Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN GIZI PADA KASUS


HEMIPARESE (D) CUM P.N.VII DAN XII (D) UMN CUM
AFASIA MOTORIK EC SH (STROKE HAEMORRAGIC)

Disusun Oleh :

PATRESIA IDANG LUNG


19120063

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022
SKRINING
NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS-2002)

Nama : Tn. Sm Usia : 55 th


Bangsal : Unit stroke 4 Diagnosis:
Tanggal masuk : 26 Nov 2009 Tanggal screening: 27 Nov 2009

1. Screening Awal
Jawaban
No Kriteria
Ya Tidak
1 Apakah IMT <20,5 atau LLA <25 cm untuk wanita dan LLA √
<26,3 cm untuk pria?
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? √
3 Apakah asupan makan pasien menurun dalam 1 minggu √
terakhir?
4 Apakah pasien dengan penyakit berat (ICU)? √
- Jika tidak untuk semua kriteria screening diulang 1 minggu kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya dilakukan screening lanjut

2. Screening Lanjut
Risiko Gizi Kriteria Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor=0) Status gizi normal Absen Kebutuhan gizi normal
(Skor=0)
Ringan Kehilangan BB >5% Ringan Fraktur, pasien kronik
(Skor=1) dalam 3 bulan atau (Skor=1) (sirosis hati, COPD, HD
asupaan 50-75% dari rutin, DM dan kanker)
kebutuhan
Sedang Kehilangan BB >5% Sedang Bedah mayor, stroke,
(Skor=2) dalam 2 bulan atau IMT (Skor=2) pneumonia berat, kanker
18,5-20,5 atau asupan 25- darah
50% dari kebutuhan
Berat (Skor=3) Kehilangan BB >5% Berat Cedera kepala,
dalam 1 bulan (>15% (Skor=3) transplantasi sumsum,
dalam 3 bulan) atau IMT pasien ICU
<18,5 atau asupan 0-25% (APACHE>10)
dari kebutuhan
Skor : 1 Skor : 2 Total skor: 3
Ket.:
Skor ≥3 : risiko malnutrisi, perlu perencanaan gizi secara dini
Skor <3 : tidak berisiko malnutrisi/bisa dilakukan skrining seminggu kemudian terutama
bagi pasien yang akan melakukan bedah mayor dan perlu dilakukan
perencanaan dukungan yang baik untuk mencegah malnutrisi
Kesimpulan : Risiko malnutrisi
BAB I
PENDAHULUAN

A. ASSESSMEN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Sm
No Rekam Medis : 01.51.67.25
Ruang : Unit Stroke 4
Tanggal masuk : 26 Nov 2009
Tanggal kasus : 27 Nov 2009
Diagnosis medis utama : Hemiparese (D) cum p.n.VII dan XII (D) UMN cum
afasia motorik ec SH (Stroke Haemorragic)

DATA RIWAYAT PASIEN/KLIEN (CLIENT HISTORY/CH)


CH.1.Riwayat Personal
CH.1.1 Data Personal
Kode IDNT Jenis Data Hasil
CH-1.1.1 Umur 55 tahun
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Laki-laki
CH-1.1.5 Suku/etnik Jawa
CH-1.1.7 Kemampuan -
membaca/literacy
CH-1.1.8 Pendidikan terakhir SMA
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Kepala keluarga
CH-1.1.10 Merokok -
CH-1.1.12 Mobilitas -

Kesimpulan Data Personal Pasien/Klien:


Berdasarkan data diatas simpulkan bahwa. pasien berumur 55 tahun,
berjenis kelamin laki-laki, bersuku jawa, berpendidikan terakhir SMA dan
peran dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga.
CH.2. 1 Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga
Kode IDNT Jenis Data Hasil
Keluhan utama
pasien/klien yang berkaitan Sulit komunikasi
dengan gizi
Riwayat Penyakit ± 2JSMRS saat sholat
Sekarang subuh mendadak pelo (+),
perot (+), kemudian os sulit
berkata-kata, komunikasi
tidak jelas (+), kelemahan
CH-2.1 anggota gerak (-), mual(-),
muntah (-), kejang (-),
penkes (-)  RS
Riwayat Penyakit Dahulu Hipertensi (+)  ± 1 th,
DM (-), stroke (-), jantung
(-)

Riwayat Penyakit Keluarga Hipertensi (+) ayah

CH.2.2 Perawatan/Terapi Medis/Pengobatan


Kode IDNT Jenis Data Hasil
Terapi medis yang pernah
dilakukan
(chemotherapy, dialysis,
CH-2.2.1 -
penggunaan ventilator/oksigen,
radiasi, obat-obatan untuk
terapi dll)
Perawatan bedah
(coronary artery bypass, gastric
CH-2.2.2 bypass, bedah saluran -
pencernaan, transpanlantasi
organ, dll.)
Perawatan paliatif/end life care
CH-2.2.3 (pasien/klien dengan kondisi -
terminal atau mengancam jiwa)

Kesimpulan Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga :


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien memiliki keluhan
utama pasien yaitu sulit komunikasi. Pasien memiliki riwayat penyakit
sekarang yaitu subuh mendadak pelo (+), perot (+), kemudian os sulit berkata-
kata, komunikasi tidak jelas (+). Pasien juga memiliki riwayat penyakit dahulu
yaitu HT kurang lebih 1 th dan riwayat penyakit keluarga yaitu HT yang di
derita Ayah pasien.

CH.3 Riwayat Sosial Pasien/Klien


CH.3.1 Riwayat Sosial Pasien/Klien
Kode IDNT Jenis Data Hasil
CH-3.1.1 Faktor sosio ekonomi/penghasilan Sosial ekonomi
keluarga menengah keatas
CH-3.1.2 Tinggal dg isteri dan
Situasi rumah/hidup
3 anak laki-laki
CH-3.1.3 Issue/masalah di rumah (bila ada) -
CH-3.1.4 Dukungan sosial dan kesehatan Isteri dan Anak
CH-3.1.5 Jumoyo, Salam,
Letak geografis rumah
Magelang
CH-3.1.6 Pekerjaan/kesibukan PNS
CH-3.1.7 Agama Islam

Kesimpulan Riwayat Sosial Pasien/Klien:


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien memilik sosial
ekonomi menengah keatas, tinggal bersama isteri dan 3 anak di Jumoyo, Salam,
Magelang, bekerja sebagai PNS dan pasien beragama Islam.

BERKAITAN DENGAN RIWAYAT MAKAN/GIZI (FH)


FH.1 Asupan makanan dan zat gizi

Hasil Recall 24 jam diet* : Rumah sakit


Tanggal : 26/11/2009
Diet RS (bila sudah mendapat makanan di RS) : BBS

Implementasi Energi Protein Lemak KH


(kcal) (g) (g) (g)
Asupan oral 764,25 32,48 19,675 99,88
Asupan Enteral - - - -
Infus - - - -
Standar RS 1281,04 41,45 38,45 215,78
% Asupan 59,67% 78,36% 50,9% 46,46%
*bisa juga menggunakan metode Recall 24 jam
** Tulis standar pembanding (CS) asupan menggunakan standar RS.

Kesimpulan Riwayat Asupan Makanan dan Zat Gizi:


Berdasarkan data dari rata-rata asupan recall 24 jam dibandingkan
kebutuhan pasien dihasilkan presentase asupan E, P, L dan Kh termasuk dalam
kategori defisit (<80%), dimana cut off point dikatakan baik 80%-110%. (WNPG,
2004).

FH 2 Pemberian Makanan dan Zat Gizi


FH.2.1 Riwayat Diet
Kode Data Hasil
IDNT
FH- Riwayat Diet Pola makan 3x/hari
2.1 (riwayat pola
makan) Makanan pokok
Nasi 3x/hr @ 1-1,5 centong

Lauk hewani :
Daging ayam 2-3x/mg, cara pemasakan
digoreng, @1 ptg sdg
Telur 1x/hr, cara pemasakan digoreng, @1 btr
Daging sapi 1x/mg disemur santan, @1 ptg sdg
Daging kambing (-), jarang mengkonsumsi

Lauk nabati :
Tempe 2- 3x/hr, cara pemasakan digoreng
bawang dan garam @1 ptg sdg
Tahu 2-3x/hr, dibacem,digoreng @1 ptg sdg

Sayur : lodeh labu siam, bayam santan 1-2x


/mg, @1 sendok sayur (sebagian besar sayur
dimasak dengan santan)

Buah : mangga 2-3x /mg, ¼ bh


Jeruk manis 1-3x/mg, @ buah

Minuman : teh manis 1x/hr, 1 gls


Kopi 1-2x/mg, 1 gelas
Snack : mendoan 1-3x/mg, @buah
Pisang goreng 2x/mg, @ buah

Dulunya perokok berat.

Kesimpulan Riwayat Diet


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa asupan makan pasien cukup
beragam namun cara pengolahan lebih sering menggunakan santan dan
digoreng (kandungan Na dan lemak jenuh tinggi). Pasien memiliki riwayat
sebagai perokok berat.

FH.2.1.2 Pengalaman Diet


Kode IDNT Jenis Data Hasil
FH-2.1.2.1 Preskripsi diet masa lalu -
(ya/tidak, beri penjelasan
singkat)
FH-2.1.2.4 Upaya diet yang pernah -
dilakukan
FH-2.1.2.5 Alergi makanan Makanan yang terlalu
asam, pedas
FH-2.1.2.6 Intoleransi makanan -

Kesimpulan Pengalaman Diet:


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien alergi terhadap
makanan Makanan yang terlalu asam, pedas karena memiliki riwayat penyakit
lambung.

FH.2.1.4. Pemberian Makanan Enteral dan Parenteral


Kode Jenis Data Hasil
IDNT
FH-2.1.4.1 Akses enteral -
(nasoentric,oroentric, bedah pada
lambung/duodenum)
FH-2.1.4.2 Akses parenteral (peripheral/central) -
Kesimpulan Pemberian Makanan Enteral dan Parenteral:
Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa tidak terdapat data asupan
enteral dan parenteral.

FH.3 Penggunaan Obat-obatan/Obat alternative/pelengkap


Kode Data Hasil
IDNT
FH-3.1.1 Penggunaan obat yang 1. Brain act
diresepkan 2. Valsartan
3. Neurotam
4. Ceremax
5. Fortusin
6. Oksigen 3lt/mnt
FH-3.1.2 Penggunaan obat bebas -

Kesimpulan Penggunaan obat-obatan/obat alternative/pelengkap


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien diberi obat brain act
sebagai suplemen untuk mencegah degenerasi syaraf, obat valsartan sebagai
obat pasien hipertensi, obat neurotam sebagai obat penghambat kerusakan
jaringan di otak, ceremax sebagai obat untuk membantu mencegah dan
mengobati gangguan syaraf karena pembekuan darah, dan obat fortusin sebagai
obat mengobati batuk/dahak dan alergi.

FH 6 Faktor yang Mempengaruhi Akses Makanan dan Terkait Suplai


Makanan/Gizi
Kode Data Hasil
IDNT
FH 6 Faktor yang mempengaruhi Fasilitas menyimpan makanan :
akses makanan dan terkait tudung saji,¸almari makanan
suplai makanan/gizi

Kesimpulan faktor yang mempengaruhi akses makanan dan terkait suplai


makanan/gizi :
Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien menyimpan makanan
di almari makan atau biasa ditutup dengan tudung saji.

FH 7 Aktivitas dan fungsi fisik


Kode Data Hasil
IDNT
FH 7 Aktivitas dan fungsi Jumlah jam kerja : 5-6 jam
Jumlah jam tidur sehari : 7-8 jam
fisik
Jenis olahraga: badminton
Frekuensi :1x/minggu

Pasien lebih banyak makan makanan


yang dimasakkan istri di rumah,
jarang membeli makanan di luar

Kesimpulan Aktivitas dan fungsi fisik


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien bekerja selama 5-6 jam,
dan memiliki durasi tidur normal, berolahraga badminton dan berolahraga
1x/mg, pasien lebih banyak makan makanan yang dimasakkan istri di rumah.

PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD)


AD 1.1 Komposisi tubuh/pertumbuhan/riwayat berat badan
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
- Panjang Badan/Tinggi badan
(cm)
- Panjang Badan lahir (cm),
AD-1.1.1 TB 160 cm
pada anak
- Rentang lengan (cm)
- Tinggi lutut (cm)
AD-1.1.2 - Berat Badan Aktual (kg) 65 kg
- Berat Badan Ideal (kg) 54 kg
- Adjusted Body Weight (kg) 56,75 kg
AD-1.1.4 - Perubahan Berat Badan -
- Perubahan Berat Badan
gestasional (pada
kehamilan)
AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh (kg/m2) 25,39 kg/m2

AD-1.1.6 Pola pertumbuhan CS-5.1.3 Pola pertumbuhan


-koreksi usia untuk bayi yang diharapkan
prematur
-TB/U
-BB/TB
-BB/U
AD-1.1.7 Estimasi kompartemen tubuh -
- Persentase lemak tubuh (%),
bisep, tricep
- Lingkar Lengan Atas (cm)
- Lingkar pinggang (cm)

Kesimpulan pengukuran antropometri :


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien memiliki TB 160 cm,
BBa 65 kg, BBI 54 kg, BBadjst 56,75 kg dan IMT 25,39 kg/m2. Status gizi
berdasarkan IMT dikategorikan kelebihan berat badan tingkat ringan
(Kemenkes, 2019).

DATA BIOKIMIA, TES MEDIS, DAN PROSEDUR (BD)

Pemeriksaan Satuan/ Awal Masuk RS Kategori


urin/darah Nilai Normal ( 26 Nov 2009)
Hb 13-16 g/dl 14.9 g/dl Normal
AL 4.5-11. 103/UL 6,4.103/UL Normal
AE 4,6-6,2.106/UL 5,1.106/UL Normal
AT 150-450.103/UL 14,6. 103/UL Rendah

HMT 40-54 % 44,5 % Normal


GDS 80-140 109 Normal
TP 7-8 g/dl 7,26 g/dl Normal
Alb 4,2-5,5 g/dl 3,73 g/dl Rendah
Kreatinin 0,6-1,3 1,18 Normal
BUN 8-25 mg/dl 16,3 mg/dl Normal
Uric 2,7-8,5. mg/dl 5,9 mg/dl Normal
Na 135-145 mmol/L 137 mmol/L Normal
K 3,4-5,4 mmol/L 4,2 mmol/L Normal

Cl 95-108 mmol/L 102 mmol/L Normal

Kesimpulan Data Biokimia :


Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa pasien mengalami penurunan
angka trombosit (AT) dan albumin pada darah yang menunjukan adanya
gangguan pembekuan darah.

DATA FISIK YANG BERKAITAN DENGAN GIZI (PD)


PD-1.1. Data fisik yang berhubungan dengan gizi

Kode IDNT Data Fisik Hasil


PD-1.1.1 Penampilan keseluruhan CM, Sedang, sulit
(keadaan umum) berkata-kata
PD-1.1.3 Cardiovascular-pulmonary Pemeriksaan penunjang :
(edema pulmo, sesak napas Hasil CT-scan :
dll.) perdarahan di capsula
externa dan capsula
interna sinistra
Ro thorax : pulmo normal
dan cardiomegali
EKG SR HR 68x/menit
PD-1.1.4 Ekstremitas, otot, tulang Hemiparese dextra

PD-1.1.5 Sistem pencernaan Anoreksia.


PD-1.1.6 Kepala dan mata
PD-1.1.9 Vital sign
- Tekanan darah (mmHg) : 160/90 mmHg (HT st I)
- Nadi (kali/menit) : 84 x/menit (normal)
- Suhu (0C) : afebris
- Respirasi (kali/menit) : 16x/menit (lambat)

Kesimpulan Pemeriksaan Fisik/Klinis:


Berdasarkan data diatas di simpulkan bahwa pasien dalam keadaan
composmentis dan sedang. Pasien mengalami hemiparese (kelumpuhan) pada
tubuh bagian kanan. Pasien mengalami anoreksia. Berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang dihasilkan bahwa terjadi perdarahan di capsula externa
dan capsula interna sinistra. Pada hasil pemeriksaan vital sign dihasilkan
bahwa pasien mengalami HT stage II dan suhu afebris.

B. DIAGNOSIS GIZI

DOMAIN INTAKE (NI)


(NI-2.1) Asupan oral inadekuat berkaitan dengan adanya gangguan pada syaraf
motorik yang ditandai dengan anoreksia dan asupan zat gizi E, P, L dan KH <80%
atau defisit.
NI-2.11 Daya terima makanan terbatas berkaitan dengan adanya gangguan pada
syaraf motorik ditandai dengan hemiparese dextra, pelo, perot dan anoreksia.
NI-5.3 Penurunan kebutuhan Natrium berkaitan dengan retensi cairan akibat
penyakit kronis ditandai dengan TD 160/90 mmHg (HT stage II).
C. INTERVENSI GIZI
I. PLANNING
PEMBERIAN MAKAN DAN ATAU ZAT GIZI (NUTRITION
DELIVERY/ND)
a. Tujuan
1) Membantu meningkatkan asupan makan
2) Membantu mengontrol tekanan darah.
3) Membantu mencapai status gizi normal.
b. Prinsip/syarat Diet
1) Energi cukup yaitu 25 kkal/kgBB/hari
2) Protein cukup yaitu 1 g/kgBB/hari
3) Lemak cukup yaitu 25 % dari kebutuhan
4) Karbohidrat cukup yaitu sisa dari total kebutuhan
5) Memberikan makanan tinggi serat.
6) Membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh.
7) Membatasi makanan tinggi natrium seperti makanan yang diawetkan,
makanan instan dan kaleng.
8) Memberikan makanan sesuai daya terima.
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
BB = 65 kg
BBI = 54 kg
BBA= 56,75 kg
Energi basal = 25 kkal/kgBB/hari
= 25 x 56,75
= 1418,75 kkal
Koreksi = FA (1,1) dan FS (1,3)
= 1418,75 x 1,1 x 1,3
= 2028,81 kkal
Protein = 1 g/kgBB/hari
= 1 x 56,75
= 56,75 g x 4 kkal/g
= 227 kkal
Lemak = 25 % x 2028,81 kkal
= 507,2 kkal/9 kkal/g
= 56,35 g
Karbohidrat = E- (P+L)
=2028,81 – (227 + 507,2)
= 2028,81 – 769,81
= 1259: 4 kkal/g
= 314,75 g
Natrium = < 600 mg

d. Preskripsi Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : RG
Bentuk Makanan : Saring
Modifikasi Zat Gizi : -
Rute/cara pemberian : Oral
Jadwal Pemberian : 3x makan utama (07.00, 12.00 dan 18.00)
2x selingan (10.00 dan 15.00)
RENCANA EDUKASI GIZI (E)
E-1. Materi/isi Edukasi
KODE Data Keterangan
IDNT
E-1.1 Tujuan Edukasi 1. Memberikan
pengetahuan/pemahaman
(misalnya untuk keluarga pasien mengenai diet
pencegahan, managemen yang diberikan.
penyakit) 2. Memberikan pemahaman
terhadap isi leaflet diet RG,
pengertian, tujuan dan prinsip
syarat diet.
3. Memberikan pemahaman ke
keluarga pasien tentang
pentingnya pengaturan makan
terutama penggunaan sumber
bahan makanan tinggi Na,
mengatur pola makan sehat
dan contoh menu sehari.
4. Memberikan pemahaman
mengenai BMP dan URT
menggunakan food model.
5. Memotivasi agar pasien
menghabiskan makanan nya
untuk mencapai kesembuhan.

E-1.2 Prioritas modifikasi Asupan oral inadekuat, daya terima


makanan terbatas dan penurunan
kebutuhan Na.
E-1.5 Rekomendasi modifikasi Di berikan diet RG dalam bentuk
saring.
E-1.6 Topik lain yang berkaitan -

Waktu 30- 45 menit


Sasaran Keluarga
Metode Komunikasi dua arah
Alat bantu Leaflet diet RG, food model dan
BMP
RENCANA KONSELING GIZI (C)
KODE Data Keterangan
IDNT
C-2.2 Penetapan tujuan konseling 1. Memberikan pemahaman kepada
di berikan.
2. Memberikan pemahaman
terhadap isi leaflet diet RG,
pengertian, tujuan dan prinsip
syarat diet.
3. Memberikan pemahaman kepada
keluarga pasien mengenai
makanan yang di batasi, dan di
anjurkan.
4. Memberikan pemahaman kepada
keluarga pasien tentang
pemenuhan makanan terkait gizi
dan contoh menu sehari.
5. Memberikan pemahaman
mengenai BMP dan URT
menggunakan food model.
6. Memberikan motivasi kepada
pasien untuk mematuhi diet yang
di berikan agar pasien mencapai
kesembuhan.

C-2.3 Monitoring kemandirian


C-2.4 Pemecahan masalah Memberikan konseling mengenai diet
RG agar asupan pasien meningkat.

C-2.5 Dukungan social Keluarga


C-2.6 Manajemen stress -
C-2.9 Mencegah relaps/kambuh -
C-2.10 Reward Apresiasi kepada pasien dan keluarga
pasien saat melaksanakan konseling
yang diberikan.
Waktu 30- 45 menit
Sasaran Keluarga
C-2 Metode/Strategi Komunikasi dua arah
Alat bantu Leaflet diet RG, food model dan BMP
RENCANA KOORDINASI ASUHAN GIZI (RC)
KODE Data Hasil
IDNT
(ya/tidak, beri penjelasan singkat)

RC-1.1 Koordinasi kegiatan Ya, Melakukan koordinasi dengan


dengan asuhan lain yang tenaga medis lain berkaitan tentang
berkaitan dengan asuhan informasi pemberian obat yang di
gizi yang dilakukan gunakan, infus yang diberikan,
pemeriksaan lanjutan terkait biokimia
dan fisik klinis, serta penanganan terapi
lanjutan.

RC-2 Pemulangan pasien dan


merujuk/transfer pasien ke
unit/institusi baru atau
distisien lain

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Anamnesis Hal yang Waktu Target
Diukur Pengukuran
FH Asupan E, P, L, Setiap hari Asupan baik (>80%)
Kh
AD BB Seminggu sekali BB normal

BD AT Setiap pengecekan Mencapai batas


Alb lab terbaru normal

PD TD Setiap hari Normal


Nadi Normal
Respirasi Normal
BAB II

PEMBAHASAN

Stroke adalah gangguan saraf yang ditandai dengan penyumbatan pembuluh


darah. Gumpalan terbentuk di otak dan mengganggu aliran darah, menyumbat
arteri dan menyebabkan pembuluh darah pecah, menyebabkan pendarahan. Stroke
terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu stroke iskemik/transient ischemic attack, stroke
hemoragik, dan ischemic to hemorrhagic transformation (IHT). Stroke hemoragik
disebabkan oleh pendarahan ke otak oleh pecahnya pembuluh darah. Stroke
hemoragik dapat dibagi lebih lanjut menjadi perdarahan intraserebral (ICH) dan
perdarahan subarachnoid (SAH) (Basyir et al., 2021). Stroke hemoragik terjadi
pada otak yang mengalami kebocoran atau pecahnya pembuluh darah yang ada di
dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel
di dalam otak. Kondisi tersebut menimbulkan gejala neurologis yang berlaku
secara mendadak dan seringkali diikuti gejala nyeri kepala yang berat pada saat
melakukan aktivitas akibat efek desak ruang atau peningkatan tekanan intrakranial
(TIK). Efek ini menyebabkan angka kematian pada stroke hemoragik menjadi
lebih tinggi dibandingkan stroke iskemik (Setiawan, 2021).
Manifestasi klinis secara umum dari stroke yaitu munculnya sakit kepala
yang hebat, afasia (gangguan bahasa), hemiparesis (kelemahan otot pada salah
satu sisi tubuh) dan facial palsy (kelemahan pada sebagian otot wajah). Seseorang
yang mengalami stroke hemoragik dapat timbul berbagai manifestasi klinis,
seperti nyeri kepala, tekanan darah meningkat, muntah, kejang, lesu, penurunan
kesadaran, bradikardi, kaku leher, kelumpuhan, afasia, kelumpuhan lapang
pandang vertikal, ptosis dan pupil tidak reaktif (Basyir et al., 2021).
Hipertensi adalah penyebab paling umum stroke hemoragik. Perubahan
hipertensi menyebabkan perdarahan intrakranial non- lobar (ICH).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal.
Seseorang dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah sistoliknya
>140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg. Semakin meningkatnya usia maka lebih
beresiko terhadap peningkatan tekanan darah terutama tekanan darah sistolik
sedangkan diastolik meningkat hanya sampai usia 55 tahun. Gaya hidup yang
tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik,
pola makan dan stress (Mahmudah et al., 2015). Pada hipertensi terjadi beberapa
gangguan fisiologis yang dapat memicu terjadinya komplikasi berupa stroke.
Gangguan yang terjadi yaitu perubahan struktur pembuluh darah serebral,
perubahan aliran darah serebral, stres oksidatif, peradangan, dan disfungsi
barorefleks arteri. Hipertensi memiliki efek besar pada struktur pembuluh darah
otak. Faktor mekanik, saraf, dan humoral, semua berkontribusi terhadap
perubahan komposisi dan struktur dinding serebrovaskular. Hipertensi mencetus
timbulnya plak aterosklerotik di arteri serebral dan arteriol, yang dapat
menyebabkan oklusi arteri dan cedera iskemik (Yonata & Pratama, 2016).
Prevalensi kekurangan zat gizi secara signifikan lebih umum pada kelompok
stroke hemoragik (62%) dibandingkan dengan kelompok stroke non hemoragik
(25%). Sebanyak 73% pasien stroke mengalami malnutrisi. Pemberian nutrisi pada
pasien stroke dapat diberikan sesuai dengan penyebab stroke tersebut (Siregar et
al., 2018). Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang
meningkatkan penyakit hipertensi. Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan
ekstraseluler menyebabkan volume darah yang berdampak pada timbulnya
hipertensi (Mahmudah et al., 2015). Upaya penurunan tekanan darah dapat
dilakukan dengan monitoring tekanan darah dan mengatur gaya hidup. Bahan
makanan sangat berpengaruh terhadap tekanan darah terutama bahan makanan
yang diawetkan, makanan instan, makanan kaleng, jerohan dan asinan. Bahan
makanan tersebut memiliki kandungan natrium >1000 mg jika dikonsumsi
berlebihan. Perlunya pengaturan gaya hidup dengan mengurangi asupan garam
atau diet rendah garam. Penatalaksanaan hipertensi, diet rendah garam sangat
diperlukan. Pembatasan asupan natrium berupa diet rendah garam merupakan
salah satu terapi diet yang dilakukan untuk mengendalikan tekanan darah.
Penderita hipertensi berat diet rendah garam yang disarankan adalah 200-400 mg
Na/hari sedangkan untuk penderita hipertensi tidak terlalu berat diet rendah garam
yang disarankan 600-800 mg Na/hari dan untuk penderita hipertensi ringan diet
rendah garam yang disarankan adalah 1000-1200 mg Na/hari (Mapagerang et al.,
2018).
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus diatas pasien masuk RS pada tanggal 26/11/2009 dan diagnosis
medis utama hemiparese (D) cum p.n.VII dan XII (D) UMN cum afasia motorik
ec SH (Stroke Haemorragic). Pada hasil skrining pasien dinyatakan beresiko
malnutrisi dengan skor 3. Pasien datang ke RS mengeluhkan sulit komunikasi.
Pasien memiliki riwayat penyakit sekarang yaitu subuh mendadak pelo (+), perot
(+), kemudian os sulit berkata-kata, komunikasi tidak jelas (+). Pasien juga
memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu HT kurang lebih 1 th dan Riwayat
penyakit keluarga yaitu HT yang di derita Ayah pasien. Diketahui presentase
asupan E, P, L dan Kh termasuk dalam kategori defisit. Asupan makan pasien cukup
beragam namun cara pengolahan lebih sering menggunakan santan dan digoreng
(kandungan Na dan lemak jenuh tinggi). Pasien memiliki riwayat sebagai perokok
berat. Pasien alergi terhadap makanan Makanan yang terlalu asam, pedas karena
memiliki riwayat penyakit lambung. Pasien bekerja selama 5-6 jam, dan memiliki
durasi tidur normal, berolahraga badminton dan berolahraga 1x/mg, pasien lebih
banyak makan makanan yang dimasakkan istri di rumah. Diketahui data
antropometri pasien yaitu memiliki TB 160 cm, BBa 65 kg, BBI 54 kg, BBadjst
56,75 kg dan IMT 25,39 kg/m2. Status gizi berdasarkan IMT dikategorikan
kelebihan berat badan tingkat ringan. Berdasarkan data biokimia pasien yaitu
bahwa pasien mengalami gangguan pada pembekuan darah sehingga yang dapat
menyebabkan terjadinya pendarahan. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
dihasilkan bahwa pasien dengan keadaan composmentis dan sedang. Pasien
mengalami hemiparese (kelumpuhan) pada tubuh bagian kanan. Pasien
mengalami anoreksia. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang dihasilkan
bahwa terjadi perdarahan di capsula externa dan capsula interna sinistra. Pada
hasil pemeriksaan vital sign dihasilkan bahwa pasien mengalami HT stage II dan
suhu afebris.
Masalah utama pasien yaitu asupan oral inadekuat, daya terima makanan
terbatas dan penurunan kebutuhan Na. Pasien diberikan diet RG dengan energi
diberikan 25 kkal/kg BB/hari dengan koreksi faktor aktifitas 1,1 yang
direkomendasikan untuk pasien dengan aktivitas ringan, kemudian faktor stres
diberikan 1,3 dimana penyakit yang di derita pasien merupakan penyakit stroke.
Protein diberikan cukup yaitu 1 g/kgBB/hari. Kemudian lemak diberikan cukup
yaitu 25 % dari total energi. Karbohidrat di berikan cukup yaitu sisa dari total
kebutuhan untuk mencegah malnutrisi kronis pada pasien. Diet RG diberikan
menyesuaikan keadaan pasien yaitu HT. Diet RG diberikan karena pasien
memiliki riwayat HT sehingga perlunya pengaturan penggunaan garam/sumber
Na untuk membantu mengontrol tekanan darah. Bentuk makanan yang diberikan
yaitu saring peroral diberikan dengan menyesuaikan dengan keadaan pasien yaitu
sulit mengunyah makanan karena hemiparese dextra dan perot. Makanan saring
mudah di telan dan membantu meringankan proses saluran pencernaan.
Pemberian dalam bentuk lunak bertujuan untuk meningkatkan asupan makan
pasien secara bertahap. Jadwal pemberian makan yaitu 3 x makan utama dan 2 x
selingan. Pemilihan bahan makanan yang dipilih yaitu membatasi makanan yang
merangsang pencernaan dan karbohidrat sederhana dan membatasi makanan
dengan kandungan Na tinggi seperti makanan kaleng, makanan instan dan
makanan yang diawetkan. Pemantauan asupan makan pasien dan fisik klinis
dilakukan setiap hari, sedangkan pemantauan BB disesuaikan dengan kondisi
pasien, pemantauan biokimia dilakukan menyesuaikan jadwal pemeriksaan
laboratorium berikutnya dan pemeriksaan vital sign dilakukan setiap hari.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Kesimpulan
1) Pasien di diagnosis medis utama yaitu hemiparese (D) cum p.n.VII dan
XII (D) UMN cum afasia motorik ec SH (Stroke Haemorragic). Pada hasil
skrining pasien dinyatakan beresiko malnutrisi dengan skor 3. Pasien
datang dengan keluhan sulit komunikasi. Pasien memiliki riwayat penyakit
sekarang yaitu subuh mendadak pelo (+), perot (+), kemudian os sulit
berkata-kata, komunikasi tidak jelas (+). Pasien juga memiliki riwayat
penyakit dahulu yaitu HT kurang lebih 1 th dan Riwayat penyakit keluarga
yaitu HT yang di derita Ayah pasien
2) Asupan E, P, L dan Kh termasuk dalam kategori defisit.
3) Pasien memiliki TB 160 cm, BBa 65 kg, BBI 54 kg, BBadjst 56,75 kg dan
IMT 25,39 kg/m2. Status gizi berdasarkan IMT dikategorikan kelebihan
berat badan tingkat ringan.
4) Berdasarkan data bikomia di simpulkan bahwa pasien mengalami
gangguan pada pembekuan darah.
5) Keadaan pasien yaitu composmentis dan sedang, mengalami hemiparese
(kelumpuhan) pada tubuh bagian kanan, mengalami anoreksia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang dihasilkan bahwa terjadi
perdarahan di capsula externa dan capsula interna sinistra. Pada hasil
pemeriksaan vital sign dihasilkan bahwa pasien mengalami HT stage II
dan suhu afebris.
6) Masalah prioritas yang dialami yaitu asupan oral inadekuat, daya terima
makanan terbatas dan penurunan kebutuhan Na.
7) Pemberian intervensi gizi dengan prinsip dan syarat diet energi cukup
sebesar 25 kkal/kgBB/hari dengan koreksi faktor aktivitas 1,1 dan faktor
stress 1,3, protein diberikan cukup yaitu 1 g/kgBB/hari, lemak diberikan
cukup yaitu 25 % dari kebutuhan, dan karbohidrat cukup yaitu sisa dari
energi total. Membatasi makanan dengan tinggi Na, lemak jenuh dan
merangsang pencernaan.
8) Pasien diberikan diet RG (Diabetes Melitus Diet Jantung Rendah Garam)
per oral dengan bentuk makanan saring dengan jadwal makan yaitu 3 x
makan utama dan 2 x selingan.
9) Perlunya rencana edukasi/konseling gizi terkait diet yang diberikan,
makanan yang dianjurkan dan dibatasi serta motivasi agar pasien
menghabiskan makananya.
10) Monitoring evaluasi gizi yang dilakukan meliputi monitoring asupan
makan, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan biokimia, dan
pemeriksaan fisik klinis.
DAFTAR PUSTAKA

Basyir, I. F., Nurkhalifah, N., & Linggabudi, I. G. B. W. (2021). Gambaran


Radiologis pada Bidang Neurologis Stroke. Jurnal Syntax Fusion, 1(10), 588-
603.

Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai faktor pencetus


terjadinya stroke. Jurnal Majority, 5(3), 17-21.

Setiawan, P. A. (2021). Diagnosis dan Tatalaksana Stroke Hemoragik. Jurnal


Medika Hutama, 3(01 Oktober), 1660-1665.

Siregar, D. A. S., & Yono, S. (2018). Perbedaan Asupan Dan Status Gizi Pada
Pasien Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik Di Rsud Prof. Dr. Margono
Soekarjo. Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman, 2(1), 43-50.

Mahmudah, Nura, Bintanah, Sufiati dan Erma Handarsari. 2015. “Hubungan


Asupan Protein Dengan Kadar Ureum, Kreatinin, dan Kadar Hemoglobin
Darah pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa Rawat Jalan Di RS
Tugurejo Semarang.” Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang
3(1):22-32.
Mapagerang, Rostini et al. 2018. “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada
Penderita Hipertensi Dengan Kontrol Diet Rendah Garam.” Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah 7(1):37-44.
Waktu Menu makan Bahan makanan URT Berat E P (g) L (g) Kh (g) Na
makan (Kkal) (mg)
Makan pagi Bubur saring Bubur tepung beras 1 ½ ctg 150 262,5 6 - 60 0
Pepes tahu Tahu 1 bh bsr 55 75 2,5 3 7 2
cincang Wortel ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 25
Sup telur + Brokoli ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 47
sayuran iris Wortel ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 25
tipis
Telur 1 btr 50 50 3,5 5 - 71
Sari Melon Melon 1 ptg sdg 90 50 - - 12 7
orange Air 1 gls 250 ml - - - - -
Total 475 13,5 8 86,5 177
Selingan Jus jeruk Jeruk manis 1 bh sdg 50 50 - - 12 4
Gula 1 sdm 13 50 - - 12 1
Total 100 - - 24 5
Makan Bubur saring Bubur saring kuning 2 ctg 200 350 8 - 80 0
siang Ayam giling Ayam 1 ptg sdg 35 150 7 13 - 54,5
bb bakar
Tim tempe Tempe 2 ptg sdg 25 75 2,5 6 7 7
balut tepung Tepung 2 sdm 10 43,75 1 - 20 2
Wortel cream Jagung cincang 3 sdm 45 43,75 1 - 20 5
soup halus
Wortel ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 25
Susu 2 sdm 10 75 3,5 6 10 36
Pisang Pisang 1 bh sdg 75 50 - - 12 10
Total 800 23,5 25 151,5 139,5
Selingan Teh dan bubur Teh 1 gls 250 ml - - - - 0
siang kacang hijau Gula 1 sdm 13 50 - - 12 1
saring
Kacang hijau 2 sdm 20 37,5 2,5 1,5 3,5 42
Santan 1/3 gls 40 50 - 5 - 7
Total 137.5 2,5 6,5 15,5 50

Makan Bubur saring Bubur tepung beras 1 ctg 150 175 4 - 40 0


malam Tim ikan Ikan kakap 1/3 ekr kcl 40 50 7 3 - -
cincang bb
kuning
Rolade tahu Tahu 1 bh bsr 55 75 2,5 3 7 2
Telur ayam 1 btr 50 100 3,5 5 - 71
Minyak 1 sdt 5 50 - 5 - 0
Bening labu Labu siam 1 gls 100 25 0,5 - 10 2,3
siam iris tipis Wortel ½ gls 50 12,5 - - 2,5 25
Total 487,5 21,5 16 59,5 100,3
Total perhitungan menu 2000 61 55,5 337 471,8
Kebutuhan 2028,81 56,75 56,35 314,75 >600
% pemenuhan 98,57% 107,48 98,49% 107,06%
%

Anda mungkin juga menyukai