A. SKRINING
(lampirkan dan jelaskan hasil skrining pasien)
B. ASSESSMEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
No Rekam Medis : 566075
Ruang : Mawar A4
Tanggal masuk : 26 Maret 2017
Tanggal kasus : 27 Maret 2017
Diagnosis medis : Dyspepsia, Vomitus, Konstipasi, DM, HT
mengalami peningkatan tekanan darah, respirasi cepat dan dalam keadaan febris (demam)
C. DIAGNOSIS GIZI
b. Prinsip/syarat Diet
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan, yaitu 1500 kkal
2. Protein diberikan cukup, yaitu 1 g/kgBB
3. Lemak diberikan rendah yaitu 20% dari total energi
4. Karbohidrat cukup sisa dari total sisa kebutuhan energi
5. Pembatasan asupan natrium, yaitu 600-800 mg
6. Asupan serat ditambah secara bertahap dan asupan cairan juga ditambah untuk
mengurangi konstipasi.
7. Makanan diberikan dalam bentuk lunak
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Energi = Rumus Perkeni
BBI = 90% (TB-100) x 1 kg
= 90% (151-100) x 1 kg
90
= x 51 = 45,9 kg
100
Kalori basal = 25 x BBI
= 25 x 45,9
= 1147,5 kkal
FA = Kalori basal x 20%
= 1147,5 x 20%
= 229,5
Koreksi umur = Kalori basal x -10%
= 1147,5 x -10%
= -114,75 kkal
Energi = 1147,5 + 229,5 - -114,75 kkal
= 1377 - -114,75 = 1491 kkal = 1500 kkal
Protein = 1 x BB
= 1 x 53
= 53 gram x 4
= 212 kkal
Lemak = 20% x total energi
20
= x 1500
100
300 kkal
=
9
=33 g
Karbohidrat = Energi – (protein + lemak)
= 1500 – (212 + 375)
= 1500 – 587
913 kkal
=
4
= 228,25 g
1
Penukar = Karbohidrat = X 1500=750 kkal
2
750 kkal
= =4,2=¿ 4 P
175
5 75
Gula = X 1500= =1,5=¿ 1 P
100 50
Protein Hewani = 3 P
Protein Nabati = 2 P
Sayur =4P
Buah =2P
Minyak =4P
d. Preskripsi Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : DMRG
Bentuk Makanan : Makanan lunak
Modifikasi Zat Gizi (bila ada) : -
Rute/cara pemberian : Secara oral
Jadwal Pemberian : Jadwal pemberian diet 5x sehari berupa 3x makanan
utama dan 2x selingan (pagi dan sore)
A. Penjabaran Menu
Golongan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Karbohidrat 4 700 16 0 160
Protein 3 150 21 6 0
Hewani
(Rendah
Lemak)
Protein Nabati 2 150 10 6 14
Sayuran A 1 0 0 0 0
Sayuran B 4 100 4 0 20
Buah 2 100 0 0 24
Gula 1 50 0 0 12
Minyak / 4 200 0 20 0
Lemak
Total 1450 51 32 230
Kebutuhan 1500 53 33 228,25
%pemenuhan 96,67 % 96,23% 96,97% 100,77%
Waktu 30 menit
Sasaran Pasien dan keluarga pasien
Metode Ceramah dan tanya jawab
Alat bantu Leaflet diet DM dan Hipertensi
Mellitus adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Diabetes
mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
darah atau hiperglikemia, dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, dan
menimbulkan komplikasi akut serta kronik. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia tahun
2006, seseorang didiagnosa menderita Diabetes Mellitus jika memiliki kadar gula darah sewaktu >
200 mg/dl dan gula darah puasa > 126 mg/dl.
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin (Almatsier, 2010). Insulin
merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin dan glukagon
berfungsi untuk mengendalikan kadar glukosa didalam darah (Setiabudi, 2008). Gejala pada penyakit
diabetes mellitus yaitu banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), banyak kencing (poliuri),
lemas, berat badan turun, dan mudah lelah. Faktor resiko diabetes mellitus dapat teriadi pada usia
lebih dari 40 tahun, obesitas/ kegemukan, hipertensi, adanya disipidemia (gangguan pada lemak),
penyakit kardiovaskuler, dan TBC (Kartani, 2002).
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikendalikan dengan cara melaksanakan diet atau pengaturan pola makan dengan menaati 3 J,
yaitu tepat jumlah, tepat jadwal, dan tepat jenis makanan. Kondisi penderita diabetes mellitus yang
lebih kronik, dapat dikendalikan dengan pengaturan makan dan suntikan insulin secara teratur.
(Sutanegoro dan Suastika, 1993).
Kadar gula darah tinggi adalah penyebab dari berbagai macam penyakit kronis, termasuk
hipertensi. Diabetes yang terus dibiarkan tanpa pengobatan lama-lama meyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan peningkatan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penumpukan
lemak ini dapat meningkatkan risiko pembuluh darah menyempit karena tersumbat hingga akhirnya
mengeras. Kondisi ini disebut Aterosklerosis. Aliran darah yang kencang dari jantung jadi terhambat
karena tidak semuanya bisa melewati pembuluh yang sempit. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih
keras lagi untuk memompa darah. Efek resistensi insulin akibat diabetes itu sendiri juga dapat
menyebabkan hipertensi. Resistensi insulin membuat tubuh tidak merespon hormon insulin dengan
baik, sehingga gagal menyerap gula dalam darah (glukosa) untuk dijadikan energi atau simpanan
lemak. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan lemak tubuh. Penumpukan lemak dalam tubuh bisa
mengganggu kerja sistem saraf, termasuk sinyal yang mengatur tekanan darah. Selain itu, resistensi
insulin memicu ketidakseimbangan kadar garam dan kalium yang menyebabkan peningkatan volume
cairan tubuh. Hal ini juga dapat menyebabkan penyempitan arteri, yang lama-lama menaikkan
tekanan darah hingga berisiko hipertensi.