Anda di halaman 1dari 25

PENATALAKSANAAN DIET PADA CRONIC KIDNEY

DISEASE STAGE V, COMMUNITY ACQUIRED


PNEUMONIA, CONGESTIVE HEART FAILURE DI
INSTALASI RAWAT INAP DAHLIA RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
Seorang pasien bernama Ny. S umur 44 th beragama Islam, pekerjaan ibu rumah

tangga dengan suami sebagai pekerja lepas/buruh, pasien mempunyai jaminan kesehatan

JKN, suku Jawa, pendidikan SD. Pasien menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu

namun tidak terkontrol. 3 bulan yang lalu pasien didiagnosis CKD Stage V, CAP dan CHF.

2HSMRS merasa nyeri sendi (+), kedua kaki bengkak (+). 1HSMRS merasa Sesak

(+),batuk (+), kulit pucat dan kusam, terlihat lemah, kemudian pasien dibawa ke RSS dan

rawat inap.

Pasien mengalami cardiomegali, takikardi, konjunctiva pucat, oedem kedua kaki (+),

panjang ulna 30.5 cm , LILA 31,5 cm, B B 76 kg. Hasil pemeriksaan tekanan darah 183/97

mmHg, nadi 97 bpm, Respiratory Rate 24, suhu 36.6oC. Hasil pemeriksaan laboratorium

BUN 54,1 mg/dL, Creatinin 10,04 mg/dL, Klorida 104 mmol/L, Kalium 5,07 mmol/L,

Hemoglobin 4 g/dL, Hematokrit 12,6 %, Albumin 3,25 g/dL, urine output 100 ml/hr, PH arteri

7.49, PCO2 18.9, pO2 106,2,

Kebiasaan makan 2x/hari dengan makanan pokok Nasi 2x/ hari @ 1 gelas, protein

hewani adalah Ikan/telur/ayam 1x/hari @ 50 gr, sedangkan protein nabati yang dikonsumsi

tahu/ tempe = 2x/hari @ 50 gr, sayuran yang dikonsumsi adalah bayam, daun singkong

1x/hari @3sdm, buah semangka = 1x/hari @ 1 ptg, minum air putih + 4 gelas/hari, makanan

selingan gorengan seperti bakwan 2x/hari @ 3 bh, pasien jarang sarapan, sering jajan

diluar, saat ini pasien diberi diet lunak/bubur klas 3.

Saat ini pasien memperoleh terapi medis amilodipine 10 mg, infus NaCL inj furosemide,

inj Ceftriaxon, Azathromycin, catrimoxazole, asam folat, CaCO3, Cambivent, inj ISDN,

Candesartan, Lamivudin.

Pada saat masuk RS pasien belum mendapat terapi hemodialisa, Buatlah asuhan gizi

pada CKD pre Dialisis. Kemudian 1 minggu kemudian pasien mendapat terapi hemodialisa

rutin, jadi buatlah asuhan gizi pada CKD dengan dialisa.


Selamat bekerja…………..
4

Asesmen Gizi
Data Personal (CH)
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
Personal Data (CH 1.1)
Nama Ny. S
1.1.1 Umur 44 tahun
1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
1.1.5 Suku/Etnik Jawa
1.1.6 Bahasa Jawa, Indonesia
1.1.8 Pendidikan SD
1.1.9 Peran dalam Keluarga Istri dan Ibu
1.1.10 Riwayat Merokok (-)
Patient/Client/Family Nutrition-Related Medical/Health History (CH 2.1)
- Chronic Kidney Disease Stage V
dengan edema, hipertensi
emergency, anemia
Diagnosa Medis
- Community Acquired Pneumonia CR
II
- CHF DA Cardiomegali OG HHD

- Hipertensi (+) sejak 3 tahun yang lalu


namun tidak terkontrol
Riwayat Penyakit - CKD Stage V sejak 3 bulan yang lalu
Sekarang dan Dahulu - DM (-)
- TB (-)
5

