DI SUSUN OLEH:
1. ELISKA KORNELIA PO.62.31.3.17.399
2. ELLA MONICA PO.62.31.3.17.400
3. PIONA LORENSA PO.62.31.3.17.421
4. SINTYA W. ATMANASTUSTI PO.62.31.3.17.432
A. Latar Belakang
Salah satu isi pesan dari 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS) dan Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi) adalah biasakan sarapan pagi. Sarapan pagi merupakan salah satu
cara untuk memberikan energi yang dibutuhkan oleh tubuh agar bisa beraktivitas
seharian.
Anak usia sekolah merupakan salah satu sasaran yang sangat penting untuk
melakukan sarapan pagi karena mereka adalah investasi bangsa, dan generasi penerus
bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya
peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus dilakukan sejak dini,
sistematis dan berkesinambungan menurut Judarwanto (2008) (dalam Eva, 2012). Anak
usia remaja sangat membutuhkan asupan gizi lebih banyak dibandingkan dengan usia
pertumbuhan lainnya.
Permasalahan saat ini adalah kebiasaan makan atau sarapan pagi masih saja dianggap
kebiasaan yang membosankan. Ada berbagai alasan yang seringkali menyebabkan remaja
tidak sarapan pagi, yaitu waktu sangat terbatas karena jarak sekolah cukup jauh,terlambat
bangun pagi, atau tidak ada selera untuk sarapan pagi (Eva, 2012). Dalam pemenuhan
kebutuhan gizi remaja, sarapan berpengaruh positif untuk peningkatan kualitas diet,
asupan mikronutrien, status berat badan dan faktor gaya hidup menurut Adolphus dkk
(2013) (dalam Fahmi dkk., 2015).
Maka dari itu tidak ada alasan bagi anak sekolah tidak memperoleh hak sarapan
paginya karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar di sekolah, membuat anak
bersemangat dalam melakukan berbagai aktivitas di pagi hari karena kebutuhan energi
terpenuhi, mencegah penyakit perut, maag atau pusing, dapat memenuhi kebutuhan gizi
yang seimbang untuk tubuh, mencegah obesitas, memberikan zat gizi yang dapat
membantu pertumbuhan tubuh, dan meningkatkan kecerdasan anak anak, terutama jika
diberi sarapan sehat dan bergizi. (UNICEF dalam Fatmah 2015).
Sarapan sangatlah penting, karena tubuh membutuhkan energi yang cukup besar.
Makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, terdiri dari makanan pokok
dan lauk pauk atau makanan kudapan dengan jumlah makanan yang dikonsumsi kurang
dari 1/3 makanan sehari menurut DINKES DKI Jakarta (2011) (dalam Lia, 2015).
Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari, waktu sarapan
dimulai pada pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00 pagi.
Sarapan yang dianjurkan adalah makanan yang ringan bagi perncernaan dan
memiliki kadar tinggi serat, protein yang cukup, dan kadar lemak rendah. Selain itu,
mengkonsumsi protein dan kadar serat yang tinggi dapat membuat seseorang tetap
merasa kenyang hingga waktu makan siang menurut Jetvig (2010) (dalam Lia, 2015).
Selain itu menurut Hardinsyah, Aries M. dalam Fatmah 2015, menyatakan bahwa Agar
perkembangannya optimal, sangat memerlukan asupan gizi seimbang setiap harinya
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral dalam pola makan yang teratur.
Berdasarkan yang direkomendasikan WHO, sarapan yang baik dan memenuhi
kriteria gizi adalah sarapan yang menyuplai karbohidrat (55-65 %), protein (12-15 %),
lemak (24-30 %), vitamin, dan mineral yang bisa diperoleh dari sayur atau buah menurut
Almatsier (2004) (dalam Eva, 2012). Menurut hasil penelitian Setiyawan, 2017 di
Yogyakarta menunjukkan bahwa survei di lima kota besar menunjukan, 17% orang
dewasa tidak sarapan, dan 13% tidak sarapan setiap hari. Angka tidak sarapan pada anak-
anak bervariasi dari 17% - 59% di Jakarta (Alman P. dkk., 2018).
Melatarbelakangi permasalahan di atas, makalah ini dimaksudkan untuk memberikan
informasi kepada pihak sekolah (kepala sekolah, guru, orang tua, maupun anak itu
sendiri) tentang pentingnya pengaruh sarapan pagi pada perkembangan remaja. Maka
dibuatlah program sarapan, yaitu GERSARSEH (Gerakan Sarapan Sehat). GERSARSEH
merupakan kegiatan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya sarapan yang dilakukan dengan menyebarkan informasi melalui poster digital
yang dikirim melalui facebook dan instagram.
B. Tujuan Program
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari program gerakan sarasehans (sarapan
sehat) terhadap tigkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya sarapan.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi karakteristik masyarakat pengguna social media yang akan
diberikan penyuluhan program Gerakan Sarasehans
b) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat dilihat dari respon setelah
diberikan program Gerakan Sarasehans
BAB II
PERENCANAAN ADVOKASI PROGRAM GIZI
A. Sasaran Advokasi
Sasaran berasal dari kata dasar sasar. Sasaran memiliki arti dalam kelas nomina atau
kata benda sehingga sasaran dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Arti lainnya dari kata sasaran adalah sesuatu yang
menjadi tujuan (yang dikritik, dimarahi dan sebagainya). Sasaran advokasi yang akan
digunakan adalah semua kalangan yang menggunakan sosial media.
B. Teknik Advokasi
Teknik adalah penerapan ilmu untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Teknik
advokasi yang digunakan berupa penyuluhan melalui social media. Penyuluhan dalam
arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada
individu serta masyarakat agar dapat terwujudnya perubahan yang lebih baik sesuai
dengan yang diharapkan menurut Setiana. L. (dalam Ahmad T.)
C. Pengembangan Media Advokasi
Media yang akan digunakan untuk program advokasi gizi terkait sarapan pagi
pada semua kalangan masyarakat yaitu menggunakan sosial media dengan media video.
Media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi
pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video
merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena
unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan secara bersamaan.
Pengembangan dari media video yang dibuat adalah media yang menyajikan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip,
prosedur, teori, aplikasi untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran. Menurut Riyana 2007 (dalam Anwar Efendi,dkk). Media video
pembelajaran yang peneliti kembangkan terdiri dari beberapa unsur multimedia yang
meliputi teks, gambar, suara, dan animasi. Sehingga penerapan prinsip ini berkaitan
dengan media yang akan dikembangkan.
F. Sumber Daya
Sumber daya yang diikut sertakan pada pelaksanaan advokasi, yaitu mahasiswa jurusan
Gizi semester VI berjumlah 4 orang. Orang-orang yang sudah dipilih untuk
melaksanakan advokasi gizi adalah orang yang sudah diberikan pemahaman tentang
materi yang akan diberikan kepada sasaran advokasi.
BAB III
PELAKSANAAN ADVOKASI PROGRAM GIZI
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA