Anda di halaman 1dari 18

FORMULIR KASUS

A. SKRINING
(lampirkan dan jelaskan hasil skrining pasien)

B. ASSESSMEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
No Rekam Medis : 566075
Ruang : Mawar A4
Tanggal masuk : 26 Maret 2017
Tanggal kasus : 27 Maret 2017
Diagnosis medis : Dyspepsia, Vomitus, Konstipasi, DM, HT

DATA RIWAYAT PASIEN/KLIEN (CLIENT HISTORY/CH)


(informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat personal, medis, keluarga, dan social)
CH.1.Riwayat Personal
CH.1.1 Data Personal
Kode Jenis Data Hasil
IDNT
CH-1.1.1 Umur 54 Tahun
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH-1.1.5 Suku/etnik Jawa
CH-1.1.8 Pendidikan terakhir SD
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Istri dan Ibu
(sebagai kepala
keluarga/istri/anak/cucu, dll.)

Kesimpulan Data Personal Pasien/Klien:


Ny.S masuk ke RS usia 54 tahun dengan diagnosis medis Dyspepsia, Vomitus,
Konstipasi, DM, Hipertensi.

CH.2. 1 Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga


Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
CH-2.1 Keluhan utama pasien/klien Nyeri perut, mual dan muntah
yang berkaitan dengan gizi
Riwayat Penyakit Sekarang DM + HT, mual, muntah dan tidak
nafsu makan
Riwayat Penyakit Dahulu DM, HT

CH.2.2 Perawatan/Terapi Medis/Pengobatan


Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
Terapi medis yang pernah
dilakukan
(chemotherapy, dialysis, Menggunakan obat Glibenklamid
CH-2.2.1
penggunaan ventilator/oksigen, dan Amlodipin
radiasi, obat-obatan untuk
terapi dll)
Kesimpulan Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga :
Pasien memiliki keluhan utama nyeri perut, mual dan muntah dengan dignosis medis
dyspepsia, vomitus, konstipasi, DM, HT. Pasien memiliki riwayat DM dan hipertensi dan
mengkonsumsi obat Glibenklamid dan Amplodipin.

CH.3 Riwayat Sosial Pasien/Klien


CH.3.1 Riwayat Sosial Pasien/Klien
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
Faktor sosio ekonomi/penghasilan
keluarga
CH-3.1.1 Menengah kebawah
(apakah ada mengalihkan uang
makan untuk kebutuhan lain)
CH-3.1.2 Situasi rumah/hidup
Tinggal bersama keluarga
(tinggal sendiri/bersama
keluarga/tunawisma)
CH-3.1.4 Dukungan sosial dan kesehatan
Suami mempersiapkan makanan
sehari – hari
(keluarga/pengasuh/komunitas)
CH-3.1.5 Letak geografis rumah
Nguntoronadi
(perkotaan/pedesaan/pencahayaa
n dan sanitasi rumah)
CH-3.1.6 Pekerjaan/kesibukan Ibu Rumah Tangga
CH-3.1.7 Agama Islam

Kesimpulan Riwayat Sosial Pasien/Klien:


Pasien seorang ibu rumah tangga dengan ekonomi menengah kebawah. Pasien tinggal
bersama keluarga dan mendapat dukungan sosial dan kesehatan yaitu suamin mempersiapkan
makanan sehari hari

BERKAITAN DENGAN RIWAYAT MAKAN/GIZI (FH)


FH.1 Asupan makanan dan zat gizi
Hasil Recall 24 jam diet* : Rumah/rumah sakit
Tanggal : 27 Maret 2017
Diet RS (bila sudah mendapat makanan di RS) : Bubur DMRG

Implementasi Energi Protein Lemak KH


(kcal) (g) (g) (g)
Asupan oral 566,9 25,8 15,9 75,7
Kebutuhan** 1500 51 36,5 235
(Comparative
Standar-CS)
% Asupan 37,7% 50,5% 43,5% 32,2%
*bisa juga menggunakan metode SQFFQ
** Tulis standar pembanding (CS) asupan menggunakan metode apa

Kesimpulan Riwayat Asupan Makanan dan Zat Gizi:


Menurut Gipson (2005) Persen asupan energi,protein dan karbohidrat pasien masukk dalam kategori
defisit tingkat berat (energi = 37%, protein = 50,5%, lemak = 43,5%).

FH 2 Pemberian Makanan dan Zat Gizi


FH.2.1 Riwayat Diet
(Gambaran makanan minuman yang biasa disediakan atau dikonsumsi, diet masalalu yang dijalani
atau preskripsi diet/konseling yang pernah diterima, serta lingkungan makan)
Kode Data Hasil
IDNT
FH-2.1 Riwayat Diet Frekuensi makan 2 kali/hari
(riwayat pola
Nasi 2 x/hr @ 1 ctg
makan)
Lauk hewani :
Ikan lele, nila, teri 2x/hr, cara pemasakan digoreng 1 P
Lauk nabati :
Tempe 1x/hr, cara pemasakan digoreng dan dibacem @1 P
Tahu 1x/hr, cara pemasakan digoreng @ 1 P
Sayur :
Bening bayam 1 - 2 x/mg @ 1 P
Sup (wortel, seledri, buncis, brokoli) 1 – 2 x/mg @ 1 P
Tumis kangkung 1 – 2 x/mg @ 1 sdk sayur
Buah
Pisang 1x/mg @1 bh
Minuman
Teh manis 2 – 3x/hr @ 1 gls gula 2 sdm
Snack
Snack kemasan 1 – 2 x/mg @ 1 bks

Kesimpulan Riwayat Diet


Pasien belum menerapkan prinsip 3J dan belum menerapkan prinsip gizi seimbang dilihat dari jenis
dan jumlah makanan yang dikonsumsi, kemudian pasien masih sering mengkonsumsi gula dilihat
dengan frekuensi 2-3x/hari yang dapat meningkatkan kadar gula darah didalam tubuh.

FH.2.1.2 Pengalaman Diet


Kode IDNT Jenis Data Hasil
FH-2.1.2.5 Alergi makanan Telur ayam, daging ayam
potong
Kesimpulan Pengalaman Diet:
Pasien alergi terhadap makanan dari telur ayam dan daging ayam potong.

FH.2.1.3. Lingkungan Makan


Kode Jenis Data Hasil
IDNT
FH-2.1.3.1 Lokasi Di rumah
FH-2.1.3.3 Pengasuh/teman Suami
(pengaruh pengasuh atau teman
dalam pemilihan makanan, apakah
sering ditemani, dll.)
Kesimpulan Lingkungan Makan:
Pasien makan dirumah dan makanan disiapkan oleh suaminya.

FH.3 Penggunaan Obat-obatan/Obat alternative/pelengkap


Kode Data Hasil
IDNT
FH-3.1.2 Penggunaan obat bebas Glibenklamid dan amlodipin
(sebutkan)

Kesimpulan Penggunaan obat-obatan/obat alternative/pelengkap


Pasien mengkonsumsi obat bebas yaitu Glibenklamid dan Amlodipin

FH 7 Aktivitas dan fungsi fisik


Kode Data Hasil
IDNT
FH 7 Aktivitas dan fungsi fisik a. Pasien tidak bisa menyiapkan makanan
sendiri
(Kemampuan makan sendiri, , b. Jumlah jam tidur pasien ± 7 jam per hari
kemampuan mempersiapkan
makan sendiri, riwayat aktifitas
fisik, tipe aktifitas fisik, frekuensi,
durasi, intensitas, lama menonton
TV/HP/games, ada tidaknya
sedentary life style)
Kesimpulan Aktivitas dan fungsi fisik
Pasien tidak bisa menyiapkan makanannya sendiri, dan pasien memiliki kualitas tidur yang baik
yaitu ± 7 jam perhari.

PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD)


AD 1.1 Komposisi tubuh/pertumbuhan/riwayat berat badan
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
- Panjang Badan/Tinggi badan Tinggi Badan : 151 cm
AD-1.1.1 (cm) Tinggi Lutut : 43 cm
- Tinggi lutut (cm)
AD-1.1.2 - Berat Badan Aktual (kg) Berat Badan Aktual : 53 kg

- Berat Badan Ideal (kg) Berat Badan Ideal :45,9


AD-1.1.4 -Perubahan Berat Badan Berkurang : ya
-Perubahan Berat Badan
Sebesar : 5 kg
gestasional (pada kehamilan)
Lamanya : 1 tahun
(naik/turun, disengaja/tidak,
Sengaja/tidak : tidak
hitung dalam kg dan persentase,
berapa lama perubahan berat
badan tsb terjadi)

AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh (kg/m2) BB 53 kg


IMT = 2 = = 23,2 2
TB 1,51 x 1,51 m

Kesimpulan pengukuran antropometri


kg
Status gizi pasien termasuk dalam kategori normal 23,2 dengan BBI 45,9 kg
m2
(sumber : KEMENKES RI, 2014).

DATA BIOKIMIA, TES MEDIS, DAN PROSEDUR (BD)

KODE Pemeriksaan urin/darah Satuan/ Hasil Interpretasi


IDNT Nilai Normal
Hemoglobin 12 – 16 g/dl 14,9 Normal
Eritrosit 4,2 – 5,4 4,49 Normal
GDS <140 mg/dl 338 Tinggi ( Hiperglikemia)
Ureum 10 – 50 mg/dl 23 Normal
SGOT <31 u/l 40 Tinggi
SGPT <32 u/l 30 Tinggi

Kesimpulan Data Biokimia


Berdasarkan hasil bokimia pasien mengalami hiperglikemia, SGOT dan SGPT pasien dalam kategori
tinggi, dan gula darah sewaktu (GDS) pasein tinggi yang disebabkan karena adanya penyakit
diabetes mellitus.

DATA FISIK YANG BERKAITAN DENGAN GIZI (PD)


PD-1.1. Data fisik yang berhubungan dengan gizi
Kode
Data Fisik Hasil
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan keseluruhan Lemah, CM, pucat,
(keadaan umum)
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Aoreksia, BAB keras selama 3 hari dan
(gangguan gigi, stomatitis,
mengejan saat BAB
kesulitan mengunyah, menelan,
perubahan pengecapan dan
penciuman, nafsu makan, nyeri
ulu hati,
mual,muntah,diare,konstipasi,dll
.)
PD-1.1.9 Vital sign Tensi : 163/97 mmHg (Hipertensi tingkat 2)
- Tekanan darah (mmHg)
Respirasi : 20x/menit (Cepat)
- Nadi (kali/menit)
- Suhu (0C) Nadi : 79x/menit (Normal)
- Respirasi (kali/menit)
Suhu : 38oC (Febris)

Kesimpulan Pemeriksaan Fisik/Klinis:


Keadaan umum pasien CM, Lemah, pucat, anoreksia dan mengalami konstipasi. Pasien

mengalami peningkatan tekanan darah, respirasi cepat dan dalam keadaan febris (demam)
C. DIAGNOSIS GIZI

DOMAIN INTAKE (NI)


NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penyakit katabolik dibuktikan dengan adanya
mual, muntah, nyeri perut dan tidak nafsu makan.
NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi (karbohidrat sederhana) berkaitan dengan diabetes millitus
dibuktikan dengan kadar GDS 338 g/dl.
NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi (natrium) berkaitan dengan hipertensi dibuktikan dengan tensi
tinggi yaitu 163/97 mmHg.

DOMAIN CLINIS (NC)


NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusu yang berhubungan dengan gangguan
metabolik endokrin (penyakit diabetes melitus) yang ditandai dengan ketidaknormalan kadar
glukosa darah.

DOMAIN BEHAVIOR (NB)


NB.1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri yang berhubungan dengan ketidaksiapan
untuk melakukan diet/mengubah pola hidup ditandai dengan masih suka mengkonsumsi teh
dengan gula yang berlebih.
D. INTERVENSI GIZI
I. PLANNING
PEMBERIAN MAKAN DAN ATAU ZAT GIZI (NUTRITION DELIVERY/ND)
a. Tujuan
1. Memberikan makanan yang adekuat
2. Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan pasien
3. Mempertahankan status gizi normal
4. Membantu menurunkan kadar GDS mencapai normal
5. Membantu menurunkan tekanan darah mencapai normal

b. Prinsip/syarat Diet
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan, yaitu 1500 kkal
2. Protein diberikan cukup, yaitu 1 g/kgBB
3. Lemak diberikan rendah yaitu 20% dari total energi
4. Karbohidrat cukup sisa dari total sisa kebutuhan energi
5. Pembatasan asupan natrium, yaitu 600-800 mg
6. Asupan serat ditambah secara bertahap dan asupan cairan juga ditambah untuk
mengurangi konstipasi.
7. Makanan diberikan dalam bentuk lunak
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Energi = Rumus Perkeni
BBI = 90% (TB-100) x 1 kg
= 90% (151-100) x 1 kg
90
= x 51 = 45,9 kg
100
Kalori basal = 25 x BBI
= 25 x 45,9
= 1147,5 kkal
FA = Kalori basal x 20%
= 1147,5 x 20%
= 229,5
Koreksi umur = Kalori basal x -10%
= 1147,5 x -10%
= -114,75 kkal
Energi = 1147,5 + 229,5 - -114,75 kkal
= 1377 - -114,75 = 1491 kkal = 1500 kkal
Protein = 1 x BB
= 1 x 53
= 53 gram x 4
= 212 kkal
Lemak = 20% x total energi
20
= x 1500
100
300 kkal
=
9
=33 g
Karbohidrat = Energi – (protein + lemak)
= 1500 – (212 + 375)
= 1500 – 587
913 kkal
=
4
= 228,25 g
1
Penukar = Karbohidrat = X 1500=750 kkal
2
750 kkal
= =4,2=¿ 4 P
175
5 75
Gula = X 1500= =1,5=¿ 1 P
100 50
Protein Hewani = 3 P
Protein Nabati = 2 P
Sayur =4P
Buah =2P
Minyak =4P
d. Preskripsi Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : DMRG
Bentuk Makanan : Makanan lunak
Modifikasi Zat Gizi (bila ada) : -
Rute/cara pemberian : Secara oral
Jadwal Pemberian : Jadwal pemberian diet 5x sehari berupa 3x makanan
utama dan 2x selingan (pagi dan sore)
A. Penjabaran Menu
Golongan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Karbohidrat 4 700 16 0 160
Protein 3 150 21 6 0
Hewani
(Rendah
Lemak)
Protein Nabati 2 150 10 6 14
Sayuran A 1 0 0 0 0
Sayuran B 4 100 4 0 20
Buah 2 100 0 0 24
Gula 1 50 0 0 12
Minyak / 4 200 0 20 0
Lemak
Total 1450 51 32 230
Kebutuhan 1500 53 33 228,25
%pemenuhan 96,67 % 96,23% 96,97% 100,77%

B. Pembagian penukar sehari

Golongan Pagi Selingan Siang Selingan Malam


Pagi Siang
Karbohidrat 1 1 1 0 1
PH rendah lemak 1 0 1 0 1
Protein Nabati 0,5 0 1 0 0,5
Sayur A 0 0 1 0 0
Sayur B 1 0 1 1 1
Buah 1 0 1 0 0
Gula 0 0 0 1 0
Minyak/lemak 1 1 1 0 1
RENCANA EDUKASI GIZI (E)
(proses formal dalam melatih keterampilan atau membagi pengetahuan yang membantu
pasien/klien mengelola atau memofifikasi diet dan perialku secara sukarela untuk menjaga atau
meningkatkan kesehatan)
E-1. Materi/isi Edukasi
KODE Data Keterangan
IDNT
E-1.1 Tujuan Edukasi 1. Memberikan pengetahuan kebutuhan
gizi pasien
(misalnya untuk pencegahan, 2. Memberikan pegetahuan mengenai
managemen penyakit) pnerapan prinsip 3J (tepat Jumlah, Jenis
dan Jadwal)
3. Agar pasien dan keluarga pasien bisa
menjalankan diet yang dianjurkan
dengan baik dan benar

E-1.2 Prioritas modifikasi Asupan pasien masuk dalam kategori


defisit
(masalah utama
pasien/klien)

Waktu 30 menit
Sasaran Pasien dan keluarga pasien
Metode Ceramah dan tanya jawab
Alat bantu Leaflet diet DM dan Hipertensi

RENCANA KONSELING GIZI (C)