2HSMRS: Demam (-), nyeri sendi (+),


kedua kaki bengkak (+)
2.1.1 Keluhan Utama
1HSMRS: Sesak (+), nyeri sendi (+),
batuk (+)
- Hipertensi emergency sejak 3 tahun
2.1.2 Kardiovaskular
yang lalu
2.1.7 Hematology - Anemia

2.1.8 Imunitas Alergi makanan (-)

2.1.13 Respirasi Sesek (CAP)


2.2 Perawatan - Terpasang Infus intravena

Social History (CH 3.1)


3.1.1.1 Sosial Ekonomi Menengah kebawah
Akses untuk Pelayanan
3.1.1.2 (+), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Kesehatan
3.1.2 Keadaan Rumah Tinggal bersama keluarga
- Pasien : Ibu rumah tangga
3.1.6 Pekerjaan
- Suami : Pekerja lepas (buruh)
3.1.7 Agama Islam
Sumber : Data Primer Terolah dan Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, 2019

Kesimpulan Data:

Pasien berusia 44 tahun dirawat di ruang perawatan Dahlia 2 dengan diagnosis


CKD Stage V (dengan hipertensi emergency, anemia), Community Acquired
Pneumonia (CAP) dan CHF DA Cardiomegali dengan HHD. Keluhan dan penyakit
saat ini merujuk pada gejala diagnosis penyakit yang telah ditetapkan dan
berpengaruh terhadap pemberian nutrisi dan bentuk makanan yang diberikan pada
pasien yaitu bentuk makanan lunak untuk mencegah aspirasi karena pasien
mengealami sesak
6
Data Antropometri (AD)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
Panjang ULNA = 30,5 cm
Estimasi TB berdasarkan ULNA
Tinggi/Panjang TB = 68,777 + (3,536 x ULNA)
1.1.1
Badan = 68,77 + (3,536 x 30,5)
= 68,77 (97,24)
= 166,017 cm*
-
1.1.2 Berat Badan - BB Aktual = 76 kg

31,5 cm
% LILA = LILA yang diukur x 100%
Standar LILA
LILA = 31,5 x 100%
29
= 08,6 %

Sumber : Data Primer Terolah dan Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, 2019

Kesimpulan : Status gizi pasien berdasarkan % LILA dalam Status Gizi


Baik (85% - 110%). (Ilayperuma, 2010 , **WHO-NCHS)
7
Nutrition Focused – Physical Findings (PD)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
Keadaan Umum :
Penampilan
1.1.1 - Compos Mentis
Keseluruhan
- Sesak (+)
- Cardiomegali (+)
Sistem
1.1.3 - Takikardi (+)
Jantung Paru
- Bising (-)

Sistem - Bising (-)


1.1.5
Pencernaan - Selera makan menurun (+)
Udem - | -
1.1.4 Ekskremitas
+|+
Kepala dan - Konjungtiva pucat (+)
1.1.6
Mata - Sklera ikterik (-)
1.1.9 Genitourinary - Oliguria (Output urine = 100 ml)
- Kering
1.1.8 Kulit
- Kusam
Kerongkongan - Tidak ada gangguan menelan
1.1.5
dan Menelan - Batuk (+)
- Tekanan Darah : 183/97 mmHg
(Hipertensi)
1.1.21 Tanda Vital - Nadi : 97 bpm
- Respiratory Rate : 24
- Suhu : 36.6oC
Sumber : Data Primer Terolah dan Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, 2019

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis, kesadaran pasien baik namun ada
sesak (+), selera makan menurun, udem pada kaki ,konjungtiva pucat tanda anemia, kulit
kusam dan kering dan hipertensi stage II.
8
Data Biokimia (BD)

Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket


Keseimbangan asam basa (BD 1.1)
1.1.1. pH Arteri 7,49 7,35 - 7,45 Tinggi
1.1.2 pCO2 18,9 mmHg 35 - 45 Rendah
1.1.3 pO2 106,2 mmHg 88 – 95 Tinggi
1.1.4 HCO3 14,5 mmol/L 22-26 Rendah
Electrolyte and Renal Profile (BD 1.2)
1.2.1 BUN 54,1 mg/dL 6 - 20 Tinggi
1.2.2 Creatinin 10,04 mg/dL 0.6 – 1 Tinggi
1.2.5 Natrium 139 mmol/L 136 - 145 Normal
1.2.6. Klorida 104 mmol/L 98 - 107 Normal
1.2.7 Kalium 5,07 mmol/L 3,5 – 5,01 Tinggi
Nutritional Anemia Profile (BD 1.10)
1.10.1 Hemoglobin 4 g/dL 12 - 15 Rendah
1.10.2 Hematokrit 12,6 % 35 – 49 Rendah
Protein Profile (BD 1.11)
1.11.1 Albumin 3,25 g/dL 3.4 – 5 Rendah
Sumber : Data Monitoring Pelayanan Penunjang RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, 2019

Kesimpulan : BUN dan Kreatinin tinggi menandakan penurunan fungsi


ginjal (CKD Stage V) yang dialami oleh pasien, sehingga menumpuk dalam ginjal.
Hb dan Ht rendah karena inadekuat sintesis eritopoietin oleh ginjal karena ginjal
mengalami masalah, ditambah asupan makan pasien kurang.
Peningkatan kadar BUN dan kreatinin disebabkan salah satunya karena
oliguria, BUN dan kreatinin tidak dapat di ekskresikan melalui urin (sebastian et al.,
2018). Kadar hemoglobin pada gagal ginjal kronik rendah atau mengalami anemia
karena penurunan produksi eritopoietin oleh ginjal.
9
Riwayat Makan (FH)
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
Asupan Makanan dan Minuman (FH 1.2)
Asupan Cairan Minuman (FH 1.2.1)
Jumlah cairan
1.2.1.1 + 4 gelas @300 ml
melalui oral
Asupan Makanan (FH 1.2.2)
SQFFQ :
- Makanan pokok
 Nasi 3x/ hari @ 1 gelas
- Protein Hewani
 Ikan/telur/ayam 1x/hari @ 50 gr
- Protein Nabati
 Tahu/ tempe = 2x/hari @ 50 gr
- Sayur
 Sayuran yang berwarna hijau =
1x/hari @3sdm
- Buah
 Semangka = 1x/hari @ 1 P
1.2.2.1 Jumlah Makanan - Air
 Air Putih + 4 gelas
- Gorengan (bakwan) 2x/hari @ Rp
2000/3 bh’

- Pasien jarang sarapan

1.2.2.3 Pola Makan 3x makanan utama


Asupan Zat Gizi Mikro (FH 1.6)
Asupan Mineral / Elemen (FH 1.6.2)
Pemesanan Diet
2.1.1 Bubur nasi kelas III
(RS)
Dirumah makan makanan biasa, belum ada
2.1.2 Pengalaman Diet
diet tertentu yang dilakukan.
Lingkungan
2.1.3 Pasien lebih sering membeli makanan diluar
Makan
10

Penggunaan Obat (FH 3.2)


Interaksi dengan
Kode Jenis Terapi
Fungsi Makanan/Efek
IDNT Medis
Samping
hypernatremia (high
levels of sodium),
fluid retention,
high blood
pressure,
heart failure,
Mempertahankan intraventricular
NaCl 0.9%
keseimbangan elektrolit hemorrhage in
neonates,
injection site
reactions,
kidney damage,
electrolyte
3.2
abnormalities
Melemaskan dinding Jus grape fruit
pembuluh darah. dapat
Efeknya akan meningkatkan
memperlancar aliran kadar amlodipine,
darah ke jantung dan makanan dengan
Amlodipine 10 mengurangi tekanan tinggi kalsium dapat
mg darah. dapat juga mengurangi efek
digunakan untuk hipotensif dari
meredakan gejala nyeri calsium chanel
dada atau angina bloker.
pektoris pada penyakit
jantung koroner
11

Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
dngan tanda
Diuretic yang dapat
oliguria, gangguan
mengeluarkan air,
pencernaan.
Inj. Furosemid natrium, dan klorida
(Ainiyah, 2016).
dari dalam tubuh.
Saat mengonsumsi
(Khan et al., 2018)
diuretic, hindari
makanan dengan
kadar kalium tinggi.
Feces encer atau
diare, mual,
muntah, stomatitis,
Antibiotik dengan glositis. Pemberian
fungsi untuk mengobati ceftriaxone
Inj. Ceftriaxone
berbagai macam infeksi bersamaan dengan
bakteri kalsium dapat
menyebabkan
kerusakan ginjal
dan paru – paru.
Antibiotik golongan
Mual, rasa tidak
makrolide dengan
nyaman di perut,
spektrum luas, aktif
kembung, diare,
terhadap bakteri gram
penurunan nafsu
Azathromycin negatif maupun gram
makan, gangguan
positif. Digunakan
ginjal dan fungsi
untuk mengobati infeksi
hati, vertigo,
seperti saluran nafas,
kejang, sakit kepala
kulit dan otot.
12

Antibiotik kombinasi
Mual, muntah,
yang digunakan untuk
ruam, diare,
mengobati berbagai
demam, gatal nyeri
macam infeksi bakteri.
otot dan sendi,
Bekerja dengan cara
menyebabkan
Catrimoxazole menghambat enzim
hemolisis pada
metabolisme asam folat
pasien yang
pada bakteri yang
kekurangan enzzim
peka.
glokosa-6-fosfat
Mengatasi infeksi
dehidrogenase
akibat bakteri
Kembung, diare,
mual, muntah,
fungsi mental dan
emosi menurun,
Membantu tubuh ketika reaksi gangguan
proses metabolisme kulit, mudah emosi,
protein berlangsung, gelisah dan
serta turut dalam bingung, tidak nafsu
membangun sel-sel makan.
Asam Folat
darah merah yang Penyerapannya
sehat, dan juga terganggu pada
membantu orang yang
menurunkan kadar kecanduan alkohol,
homocysteine mengalami sakit
maag dan sering
konsumsi obat
golongan antasida,
dan obat aspirin.
13

Di dalam makanan
dapat mengikat
Menurunkan asam fosfor, sehingga
CaCo3
lambung harus dikonsumsi
bersamaan dengan
makanan
Penggunaan ini
dapat
menyebabkan efek
samping berupa
sakit kepala, sakit
tenggorokan,
Bronkodilator yang demam dan batuk.
menenangkan otot- Obat ini tidak dapat
ototdi saluran udara dikonsumsi
Cambivent
sehingga dapat bersamaan dengan
meningkatkan aliran grapefruit dan
udara ke paru-paru. grapefruit juice
karena dapat
meningkatkan level
budenoside yang
dapat
meningkatkan efek
sampingnya.
14

Obat golongan nitrat


Pusing, sakit
yang digunakan untuk
kepala, mual, kulit
mencegah dan
memerah atau
mengobati angina pada
muncul ruam,
Inj. Isosorbide penderita penyakit
gangguan
initrate jantung koroner. Obat
penglihatan, pucat
ini bekerja dengan
dan mincul keringat
melebarkan pembuluh
dingin, berdebar-
darah agar aliran darah
debar, sesak
ke otot jantung lancar
diarrhea, dizziness,
dry mouth,
dysguesia,
Candesartan Menurunkan tekanan dyspepsia,
darah flatulence, gastritis,
hyperkalemia, sleep
disturbance,
vomiting
15

Pengetahuan Terkait Makanan dan Zat Gizi (FH 4.1)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
Pasien masih tetap mengkonsumsi
Konsekuensi Perilaku makanan sumber protein nabati
4.1.2
Makan dan tidak membatasi natrium
walaupun sudah tahu menderita
CKD.
Pasien telah mengetahui bahwa
Penyakit/Kondisi mederita hipertensi sejak lama,
4.1.3
Pasien namun tidak terkontrol dan jarang
periksa.
Pasien belum dapat memilih
Memilih Makanan
4.1.19 makanan yang sehat sesuai
Sehat
kondisinya.
7.3 Aktifitas Fisik Pasien jarang berolahraga
16

Hasil SQFFQ dalam sehari


Energi Lemak Protein Karbohidrat
SQFFQ
(FH.1.1.1.1) (1.5.3.1) (1.5.1.1.) (FH.1.5.5.1)
Asupan Oral 2025 kkal 53 gr 60,5 gr 304,5 gr
Kebutuhan 2047 kkal 68,23 gr 70,2 gr 288,02 gr
% Asupan/
98,92% 77,67% 86,18% 105,72%
Kebutuhan
Sumber : Data Primer Terolah dan Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, 2019

Interpretasi Hasil Pengkajian Gizi:


Sebelum dirawat dirumah sakit, pasien memiliki asupan energi yang tergolong baik
sebesar 98,92% kebutuhan (WNPG 2004)

Standar Pembanding (CS)


(Pernefri, 2011)

kode Jenis Data Pre HD HD


IDNT
= 35 x BBI 30 - 35 kkal/kg BB
1.1.1 Energi (kkal) = 35 x 58,5
= 2.047 kkal
= 30% x TE idem
= 30% x 2.047
2.1.1 Lemak (g)
= 614,1 kkal
= 68,23 gram
= o.6 - 0.75 g/lgBBI 1.2 g/kg BB
2.2.1 Protein (g) = o,6 x 58,5
= 35.1 gram
= By Difference E – (L+P) idem
= 2.047 – (614,1 + 140.4)
2.3.1 Karbohidrat (g) = 2.047 – (754.5)
= 1292.5 kkal
= 323 gram
4.2.7 Natrium 2000 mg 2000-2400 mg
4.2.6 Kalium 30 mg/kg/hari 8-17 mg/kg/hr
17

10% total energi idem


Lemak Jenuh
= 22,74 gram
cairan Tdak dibatasi urine output, 500 + UOP

= 90% (TB-100) x 1 kg idem


Rekomendasi
5.1 = 90% (165-100) x 1kg
BB / IMT /
= 90% (65) x 1 kg
Pertumbuhan
= 58,5 kg

Diagnosis Gizi pada CKD pre Dialisa


Domain Clinis
(NC 2.1) Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan CKD stage
V dan CHF HHF ditandai dengan hasil laboratorium BUN 54,1 mg/dl
(tinggi), albumin 3,25 g/dl (tinggi), kreatinin 10,04 mg/dl (tinggi),
kalium 5,07 mmol/L (tinggi), edema di kedua kaki, sesek dan batuk.

Diagnosis Gizi pada CKD post Dialisa


Domain Intake
(NI 5.1) Peningkatan kebutuhan zat gizi (protein) berkaitan dengan
hilangnya protein saat dialisis ditandai oleh, HD rutin 2x/ minggu,
Hb 4 g/dl (anemi)

Intervensi Gizi
NP1,1 Preskripsi Diet
Tujuan Diet
a. Mempertahankan asupan oral >80% kebutuhan

b. Membantu mengontrol kalium dan tekanan darah

ND 1. Makanan dan snack


ND1.2 Modifikasi Komposisi makanan dan snack (jenis diet):
Pre Dialisa : RPRGRK
Post Dialisa : HDRGRK
ND 1.2.1 Modifikasi tekstur: lunak
18
ND1.2.2 Modifikasi energi: 35 kkal / Kg BBI (Pernefri, 2018)
= 35 x 58,5
= 2.047 kkal

ND 1.2.3 Modifikasi Protein:


Pre Dialisa: protein rendah: 0.6 - 0.75 g/kg BBI = 35.1 g/hari
Post Dialisa: protein tinggi 1.2 g / Kg BBI== 70,2 gram
ND 1.2.4 Modifikasi KH: Karbohidrat cukup = 288,02 gram
ND 1.2.5 Modifikasi Lemak:
Lemak sedang (25 - 30% Total Energi)= 30% E= 68.23 g
Lemak Jenuh (<10% Total Energi)= 22,74 g
ND 1.2.7 Modifikasi Cairan:post Dialisa 500 ml + Output urine= 600 ml
ND 1.2. Modifikas natrium: rendah
pre Dialisa < 2000 mg/hari
Dialisa 2000 - 2400 mg/hari
ND 1.2. Modifikas kalium: rendah
pre Dialisa (39 mg/BBI/ hari)
Dialisa: 8-17 mg/BBI/hari

Pemberian Diet :Diet RP35RGRK, Diet HD70 RGRK


Frekuensi: 3x makanan utama, 2x selingan
Rute : Oral

Implementasi Diet RS
Standar Diet : Diet Lunak HD 70RGRK RS

Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium Kalium


(kkal) (g) (g) (g) (g) (g)
Standar RS 2.133 71 77,5 295,4 2081,91 2244,5
Kebutuhan 2.047 70,2 68,23 288,02 <2300 <2300
%Standar/
104 101 113 102 90,5 97,5
Kebutuhan
*Diet rendah garam (RG) dengan bentuk makanan bubur nasi, pemasakan
bubur dan lauk hewani menambahkan garam dapur sedangkan untuk lauk
nabati dan sayur tidak menambahkan garam.
19

Kesimpulan :
Implementasi diet RS menggunakan prinsip dan syarat diet pada
kondisi hemodialisa tinggi protein dengan pembatasan natrium dan kalium,
sehingga diet RS yang sesuai untuk digunakan adalah standar Hemodialisa
Protein 70 gram dengan tambahan rendah garam dan rendah kalium.
Pemberian diet hemodialisa protein 70 gram telah sesuai dan mencukupi
kebutuhan pasien, meskipun lemak berlebih 3%, pemberian diet tetap
dilanjutkan karena asupan pasien diharapkan meningkat secara bertahap
sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien.

Rekomendasi Diet
Standar Diet RS Rekomendasi
Waktu Makan (Diet HD 70 gr) (Diet Lunak-HD 70 gr)
Jenis Jumlah (g) Jenis Jumlah (g)
Makan Pagi Nasi 150 Bubur 300
Lauk Hewani 50 Lauk Hewani 50
Sayur 50 Sayur 50
Minyak 5 Minyak 5
Gula Pasir 15 Gula Pasir 15
Tepung susu 20 Tepung susu 20
Selingan Pagi Kolak ubi dan 75 Kolak ubi dan 75
singkong singkong
Makan Siang Nasi 150 Bubur 300
Lauk Hewani 100 Lauk Hewani 100
Lauk Nabati 25 Lauk Nabati 25
Sayur 50 Sayur 50
Buah 150 Buah 150
Minyak 5 Minyak 5
20

Selingan Siang Getuk 100 Getuk 100


Gula Pasir 15 Gula Pasir 15
Makan Malam Nasi 150 Nasi 300
Lauk Hewani 60 Lauk Hewani 60
Lauk Nabati 50 Lauk Nabati 50
Sayur 50 Sayur 50
Buah 100 Buah 100
Minyak 10 Minyak 10
Nilai Gizi Total Nilai %Standar/Keb Total Nilai %Standar/Keb
Gizi Gizi
E: 2133 kkal 104 % E : 1.732 kkal 84,6 %
P : 71 g 101 % P : 63,42g 90,3 %
L : 77,5 g 113 % L : 76,75 g 112 %
KH : 295,4 g 102 % KH : 247,14 g 85,8 %

E.1 Edukasi Gizi


E1.1Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai diet Rendah protein, diet
hemodialisa, rendah garam dan rendah kalium
b. Meningkatkan pengetahuan terkait pemilihan makanan yang tepat
untuk membantu pemulihan
E1.2 Prioritas Modifikasi
c. Rendah Protein (Pre dialisa)/ Tinggi Protein(Dialisa)
d. Rendah natrium dan Rendah Kalium
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019
Waktu: 10.15 WIB – 10.45 WIB
Sasaran: Pasien dan keluarga
Media : Leaflet Diet Hemodialisa dan Bahan Makanan Penukar
36

Kolaborasi (RC)
a. Berkolaborasi dengan dokter mengenai bentuk makanan sesuai
dengan toleransi dan kemampuan pasien.
b. Berkolaborasi dengan pramusaji mengenai pemesanan diet dan
distribusi makanan
c. Berkolaborasi dengan perawat terkait dengan pemberian diet dan
fisik klinis pasien
Rencana Monitoring
Tabel 2. 14 Rencana Monitoring
Hal yang Waktu
Indikator Target
Diukur Pengukuran
tidak terjadi
peningkatan
Berat Badan
1 minggu berat badan >
3kg
Antropometri

LILA Tidak
1 minggu mengalami
penurunan
1. BUN
2. Hemoglobin
3. Natrium Sesuai jadwal
Biokimia Mendekati
4. Kalium pemeriksaan Normal
5. Albumin
6. Kreatinin
1. Keadaan
umum
Klinis/Fisik 2. Tekanan Setiap hari Membaik
Terkontrol
Darah
3. Heart rate
36

4. Respiratory
rate
5. Suhu tubuh
6. Nafsu makan
7. Batuk
8. Sesak
9. Edem
10. urine output

Asupan energi, Asupan E, P, L,

protein, lemak, KH, Na, Lemak


Asupan Zat Gizi karbohidrat, Setiap hari >80%
kebutuhan,
kalium dan
Natrium, cairan
DAFTAR PUSTAKA

Ash S, Campbell KL, Bogard J. Millichamp A. 2014. Nutriton Prescription to

Achieve Positive Outcomes in Chronic Kidney Disease: a Systematic

Review Nutrients. 6:416-51.

Black, MJ & Hawk, H.J. 2006. Medical Surgical Nursing Clinic Management

for Positive Outcomes. Volume 2. Australia: Elsevier Mosby.

Brunner, S. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Cano, N, Fiazzadori E, Tesinsky P, Toigo G, Druml W, Kuhlamann M, Mann

H, et al. 2006. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Adult Renal

Failure. Clin Nutr; 25: 295-310.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan

Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Elamin M, Camporesi E. 2009. Evidence Based Nutritional Support in

Intensive Care Unit. Internasional Anesthesiologu Clinics; 47 (1): 121-38.

Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutritional Assesment, Second Edition.

Newyork: Oxford University Press Inc.

Ikizler TA. 2009. Dietery Protein restriction in CKD: the Debate Continues.

Am J Kidney Dis: 53: 189-91.

Ilayperuma, I. Nana Yakkana, G & Palahepitiya, N. 2010. A Model for the

Estimation of Personal Statue From the Length of Forearm. Internasional

Journal of Morphologi, 28 (4), PP.1081-86.

46
47

Kemenkes RI. 2013. Buku Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta:

Kemenkes RI.

Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) CKD Work Group.

KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and

Management of Chronic Kideney Disease. Kidney Int.Suppl 2013; 3:1-

150.

Kopple JD. 2014. Nutrition, Diet, and the Kidney. Dalam: Ross CA, caballero

B. Cousins RJ, Tucker KL, Ziegler TR, editor. Modern Nutrition in Health

and Disease Edisi ke 11. Lippinincott Williams & Wilkins, Hal 1330-71.

Lewis, Sharon L et al. 2011. Medical Surgical Nursing Volume 1. United

Kingdom: Elsevier Mosby.

Mahan, L. Katleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause’s: Food & the

Nutrition Care Process. 14th edition. Inc. St. Louise: Elsevier.

National Kidney Foundation. 2000. Clinical Practice Guidelines for Nutrition

in Chronic Renal Failure. Am J. Kidney Dis:35: S1-S140.

Pernefri. 2018. Konsensus Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta:

Perhimpunan Nefrologi Indonesia.

Price, SA., dan Wilson , L.M. 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit Edisi 6. Hal 1271; Huriawati H, Natalia S, Pita W.

Jakarta: EGC.

Rubenstein, David dkk. 2005. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Jakarta:

Erlangga.
48

Sherwood, L. 2007. Human Physiology From Cells to Systems 7th edition.

Canada: Brooks/ Cole cengage Learning P. 229-31.

Soegianto, B. 2007. Penilaian Status Gizi dan Buku Antropometri WHO

NCHS. Surabaya: Prima Airlangga.

Tambayong. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai