Disusun oleh :
Disusun Oleh:
Siti Maysarah
Mengetahui,
A. SKRINING
Total Skor 0
PENILAIAN SKOR
Skor > 2 dinyatakan beresiko Malnutrisi
Skor < 2 dinyatakan tidak beresik0 Malnutrisi
Jika skor > 2 rujuk Dietisien/
BAB 1
PENDAHULUAN
ASSESSMEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
No Rekam Medis :-
Ruang :-
Tanggal masuk : 1 Desember 2020
Tanggal kasus : 1 Desember 2020
Diagnosis medis : Susp Hepatitis Akut
(misalnya kepercayaan
tertentu tentang makanan,
obsesi pada makanan
tertentu, obesesi tentang
berat badan, kepercayaan
yang tidak ilmiah, kesukaan
pada makanan tertentu,
kesiapan untuk mengubah
perilaku yang berhubungan
dengan makanan)
FH 5 Perilaku -
(binge behavior, kebiasaan
memuntahkan kembali
makanan, penggunaan obat
laxative, puasa berlebihan,
olah raga berlebihan,
perilaku saat makan, durasi
makan.)
(keikutsertaan dalam
program makanan/gizi di
komunitas/lingkungan,
ketersediaan makanan dan
yang aman, akses dalam
menyiapkan makanan
termasuk fasilitas alat
persiapan makanan, alat
makan, dll)
(persepsi pasien/klien
terhadap intervensi gizi dan
dampaknya pada kehidupan ,
respon terhadap kualitas
hidup terkait gizi)
C. DIAGNOSIS GIZI
D. INTERVENSI GIZI
I. PLANNING
PEMBERIAN MAKAN DAN ATAU ZAT GIZI (NUTRITION
DELIVERY/ND)
a. Tujuan
1.Memberikan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi,
sesuai dengan daya terima pasien
2.Meningkatkan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
pada pasien secara bertahap
b. Prinsip/syarat Diet
1. Energi cukup sesuai kebutuhan, dikoreksi sesuai dengan factor
stress dan factor aktivitas.
2. Lemak 20% dari TEE
3. Protein 1,25 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein
4. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari total kebutuhan
5.Vitamin c 90 mg
6.zat besi 9 mg
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
(Harist Benedict)
BMR (pria) = 66,5+13,75(W)+5(H)-6,78(A)
d. Preskripsi Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : Diet Hati
Bentuk Makanan : lunak Tim
Modifikasi Zat Gizi (bila ada) : -
Rute/cara pemberian : oral
Jadwal Pemberian : 3 kali makan utama, 2 kali selingan
(masalah utama
pasien/klien)
0,
5
2
0
Selingan Susu coklat Tepung susu 1 gls 200 75 7 - 10
pagi skim
Makan Nasi tim Beras 1 ctg 200 175 4 - 40
siang Bothok telur ayam Telur ayam 1btr 55 75 7 5
Kering tempe Tempe 2 ptg sdg 50 75 5 3 7
minyak 1 sdt 5 50 5
pisang 1 bh kcl 50 50 12
Total 1975 68,9 42,76 298,7
Kebutuhan 2.019,73 72 44,88 302,9
5
%Persen pemenuhan 97% 95% 95% 98%
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hepatitis
Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya
inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi,
obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan sistem antibodi (Arief,
2012). Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).
Menurut Engram (1998) hepatitis adalah inflamasi akut pada hepar, ini
dapat disebabkan oleh bakteri atau cidera toksik, tetapi hepatitis virus lebih sering
ditemukan.
Menurut Reeves (2001) hepatitis adalah peradangan luas pada jaringan
hati yang menyebabkan nekrosis dan generasi sel.
Menuru Carpenito (1990) hepatitis adalah inslamasi hepar yang
disebabkan oleh salah satu dari lima agen virus yang berbeda
Berdasarkan dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit
hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh bakteri atau cidera
toksik, virus yang menyebabkan nekrosis dan degenerasi sel.
B. Etiologi
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi virus, kondisi autoimun, dan
hepatotoksin yang berasal dari metabolit sekuder obat-obatan, toksin, atau
alkohol.
C. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahanbahan kimia.
Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki
suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola
normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-
sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem
imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian
besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal
(Baraderu, 2008).
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan
meliputi: 1. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang
disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun
(pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek
terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5
hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus
B. 2. Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat,
penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera
yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang
setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa
lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. 13 3. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali,
namun lemas dan lekas capai.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil skrinin gizi pasien menyatakan bahwa pasien tidak
beresiko malnutrisi.
2. Berdasarkan hasil pengukuran indek masa tubuh (IMT), status gizi pasien
dalam kategori normal
3. Keluhan utama pada pasien yaitu mual, nyeri pinggang dan juga sakit
perut
4. Berdasarkan hasil biokimia kadar SGOT,SGPT, Leukosit, ureum, dan
bilirubin total pada pasien tinggi
5. Diketahui perhitungan kebutuhan zat gizi pasien yaitu energi 2.019,73,
lemak 44,88 gram, protein 72 gram dan karbohidrat 302,95.
6. Jenis diet yang diberikan kepada pasien yaitu diet hati IV, bentuk makanan
lunak, rute pemberian oral.
7. Dilakukan monitoring evaluasi pada food history, antropometri dan juga
biokimia.
SARAN
1. Untuk pasien
Sebaiknya pasien menjaga pola hidup sehat, menjaga pola makan yang
sehat, menghindari minuman yang mengandung kafein.
2. Untuk keluarga pasien
Sebaiknya pihak keluarga senantiasa memotivasi pasien agar melakukan
diet yang diberikan, menjalani diet yang di berikan dengan benar untuk
mempercepat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA