terlampir)

1.11. Rincian Anggaran Dana


(terlampir)

1.12. Sumber Dana


1.12.1. Kas Himpunan Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknin Kesehatan
Banjarmasin.
1.12.2. Donasi lain bersifat tidak mengikat.

5
1.13. Materi Penyuluhan Anemia Pada Remaja Putri
(terlampir)

1.14. Penutup
Demikian proposal ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Semoga kegiatan
ini dapat terlaksana sesuai dengan yang di cita-citakan. Atas segala partisipasi dan
bantuan yang diberikan kami mengucapkan terima kasih.

Banjarbaru, 15 September 2017

Panitia Penyelenggara

6
Lampiran 1
Susunan Kepanitiaan

PANITIA PELAKSANA
a. Penanggung Jawab Pelaksana : Drs. Bahrudin (Kepala Sekolah)
b. Pembimbing Pelaksana : Sajiman, SKM., M.Gizi (Dosen
Pembimbing)
c. Ketua Pelaksana : Rahmat Hidayat
d. Sekretaris : Fenny Hidayani
e. Bendahara : Siti Hadiyatna Nurhaliza
f. Seksi – seksi :
Seksi Acara : Dian Afrida
Seksi konsumsi : Nadya Mustiyani
Seksi Perlengkapan : Sri Ridati Perdana
Seksi Dokumentasi : Agnes Diah Kurniawati

7
Lampiran 2

Susunan Acara

RANCANGAN KEGIATAN

Pokok Bahasan : Anemia

Sub Pokok Bahasan : Anemia pada Remaja Putri

Sasaran : Remaja putri SMPN 4 Banjarbaru (77 orang)

Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2017

Waktu : Jam 08.00 – 09.00 WITA

Tempat : SMPN 4 Banjarbaru

1. Strategi Perencanaan
 Metode : Ceramah dan tanya jawab
 Media : Power point, leaflet dan spanduk
 Alat Bantu : LCD, laptop, speaker, mikropon

2. Struktur Pelaksana
No Tugas Nama
1 Moderator Fenny Hidayani
2 Presentator Rahmat Hidayat
3 Notulen Sri Ridati Perdana
4 Seksi Agnes Diah Kurniawati
persiapan/perlengkapan Nadya Mustiani
Dian Afrida
Siti Hadiyatna

8
3. Proses Pelaksanaan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pembukaan - Mengucapkan - Menjawab 10 menit
salam salam
- Memperkenalkan - Mendengarkan
diri dengan
- Menyampaikan seksama
tujuan penyuluhan
2 Kegiatan inti - Menyampaikan - Memperhatikan 30 menit
materi dan menyimak
 Menjelaskan - Mendengarkan
pengertian anemia. dan
 Menjelaskan tanda memperhatikan
dan gejala anemia - Bertanya jika
pada remaja. ada yang tidak
 Menjelaskan jelas
penyebab anemia
pada remaja.
 Menjelaskan
pencegahan
anemia pada
remaja dengan
mengkonsumsi.
makanan sumber
zat besi secara
teratur.
 Menyebutkan
sumber bahan
makanan yang
mengandung
tinggi zat besi.
- Memberikan
kesempatan untuk
bertanya jika ada
yang kurang jelas.
3 Penutup - Mengevaluasi - Menjawab 20 menit
pengetahuan pertanyaan
remaja tentang - Mendengarkan
materi yang telah dan
disampaikan memperhatikan
dengan memberi - Menjawab
pertanyaan. salam
- Menyimpulkan
hasil penyuluhan.
- Memberi salam
penutup.
4 Pembagian Membagikan jus buah Makan
makanan tomat dan kurma kepada
hadirin.
9
4. Evaluasi
 Evaluasi Struktur
- Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
- Media dan alat memadai
- Setting sesuai dengan kegiatan

 Evaluasi Proses
- Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
- Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
- Seluruh mahasiswa berperan aktif selama proses penyuluhan

 Evaluasi Hasil
- Audience mampu menjelaskan pengertian anemia.
- Audience mampu menyebutkan dua (2) penyebab anemia pada
remaja.
- Audience mampu menyebutkan tanda dan gejala anemia pada
remaja.
- Audience mampu menjelaskan akibat anemia pada remaja.
- Audience mampu menjelaskan cara pencegahan anemia pada
remaja.
- Audience mampu menyebutkan kebutuhan zat besi pada remaja.
- Audience mampu menyebutkan bahan makanan yang mengandung
tinggi zat besi.

10
Lampiran 3

ANGGARAN DANA

Pemasukan

Kas Himpunan Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Banjarmasin :


Rp. 415.000

Dana sumbangan :

 Toko Permata Kalimantan : Rp. 200.000


 Crystal Bakery : Rp. 200.000
 Kue bolu Hj. Enong : Rp. 200.000
 Az Zahra fast food : Rp. 200.000
 Rumah makan Padang : Rp. 200.000
+
Rp. 1.000.000

Pengeluaran :

a) Konsumsi
 Jus buah tomat dan kurma :Rp. 5.000 x 80 = Rp.
4.00.000

b) Perlengkapan
 Pencetakan leaflet :Rp. 2.000 x 80 = Rp.
160.000
 Spanduk : Rp. 80.000
 Hadiah (Buku tulis + pulpen) : Rp. 5.000 x 80 = Rp.
400.000
 Kenang – kenangan (1 jam dinding) : Rp. 70.000

c) Pembuatan proposal
 Pengetikan : Rp. 10.000
 Penggandaan proposal : Rp. 15.000
 Penyusunan laporan : Rp. 30.000

d) Surat perizinan : Rp. 50.000


e) Transportasi : Rp. 100.000
f) Biaya lain – lain : Rp. 100.000
+

Rp. 1.415.000

11

Anda mungkin juga menyukai