KODE Data Keterangan
IDNT
C-2.2 Penetapan tujuan konseling Untuk membantu pasien memecahkan
masalah yang dialami pasien terkait
asupan pasien yang defisit dan diet
DMRG dengan prinsip 3J
Waktu 1 jam
Sasaran Pasien dan keluarga pasien
C-2 Metode/Strategi Konsultasi dan tanya jawab
Alat bantu Leaflet diet DM dan Hipertensi, BMP,
food model dan booklet
RENCANA KOORDINASI ASUHAN GIZI ( RC)
(kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau koordinasi pemberian asuhan gizi
dengan tenaga kesehatan/institusi/dietisieb lain yang dapat membantu dalam merawat atau
mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi)
KODE Data Hasil
IDNT
(ya/tidak, beri penjelasan singkat)
RC-1.1 Koordinasi kegiatan dengan asuhan lain Ya, bekerja sama dengan dokter
yang berkaitan dengan asuhan gizi yang dalam menentukan tindakan atau
dilakukan diet yang akan diberikan

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Anamnesi Hal yang Diukur Waktu Pengukuran Target
s
FH Asupan Energi, Setiap hari Minimal 95%
Protein, Lemak Maksimal 105%
dan Karbohidrat
AD Berat badan 1 minggu sekali Tetap normal

BD GDS, SGOT, Setiap ada pemeriksaan Menurunkan hingga


SGPT lab normal
PD Mual, Setiap hari Menurun/ berkurang
muntah,konstipasi
nyeri perut

Vital sign Setiap hari Menurunkan hingga


(tekanan darah) normal
PEMBAHASAN

Mellitus adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Diabetes
mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
darah atau hiperglikemia, dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, dan
menimbulkan komplikasi akut serta kronik. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia tahun
2006, seseorang didiagnosa menderita Diabetes Mellitus jika memiliki kadar gula darah sewaktu >
200 mg/dl dan gula darah puasa > 126 mg/dl.
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin (Almatsier, 2010). Insulin
merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin dan glukagon
berfungsi untuk mengendalikan kadar glukosa didalam darah (Setiabudi, 2008). Gejala pada penyakit
diabetes mellitus yaitu banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), banyak kencing (poliuri),
lemas, berat badan turun, dan mudah lelah. Faktor resiko diabetes mellitus dapat teriadi pada usia
lebih dari 40 tahun, obesitas/ kegemukan, hipertensi, adanya disipidemia (gangguan pada lemak),
penyakit kardiovaskuler, dan TBC (Kartani, 2002).
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikendalikan dengan cara melaksanakan diet atau pengaturan pola makan dengan menaati 3 J,
yaitu tepat jumlah, tepat jadwal, dan tepat jenis makanan. Kondisi penderita diabetes mellitus yang
lebih kronik, dapat dikendalikan dengan pengaturan makan dan suntikan insulin secara teratur.
(Sutanegoro dan Suastika, 1993).
Kadar gula darah tinggi adalah penyebab dari berbagai macam penyakit kronis, termasuk
hipertensi. Diabetes yang terus dibiarkan tanpa pengobatan lama-lama meyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan peningkatan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penumpukan
lemak ini dapat meningkatkan risiko pembuluh darah menyempit karena tersumbat hingga akhirnya
mengeras. Kondisi ini disebut Aterosklerosis. Aliran darah yang kencang dari jantung jadi terhambat
karena tidak semuanya bisa melewati pembuluh yang sempit. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih
keras lagi untuk memompa darah. Efek resistensi insulin akibat diabetes itu sendiri juga dapat
menyebabkan hipertensi. Resistensi insulin membuat tubuh tidak merespon hormon insulin dengan
baik, sehingga gagal menyerap gula dalam darah (glukosa) untuk dijadikan energi atau simpanan
lemak. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan lemak tubuh. Penumpukan lemak dalam tubuh bisa
mengganggu kerja sistem saraf, termasuk sinyal yang mengatur tekanan darah. Selain itu, resistensi
insulin memicu ketidakseimbangan kadar garam dan kalium yang menyebabkan peningkatan volume
cairan tubuh. Hal ini juga dapat menyebabkan penyempitan arteri, yang lama-lama menaikkan
tekanan darah hingga berisiko hipertensi.

Menurut Ganiswara (1995) Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah


sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan sistolik
berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan
diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi.
Diagnosis hipertensi tidak boleh ditegakan berdasarkan sekali pengukuran, kecuali bila tekanan
darah diastolik (TDD) ≥ 120 mmHg dan atau tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 210 mmHg.
Pengukuran pertama harus dikonfirmasi pada sedikitnya dua kunjungan lagi dalam waktu satu
sampai beberapa minggu (tergantung dari tingginya tekanan darah tersebut). Diagnosis hipertensi
ditegakan bila dari pengukuran berulang-ulang tersebut diperoleh nilai rata-rata TDD ≥ 90 mmHg
dan atau TDS ≥ 140 mmHg.
Pada kasus ini pasien didiagnosis oleh dokter mengalami Dyspepsia (nyeri perut),Vomitus
(muntah) Konstipasi (sembelit), Diabetes mellitus, dan Hipertensi. Pasien memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus dan hipertensi. Jika dilihat dari pola makan pasien, pasien tidak menerapkan prinsip
3J dan mengkonsumsi gula secara berlebihan, hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium
dan fisik klinik kadar gula darah sewaktu dan teknan darah menjadi tinggi/meningkat.
Pasien saya berikan terapi diet DM 1500 kkal dan Rendah Garam, dalam bentuk makanan
lunak, secara oral. Frekuensi pemberian yaitu 3 kali makanan utama dan 2 kali snack. Tujuan dari
manajemen terapi gizi yang saya berikan yaitu Diet Rendah Garam adalah membantu menghilangkan
retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Tujuan dari manajemen terapi gizi Diabetes Mellitus adalah membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan dengan cara mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan
membantu meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Dalam pembuatan menu, disini saya membantu meningkatkan pemasukan sumber kalium
yaitu tomat dan pisang , yang dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan.
Konsumsi kalium dapat menurunkan tekanan darah (bila asupan natrium tinggi), karena kalium
berfungsi sebagai diuretik (merangsang pengeluaran urin)sehingga pengeluaran natrium cairan
meningkat serta kalum menghambat pengeluaran renin sehingga mengubah sistem renin angiotensin.
Kemudian saya juga membatasi dan menghindari makanan yang mengandung gula sederhana,
makanan yang mengandung lemak tinggi dan mengandung banyak natrium. Untuk mengatasi
konstipasi pada pasien saya memberikan sayuran-sayuran yang beraneka macam seperti brokoli,
wortel bayam dll. Sayur merupakan sumber serat yang dapat memperlancar BAB, dalam menu pada
kasus ini saya berikan dalam benruk lunak karena pasien dalam keadaan febris dan nyeri perut.
KESIMPULAN

1. Diagnosa medis pasien adalah Dyspepsia,Vomitus, Konstipasi, Diabetes mellitus, dan


Hipertensi
2. Hasil antropometri pasien menunjukkan status gizi normal.
3. Hasil fisik klinik pasien menunjukkan tekanan darah tinggi dan mengalami demam (febris)
4. Hasil biokimia pasien menunjukkan kadar GDS tinggi.
5. Hasil dietery history menunjukkan kebiasaan makan yang salah ditandai dengan suka
mengkonsumsi gula berlebih.
6. Diagnosis gizi pasien meliputi:
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penyakit katabolik dibuktikan dengan
adanya mual, muntah, nyeri perut dan tidak nafsu makan.
NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi (karbohidrat sederhana) berkaitan dengan diabetes
millitus dibuktikan dengan kadar GDS 338 g/dl.
NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi (natrium) berkaitan dengan hipertensi dibuktikan
dengan tensi tinggi yaitu 163/97 mmHg.
NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusu yang berhubungan dengan
gangguan metabolik endokrin (penyakit diabetes melitus) yang ditandai dengan
ketidaknormalan kadar glukosa darah.
NB.1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri yang berhubungan dengan
ketidaksiapan untuk melakukan diet/mengubah pola hidup ditandai dengan masih suka
mengkonsumsi teh dengan gula yang berlebih.
7. Implementasi yang dilakukan adalah pemberian diet DM 1500 kkal dan RG
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.(2010).Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Arini Setiawati dan Zunilda Bustami. 2001. Antihipertensi. Dalam : Sulistia G. Ganiswarna, dkk.,
Editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI. 315-342.
Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta : EGC,
2009.h.477
Darmojo dan Martono. (2006). Geriatri. Jakarta : Yudistira.
PERKENI (1998). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta
Sarwono Waspadji, Kartini Sukardji, Meida Octarna. 2002. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Setiabudi, Rianto. 2007. Pengantar Antrimikrobia. Dalam: Dalam Ganiswara, Sulistia G, editor.
Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, hal 585-95
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner & Suddart, Edisi 8.
Jakarta EGC
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai